Tubuh Sienna menegang. Di sisi lain, Daria berdiri di depannya dan berujar sambil tersenyum sinis, "Tahun baru hampir tiba, kamu berencana merayakannya dengan siapa tahun ini? Keluargamu sudah nggak ada, Jacob nggak mungkin meluangkan waktu untukmu. Kalau saat itu Keluarga Yuwono nggak membantu kalian, perusahaan Keluarga Winata pasti sudah lama gulung tikar.""Sejak awal, kalian memang parasit yang menjijikkan. Kalian cuma bisa mengandalkan Keluarga Yuwono. Dasar pembawa sial! Kalau bukan karena ulahmu, pernikahanku nggak akan jadi seperti ini!" caci Daria.Daria menarik napas panjang dan mulai tersedu-sedu. Dia melanjutkan, "Dasar wanita jahanam! Kalau kamu masih ingin bersama Jacob setelah kehilangan anakmu, artinya kamu memang murahan. Percayalah, kelak Jacob masih akan terus menyuruhmu menggugurkan bayimu. Dia nggak akan pernah menjadi ayah yang baik!"Daria berujar dengan nada tercekat, "Anak itu nggak punya perasaan. Seharusnya aku nggak membiarkannya hidup. Dia bahkan nggak ped
Sehari sebelum tahun baru, Sienna pergi ke mal untuk membeli dekorasi tahun baru setelah mengetahui bahwa Jacob akan pulang. Jacob tidak menghubunginya seminggu ini, Sienna juga sedang sibuk untuk masalah perekrutan karyawan di perusahaannya.Bagaimanapun, sudah saatnya banyak lulusan baru yang akan terjun ke dunia kerja. Sienna harus menyuruh HRD melakukan persiapan untuk merekrut lulusan baru. Selain itu, biaya sewa rumah juga sudah dibayar selama setahun. Mereka sudah harus siap-siap untuk melakukan renovasi sederhana.Selama seminggu ini, Sienna sangat sibuk hingga melupakan tahun baru. Hingga saat Sony meneleponnya dan mengatakan bahwa Jacob akan tiba malam ini, Sienna baru buru-buru ke mal untuk membeli dekorasi.Begitu pulang ke rumah, Sienna menghabiskan waktu satu jam untuk mendekorasi rumah. Setelah itu, terdengar suara mesin mobil dari luar halaman. Sienna duduk di sofa sambil melihat hidangan yang telah disiapkan oleh pelayan, lalu menutup laptopnya.Saat turun dari mobil,
Keesokan paginya saat Sienna masih sedang beristirahat, Jacob telah membangunkannya. "Ayo belanja barang tahun baru sama-sama," ajaknya.Sienna disiksa Jacob hingga subuh, dia masih sangat mengantuk sekarang. Saat masuk ke mobil Jacob, Sienna merasa sekujur tubuhnya masih lemas dan akhirnya tertidur di pundak Jacob. Jacob mengatur posisi yang nyaman untuk Sienna. Sambil memeriksa dokumen di tangannya, tangan Jacob yang lain menahan kepala Sienna agar tidak terjatuh.Saat tiba di mal, dia melihat pintu mal masih tertutup rapat. Sony yang duduk di kursi pengemudi baru tersadar. "Tuan Jacob, sepertinya mal baru buka jam 9." Saat ini masih jam 7 pagi, wajar saja pertokoan masih tutup.Sony tidak pernah mengunjungi mal lagi, sehingga dia lupa mengingatkan Jacob. Ini memang kelalaiannya. Sementara itu Jacob dan Sienna juga tidak pernah ke mal sepagi ini sehingga mereka juga tidak tahu. Oleh karena itu saat mendengar ucapan Sony, Sienna yang matanya masih setengah terpejam, tak kuasa menahan
Sienna tidak bergerak, bahkan sengaja menaikkan pundaknya agar Jacob bisa lebih nyaman bersandar. Hingga pukul 9 pagi, gerbang mall akhirnya dibuka. Baru saja Sienna hendak membangunkan Jacob, tak disangka Jacob malah sudah membuka matanya.Jacob menariknya turun dari mobil, sedangkan Sony mengikuti mereka dari belakang untuk membawakan barang.Jacob tidak pernah membeli barang tahun baru. Setiap kali tiba di sebuah toko, dia langsung menoleh dan menanyakan Sienna, "Apa ini butuh?"Sienna mengangguk dan akhirnya mereka membeli cukup banyak dekorasi yang meriah. Saat semua orang menyalakan kembang api kemarin malam, mereka sedang bercinta dan akhirnya melewatkan pertunjukan kembang api. Oleh karena itu, Jacob bertanya, "Kamu mau lihat kembang api?"Sepertinya jarang ada wanita yang akan menolak untuk menonton kembang api. Sienna akhirnya mengangguk.Jacob merangkul pundaknya, lalu berkata dengan pelan, "Kelihatannya kamu tahu barang-barang apa saja yang harus dibeli, tapi kamu malah han
Jacob mendengus. Dalam hatinya membatin, 'Huh, sia-sia aku baik padanya. Tanah yang kuberikan padanya sebesar itu, kalau dijual sekarang entah sudah berapa triliun harganya. Bukan hanya tidak pernah memberiku hadiah, dia bahkan memberi pria lain hadiah semahal itu. Dasar tak tahu terima kasih.'Jacob mengatupkan bibirnya dengan dingin. Suasana setelah itu terasa begitu muram bagi Sienna. Setelah membeli beberapa barang lagi, mereka pun kembali ke Royal Estate.Sienna memegang dekorasi yang baru dibelinya sambil memikirkan di mana dia harus menggantungnya. Sementara itu, Jacob hanya duduk diam dengan lesu. Dia jadi tidak bersemangat menata ruangan itu sekarang.Tentu saja hal seperti ini harus dilakukan bersama-sama agar lebih menarik. Melihat ekspresi Jacob, Sienna mengira Jacob tidak menyukai hiasan ini, sehingga dia menyuruh pembantu untuk menyimpannya.Mendengar perintah Sienna, Jacob langsung berdiri. "Untuk apa disimpan?""Kulihat sepertinya kamu nggak suka," jawab Sienna."Siapa
Setelah memakaikan jepit rambut itu, Jacob mencium Sienna dengan lembut. "Hadiah tahun baru."Sienna langsung teringat dia tidak mempersiapkan hadiah apa pun.Jacob berdiri dan kembali melihat jamnya. Ternyata, keduanya sudah berpelukan dan berciuman selama dua jam."Aku harus pergi sekarang. Aku akan menemani Kakek dulu, lalu pergi ke kediaman Keluarga Yuwono. Kamu tetap tinggal di Royal Estate saja, jam 7 baru berangkat.""Ya."Wajah Sienna masih memerah dan duduk di sofa dengan sekujur tubuhnya yang lemas. Bagi Jacob, Sienna terlihat seperti sepotong kue yang lezat dan sangat ingin mencicipinya setiap hari. Saat melihat ekspresi Sienna yang seperti itu saat ini, dia benar-benar ingin melanjutkan aksinya dengan lebih keras lagi dan langsung meremas Sienna hingga hancur. Namun, dia tetap mengendalikan keinginannya itu dan pergi.Saat berjalan keluar dari kamar, Jacob tidak tahan untuk menoleh dan melihat Sienna sekali lagi. Dia merasa agak enggan untuk pergi, sehingga dia berkata lagi
Steven menampar Daria dan suasana di seluruh ruangan itu langsung menjadi sangat sepi.Ini bukan pertama kalinya Daria dipukul Steven. Daria langsung duduk di lantai sambil memegang pipinya dan mulai menangis.Jacob hanya duduk di sofa dan melihat keduanya bertengkar dengan ekspresi tenang. Pada saat itu, beberapa kenangan tiba-tiba terlintas di pikirannya. Sejak dia sangat kecil, keduanya juga selalu bertengkar seperti ini. Dia mengangkat cangkir teh di meja dan meneguknya, lalu mengangkat kepalanya dan bertanya kepada pelayan di sampingnya, "Kapan makan malamnya siap?"Jacob bersikap seolah-olah semua kejadian di depannya itu tidak akan memengaruhi suasana hatinya sedikit pun. Menyadari putranya sendiri begitu cuek, Daria merasa makin sedih dan menangis dengan makin keras.Melihat banyak pelayan di ruangan itu, Steven merasa malu. "Kalau kamu ingin menangis, sana di luar saja. Jangan ganggu kita merayakan tahun baru."Daria bangkit dari lantai dan langsung menuju dapur.Steven meras
Mobil terus melaju selama dua jam, lalu berhenti di wilayah militer. Penjagaan di sekitar wilayah itu sangat ketat dengan setiap penjaga yang ditempatkan setiap beberapa langkah. Saat Steven menurunkan jendela mobil dan menunjukkan wajahnya, mereka baru bisa memasuki wilayah itu.Awalnya, Jacob ingin pergi setelah menurunkan Steven, tetapi Steven malah berkata, "Masuklah ke kantorku sebentar."Jacob tidak memiliki pilihan lain, hanya bisa turun dari mobil dan mengikuti Steven. Setelah melewati gedung besar di sepanjang perjalanan, mereka tiba di kantor Steven.Di meja kerja Steven, ternyata ada foto dengan anggota keluarga yang lengkap, bahkan ada Daria di dalamnya juga. Sekeluarga terlihat sangat harmonis. Jacob tidak memiliki kesan dengan foto itu, sehingga dia mengambil bingkai foto itu dan memeriksanya dengan saksama.Melihat Jacob tertarik, ujung jari Steven diam-diam bergetar karena merasa gembira. Dia segera mengeluarkan sebuah album foto. "Ini adalah berbagai fotomu dari kecil
Ancaman ini terdengar sangat serius. Arlo tidak berani ke mana-mana dan terpaksa menunggu di depan pintu.Beberapa menit kemudian, langit tiba-tiba mendung. Turun hujan deras. Suasana hati orang mudah terpengaruh oleh cuaca. Tatapan Arlo tertuju pada kejauhan. Dia melihat sebuah mobil mendekat secara perlahan.Setelah mobil berhenti, terlihat Jero turun dari mobil, lalu diikuti Jacob dan Sienna. Ketika melihat Sienna, Arlo naik pitam. "Ngapain kamu kemari? Kamu cari mati ya?"Sienna berdiri di sebelah Jacob. Jacob memayunginya dan merangkulnya dengan penuh cinta kasih. Sementara itu, Jero buru-buru menegur, "Kak! Tenang sedikit!"Jero khawatir Jacob membawa Sienna pergi.Arlo berkata dengan ekspresi dingin, "Jero, jelaskan tujuanmu. Ngapain kamu bawa dia kemari? Dia cuma akan mengotori rumah Keluarga Shankar!"Jero menarik napas dalam-dalam dan berujar, "Kita ke kamar Ayah dulu. Sekalipun kamu nggak bisa menerima, kamu tetap harus mendengarku bicara dengan Ayah."Arlo sungguh berang. D
Hanya saja, wanita ini tidak terlihat lembut seperti Yuna. Ekspresinya agak dingin saat tersenyum. Jaraknya dengan Omar pun sangat dekat.Omar menatap kamera dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu tidak menggandeng tangan Omar. Tatapannya tenang dan jernih.Arlo seperti dikejutkan sesuatu. Dia mundur beberapa langkah. Sesudah berdiri dengan stabil, dia menghela napas lega.Tadi Arlo merasa sepasang mata itu sangat familier, seolah-olah baru melihatnya dalam waktu dekat ini. Namun, dia tidak bisa ingat di mana.Yuna seperti wanita yang dididik untuk menjadi ibu rumah tangga. Dia mendedikasikan diri untuk keluarganya. Namun, wanita di foto ini berbeda. Dia punya ambisi besar.Arlo melihat sekilas lagi, lalu mengembalikan foto itu ke tangan Omar. Hati Arlo diliputi kesedihan. Awalnya dia ingin pulang ke vila untuk menemani Lily, tetapi sekarang dia hanya ingin tidur di sini.Ketika bangun, ada lebih dari 30 panggilan tak terjawab. Semua dari Lily. Arlo bergegas menelepon. Terdengar t
"Kak, huhuhu .... Sudah jam 12 malam. Kenapa kamu belum pulang? Aku takut sekali. Kak, kamu nggak mau aku lagi ya?" Lily menangis di ujung telepon.Arlo memijat keningnya. "Aku lagi jagain Ayah. Aku pulang agak malam."Nada bicara Lily terdengar hati-hati. "Kak Jero ada bilang sesuatu nggak?"Maksud Lily adalah identitas Sienna. Jero dan Jacob datang untuk menolong Sienna. Apa mungkin mereka sudah tahu identitas Sienna? Jika tidak, kenapa reaksi Jero begitu berlebihan? Jika Arlo tahu, bukankah dirinya akan dicampakkan?"Nggak ada. Jangan pikir yang aneh-aneh.""Kak, kamu bakal berpihak padaku untuk selamanya, 'kan?"Arlo mengernyit, tidak tahu harus bagaimana bereaksi. "Lily, di antara kamu dan Sienna, aku tentu berada di pihakmu. Aku tahu kamu gagal melampiaskan amarahmu. Nggak apa-apa, pasti masih ada kesempatan lain kali."Lily masih merasa gelisah. "Ya sudah, aku percaya padamu, Kak."Setelah mengakhiri panggilan, Lily langsung menelepon pria itu. "Apa Jero dan Jacob sudah tahu ide
Ponsel Jero terus berdering. Pada akhirnya, ponselnya kehabisan baterai. Jelas, Jero lupa akan janjinya dengan Arlo. Dia terus duduk di ruang privat yang paling dekat dengan lantai tujuh.Ketika Jacob membuka pintu dan tersenyum, senyumannya itu hampir membutakan mata Jero.Bagaimanapun, Jero sedang memikirkan cara untuk mengungkapkan identitas kepada Sienna. Setelah melihat senyuman Jacob, Jero pun tahu Sienna setuju melahirkan anak itu."Nggak boleh!" Jero menggebrak meja dan menentang, "Umurnya belum sampai 25 tahun. Atas dasar apa dia harus melahirkan anak untukmu? Jacob, jangan keterlaluan! Kamu nggak kasih mahar, juga nggak adain pesta nikah.""Bahkan, kamu pernah mengusirnya. Sekarang kalian nggak punya akta nikah. Apalagi, kamu adalah buronan sekarang. Kamu malah menyuruhnya melahirkan anak untukmu? Kamu ini nggak punya tanggung jawab sekali."Jacob perlahan-lahan duduk di sebelah. "Kalau begitu, kamu kasih tahu Sienna saja kalau dia adalah putri Keluarga Shankar yang hilang. L
Setelah mobil berhenti di arena pertarungan bawah tanah, Jacob tetap menggendong Sienna sampai ke lantai tujuh. Dia yang meletakkan dagunya di bahu Jacob bisa merasakan aura yang muram dari Jacob.Setelah meletakkan Sienna di atas tempat tidur, Jacob pergi ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi dengan air hangat. Namun, meskipun bak mandi sudah terisi penuh, dia tetap berjongkok di samping seolah-olah kehilangan kesadaran.Sienna melirik waktu karena merasa Jacob sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Saat masuk, dia melihat air di bak mandi sudah meluap.Pada saat itu, Jacob baru tersadar kembali, lalu segera bangkit dan mematikan keran air dengan canggung.Sienna yang berdiri di pintu kamar mandi berkata, "Kalau hamil, harus lebih hati-hati saat berendam. Malam ini aku nggak akan berendam."Tubuh Jacob langsung menjadi kaku dan membuang airnya. "Ya. Kalau begitu, kamu mau minum vitamin?"Sienna tidak berbicara dan keheningannya itu membuat Jacob merasa cemas. Namun, dia merasa tida
Telinga Arlo berdengung dan tidak berkata apa-apa.Tubuh Jero pun bergetar. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru bertanya, "Lily menderita, jadi apa Sienna nggak menderita? Dia hampir saja mati malam ini. Kak, kamu akan bodoh begini sampai kapan?"Arlo terdiam di tempatnya karena dia tidak mengerti mengapa Jero tiba-tiba memperlakukannya seperti ini. Sejak kecil, mereka berdua tidak pernah bertengkar. Namun, malam ini bukan hanya bertengkar, Jero bahkan memukulnya.Dia berpikir apa hubungannya penderitaan Sienna dengan Jero, Sienna itu memang pantas mati. Jika bukan karena Jero dan Jacob datang tepat pada waktunya, malam ini mayat Sienna pasti sudah hanyut ke dasar sungai selamanya.Jero merasa tenggorokannya sakit dan sudut mulutnya berkedut. "Kak Arlo, malam ini pergi lihat Ayah. Ada yang ingin aku sampaikan pada Ayah dan juga kamu."Setelah menutup telepon, Arlo mengernyitkan alis dan berpikir apa yang sebenarnya ingin dikatakan Jero.Saat Jero baru saja hendak pergi, Lily yang s
Suasana di ruangan itu menjadi makin sunyi.Jero ingin segera memberi tahu Sienna tentang identitasnya, tetapi dia merasa malu untuk bertemu dengan adiknya ini. Apalagi bekas tamparan di wajah Sienna masih begitu mencolok."Sienna, siapa yang menamparmu?" tanya Jero. Jika ulah para pengawal itu, nanti dia akan menghajar mereka.Sienna menyentuh pipinya yang bengkak dan berkata dengan nada menyindir, "Kamu harus tanya pada kakakmu yang baik itu."Kata-kata ini seolah-olah puluhan tamparan yang langsung menampar wajah Jero. Tubuhnya terasa panas karena hatinya hancur dan merasa malu. Ternyata Arlo yang sudah menampar Sienna, tetapi kakaknya itu tidak pernah memukul wanita. Ujung jari Jero yang bergetar perlahan-lahan menyentuh pipi Sienna dan air matanya langsung mengalir.Sienna terkejut karena ini pertama kalinya dia melihat Jero menangis.Jero juga tahu reaksinya terlalu berlebihan, tetapi dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya. Dia mengangkat untuk menyeka air matanya, tetapi air
Jacob yang menggendong Sienna sudah masuk ke dalam mobil, sedangkan Jero mengemudi mobil dengan hati-hati dan mata yang terasa panas. Dia melirik ke kaca spion dan melihat Sienna yang bersandar di pelukan Jacob."Uhuk uhuk uhuk." Pada saat ini, terdengar suara Sienna yang sudah sadar.Jacob segera mengangkat tangannya dan menepuk punggung Sienna. "Sienna, bagaimana perasaanmu?"Saat membuka matanya, Sienna merasa pandangannya kabur dan merasa hatinya sangat dingin. Kegelapan dan kedinginan itu membuat bibirnya bergetar. Saat merasa Jacob berada di sisinya, dia baru merasa lebih hangat. Dia merapat erat ke dalam pelukan Jacob, seolah-olah ingin bersatu dengan Jacob. "Jacob ...."Jacob merasa hatinya sakit dan marah pada dirinya sendiri. Jelas-jelas dia sudah berjanji akan melindungi Sienna, tetapi dia kembali membiarkan Sienna masuk ke dalam bahaya seperti ini. "Tidak apa-apa, Sienna. Kamu sudah aman sekarang."Sienna hanya menganggukkan kepala dan tidak ingin mengatakan apa-apa lagi ka
Orang-orang itu kembali saling memandang setelah mendengar perintah Jero. Namun, mereka tidak berani menyinggung Jero, sehingga terpaksa mengeluarkan kunci dan membuka kandang itu.Jero mengeluarkan Sienna dari dalam kandang dengan hati-hati, lalu menepuk wajah Sienna. "Sienna? Sienna?"Sienna tetap tidak sadarkan diri. Dia pingsan karena terlalu lama menahan napas dan kekurangan oksigen.Jero segera membaringkan Sienna di atas perahu dengan posisi datar dan menekan titik akupresur di atas bibir Sienna. Saat menyadari perahu masih terdiam di sana, dia kembali berteriak, "Cepat dayung perahunya kembali ke daratan!"Orang-orang itu segera mulai mendayung perahunya.Begitu perahu tiba di tepi, Jero langsung menggendong Sienna dan berencana membawa Sienna ke rumah sakit.Helikopter Jacob juga mendarat di halaman belakang sampai suaranya yang keras membuat Arlo dan Lily menyadarinya.Arlo langsung keluar dan mengernyitkan alis saat melihat Jacob. Dia berpikir dia masih belum pergi mencari p