Saat di ruangan hanya tersisa Sienna sendirian, dia memeriksa semua dokumen sampai selesai. Ketika jam makan siang, Sienna pergi ke restoran terdekat untuk membeli makanan. Siapa sangka, Sienna bertemu dengan Rafael.Kala ini, Rafael sedang berdiri dengan seorang wanita yang berusia 50-an tahun. Wanita itu merangkul lengan Rafael dan mereka berdua sangat dekat.Awalnya, Sienna berniat untuk mengabaikan mereka. Namun, saat hendak keluar, wanita itu menabrak Sienna sehingga teh susu yang dipegang wanita itu tumpah di celana Sienna. Sebenarnya, Sienna tidak ingin meminta pertanggungjawaban kepada wanita itu. Hanya saja, wanita tersebut malah menarik lengan baju Sienna saat Sienna hendak pergi.Wanita itu berteriak, "Tunggu dulu! Kamu itu buta, ya? Kamu membuat minumanku tumpah, pokoknya kamu harus membelikanku yang baru!"Sienna mengernyit saat melihat lengan bajunya ditarik, lalu dia memandang wanita tersebut. Wanita itu terlihat sangat galak dan sekarang teh susunya hanya tersisa seteng
Tatapan Sienna menjadi muram. Kebetulan, pintu lift terbuka pada saat ini. Rafael merangkul Shinta seraya berpesan, "Ini lantai paling atas, mungkin saja nanti kita bisa bertemu dengan presdir perusahaan ini. Kamu harus lebih hati-hati, aku hanya datang untuk mengantar makan siang. Setelah itu, kita pergi."Perusahaan tempat Wanda bekerja memang berada di lantai paling atas. Saat ini, semua karyawan melihat ke arah Rafael dan ibunya. Sekarang masih jam istirahat. Shinta juga tidak membuat keributan lagi, tetapi dia masih saja mengomel. Kemudian, Shinta baru menghampiri Rafael.Wanda segera menghampiri Rafael ketika melihat Rafael datang. Dia memanggil, "Kak Rafael."Saat Rafael hendak menyahut, Wanda memandang Sienna seraya melapor, "Bu Sienna, dokumen untuk sore nanti sudah aku letakkan di meja ruang rapat. Aku akan membagikannya kepada para petinggi setelah kamu selesai memeriksanya."Sienna mengangguk. Dia melihat ekspresi Shinta dan Rafael yang berubah menjadi masam. Rafael yang ge
Berhubung Wanda masih membela tunangannya, Sienna tidak bisa berkata lebih banyak. Mungkin akan lebih baik jika Wanda mengetahui faktanya sendiri.Sienna mengangguk dan berujar, "Pergilah, kamu boleh pulang lebih awal hari ini."Wanda tampak terkejut, lalu dia pun berpamitan dan pergi dengan gembira. Melihat kepergiannya, Sienna hanya bisa menghela napas.....Sienna pulang tepat pada pukul 8 malam. Dia baru sadar bahwa Jacob sama sekali tidak menghubunginya seharian ini. Jacob telah berjanji akan menemaninya sebulan ini. Dinilai dari karakternya, pria itu tidak mungkin sesenyap ini.Sienna mengambil ponsel untuk memeriksa apakah dia melewatkan telepon dari Jacob. Alhasil, tidak ada panggilan tidak terjawab dari pria itu. Sienna segera menghubunginya. Namun, yang menjawab telepon malah Sony."Halo, Nona Penny," ujar Sony."Sony, mana Tuan Jacob?" tanya Sienna."Tuan Jacob sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri minggu ini, kemungkinan minggu depan baru kembali. Pesawatnya sud
Tubuh Sienna menegang. Di sisi lain, Daria berdiri di depannya dan berujar sambil tersenyum sinis, "Tahun baru hampir tiba, kamu berencana merayakannya dengan siapa tahun ini? Keluargamu sudah nggak ada, Jacob nggak mungkin meluangkan waktu untukmu. Kalau saat itu Keluarga Yuwono nggak membantu kalian, perusahaan Keluarga Winata pasti sudah lama gulung tikar.""Sejak awal, kalian memang parasit yang menjijikkan. Kalian cuma bisa mengandalkan Keluarga Yuwono. Dasar pembawa sial! Kalau bukan karena ulahmu, pernikahanku nggak akan jadi seperti ini!" caci Daria.Daria menarik napas panjang dan mulai tersedu-sedu. Dia melanjutkan, "Dasar wanita jahanam! Kalau kamu masih ingin bersama Jacob setelah kehilangan anakmu, artinya kamu memang murahan. Percayalah, kelak Jacob masih akan terus menyuruhmu menggugurkan bayimu. Dia nggak akan pernah menjadi ayah yang baik!"Daria berujar dengan nada tercekat, "Anak itu nggak punya perasaan. Seharusnya aku nggak membiarkannya hidup. Dia bahkan nggak ped
Sehari sebelum tahun baru, Sienna pergi ke mal untuk membeli dekorasi tahun baru setelah mengetahui bahwa Jacob akan pulang. Jacob tidak menghubunginya seminggu ini, Sienna juga sedang sibuk untuk masalah perekrutan karyawan di perusahaannya.Bagaimanapun, sudah saatnya banyak lulusan baru yang akan terjun ke dunia kerja. Sienna harus menyuruh HRD melakukan persiapan untuk merekrut lulusan baru. Selain itu, biaya sewa rumah juga sudah dibayar selama setahun. Mereka sudah harus siap-siap untuk melakukan renovasi sederhana.Selama seminggu ini, Sienna sangat sibuk hingga melupakan tahun baru. Hingga saat Sony meneleponnya dan mengatakan bahwa Jacob akan tiba malam ini, Sienna baru buru-buru ke mal untuk membeli dekorasi.Begitu pulang ke rumah, Sienna menghabiskan waktu satu jam untuk mendekorasi rumah. Setelah itu, terdengar suara mesin mobil dari luar halaman. Sienna duduk di sofa sambil melihat hidangan yang telah disiapkan oleh pelayan, lalu menutup laptopnya.Saat turun dari mobil,
Keesokan paginya saat Sienna masih sedang beristirahat, Jacob telah membangunkannya. "Ayo belanja barang tahun baru sama-sama," ajaknya.Sienna disiksa Jacob hingga subuh, dia masih sangat mengantuk sekarang. Saat masuk ke mobil Jacob, Sienna merasa sekujur tubuhnya masih lemas dan akhirnya tertidur di pundak Jacob. Jacob mengatur posisi yang nyaman untuk Sienna. Sambil memeriksa dokumen di tangannya, tangan Jacob yang lain menahan kepala Sienna agar tidak terjatuh.Saat tiba di mal, dia melihat pintu mal masih tertutup rapat. Sony yang duduk di kursi pengemudi baru tersadar. "Tuan Jacob, sepertinya mal baru buka jam 9." Saat ini masih jam 7 pagi, wajar saja pertokoan masih tutup.Sony tidak pernah mengunjungi mal lagi, sehingga dia lupa mengingatkan Jacob. Ini memang kelalaiannya. Sementara itu Jacob dan Sienna juga tidak pernah ke mal sepagi ini sehingga mereka juga tidak tahu. Oleh karena itu saat mendengar ucapan Sony, Sienna yang matanya masih setengah terpejam, tak kuasa menahan
Sienna tidak bergerak, bahkan sengaja menaikkan pundaknya agar Jacob bisa lebih nyaman bersandar. Hingga pukul 9 pagi, gerbang mall akhirnya dibuka. Baru saja Sienna hendak membangunkan Jacob, tak disangka Jacob malah sudah membuka matanya.Jacob menariknya turun dari mobil, sedangkan Sony mengikuti mereka dari belakang untuk membawakan barang.Jacob tidak pernah membeli barang tahun baru. Setiap kali tiba di sebuah toko, dia langsung menoleh dan menanyakan Sienna, "Apa ini butuh?"Sienna mengangguk dan akhirnya mereka membeli cukup banyak dekorasi yang meriah. Saat semua orang menyalakan kembang api kemarin malam, mereka sedang bercinta dan akhirnya melewatkan pertunjukan kembang api. Oleh karena itu, Jacob bertanya, "Kamu mau lihat kembang api?"Sepertinya jarang ada wanita yang akan menolak untuk menonton kembang api. Sienna akhirnya mengangguk.Jacob merangkul pundaknya, lalu berkata dengan pelan, "Kelihatannya kamu tahu barang-barang apa saja yang harus dibeli, tapi kamu malah han
Jacob mendengus. Dalam hatinya membatin, 'Huh, sia-sia aku baik padanya. Tanah yang kuberikan padanya sebesar itu, kalau dijual sekarang entah sudah berapa triliun harganya. Bukan hanya tidak pernah memberiku hadiah, dia bahkan memberi pria lain hadiah semahal itu. Dasar tak tahu terima kasih.'Jacob mengatupkan bibirnya dengan dingin. Suasana setelah itu terasa begitu muram bagi Sienna. Setelah membeli beberapa barang lagi, mereka pun kembali ke Royal Estate.Sienna memegang dekorasi yang baru dibelinya sambil memikirkan di mana dia harus menggantungnya. Sementara itu, Jacob hanya duduk diam dengan lesu. Dia jadi tidak bersemangat menata ruangan itu sekarang.Tentu saja hal seperti ini harus dilakukan bersama-sama agar lebih menarik. Melihat ekspresi Jacob, Sienna mengira Jacob tidak menyukai hiasan ini, sehingga dia menyuruh pembantu untuk menyimpannya.Mendengar perintah Sienna, Jacob langsung berdiri. "Untuk apa disimpan?""Kulihat sepertinya kamu nggak suka," jawab Sienna."Siapa