Sienna tidak dapat berkata-kata. Dia pun berbalik dan kembali ke ruang tamu. Dia melihat ke arah kamar Jacob. Pintunya tidak tertutup rapat dan hanya ada sedikit cahaya yang terlihat dari dalam.Akan tetapi, lampu di ruang tamu sudah dimatikan. Untungnya, sofanya cukup besar dan ada AC sehingga tidak terlalu dingin.Sienna berbaring, lalu mengambil bantal dan meletakkannya di belakang kepalanya. Kemudian, wanita itu pun tertidur. Namun, Jacob tidak bisa tidur karena kepalanya terlalu sakit, bahkan merasa agak pusing.Jacob memanggil, "Penny."Sienna langsung terbangun. Dia berjalan ke pintu kamar dan melihat Jacob sedang mengusap pelipisnya.Pria itu bertanya, "Apakah ada obat pereda nyeri?"Sienna mencarinya di dalam kotak obat yang ada di kamar, tetapi tidak menemukannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke apotek di sekitar hotel. Meskipun sangat jarang ada apotek yang masih buka pada jam segini, Sienna memutuskan untuk mencoba keberuntungannya karena melihat Jacob yang begitu k
Sienna sontak terdiam. Dia hanya merasakan seolah-olah ada sesuatu yang merenggut hatinya. Melihat Jacob yang berjalan menuju arah hotel, dia terpaksa mengikutinya. Ketika pria itu berhenti, Sienna tiba-tiba menabrak punggungnya. Berhubung khawatir Jacob akan marah, dia bergegas mundur beberapa langkah dan menjaga jarak di antara mereka.Setelah kembali ke kamar, Sienna memberikan obat pereda nyeri kepadanya sambil berkata, "Tuan Jacob, ini obat pereda nyerinya."Ketika Jacob melihat adanya bekas darah di obat pereda nyeri, dia sontak mengernyit dan tidak mengambilnya. Pria itu hanya berkata, "Obati luka di tanganmu sendiri."Usai berkata demikian, Jacob langsung kembali ke kamar untuk tidur. Sienna pun berjalan menuju sofa di ruang tamu. Dia mengeluarkan kotak obat dan mengobati telapak tangannya dengan susah payah. Sementara itu, obat pereda nyeri yang dibelinya hanya diletakkan di meja sofa.Setelah membersihkan luka dan mengoleskan obat, Sienna duduk di samping. Kali ini, dia benar
Kepala Jimmy hampir saja terkena lemparan gelas. Dia pun bergegas pergi. Sienna juga merasa canggung. Dia yang ketakutan hendak menyusul Jimmy."Kemarilah!" seru Jacob yang emosi.Pria itu menunjukkan ekspresi suram dan menatap tajam ke arah Penny. Sekujur tubuh Sienna langsung menjadi kaku. Dia merinding dan buru-buru berbalik, lalu bertanya sambil tersenyum pahit, "Ada apa, Tuan Jacob?"Jacob pun memandangnya dari atas ke bawah. Dia mengakui bahwa wanita ini memang cantik, tetapi tidak cukup untuk membuatnya bertindak tidak pantas di kantor. Ini bukanlah sesuatu yang akan dilakukannya, jadi pasti ada sesuatu di antara mereka.Pria itu pun menarik napas dalam-dalam, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Kamu dipecat. Jangan pernah kembali lagi. Ambil gajimu sendiri di Departemen Keuangan." Kemudian, Jacob menelepon Departemen Personalia dan memerintahkan, "Tolong atur sekretaris baru untukku."Orang di Departemen Personalia agak bingung. Hampir semua orang di perusahaan tahu bahwa Ja
Sienna yang mendapatkan respons dingin lagi-lagi mengetuk pintu. Akan tetapi, Yoel tidak bersedia membukanya lagi. Dia pun berseru, "Pak Yoel, aku datang untuk membicarakan kerja sama denganmu."Di dalam rumah, Yoel tengah menuangkan minuman untuk dirinya sendiri. Ketika mendengar kata-kata ini, dia hanya merasa itu konyol. Membicarakan kerja sama?Sementara itu, Sienna melanjutkan, "Pak Yoel, aku tahu kamu difitnah oleh Jovita sebelumnya. Aku datang untuk membantumu. Kalau kamu ingin terus bersembunyi di tempat ini seumur hidup, aku akan pergi sekarang."Usai berkata demikian, suara botol minuman jatuh ke lantai terdengar dari dalam. Segera setelah itu, pintu rumah pun terbuka. Yoel berdiri di balik pintu. Kali ini, dia memandang Sienna dengan tatapan curiga dan gembira, lalu bertanya, "Siapa kamu?"Sienna mengeluarkan kartu namanya sambil memperkenalkan diri, "Aku adalah Presdir S.M, Sienna Winata. Meskipun perusahaan kami masih baru, kami memiliki kemampuan untuk membantumu, Pak Yoe
Mata Yoel tampak memerah. Berhubung emosi, bahkan bola matanya bahkan agak merah. Sienna memegang kontrak, lalu berdiri sambil berkata, "Pak Yoel, jangan pernah melupakan penghinaannya padamu.""Mana mungkin aku bisa melupakannya!" marah Yoel. Lantaran terlalu bersemangat, dia pun mulai batuk.Sienna memperhatikan sekeliling dan mencium bau alkohol di mana-mana. Segera setelah itu, dia menasihati, "Sebelum pertempuran balas dendam dimulai, lebih baik kamu mempersiapkan diri dengan baik. Jangan minum lagi karena itu bisa mengacaukan segalanya."Wajah Yoel memerah. Sebelum difitnah seperti itu, dia selalu menjalani hari-harinya dengan sangat baik. Akan tetapi, kini dia malah terjebak di gang kecil yang kotor ini. Yoel bahkan khawatir akan dikenali oleh orang-orang dari kelompok Jovita ketika pergi ke jalan raya. Apa arti dari hidup seperti ini? Dia tidak tahu harus melakukan apa selain menghilangkan rasa sakitnya menggunakan alkohol."Baiklah," jawab Yoel.Sienna meninggalkan nomor telep
Jovita berkecimpung di dunia hiburan sehingga tidak memahami lingkaran keluarga kaya. Dia sama sekali tidak tahu bahwa Sienna memiliki sedikit hubungan dengan Keluarga Yuwono.Jovita menyilangkan tangan. Dia berdiri dengan sikap yang sangat angkuh sambil mengancam, "Sienna, kamu masih muda sekarang, jadi mungkin nggak tahu harga yang harus dibayar dari mengusikku. Kalau kamu bersujud dan minta maaf kepadaku sekarang, aku akan melupakan masalah ini. Kalau kamu benar-benar ingin melawanku, lain kali mungkin nggak akan semudah bersujud saja."Jovita juga memperlakukan para aktor biasa di dunia hiburan dengan cara yang sama. Setiap kali merasa tidak puas, dia akan membuat orang yang mengusiknya berlutut untuk meminta maaf. Apalagi, Jovita memiliki banyak penggemar di dunia maya. Aktor biasa sama sekali bukanlah lawannya. Mereka hanya bisa pasrah dan ditindas olehnya."Bu Jovita, silakan kembali. Aku nggak akan melepaskan Hanna begitu saja," tegas Sienna.Setelah mendengar kata-kata itu, Jo
"Yoel, apa kamu masih nggak paham? Apa yang kamu katakan sama sekali nggak berguna. Nggak ada yang mau mendengarkanmu. Kamu itu hanya orang malang yang sudah ditinggalkan," ucap Jovita.Yoel kembali berkata, "Padahal, dulunya kamu yang menyogok artis wanita itu. Kamu bahkan menyogok dokter untuk menuduhku melakukan KDRT. Dasar wanita licik! Aku nggak akan pernah melepaskanmu."Makin Yoel menjerit karena kesal, Jovita pun makin gembira. Akan tetapi, dia yang peka tiba-tiba merasa ada yang tidak beres, jadi bertanya kepada pengawal di sebelahnya, "Apa kamu sudah memeriksa seluruh tubuhnya?"Jika ada ponsel atau pena perekam, itu akan menjadi masalah besar. Setiap kali mengutus orang untuk mencari masalah dengan Yoel, Jovita selalu sangat memperhatikan detail kecil ini. Itu sebabnya, sampai sekarang Yoel masih belum berhasil mendapatkan bukti apa pun."Bu Jovita, aku sudah memeriksanya. Ponsel dan pena perekamnya sudah kami buang," jawab si pengawal.Jovita merasa kesal. Ternyata orang in
Dalam perjalanan pulang dari rumah sakit, Sienna melihat mobil Jacob terparkir di pinggir sebuah gang. Kaca jendela mobil itu telah dipecahkan seseorang. Dengan hati mencelos, Sienna segera menelepon Jacob. Akan tetapi, panggilannya tidak dijawab. Kemudian, dia menelepon Sony dan diberi tahu bahwa Jacob kembali ke hotel sendirian malam ini.Sienna turun dari mobil. Setelah mempertimbangkannya sejenak, dia melangkah ke gang kecil itu. Hawa di dalam gang sedikit lembap dan lampu jalanan yang berkedip-kedip telah lama rusak. Kaki Sienna seketika lemas saat melihat beberapa pria terbaring di tanah dengan darah menggenang.Detik berikutnya, sebuah peluru meluncur ke arah Sienna. Dengan tubuh membeku, dia melihat siluet seseorang perlahan keluar. Sienna menyandar ke dinding dan berdiri di bawah lampu jalanan yang terus mengedip. Peluru itu melewati helai rambutnya dan berhenti di dinding belakangnya.Sienna syok hingga tidak mampu bicara, apalagi setelah dia melihat bahwa pria yang membawa p