Sienna khawatir dilihat oleh pelayan sehingga buru-buru mendorong Jacob. "Tuan Jacob," panggil Sienna.Jacob pun melepaskannya, lalu meraih kaki Sienna untuk memeriksanya. "Dia menendangmu tadi, kamu benar-benar baik-baik saja?"Sienna pun menggeleng. Meskipun tendangan Sherly sangat kuat, sudut yang diambilnya tidak begitu tepat.Jacob menghela napas lega melihatnya. Kemudian, dia menarik Sienna lagi dan mengangkat gaunnya.Sienna duduk di pangkuan Jacob sambil memandang ke luar. Ketika mendapati tidak ada pelayan, dia pun mengembuskan napas, meskipun masih merasa takut."Ada orang di dalam vila," ucap Sienna.Jacob tidak peduli. Malam ini, Sienna terlihat sangat menawan. Gaun yang dikenakan Sienna membuat kulitnya terlihat makin putih. Ditambah dengan rambut pendeknya, penampilannya benar-benar luar biasa.Akan tetapi, Sienna justru lemas karena serangan Jacob sekarang. Sienna tak kuasa mendengus. Tidak ada gunanya melawan lagi sekarang.Jacob merangkul pinggang Sienna, lalu mendonga
Setelah mencambuk Jacob sebanyak 20 kali, Darwo baru merasa lega. Saat ini, punggung Jacob telah terluka, bahkan darah terus mengalir keluar.Darwo menarik napas dalam-dalam. Dia merasa jengkel ketika melihat Jacob. Dia tahu bahwa cucunya ini keras kepala sehingga melambaikan tangan sembari berbicara, "Sana berlutut di luar. Nggak ada yang boleh memberinya mantel."Kini, cuaca di luar sangat dingin. Jacob hanya mengenakan kemeja, apalagi ada luka di punggungnya. Apabila orang lain yang dicambuk seperti itu, pasti sudah kehilangan nyawa.Kepala pelayan sangat terkejut dan ingin membujuk Darwo, tetapi pria tua itu malah berkata, "Anak ini sangat beruntung, nggak akan mati." Sementara itu, Jacob bangkit tanpa ragu dan berlutut di luar.Kepala pelayan tidak mampu membujuk kedua orang itu sehingga hanya bisa mengeluh di ruang tamu. Kini, di luar sana sedang turun salju lebat. Dia ingin memberi payung kepada Jacob, tetapi malah ditolak olehnya. Kepala pelayan itu membujuk lagi, "Tuan Jacob,
Setelah bangun tidur, Jacob masih belum pulang. Sebelumnya, pria itu juga pernah lembur semalaman sehingga Sienna tidak banyak bertanya. Ketika hendak pergi, dia bertemu dengan Sony. Asisten Jacob itu membawa sebuah dokumen berupa hadiah properti.Kemarin malam, Jacob mengatakan bahwa dia akan menghabiskan waktu dengannya bulan ini. Itu sebabnya, segala sesuatu yang Sienna butuhkan akan segera diberikan olehnya.Sony berkata, "Penny, Tuan Jacob menyuruhku untuk memberikan ini padamu."Sienna menerima dokumen itu dan meliriknya sekilas. Dia menemukan bahwa lokasi properti tersebut berada di pusat kota. Selain itu, ini adalah properti yang telah dilelang pada tahap awal. Tidak disangka, ternyata akhirnya menjadi milik Jacob.Itu adalah sebuah kompleks kecil dengan total hanya tiga bangunan. Satu lift untuk empat rumah, di mana setiap rumah memiliki ukuran sekitar 60 meter persegi. Lingkungan di dalam kompleks sangat bagus. Harganya juga terjangkau karena memang dirancang khusus untuk ora
Saat di ruangan hanya tersisa Sienna sendirian, dia memeriksa semua dokumen sampai selesai. Ketika jam makan siang, Sienna pergi ke restoran terdekat untuk membeli makanan. Siapa sangka, Sienna bertemu dengan Rafael.Kala ini, Rafael sedang berdiri dengan seorang wanita yang berusia 50-an tahun. Wanita itu merangkul lengan Rafael dan mereka berdua sangat dekat.Awalnya, Sienna berniat untuk mengabaikan mereka. Namun, saat hendak keluar, wanita itu menabrak Sienna sehingga teh susu yang dipegang wanita itu tumpah di celana Sienna. Sebenarnya, Sienna tidak ingin meminta pertanggungjawaban kepada wanita itu. Hanya saja, wanita tersebut malah menarik lengan baju Sienna saat Sienna hendak pergi.Wanita itu berteriak, "Tunggu dulu! Kamu itu buta, ya? Kamu membuat minumanku tumpah, pokoknya kamu harus membelikanku yang baru!"Sienna mengernyit saat melihat lengan bajunya ditarik, lalu dia memandang wanita tersebut. Wanita itu terlihat sangat galak dan sekarang teh susunya hanya tersisa seteng
Tatapan Sienna menjadi muram. Kebetulan, pintu lift terbuka pada saat ini. Rafael merangkul Shinta seraya berpesan, "Ini lantai paling atas, mungkin saja nanti kita bisa bertemu dengan presdir perusahaan ini. Kamu harus lebih hati-hati, aku hanya datang untuk mengantar makan siang. Setelah itu, kita pergi."Perusahaan tempat Wanda bekerja memang berada di lantai paling atas. Saat ini, semua karyawan melihat ke arah Rafael dan ibunya. Sekarang masih jam istirahat. Shinta juga tidak membuat keributan lagi, tetapi dia masih saja mengomel. Kemudian, Shinta baru menghampiri Rafael.Wanda segera menghampiri Rafael ketika melihat Rafael datang. Dia memanggil, "Kak Rafael."Saat Rafael hendak menyahut, Wanda memandang Sienna seraya melapor, "Bu Sienna, dokumen untuk sore nanti sudah aku letakkan di meja ruang rapat. Aku akan membagikannya kepada para petinggi setelah kamu selesai memeriksanya."Sienna mengangguk. Dia melihat ekspresi Shinta dan Rafael yang berubah menjadi masam. Rafael yang ge
Berhubung Wanda masih membela tunangannya, Sienna tidak bisa berkata lebih banyak. Mungkin akan lebih baik jika Wanda mengetahui faktanya sendiri.Sienna mengangguk dan berujar, "Pergilah, kamu boleh pulang lebih awal hari ini."Wanda tampak terkejut, lalu dia pun berpamitan dan pergi dengan gembira. Melihat kepergiannya, Sienna hanya bisa menghela napas.....Sienna pulang tepat pada pukul 8 malam. Dia baru sadar bahwa Jacob sama sekali tidak menghubunginya seharian ini. Jacob telah berjanji akan menemaninya sebulan ini. Dinilai dari karakternya, pria itu tidak mungkin sesenyap ini.Sienna mengambil ponsel untuk memeriksa apakah dia melewatkan telepon dari Jacob. Alhasil, tidak ada panggilan tidak terjawab dari pria itu. Sienna segera menghubunginya. Namun, yang menjawab telepon malah Sony."Halo, Nona Penny," ujar Sony."Sony, mana Tuan Jacob?" tanya Sienna."Tuan Jacob sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri minggu ini, kemungkinan minggu depan baru kembali. Pesawatnya sud
Tubuh Sienna menegang. Di sisi lain, Daria berdiri di depannya dan berujar sambil tersenyum sinis, "Tahun baru hampir tiba, kamu berencana merayakannya dengan siapa tahun ini? Keluargamu sudah nggak ada, Jacob nggak mungkin meluangkan waktu untukmu. Kalau saat itu Keluarga Yuwono nggak membantu kalian, perusahaan Keluarga Winata pasti sudah lama gulung tikar.""Sejak awal, kalian memang parasit yang menjijikkan. Kalian cuma bisa mengandalkan Keluarga Yuwono. Dasar pembawa sial! Kalau bukan karena ulahmu, pernikahanku nggak akan jadi seperti ini!" caci Daria.Daria menarik napas panjang dan mulai tersedu-sedu. Dia melanjutkan, "Dasar wanita jahanam! Kalau kamu masih ingin bersama Jacob setelah kehilangan anakmu, artinya kamu memang murahan. Percayalah, kelak Jacob masih akan terus menyuruhmu menggugurkan bayimu. Dia nggak akan pernah menjadi ayah yang baik!"Daria berujar dengan nada tercekat, "Anak itu nggak punya perasaan. Seharusnya aku nggak membiarkannya hidup. Dia bahkan nggak ped
Sehari sebelum tahun baru, Sienna pergi ke mal untuk membeli dekorasi tahun baru setelah mengetahui bahwa Jacob akan pulang. Jacob tidak menghubunginya seminggu ini, Sienna juga sedang sibuk untuk masalah perekrutan karyawan di perusahaannya.Bagaimanapun, sudah saatnya banyak lulusan baru yang akan terjun ke dunia kerja. Sienna harus menyuruh HRD melakukan persiapan untuk merekrut lulusan baru. Selain itu, biaya sewa rumah juga sudah dibayar selama setahun. Mereka sudah harus siap-siap untuk melakukan renovasi sederhana.Selama seminggu ini, Sienna sangat sibuk hingga melupakan tahun baru. Hingga saat Sony meneleponnya dan mengatakan bahwa Jacob akan tiba malam ini, Sienna baru buru-buru ke mal untuk membeli dekorasi.Begitu pulang ke rumah, Sienna menghabiskan waktu satu jam untuk mendekorasi rumah. Setelah itu, terdengar suara mesin mobil dari luar halaman. Sienna duduk di sofa sambil melihat hidangan yang telah disiapkan oleh pelayan, lalu menutup laptopnya.Saat turun dari mobil,