Sienna agak kaget. Saat mengulurkan tangan hendak menerima saputangannya, Jacob langsung menariknya ke belakang dan menatap pria ini lekat-lekat.Siapa tahu orang seperti apa yang bisa memakai topeng di acara seperti ini? Aura kedua pria itu tidak kalah satu sama lain. Mereka bersitegang di hadapan semua orang dan mengabaikan Mina yang berada di dekat mereka.Jacob menggenggam tangan Sienna dengan erat dan menatap tajam kepada pria bertopeng itu. Namun, pria bertopeng itu malah hanya melihatnya sekilas.Entah mengapa, Sienna merasa agak familier dengan pria itu. Saat dia hendak mengamati dengan cermat, pria itu hanya mengangguk sejenak dan langsung pergi. Seakan-akan tersulut api emosinya, Jacob bertanya dengan suara pelan, "Siapa lagi orang itu?"Jacob merasa seolah-olah dirinya telah diselingkuhi.Sienna hanya menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku nggak kenal." Sienna memang tidak mengenal pria itu. Dia mengira pria itu hanya salah seorang penonton yang berbaik hati memberikanny
"Lumayan," jawab Rafael. Tebersit keangkuhan pada ekspresi Sofia. Kenapa memangnya kalau jalang itu mencoba menggoda lagi? Rafael tetap tidak menyukainya!Tatapan Sienna tertuju pada Rafael untuk beberapa saat. Sebelum ini, dia pernah melihat foto Rafael di wallpaper Wanda. Itu sebabnya, dia tahu yang duduk di samping Sofia adalah Rafael.Rafael menemani Sofia kemari, apakah pria ini serius terhadap Wanda? Sienna mengeluarkan ponsel karena berniat memotret keduanya. Saat ini, Wanda tiba-tiba meneleponnya.Sienna awalnya menyuruh Wanda menjemputnya hari ini, tetapi barusan Jacob menyuruhnya untuk menemaninya. Mungkin, Sienna akan menaiki mobil Jacob sehingga tidak perlu dijemput Wanda lagi."Bu Sienna." Terdengar suara Wanda yang agak lirih. "Maaf, mungkin aku harus cuti malam ini.""Apa yang terjadi?" tanya Sienna dengan cemas.Wajah Wanda tampak pucat pasi, sekujur tubuhnya gemetar. Dia menjawab, "Kram menstruasi. Aku sebenarnya sudah di jalan, tapi terpaksa berhenti di pinggir karena
Ketika masih mengamati kedua orang itu, Sienna mendapati bahwa Sofia sengaja memamerkan kemesraan. Dia pun mengernyit, lalu mengalihkan pandangannya kepada Sherly.Sherly sedang duduk sendirian. Ketika melihat Sienna menatapnya, wajahnya sontak memucat. Akan tetapi, dia segera melihat Benny berjalan masuk.Sherly buru-buru berjalan ke hadapan Benny dan bertanya, "Kak, kamu bisa membantuku memberi pelajaran pada wanita itu?"Benny mengangkat kepalanya, lalu melihat Sienna yang duduk sendirian. Sienna mengenakan gaun bertali. Meskipun disiram sampanye barusan, garis leher gaun ini rendah sehingga cukup diseka bersih."Kak, jalang itu membuat Ibu malu tadi," lapor Sherly sambil berjalan di belakang Benny. Dia tampak angkuh kembali karena kakaknya sudah berada di sini.Benny adalah pewaris Keluarga Tanzel yang berbakat. Makanya, orang-orang dari kalangan kelas atas selalu menyanjungnya. Bagaimanapun, uang dan kekuasaan adalah 2 hal yang selalu menjadi impian orang-orang. Sementara itu, Ben
Wiandro yang berada di tengah kerumunan melihat kedua pria itu sudah mau berkelahi. Jadi, dia buru-buru maju dan berkata, "Hais, sudahlah, kita ini sahabat. Banyak orang yang menonton."Benny tidak berniat untuk memperbesar masalah ini. Dia segera menggendong Sherly pergi. Wiandro pun menatap punggung Benny sambil menghela napas. Kemudian, dia beralih menatap Jacob yang masih melindungi Sienna dan menghela napas lagi."Sepertinya, kamu akan kesulitan memberi penjelasan kepada Keluarga Tanzel," ucap Wiandra. Lagi pula, hubungan Keluarga Tanzel dengan Keluarga Yuwono memang kurang baik. Jika Keluarga Tanzel mencari Darwo untuk membuat keributan, Jacob mungkin akan dihukum sesuai aturan keluarga.Sienna seketika merasa cemas mendengarnya. Jika Keluarga Tanzel dan Keluarga Yuwono ribut, pasti akan terjadi kekacauan di ibu kota.Sienna meraih lengan jas Jacob, tampak agak cemas. Jacob pun menggenggam pergelangan tangannya dan memelototi Wiandro sambil menegur, "Jangan menakut-nakutinya!"Wi
Sienna khawatir dilihat oleh pelayan sehingga buru-buru mendorong Jacob. "Tuan Jacob," panggil Sienna.Jacob pun melepaskannya, lalu meraih kaki Sienna untuk memeriksanya. "Dia menendangmu tadi, kamu benar-benar baik-baik saja?"Sienna pun menggeleng. Meskipun tendangan Sherly sangat kuat, sudut yang diambilnya tidak begitu tepat.Jacob menghela napas lega melihatnya. Kemudian, dia menarik Sienna lagi dan mengangkat gaunnya.Sienna duduk di pangkuan Jacob sambil memandang ke luar. Ketika mendapati tidak ada pelayan, dia pun mengembuskan napas, meskipun masih merasa takut."Ada orang di dalam vila," ucap Sienna.Jacob tidak peduli. Malam ini, Sienna terlihat sangat menawan. Gaun yang dikenakan Sienna membuat kulitnya terlihat makin putih. Ditambah dengan rambut pendeknya, penampilannya benar-benar luar biasa.Akan tetapi, Sienna justru lemas karena serangan Jacob sekarang. Sienna tak kuasa mendengus. Tidak ada gunanya melawan lagi sekarang.Jacob merangkul pinggang Sienna, lalu mendonga
Setelah mencambuk Jacob sebanyak 20 kali, Darwo baru merasa lega. Saat ini, punggung Jacob telah terluka, bahkan darah terus mengalir keluar.Darwo menarik napas dalam-dalam. Dia merasa jengkel ketika melihat Jacob. Dia tahu bahwa cucunya ini keras kepala sehingga melambaikan tangan sembari berbicara, "Sana berlutut di luar. Nggak ada yang boleh memberinya mantel."Kini, cuaca di luar sangat dingin. Jacob hanya mengenakan kemeja, apalagi ada luka di punggungnya. Apabila orang lain yang dicambuk seperti itu, pasti sudah kehilangan nyawa.Kepala pelayan sangat terkejut dan ingin membujuk Darwo, tetapi pria tua itu malah berkata, "Anak ini sangat beruntung, nggak akan mati." Sementara itu, Jacob bangkit tanpa ragu dan berlutut di luar.Kepala pelayan tidak mampu membujuk kedua orang itu sehingga hanya bisa mengeluh di ruang tamu. Kini, di luar sana sedang turun salju lebat. Dia ingin memberi payung kepada Jacob, tetapi malah ditolak olehnya. Kepala pelayan itu membujuk lagi, "Tuan Jacob,
Setelah bangun tidur, Jacob masih belum pulang. Sebelumnya, pria itu juga pernah lembur semalaman sehingga Sienna tidak banyak bertanya. Ketika hendak pergi, dia bertemu dengan Sony. Asisten Jacob itu membawa sebuah dokumen berupa hadiah properti.Kemarin malam, Jacob mengatakan bahwa dia akan menghabiskan waktu dengannya bulan ini. Itu sebabnya, segala sesuatu yang Sienna butuhkan akan segera diberikan olehnya.Sony berkata, "Penny, Tuan Jacob menyuruhku untuk memberikan ini padamu."Sienna menerima dokumen itu dan meliriknya sekilas. Dia menemukan bahwa lokasi properti tersebut berada di pusat kota. Selain itu, ini adalah properti yang telah dilelang pada tahap awal. Tidak disangka, ternyata akhirnya menjadi milik Jacob.Itu adalah sebuah kompleks kecil dengan total hanya tiga bangunan. Satu lift untuk empat rumah, di mana setiap rumah memiliki ukuran sekitar 60 meter persegi. Lingkungan di dalam kompleks sangat bagus. Harganya juga terjangkau karena memang dirancang khusus untuk ora
Saat di ruangan hanya tersisa Sienna sendirian, dia memeriksa semua dokumen sampai selesai. Ketika jam makan siang, Sienna pergi ke restoran terdekat untuk membeli makanan. Siapa sangka, Sienna bertemu dengan Rafael.Kala ini, Rafael sedang berdiri dengan seorang wanita yang berusia 50-an tahun. Wanita itu merangkul lengan Rafael dan mereka berdua sangat dekat.Awalnya, Sienna berniat untuk mengabaikan mereka. Namun, saat hendak keluar, wanita itu menabrak Sienna sehingga teh susu yang dipegang wanita itu tumpah di celana Sienna. Sebenarnya, Sienna tidak ingin meminta pertanggungjawaban kepada wanita itu. Hanya saja, wanita tersebut malah menarik lengan baju Sienna saat Sienna hendak pergi.Wanita itu berteriak, "Tunggu dulu! Kamu itu buta, ya? Kamu membuat minumanku tumpah, pokoknya kamu harus membelikanku yang baru!"Sienna mengernyit saat melihat lengan bajunya ditarik, lalu dia memandang wanita tersebut. Wanita itu terlihat sangat galak dan sekarang teh susunya hanya tersisa seteng