Jacob begitu marah hingga ujung jarinya gemetar. Dia ingin segera pergi dan menghabisi Penny sekarang, seperti yang dilakukannya ketika melawan beberapa pria di dalam lift semalam. Namun, dia tahu bahwa dia tidak sanggup melakukannya. Mungkinkah dia benar-benar menyukai Penny sebelumnya?Jacob sulit memercayai hal ini. Setengah jam kemudian, Penny memanggil, "Tuan Jacob, keluarlah untuk makan bubur."Pada saat ini, kata-kata Penny yang terdengar di telinganya, mirip dengan ratu jahat yang hendak memberikan apel beracun. Jacob mengenakan kemeja putih semalam. Sementara itu, jasnya telah dibuang dan sepatu kulitnya juga sudah lama dibuang.Sienna meletakkan bubur di meja makan. Ketika melihat Jacob keluar, dia pun berkata sambil tersenyum, "Ayo, makan buburnya."Semalam, Jacob seharusnya pergi untuk menghadiri pertemuan bisnis di hotel itu. Dia kemungkinan besar masih belum makan. Jacob memiliki penyakit maag. Sementara itu, kini hanya tersisa bubur di rumah. Pria itu terpaksa menyantap
Jacob merasa sangat pusing, tetapi wanita itu telah pergi. Setelah Sony datang dengan membawa pakaian dan sepatu bersih untuknya, Jacob pun menggantinya dan pergi ke rumah sakit. Kali ini, selain merasa tidak nyaman di bagian jantung, kepalanya juga sangat sakit.Dokter lagi-lagi melakukan pemeriksaan, lalu menjelaskan, "Tuan Jacob, kamu bisa kehilangan ingatan untuk sementara waktu karena efek yang terakumulasi dari dua insiden sebelumnya. Saat ini, kamu nggak boleh terlalu stres. Hari ini, sepertinya kamu terlalu terpukul, jadi kepalamu terasa sangat sakit. Cobalah untuk lebih rileks dan tenangkan dirimu."Jacob tidak berkata apa-apa dan ekspresinya sangat datar. Namun, rasa sakit di kepalanya terasa seperti ada seseorang yang menghantamnya dengan palu dan tanpa belas kasihan. Bahkan, ada sedikit bayangan ganda di depan matanya."Tuan Jacob, jangan terlalu memikirkan hal yang bisa memengaruhi emosimu dulu," bujuk dokter yang ada di samping.Akan tetapi, bagaimana mungkin Jacob tidak
Setelah percakapan ini, tangkapan layar percakapan sudah cukup untuk menjadi bukti. Sienna meminta Wanda untuk berhenti dan jangan menghubungi Perusahaan Kartika lagi. Namun, Perusahaan Kartika masih terus melakukan promosi untuk "Badai."Sienna akhirnya merasa lega, lalu berpesan pada Wanda, "Beri tahu Pak Yoel bahwa dia bisa syuting dengan tenang. Usahakan untuk segera menyelesaikan produksi. Film ini akan menjadi karya perdana yang diluncurkan perusahaan kita."Wanda tampak mengangguk. Kemudian, dia mengingat aktris yang baru dikontrak oleh perusahaan, yaitu pemeran utama wanita dalam naskah "Badai" kali ini.Wanda pun berkata, "Bu Sienna, aku sangat yakin dengan proyek ini. Pak Yoel sudah lama berkecimpung dalam industri ini dan memiliki pandangan yang tajam. Meskipun pemeran utama wanitanya adalah pemula, dia memiliki bakat yang bagus. Selama diberikan sedikit bimbingan, kualitas dari film ini pasti akan sangat bagus."Dengan demikian, Sienna tidak perlu mengkhawatirkan apa pun da
Mendengar Sienna mau ke Klub Melasti malam ini dan bahkan mau menyewa rumah keluarga Sofia, Sherly langsung tampak gembira."Sofia, sudah seharusnya kamu waspada padanya. Mike sudah digodanya, Elena juga jadi terpuruk karenanya. Sekarang dia masih saja terus menggoda pria lain. Siapa tahu targetnya selanjutnya adalah Kak Rafael. Kita habisi saja dia malam ini agar dia nggak bisa berdiri lagi di industri ini."Sienna masih belum mengetahui rencana yang disusun para sosialita ini. Dia membuat janji pukul 7 malam, sehingga dia baru berangkat saat mendekati waktu yang telah dijanjikan dan berencana untuk menunggu di ruang privat terlebih dahulu.Sementara itu, para sosialita ini juga sudah bersiap-siap untuk berangkat. Orang yang paling antusias di antaranya adalah Sherly. Melihat reaksinya yang kegirangan, Benny mengerutkan alisnya sambil meletakkan koran yang sedang dibacanya ke samping. "Kamu mau ke mana?" tanyanya.Malam ini rencananya mereka mau makan malam bersama. Namun, jelas sekal
Sienna mengeluarkan ponselnya dan memotret tampang Sherly yang mengompol. Pada saat ini, Sherly baru tersadar dari keterkejutannya dan menangis sambil meringkuk di lantai.Mereka semua tidak pernah melihat sifat Sienna yang begitu kejam tadi. Jika botol anggur itu benar-benar mengenai mata Sherly, hidup Sherly pasti sudah berakhir seumur hidup ini. Oleh karena itu, semua orang tidak berani bersuara saat ini.Sofia malah berkata dengan gemetaran, "Aku ini ... nona besar dari Perusahaan Properti Mentari .... Kalau kamu berani menyentuhku, ayahku pasti akan menghabisimu. Dasar iblis ...." Setelah itu, dia buru-buru membantu Sherly untuk berdiri.Sherly merasa malu, sekaligus ketakutan. Mentalnya begitu terguncang sehingga yang bisa dilakukannya sekarang hanyalah menangis. Sekelompok orang itu langsung membawa Sherly dan melarikan diri terbirit-birit.Mereka semua mengalami sedikit luka di bagian kepala, tetapi tidak ada seorang pun yang berani mempermasalahkannya dengan Sienna. Mereka han
Tangan Benny bergetar sejenak mendengarnya. Tampaknya, Jacob masih sangat peduli terhadap wanita itu."Tadi dia hampir saja menghancurkan wajah Sherly. Kalau aku nggak turun tangan, ibuku sendiri yang akan turun tangan," jawab Benny."Kalau begitu kamu juga tidak usah ikut campur," balas Jacob dengan nada dingin, "Kalau kamu mengusiknya, sama artinya dengan kamu menggangguku."Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Benny langsung berubah. Entah mengapa, rasanya Jacob yang telah hilang ingatan malah semakin memedulikan Penny dibandingkan dulu?"Jacob, kamu serius?" tanya Benny.Setelah meminum obat pereda sakit, tatapan Jacob semakin berkilat dingin. "Benny, aku serius. Setidaknya sekarang, kamu tidak boleh mengusiknya."Benny mengakhiri panggilan itu, lalu menelepon Mina untuk memberitahunya bahwa Benny tidak akan ikut campur dalam masalah ini. Mina naik pitam mendengar perkataan Benny. Di sampingnya, suara tangisan Sherly masih terus terdengar.Sherly sedang bersembunyi di dalam seli
Sienna menggelengkan kepalanya, lalu duduk di mobil dengan diam. Saat mobil itu melaju, Sienna bertanya, "Wanda, nama pacarmu Rafael?"Wanda agak terkejut mendengar pertanyaan itu. Sebab, dia sepertinya tidak pernah menyebutkan nama pacarnya kepada Sienna. "Ya," jawabnya."Kamu sudah pacaran dengannya 7 tahun?" tanya Sienna lagi.Muncul seulas senyuman tipis yang menghiasi wajah Wanda. "Ya, aku minta cuti saat itu adalah untuk bertunangan. Kami juga sudah membeli rumah tanpa sepengetahuan orang tua kami. Tadinya mereka punya rumah sendiri dan calon mertuaku ingin kami tinggal bersamanya. Tapi aku nggak ingin tinggal dengan orang tuanya. Jadi aku memberi tahu Rafael dan kami membeli rumah dengan uang bersama. Meskipun ukurannya kecil, setidaknya cukup untuk hidup berdua. Dengan begitu, kita juga lebih bebas. Kami sudah bayar uang mukanya juga."Uang yang digunakan Wanda ini adalah tabungannya selama ini dan bahkan masih meminjam sebagian dari temannya. Sisanya mereka pinjam dari KPR ban
"Mereka yang datang menggangguku," kata Sienna dengan nada yang tenang. Dia menundukkan pandangannya dan tidak berbicara lagi.Jacob memandang Sienna, lalu perlahan-lahan memeluknya. "Hatimu sudah menyukai seseorang, tapi tetap datang mencariku. Kamu nggak takut bersalah padanya?""Dia sudah tiada.""Dia mengkhianatimu?""Dia sudah mati."Napas Jacob langsung berhenti sejenak, lalu memeluk Sienna lebih erat. Ternyata, orang yang disukai Sienna sudah mati. Dia berpikir ini adalah kabar yang benar-benar bagus, sehingga dia tersenyum.Sementara itu, Sienna yang terus menjawab pertanyaan Jacob pun mulai mendapatkan akal sehatnya kembali. Mungkin karena perkataan Alex yang menusuk hatinya dan tertekan karena telepon dari ibu Sherly, dia tiba-tiba berniat untuk mengambil jalan pintas melalui Jacob. Orang-orang ini sudah menganggapnya sebagai mangsa yang lemah. Pekerjaan maupun orang-orang ini sudah membuatnya kesulitan.Seperti yang dikatakan Alex, ada beberapa orang yang memang sudah berbed