Darwo tampak khawatir, lalu dia melihat Tania dan berpesan, "Tania, kamu pulang dulu. Beri tahu yang lain, Jacob harus istirahat dan dia nggak akan bertemu siapa pun."Tania mengangguk. Dia yang polos tidak tahu bahwa sebenarnya Darwo ingin menyuruh dia pergi. Daria juga sudah dibawa pergi. Sekarang, hanya tersisa Darwo, Steven, dan Sienna.Darwo memijat keningnya dan bertanya, "Apa gejala sisanya?"Ethan menggeleng dan menyahut, "Setelah Jacob bangun, kita baru bisa mengetahuinya."Jacob sudah diantar ke kamar pasien. Wajahnya pucat pasi karena dia kehabisan banyak darah. Sienna duduk di samping tempat tidur. Saat ini, dia sedikit kewalahan."Sienna," panggil Darwo yang berjalan masuk sambil memegang tongkat. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya dia hanya mendesah.Sampai sore hari, Darwo, Steven, dan Sienna sama sekali tidak makan. Mereka sedang menunggu Jacob bangun. Darwo melihat Sienna menyeka keringat di dahi Jacob dan jari-jarinya dengan tisu, lalu mendesah. Darwo menya
Jacob hanya makan dengan tenang. Saat pergi ke kamar mandi, Jacob akan menyingkirkan tangan Sienna yang terulur. Sienna bahkan mengungkit Elena di depan Jacob, tetapi Jacob sama sekali tidak merespons. Jacob juga melupakan Elena, setidaknya Sienna merasa sedikit terhibur.Hari ini, Jacob akan keluar dari rumah sakit sehingga Sienna mengurus prosedurnya. Ketika kembali, Jacob sudah berpakaian rapi.Saat ini, wajah Jacob tampak lebih cerah. Dia sedang merapikan lengan kemejanya. Kemudian, Sienna melihat Jacob mengamati gelang gaharu di pergelangan tangannya seraya termenung. Setelah memikirkannya untuk beberapa saat, Jacob tetap tidak bisa mengingat siapa yang memberinya gelang ini.Sienna juga tidak mengingatkan Jacob. Dia melihat Jacob melepaskan gelang itu dan bertanya, "Kapan aku memakai gelang ini?""Setengah bulan yang lalu, itu hadiah ulang tahun Tuan Jacob," jawab Sienna.Jacob mengangkat alisnya sembari mengusap gelang gaharu itu. Sienna yang berdiri di samping tiba-tiba menyada
Saat Sienna keluar dari kamar, dia kebetulan bertemu dengan Sony yang berjalan ke arah sana. Sony bertanya, "Nona Penny, kamu mau pergi ke mana?" Pria itu telah terbiasa melihat Sienna di hotel ini.Sienna hanya menjawab sambil tersenyum, "Aku sudah dipecat."Sony terdiam. Tak lama kemudian, Sienna melanjutkan, "Pak Sony, dokter bilang dia nggak boleh terlalu stres sekarang. Tolong laporkan masalah pekerjaan secara perlahan saja. Jangan membahas apa yang nggak bisa diingatnya dulu untuk sementara."Sony pun mengangguk. Setelah berpikir sejenak, dia menghibur Penny dengan berkata, "Tuan Jacob hanya mengalami cedera sementara pada bagian otaknya."Sienna tentu mengetahuinya. Akan tetapi, dia tetap tidak dapat menyembunyikan kesedihan yang muncul dalam hatinya, serta rasa ketidakadilan yang bercampur di antaranya. Segera setelah itu, Sienna berpamitan, "Aku pulang dulu."Sony hanya bisa mengangguk.....Ketika Sienna kembali ke Vila Cahwana, dia duduk di sofa sambil memikirkan sesuatu. Pu
Sienna tidak dapat berkata-kata. Dia pun berbalik dan kembali ke ruang tamu. Dia melihat ke arah kamar Jacob. Pintunya tidak tertutup rapat dan hanya ada sedikit cahaya yang terlihat dari dalam.Akan tetapi, lampu di ruang tamu sudah dimatikan. Untungnya, sofanya cukup besar dan ada AC sehingga tidak terlalu dingin.Sienna berbaring, lalu mengambil bantal dan meletakkannya di belakang kepalanya. Kemudian, wanita itu pun tertidur. Namun, Jacob tidak bisa tidur karena kepalanya terlalu sakit, bahkan merasa agak pusing.Jacob memanggil, "Penny."Sienna langsung terbangun. Dia berjalan ke pintu kamar dan melihat Jacob sedang mengusap pelipisnya.Pria itu bertanya, "Apakah ada obat pereda nyeri?"Sienna mencarinya di dalam kotak obat yang ada di kamar, tetapi tidak menemukannya. Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke apotek di sekitar hotel. Meskipun sangat jarang ada apotek yang masih buka pada jam segini, Sienna memutuskan untuk mencoba keberuntungannya karena melihat Jacob yang begitu k
Sienna sontak terdiam. Dia hanya merasakan seolah-olah ada sesuatu yang merenggut hatinya. Melihat Jacob yang berjalan menuju arah hotel, dia terpaksa mengikutinya. Ketika pria itu berhenti, Sienna tiba-tiba menabrak punggungnya. Berhubung khawatir Jacob akan marah, dia bergegas mundur beberapa langkah dan menjaga jarak di antara mereka.Setelah kembali ke kamar, Sienna memberikan obat pereda nyeri kepadanya sambil berkata, "Tuan Jacob, ini obat pereda nyerinya."Ketika Jacob melihat adanya bekas darah di obat pereda nyeri, dia sontak mengernyit dan tidak mengambilnya. Pria itu hanya berkata, "Obati luka di tanganmu sendiri."Usai berkata demikian, Jacob langsung kembali ke kamar untuk tidur. Sienna pun berjalan menuju sofa di ruang tamu. Dia mengeluarkan kotak obat dan mengobati telapak tangannya dengan susah payah. Sementara itu, obat pereda nyeri yang dibelinya hanya diletakkan di meja sofa.Setelah membersihkan luka dan mengoleskan obat, Sienna duduk di samping. Kali ini, dia benar
Kepala Jimmy hampir saja terkena lemparan gelas. Dia pun bergegas pergi. Sienna juga merasa canggung. Dia yang ketakutan hendak menyusul Jimmy."Kemarilah!" seru Jacob yang emosi.Pria itu menunjukkan ekspresi suram dan menatap tajam ke arah Penny. Sekujur tubuh Sienna langsung menjadi kaku. Dia merinding dan buru-buru berbalik, lalu bertanya sambil tersenyum pahit, "Ada apa, Tuan Jacob?"Jacob pun memandangnya dari atas ke bawah. Dia mengakui bahwa wanita ini memang cantik, tetapi tidak cukup untuk membuatnya bertindak tidak pantas di kantor. Ini bukanlah sesuatu yang akan dilakukannya, jadi pasti ada sesuatu di antara mereka.Pria itu pun menarik napas dalam-dalam, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Kamu dipecat. Jangan pernah kembali lagi. Ambil gajimu sendiri di Departemen Keuangan." Kemudian, Jacob menelepon Departemen Personalia dan memerintahkan, "Tolong atur sekretaris baru untukku."Orang di Departemen Personalia agak bingung. Hampir semua orang di perusahaan tahu bahwa Ja
Sienna yang mendapatkan respons dingin lagi-lagi mengetuk pintu. Akan tetapi, Yoel tidak bersedia membukanya lagi. Dia pun berseru, "Pak Yoel, aku datang untuk membicarakan kerja sama denganmu."Di dalam rumah, Yoel tengah menuangkan minuman untuk dirinya sendiri. Ketika mendengar kata-kata ini, dia hanya merasa itu konyol. Membicarakan kerja sama?Sementara itu, Sienna melanjutkan, "Pak Yoel, aku tahu kamu difitnah oleh Jovita sebelumnya. Aku datang untuk membantumu. Kalau kamu ingin terus bersembunyi di tempat ini seumur hidup, aku akan pergi sekarang."Usai berkata demikian, suara botol minuman jatuh ke lantai terdengar dari dalam. Segera setelah itu, pintu rumah pun terbuka. Yoel berdiri di balik pintu. Kali ini, dia memandang Sienna dengan tatapan curiga dan gembira, lalu bertanya, "Siapa kamu?"Sienna mengeluarkan kartu namanya sambil memperkenalkan diri, "Aku adalah Presdir S.M, Sienna Winata. Meskipun perusahaan kami masih baru, kami memiliki kemampuan untuk membantumu, Pak Yoe
Mata Yoel tampak memerah. Berhubung emosi, bahkan bola matanya bahkan agak merah. Sienna memegang kontrak, lalu berdiri sambil berkata, "Pak Yoel, jangan pernah melupakan penghinaannya padamu.""Mana mungkin aku bisa melupakannya!" marah Yoel. Lantaran terlalu bersemangat, dia pun mulai batuk.Sienna memperhatikan sekeliling dan mencium bau alkohol di mana-mana. Segera setelah itu, dia menasihati, "Sebelum pertempuran balas dendam dimulai, lebih baik kamu mempersiapkan diri dengan baik. Jangan minum lagi karena itu bisa mengacaukan segalanya."Wajah Yoel memerah. Sebelum difitnah seperti itu, dia selalu menjalani hari-harinya dengan sangat baik. Akan tetapi, kini dia malah terjebak di gang kecil yang kotor ini. Yoel bahkan khawatir akan dikenali oleh orang-orang dari kelompok Jovita ketika pergi ke jalan raya. Apa arti dari hidup seperti ini? Dia tidak tahu harus melakukan apa selain menghilangkan rasa sakitnya menggunakan alkohol."Baiklah," jawab Yoel.Sienna meninggalkan nomor telep