Sienna mengeluarkan ponselnya dan memotret tampang Sherly yang mengompol. Pada saat ini, Sherly baru tersadar dari keterkejutannya dan menangis sambil meringkuk di lantai.Mereka semua tidak pernah melihat sifat Sienna yang begitu kejam tadi. Jika botol anggur itu benar-benar mengenai mata Sherly, hidup Sherly pasti sudah berakhir seumur hidup ini. Oleh karena itu, semua orang tidak berani bersuara saat ini.Sofia malah berkata dengan gemetaran, "Aku ini ... nona besar dari Perusahaan Properti Mentari .... Kalau kamu berani menyentuhku, ayahku pasti akan menghabisimu. Dasar iblis ...." Setelah itu, dia buru-buru membantu Sherly untuk berdiri.Sherly merasa malu, sekaligus ketakutan. Mentalnya begitu terguncang sehingga yang bisa dilakukannya sekarang hanyalah menangis. Sekelompok orang itu langsung membawa Sherly dan melarikan diri terbirit-birit.Mereka semua mengalami sedikit luka di bagian kepala, tetapi tidak ada seorang pun yang berani mempermasalahkannya dengan Sienna. Mereka han
Tangan Benny bergetar sejenak mendengarnya. Tampaknya, Jacob masih sangat peduli terhadap wanita itu."Tadi dia hampir saja menghancurkan wajah Sherly. Kalau aku nggak turun tangan, ibuku sendiri yang akan turun tangan," jawab Benny."Kalau begitu kamu juga tidak usah ikut campur," balas Jacob dengan nada dingin, "Kalau kamu mengusiknya, sama artinya dengan kamu menggangguku."Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Benny langsung berubah. Entah mengapa, rasanya Jacob yang telah hilang ingatan malah semakin memedulikan Penny dibandingkan dulu?"Jacob, kamu serius?" tanya Benny.Setelah meminum obat pereda sakit, tatapan Jacob semakin berkilat dingin. "Benny, aku serius. Setidaknya sekarang, kamu tidak boleh mengusiknya."Benny mengakhiri panggilan itu, lalu menelepon Mina untuk memberitahunya bahwa Benny tidak akan ikut campur dalam masalah ini. Mina naik pitam mendengar perkataan Benny. Di sampingnya, suara tangisan Sherly masih terus terdengar.Sherly sedang bersembunyi di dalam seli
Sienna menggelengkan kepalanya, lalu duduk di mobil dengan diam. Saat mobil itu melaju, Sienna bertanya, "Wanda, nama pacarmu Rafael?"Wanda agak terkejut mendengar pertanyaan itu. Sebab, dia sepertinya tidak pernah menyebutkan nama pacarnya kepada Sienna. "Ya," jawabnya."Kamu sudah pacaran dengannya 7 tahun?" tanya Sienna lagi.Muncul seulas senyuman tipis yang menghiasi wajah Wanda. "Ya, aku minta cuti saat itu adalah untuk bertunangan. Kami juga sudah membeli rumah tanpa sepengetahuan orang tua kami. Tadinya mereka punya rumah sendiri dan calon mertuaku ingin kami tinggal bersamanya. Tapi aku nggak ingin tinggal dengan orang tuanya. Jadi aku memberi tahu Rafael dan kami membeli rumah dengan uang bersama. Meskipun ukurannya kecil, setidaknya cukup untuk hidup berdua. Dengan begitu, kita juga lebih bebas. Kami sudah bayar uang mukanya juga."Uang yang digunakan Wanda ini adalah tabungannya selama ini dan bahkan masih meminjam sebagian dari temannya. Sisanya mereka pinjam dari KPR ban
"Mereka yang datang menggangguku," kata Sienna dengan nada yang tenang. Dia menundukkan pandangannya dan tidak berbicara lagi.Jacob memandang Sienna, lalu perlahan-lahan memeluknya. "Hatimu sudah menyukai seseorang, tapi tetap datang mencariku. Kamu nggak takut bersalah padanya?""Dia sudah tiada.""Dia mengkhianatimu?""Dia sudah mati."Napas Jacob langsung berhenti sejenak, lalu memeluk Sienna lebih erat. Ternyata, orang yang disukai Sienna sudah mati. Dia berpikir ini adalah kabar yang benar-benar bagus, sehingga dia tersenyum.Sementara itu, Sienna yang terus menjawab pertanyaan Jacob pun mulai mendapatkan akal sehatnya kembali. Mungkin karena perkataan Alex yang menusuk hatinya dan tertekan karena telepon dari ibu Sherly, dia tiba-tiba berniat untuk mengambil jalan pintas melalui Jacob. Orang-orang ini sudah menganggapnya sebagai mangsa yang lemah. Pekerjaan maupun orang-orang ini sudah membuatnya kesulitan.Seperti yang dikatakan Alex, ada beberapa orang yang memang sudah berbed
Sienna hanya mencium Jacob sebentar saja, tetapi Jacob segera mengambil kendali dan mendominasinya seperti sebelumnya. Dia digendong Jacob ke depan jendela. Bisa terlihat salju yang beterbangan dari jendela yang terbuka di belakangnya. Rasa dingin menyelinap ke dalam tubuhnya, tetapi seluruh ruangan di depannya ini malah terasa panas. Dengan perpaduan rasa dingin dan panas ini, membuat Jacob memeluknya dengan erat."Penny, jadi kita sudah sepakat ya."Mata Sienna bergetar. Dia baru saja ingin mengatakan sesuatu, Jacob tiba-tiba mempercepat gerakannya. Yang bisa dia lakukan pun hanya memegang Jacob dengan erat. Sensasi yang dirasakan itu berhasil menaklukkan setiap sel di dalam tubuhnya.Jika sudah mulai beraksi, Jacob tidak akan berhenti. Saat Sienna diletakkan ke atas tempat tidur, waktunya sudah dini hari. Berpikir Sienna sudah tidur dengan nyenyak, dia pergi ke balkon samping untuk menelepon.Sienna membuka matanya. Dia merasa seluruh tubuhnya terasa panas, pegal, dan lemas. Dia ban
Sienna bangun dari tempat tidur dan mengenakan pakaiannya.Pandangan Jacob terus menyusuri setiap bagian tubuh Sienna. Dia berpikir bagaimana mungkin ada seseorang yang berpenampilan begitu bagus, seolah-olah dibuat sesuai dengan seleranya.Saat ini, Sienna sudah selesai mengenakan pakaiannya dan menatap Jacob."Tuan Jacob." Suara Sienna agak serak, tetapi nadanya menjadi lebih lembut karena ingin memohon Jacob.Saat terpikir sikap Sienna yang dingin di hadapan orang lain, hati Jacob langsung dipenuhi dengan perasaan sangat puas."Ya?""Jadi, bagaimana dengan Keluarga Tanzel dan Perusahaan Mentari?"Setelah Jacob menidurinya, Sienna tentu saja akan membuat permohonan. Jika tidak, usahanya itu akan sia-sia."Aku akan menelepon Alex. Kalau Keluarga Tanzel, tidak akan begitu mudah diselesaikan."Jacob berpikir jika hanya sekali saja sudah menyelesaikan semuanya, Sienna pasti tidak akan datang mencarinya lagi. Dia benar-benar memahami wanita ini. Sienna tidak peduli bagaimana Jacob menyiks
Sienna tidak suka dengan sikap Mina yang angkuh. Dia berpikir sikap orang-orang kaya dan berkuasa ini pada dasarnya sama. Hanya saja, Alex menyembunyikan kejahatannya di balik senyumannya, sedangkan Mina tampak lebih gelisah. "Nyonya Mina, apa yang harus aku tanggung?"Tatapan Mina menjadi tajam. Jika bukan karena sudah tahu dari putranya sendiri bahwa wanita ini hanya seorang desainer, dia mungkin menganggap wanita ini berasal dari keluarga bangsawan. Jika tidak, bagaimana mungkin wanita ini bisa begitu tenang saat menghadapi dia yang merupakan nyonya Keluarga Tanzel."Penny, kalau kamu masih begitu keras kepala, aku akan segera membuatmu tahu apa akibatnya."Setelah mengatakan itu, Mina langsung menutup teleponnya tanpa ragu-ragu, lalu melihat ponsel di depannya dengan tatapan yang dingin.Sherly bertanya sambil menangis, "Ibu, bagaimana? Sudah selesai?"Ekspresi Sherly masih terlihat agak ketakutan. Dia masih belum pulih sepenuhnya dari perasaan terkejut karena matanya ditusuk."She
Sherly bersembunyi tidak jauh dari sana dan masih tidak berani mendekati Sienna. Saat seseorang menepuk bahunya dengan lembut, dia terkejut dan berteriak dengan wajah yang pucat hingga pandangan semua orang tertuju kepadanya. Dia merasa sangat malu dan buru-buru melihat ke arah orang yang menepuknya yang ternyata adalah Sofia. Di sebelah Sofia, ada seorang pria yang cukup tampan dan terlihat sangat muda. Penampilan pria itu hanya rata-rata, tidak bisa dibilang luar biasa."Sofia, kamu membuatku terkejut.""Kenapa kamu bersembunyi di sini?"Sofia juga mengalihkan pandangannya ke arah yang tidak jauh dari sana. Saat menyadari Penny, seluruh tubuhnya menjadi kaku dan secara refleks melihat ke arah pria di sampingnya yang ternyata adalah Rafael. Melihat Rafael tidak memperhatikan wanita jalan itu, dia merasa lega.Di sisi lain, Mina masih terus menghina Sienna. "Aku tiba-tiba teringat sesuatu, aku sepertinya pernah bertemu denganmu sebelumnya, 'kan?"Seluruh tubuh Sienna menjadi kaku. Sebe
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg