Hendra sama sekali tidak merasa kasihan kepada murid-murid ini. Mereka tidak beruntung karena memiliki orang tua seperti itu. Setelah orang tua Dinda berselisih dengan Penny, Hendra akan mendapatkan skenario itu dan memanfaatkan Dinda untuk terakhir kali. Kemudian, Hendra menelepon Fabian lagi untuk mengingatkan pentingnya skenario tersebut.Sebelum jasad Dinda dikremasi, Fabian sudah menghubungi Sienna. Kala ini, Sienna masih memikirkan cara untuk menjatuhkan Hendra. Dinda sudah meninggal, jadi mengekspos rekaman suara ini kurang baik untuk Dinda. Reputasi Dinda pasti akan hancur.Fabian berucap, "Nona Penny, aku ini ayahnya Dinda. Kudengar, Dinda memberimu beberapa skenario. Tolong kembalikan skenario itu kepada kami karena semua itu barang peninggalan Dinda."Sienna menyahut, "Halo, ini transaksi aku dengan Dinda. Dia sudah memberikannya kepadaku."Fabian bertanya, "Berapa harga skenarionya?"Sienna menjawab, "Ini urusanku dengan Dinda."Fabian menimpali, "Apa maksudmu? Aku ini ayah
Jadi, tidak ada yang mengurus berita yang heboh itu. Alhasil, saat Fabian mengunggah keluhan di internet setiap 1 jam, netizen yang memperhatikan unggahannya makin banyak. Orang-orang yang memarahi Penny juga terus bertambah.Hendra melihat berita di internet dengan perasaan puas. Dia sudah memikirkan caranya untuk menjual skenario itu. Ada banyak investor yang ingin bekerja sama dengan Hendra, salah satunya adalah Fiona. Lagi pula, cepat atau lambat Hendra akan mendapatkan skenario itu, jadi dia menghubungi Fiona terlebih dahulu.Fiona sudah pernah bekerja sama dengan Hendra 2 kali. Perusahaan Kartika milik Fiona berinvestasi dan memproduksi 2 skenario. Rasio pendapatannya mencapai 30 kali lipat. Jadi, ketika Hendra meneleponnya, Fiona langsung menyetujui tawaran Hendra.Fiona berucap, "Pak Hendra, aku sangat percaya dengan kualitas skenariomu. Kali ini, hargaku tetap sama seperti sebelumnya, 60 miliar untuk membeli 1 skenario dan 200 miliar untuk syuting film. Semoga kerja sama kali
Meskipun merasa antusias, Hendra tetap berpura-pura bersikap tenang. Dia bahkan tampak sedikit kecewa.Fabian merasa gugup, dia bertanya, "Pak Hendra, ada apa?"Hendra melirik foto mendiang Dinda sekilas, dia sama sekali tidak merasa kasihan. Hendra hanya merasa 1 keluarga ini sangat bodoh. Hendra menyahut, "Tuan Fabian, sebaiknya kita jangan membicarakan masalah skenario di pemakaman Dinda. Aku takut Dinda nggak bisa tenang, hari ini kita temani Dinda untuk dimakamkan.""Mengenai skenario, nanti aku akan menghubungi beberapa investor. Tapi, aku nggak jamin bisa terpilih atau nggak. Kalian tenang saja, aku pasti akan berusaha semampuku karena ini barang peninggalan Dinda," lanjut Hendra.Fabian mendesah dan Meira menangis. Fabian menimpali, "Pak Hendra, terima kasih. Kamu memang guru yang bertanggung jawab. Selama ini, Dinda selalu merepotkanmu. Yang penting masalah kali ini nggak membuatmu repot."Hendra menepuk bahu Fabian. Orang yang datang melayat tidak banyak. Bagaimanapun, sejak
Sienna tidak mengatakan apa-apa lagi. Kalau orang tua Dinda merasa menyesal, itu urusan mereka berdua. Terdengar suara teriakan Meira yang histeris. Namun, Dinda sudah meninggal sehingga tidak ada gunanya lagi menangis sekarang.Meira memapah Fabian ke dalam rumah dengan susah payah, kondisi mereka berdua tampak menyedihkan. Meira menyiram Fabian dengan air dingin dan akhirnya Fabian baru sadar. Mereka berdua hanya terdiam.Keesokan harinya, Fabian dan Meira baru sedikit bertenaga. Namun, mereka malah berusaha menghibur diri sendiri. Fabian berucap, "Mungkin Penny bicara sembarangan."Meira menimpali, "Selama ini, Dinda sangat menghormati kita ... haha."Nada bicara mereka sangat datar. Mereka berdua tidak bersedia menanggung kesalahan karena telah mencelakai putri mereka sendiri. Kemudian, Hendra menelepon dan mengatakan bahwa ketiga skenario Dinda tidak terpilih.Hendra berkata, "Aku tahu kalian sangat sedih, aku minta maaf."Fabian menggenggam ponselnya dengan erat. Begitu teringat
Di tengah jalan, pintu lift terbuka sekali. Orang yang ingin masuk adalah sepasang kekasih. Namun, mereka malah mendapati ketiga pria di dalam lift yang memegang pisau dan memandang mereka dengan tatapan menyeramkan. Salah seorang pria mengusir, "Pergi kalian!"Lift ini akan menuju lantai 19 karena kamar di sana dapat disewa. Mereka berencana untuk bersenang-senang dengan wanita cantik ini di kamar tersebut.Beberapa pria itu dibayar oleh Hendra demi merekam video tidak senonohnya Sienna. Namun, mereka tidak menyangka bahwa Sienna begitu cantik, sampai-sampai mereka sulit untuk menahan diri di dalam lift.Ketiga pria itu memiliki tinggi rata-rata 180 sentimeter. Mereka berotot dan menakutkan bagi pria biasa. Melalui pantulan cahaya di dinding, Sienna mendapati ekspresinya yang terkejut. Dia menyadari bahwa situasinya tidak baik. Ketika celananya hampir ditarik turun, beberapa pria itu masih terus melontarkan kata-kata kasar."Buset, benar-benar menggoda! Cantik seperti ini, entah sudah
Jacob melepaskan wanita itu, lalu memijat pelipisnya sendiri dengan satu tangan. Kepalanya terasa sangat sakit."Paling atas." Sienna akhirnya melontarkan dua kata.Jacob langsung menyeretnya ke dalam lift dengan kasar. Begitu tiba di lantai paling atas, Jacob agak mengernyit ketika melihat pintu rumah Penny yang sedikit terbuka, bersama dengan gagang pintu yang terlepas di lantai. Dia langsung menendang pintunya, tetapi tidak ada siapa-siapa di dalam.Jacob meletakkan Penny di sofa, lalu memeriksa setiap ruangan satu per satu untuk memastikan bahwa tidak ada orang di dalam. Kemudian, dia berjalan ke pintu utama untuk mengambil gagang pintu yang terlepas dari lantai. Sekilas, sangat jelas bahwa pintu ini telah dibuka secara paksa.Jacob menarik rak sepatu di samping untuk menahan pintu dengan kuat. Setelah itu, dia baru berbalik untuk melihat Penny. Saat ini, Penny tengah duduk di sofa. Entah kapan sepatunya terlepas dan hanya tersisa sepasang kaus kaki putih sekarang. Di sepanjang per
Di atas tubuh Jacob, hanya terdapat sehelai handuk mandi. Bagian atas tubuhnya telanjang. Garis ototnya begitu halus dan indah, terutama ketika dia bersandar ke belakang. Hal itu makin menampakkan jakunnya yang mencolok. Setelah sekian lama, dia akhirnya memiringkan sedikit tubuhnya. Jacob menghadap ke arah Penny dengan satu tangan menopang kepalanya sendiri.Sementara itu, Sienna juga menoleh ke arahnya. Matanya terpikat oleh pandangan pria itu yang membara. Sebenarnya, Jacob yang kehilangan ingatan menjadi lebih tidak rasional dan kasar, seolah-olah baru saja keluar dari militer.Sienna pernah merasa kecewa dan membenci pria itu. Namun, entah bagaimana caranya, Jacob selalu saja muncul di sekitarnya, bak hantu gentayangan.Tiba-tiba, Jacob berucap dengan nada lembut, "Penny, jadilah kekasihku."Pria itu menekan belakang leher Penny dan memaksa wanita itu untuk mendekatinya. Hanya ketika berada di depannya, Jacob tidak lagi melontarkan kata-kata yang bertentangan dengan isi hatinya. J
Setelah sekian lama, Jacob baru menggendong wanita yang terkulai lemas itu ke kamar tidur. Sienna tampak tidak berdaya dalam pelukannya. Begitu meletakkan Penny di ranjang, dia mulai menciumnya lagi.Begitu mengingat bahwa Jacob baru saja mencium bagian itu, Sienna yang merasa jijik pun memalingkan wajahnya. Namun, tubuhnya masih begitu lemas, juga terlelap dalam kenikmatan.Jacob berbaring di sampingnya, memeluknya, dan mengelusnya dengan lembut. Kemudian, pria itu meledek, "Kata-katamu memang kejam, tapi tubuhmu sangat jujur."Sienna memutuskan untuk berpura-pura tidak mendengar. Dia tidak berani mengakui bahwa Jacob telah mengungkapkan rahasianya yang paling tidak ingin diketahui oleh orang lain. Saat pertama kali melakukannya dengan Jacob, pria itu mabuk. Di bawah pengaruh alkohol, dia sama sekali tidak bersikap lembut.Akan tetapi, selera setiap orang berbeda dalam hal ini. Sebelumnya, Willow sering bercerita kepadanya dan berpesan bahwa jika bertemu dengan pria yang hebat, dia ha