"Mereka yang datang menggangguku," kata Sienna dengan nada yang tenang. Dia menundukkan pandangannya dan tidak berbicara lagi.Jacob memandang Sienna, lalu perlahan-lahan memeluknya. "Hatimu sudah menyukai seseorang, tapi tetap datang mencariku. Kamu nggak takut bersalah padanya?""Dia sudah tiada.""Dia mengkhianatimu?""Dia sudah mati."Napas Jacob langsung berhenti sejenak, lalu memeluk Sienna lebih erat. Ternyata, orang yang disukai Sienna sudah mati. Dia berpikir ini adalah kabar yang benar-benar bagus, sehingga dia tersenyum.Sementara itu, Sienna yang terus menjawab pertanyaan Jacob pun mulai mendapatkan akal sehatnya kembali. Mungkin karena perkataan Alex yang menusuk hatinya dan tertekan karena telepon dari ibu Sherly, dia tiba-tiba berniat untuk mengambil jalan pintas melalui Jacob. Orang-orang ini sudah menganggapnya sebagai mangsa yang lemah. Pekerjaan maupun orang-orang ini sudah membuatnya kesulitan.Seperti yang dikatakan Alex, ada beberapa orang yang memang sudah berbed
Sienna hanya mencium Jacob sebentar saja, tetapi Jacob segera mengambil kendali dan mendominasinya seperti sebelumnya. Dia digendong Jacob ke depan jendela. Bisa terlihat salju yang beterbangan dari jendela yang terbuka di belakangnya. Rasa dingin menyelinap ke dalam tubuhnya, tetapi seluruh ruangan di depannya ini malah terasa panas. Dengan perpaduan rasa dingin dan panas ini, membuat Jacob memeluknya dengan erat."Penny, jadi kita sudah sepakat ya."Mata Sienna bergetar. Dia baru saja ingin mengatakan sesuatu, Jacob tiba-tiba mempercepat gerakannya. Yang bisa dia lakukan pun hanya memegang Jacob dengan erat. Sensasi yang dirasakan itu berhasil menaklukkan setiap sel di dalam tubuhnya.Jika sudah mulai beraksi, Jacob tidak akan berhenti. Saat Sienna diletakkan ke atas tempat tidur, waktunya sudah dini hari. Berpikir Sienna sudah tidur dengan nyenyak, dia pergi ke balkon samping untuk menelepon.Sienna membuka matanya. Dia merasa seluruh tubuhnya terasa panas, pegal, dan lemas. Dia ban
Sienna bangun dari tempat tidur dan mengenakan pakaiannya.Pandangan Jacob terus menyusuri setiap bagian tubuh Sienna. Dia berpikir bagaimana mungkin ada seseorang yang berpenampilan begitu bagus, seolah-olah dibuat sesuai dengan seleranya.Saat ini, Sienna sudah selesai mengenakan pakaiannya dan menatap Jacob."Tuan Jacob." Suara Sienna agak serak, tetapi nadanya menjadi lebih lembut karena ingin memohon Jacob.Saat terpikir sikap Sienna yang dingin di hadapan orang lain, hati Jacob langsung dipenuhi dengan perasaan sangat puas."Ya?""Jadi, bagaimana dengan Keluarga Tanzel dan Perusahaan Mentari?"Setelah Jacob menidurinya, Sienna tentu saja akan membuat permohonan. Jika tidak, usahanya itu akan sia-sia."Aku akan menelepon Alex. Kalau Keluarga Tanzel, tidak akan begitu mudah diselesaikan."Jacob berpikir jika hanya sekali saja sudah menyelesaikan semuanya, Sienna pasti tidak akan datang mencarinya lagi. Dia benar-benar memahami wanita ini. Sienna tidak peduli bagaimana Jacob menyiks
Sienna tidak suka dengan sikap Mina yang angkuh. Dia berpikir sikap orang-orang kaya dan berkuasa ini pada dasarnya sama. Hanya saja, Alex menyembunyikan kejahatannya di balik senyumannya, sedangkan Mina tampak lebih gelisah. "Nyonya Mina, apa yang harus aku tanggung?"Tatapan Mina menjadi tajam. Jika bukan karena sudah tahu dari putranya sendiri bahwa wanita ini hanya seorang desainer, dia mungkin menganggap wanita ini berasal dari keluarga bangsawan. Jika tidak, bagaimana mungkin wanita ini bisa begitu tenang saat menghadapi dia yang merupakan nyonya Keluarga Tanzel."Penny, kalau kamu masih begitu keras kepala, aku akan segera membuatmu tahu apa akibatnya."Setelah mengatakan itu, Mina langsung menutup teleponnya tanpa ragu-ragu, lalu melihat ponsel di depannya dengan tatapan yang dingin.Sherly bertanya sambil menangis, "Ibu, bagaimana? Sudah selesai?"Ekspresi Sherly masih terlihat agak ketakutan. Dia masih belum pulih sepenuhnya dari perasaan terkejut karena matanya ditusuk."She
Sherly bersembunyi tidak jauh dari sana dan masih tidak berani mendekati Sienna. Saat seseorang menepuk bahunya dengan lembut, dia terkejut dan berteriak dengan wajah yang pucat hingga pandangan semua orang tertuju kepadanya. Dia merasa sangat malu dan buru-buru melihat ke arah orang yang menepuknya yang ternyata adalah Sofia. Di sebelah Sofia, ada seorang pria yang cukup tampan dan terlihat sangat muda. Penampilan pria itu hanya rata-rata, tidak bisa dibilang luar biasa."Sofia, kamu membuatku terkejut.""Kenapa kamu bersembunyi di sini?"Sofia juga mengalihkan pandangannya ke arah yang tidak jauh dari sana. Saat menyadari Penny, seluruh tubuhnya menjadi kaku dan secara refleks melihat ke arah pria di sampingnya yang ternyata adalah Rafael. Melihat Rafael tidak memperhatikan wanita jalan itu, dia merasa lega.Di sisi lain, Mina masih terus menghina Sienna. "Aku tiba-tiba teringat sesuatu, aku sepertinya pernah bertemu denganmu sebelumnya, 'kan?"Seluruh tubuh Sienna menjadi kaku. Sebe
Sienna agak kaget. Saat mengulurkan tangan hendak menerima saputangannya, Jacob langsung menariknya ke belakang dan menatap pria ini lekat-lekat.Siapa tahu orang seperti apa yang bisa memakai topeng di acara seperti ini? Aura kedua pria itu tidak kalah satu sama lain. Mereka bersitegang di hadapan semua orang dan mengabaikan Mina yang berada di dekat mereka.Jacob menggenggam tangan Sienna dengan erat dan menatap tajam kepada pria bertopeng itu. Namun, pria bertopeng itu malah hanya melihatnya sekilas.Entah mengapa, Sienna merasa agak familier dengan pria itu. Saat dia hendak mengamati dengan cermat, pria itu hanya mengangguk sejenak dan langsung pergi. Seakan-akan tersulut api emosinya, Jacob bertanya dengan suara pelan, "Siapa lagi orang itu?"Jacob merasa seolah-olah dirinya telah diselingkuhi.Sienna hanya menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku nggak kenal." Sienna memang tidak mengenal pria itu. Dia mengira pria itu hanya salah seorang penonton yang berbaik hati memberikanny
"Lumayan," jawab Rafael. Tebersit keangkuhan pada ekspresi Sofia. Kenapa memangnya kalau jalang itu mencoba menggoda lagi? Rafael tetap tidak menyukainya!Tatapan Sienna tertuju pada Rafael untuk beberapa saat. Sebelum ini, dia pernah melihat foto Rafael di wallpaper Wanda. Itu sebabnya, dia tahu yang duduk di samping Sofia adalah Rafael.Rafael menemani Sofia kemari, apakah pria ini serius terhadap Wanda? Sienna mengeluarkan ponsel karena berniat memotret keduanya. Saat ini, Wanda tiba-tiba meneleponnya.Sienna awalnya menyuruh Wanda menjemputnya hari ini, tetapi barusan Jacob menyuruhnya untuk menemaninya. Mungkin, Sienna akan menaiki mobil Jacob sehingga tidak perlu dijemput Wanda lagi."Bu Sienna." Terdengar suara Wanda yang agak lirih. "Maaf, mungkin aku harus cuti malam ini.""Apa yang terjadi?" tanya Sienna dengan cemas.Wajah Wanda tampak pucat pasi, sekujur tubuhnya gemetar. Dia menjawab, "Kram menstruasi. Aku sebenarnya sudah di jalan, tapi terpaksa berhenti di pinggir karena
Ketika masih mengamati kedua orang itu, Sienna mendapati bahwa Sofia sengaja memamerkan kemesraan. Dia pun mengernyit, lalu mengalihkan pandangannya kepada Sherly.Sherly sedang duduk sendirian. Ketika melihat Sienna menatapnya, wajahnya sontak memucat. Akan tetapi, dia segera melihat Benny berjalan masuk.Sherly buru-buru berjalan ke hadapan Benny dan bertanya, "Kak, kamu bisa membantuku memberi pelajaran pada wanita itu?"Benny mengangkat kepalanya, lalu melihat Sienna yang duduk sendirian. Sienna mengenakan gaun bertali. Meskipun disiram sampanye barusan, garis leher gaun ini rendah sehingga cukup diseka bersih."Kak, jalang itu membuat Ibu malu tadi," lapor Sherly sambil berjalan di belakang Benny. Dia tampak angkuh kembali karena kakaknya sudah berada di sini.Benny adalah pewaris Keluarga Tanzel yang berbakat. Makanya, orang-orang dari kalangan kelas atas selalu menyanjungnya. Bagaimanapun, uang dan kekuasaan adalah 2 hal yang selalu menjadi impian orang-orang. Sementara itu, Ben