Sebelumnya, Elena tidak pernah merasa ada ancaman. Bahkan, istri Jacob saja tidak pernah membuat Elena merasa tidak nyaman. Namun, kali ini Jacob sengaja datang ke restoran ini dan duduk di samping Penny. Hal ini membuatnya merasa gelisah. Elena tidak terima saat melihat Jacob yang sepertinya sungguh peduli pada wanita ini. Jika tidak punya perasaan pada Penny, Jacob tidak mungkin melakukan semua ini. Mungkin Jacob sendiri belum menyadarinya. Elena mengepalkan tangannya dengan erat. Ketika dia berpacaran dengan Jacob dulu, Jacob hanya memberikannya barang-barang mewah. Jangankan menciumnya, berinisiatif menggandeng tangannya saja tidak pernah. Elena tidak berani melakukan hal yang di luar batas. Dia bahkan mengira Jacob suka sesama jenis.Namun, begitu melihat Jacob membawa Sienna ke dalam pelukannya, dugaan Elena tentang Jacob yang suka sesama jenis hanyalah omong kosong. Elena sudah tidak tahan lagi. Sepertinya tidak cukup jika hanya mematahkan jari-jarinya saja, dia harus membunuh
"Cepat jawab," desak Jacob. Lantaran Sienna tidak bicara, Jacob memperlakukannya dengan kasar. Namun, Jacob melindungi tangan Sienna dengan hati-hati. Dia berkomentar, "Penny, semua yang ada pada dirimu sangat baik. Hanya saja, seleramu buruk."Sienna memejamkan matanya dan berharap semua ini segera berakhir. Lantaran Sienna sedang terluka, Jacob sama sekali tidak menyiksanya. Ketika selesai berhubungan, Jacob bahkan menyeka keringat yang bercucuran di dahi Sienna. Kali ini, Sienna benar-benar tidak disiksa oleh Jacob. Jacob takut akan mengenai luka Sienna sehingga dia hanya berani menggunakan satu gerakan dan satu arah. Akan tetapi, hal ini membuat Jacob tidak merasa puas. Sienna merasa lega karena yang kedelapan kali sudah berakhir. Dia menatap ponselnya dengan lelah. Sekarang baru pukul 02.00 "Apa kamu benar-benar tidak mau memberikan nomor pribadimu kepadaku?" Jacob hendak mengambil ponsel Sienna, tetapi Sienna langsung menyimpan ponselnya ke dalam tas. Ekspresi puas Jacob seketi
Ketika Sienna bangun, Wanda menghubunginya untuk mengabari bahwa kontrak dengan Perusahaan Tritama telah selesai ditandatangani. Dengan adanya kontrak antara Perusahaan Zeneka dan Perusahaan Tritama di paruh kedua tahun ini, keadaan Grup Winata dapat membaik sedikit. Namun, urusan manajemen puncak masih tidak kunjung teratasi sampai sekarang. Informasi para pelamar telah ditinjau berulang kali. Orang-orang yang terpilih memang masih muda, tetapi Sienna tidak tahu apa pun tentang mereka selain informasi dalam resume lamaran kerja yang tipis ini. "Bu Sienna, Grup Winata akan segera menghadapi tender bersama beberapa perusahaan lain. Ini adalah proyek yang disetujui oleh Pak Harris setahun yang lalu. Proyek ini berfungsi untuk memperluas skala Grup Winata dan membangun lebih banyak jalur produksi. Tender untuk tanah di bagian timur kota akan diadakan besok. Aku mengungkitnya karena khawatir Ibu tidak tahu." Ketika masih menjabat sebagai presdir, Harris ingin sekali mengembangkan perusa
"Ada persyaratan untuk luasnya?" tanya Sienna. "Jangan terlalu kecil, buat juga kamar mandi terpisah di ruangan itu, agar lebih gampang untuk menampung air dan membersihkan alat lukis," jawab Jacob. Sienna tidak menduga akan permintaan Jacob. Dia pun mengangguk dan berkata, "Oke." "Sebaiknya, dindingnya dicat putih. Pasti ada banyak karya pelukis lain yang digantung di sana. Bantu aku perhatikan hal ini juga. Ruangan itu harus didekorasi dengan karya pelukis lain yang dipisahkan berdasarkan lukisan dalam dan luar negeri," ucap Jacob lagi. Bagaimanapun, lukisan pemandangan luar negeri berbeda dengan lukisan dalam negeri. Lukisan di dalam negeri sangat anggun dan memiliki karakteristik yang unik. "Aku akan mengingatnya, Tuan Jacob," sahut Sienna. "Terus, aku tidak suka lukisan potret," timpal Jacob. Artinya, tidak boleh ada lukisan potret dari karya pelukis lain yang terpilih.Sienna mengatupkan bibirnya dan merasa Jacob sedang menambah beban kerjanya. Namun, dia harus menyelesaika
Kondisi Sienna terlihat kurang baik. Tatapan matanya sangat kosong layaknya mata boneka yang tidak memiliki jiwa. Sepertinya, dia salah mengira tangannya terluka lagi dan tidak bisa sembuh karena perbannya basah. Jacob langsung memeluk Sienna dan mengambil pecahan cermin di tangannya. Untungnya, tangan Sienna tidak terluka. "Tidak apa-apa, perbannya basah saja. Cukup ganti perbannya." Jacob mengkhawatirkan Sienna, tetapi Sienna malah mendorongnya menjauh dan menimpali, "Cukup ganti perban?" Sienna tersenyum dingin. "Bagi Tuan Jacob, aku tentu cuma harus ganti perban. Bagaimanapun, Nona Elena lebih berharga daripada tanganku." Jacob mengerutkan alisnya. Dia tidak bermaksud seperti itu. Pada saat yang sama, Elena merasa sangat marah karena melihat Sienna dipeluk oleh Jacob. Dia menangis lebih keras dan tampak sangat sedih. "Jacob, kamu nggak lihat, ya? Wanita ini mau menghancurkan wajahku, kenapa dia begitu kejam!" Saat mendengar ini, Sienna merasa jijik dan membalas, "Jahat? Kalau b
Sienna tidak menyangka bahwa Jacob akan menemukan pelakunya secepat ini. Setelah Sienna masuk ke mobil, Jacob tidak langsung menginjak pedal gas. Sebaliknya, dia bertanya, "Sakit tidak?" Sienna membuka perbannya yang sudah basah. Sementara itu, gips masih dipasang di tangannya. Jacob pergi ke kursi belakang dan mengeluarkan kotak P3K kecil di dalam mobilnya. Dia mengambil perban untuk membalut tangan Sienna. Kondisi jari Sienna masih terlihat sangat parah. Saat itu, Sienna pasti sangat kesakitan. Hati Jacob terasa sakit saat memikirkan hal ini. Belakangan ini, dia selalu mengalami perasaan seperti itu. Sienna tidak mengatakan apa pun karena masih linglung setelah kejadian tadi. Jacob telah selesai membalut perbannya dan menengadah untuk menatapnya. "Aku tidak akan melindungi Elena kalau dia dalangnya."Sienna langsung memejamkan matanya. Tindakannya ini membuat Jacob merasa kesal karena merasa kebaikannya tidak dihargai. Dia melempar kotak P3K ke kursi belakang dan menginjak pedal ga
Levon memuntahkan darah lagi, tetapi kali ini karena kaget. Levon menyadari bahwa Jacob serius dengan ucapannya. Ternyata, Jacob berencana untuk diam-diam mengirimnya ke luar negeri.Bukannya hanya karena seorang wanita? Kenapa Jacob begitu memedulikan wanita itu? Levon yang terkejut berucap, "Jacob, jangan-jangan kamu ...."Sebelum Levon selesai bicara, Jacob menginjak wajah Levon dan menimpali, "Kak Levon, ingat kamu harus berubah setelah pergi ke sana. Nanti aku akan memulangkanmu kalau aku sudah merasa puas."Mata Levon memerah karena merasa dipermalukan. Dia berusaha untuk memberontak, tetapi sia-sia. Awalnya, Levon sedang dalam perjalanan untuk menemui Elena. Levon hampir bertemu dengan wanita idamannya, tetapi malah dibawa oleh bawahan Jacob ke sini.Levon berujar, "Lepaskan ... aku ...." Darah terus mengalir dari sudut bibirnya dan dia menggertakkan giginya.Jacob baru saja berniat menyuruh bawahannya untuk membawa Levon pergi. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Yasmin menelepon J
Ciuman ini tidak lembut, bahkan sangat intens. Sienna megap-megap dan tangannya tanpa sadar diletakkan di lengan Jacob yang berotot. Setelah selesai berciuman, Jacob menatap Sienna lekat-lekat.Jacob yang masih tenggelam dalam ciuman tadi mendengar Sienna bertanya, "Apa Levon kenal dengan Nona Elena? Aku nggak ada dendam dengan Levon, kenapa Levon mau mencelakaiku? Selain itu, kenapa Bu Yasmin bisa tiba-tiba mendapatkan kabar? Siapa yang memberi tahu Bu Yasmin?"Sienna memandang Jacob. Meskipun wajah Sienna agak memerah setelah dicium Jacob, tatapan Sienna tetap terlihat tenang saat berbicara, "Kalau Tuan Jacob mau menyelidiki masalah ini, bukannya kamu harus menyelidiki hubungan mereka dulu? Apa mungkin ... Tuan Jacob nggak tega karena Nona Elena mengandung anakmu?"Saat di mobil tadi, Jacob mengatakan bahwa dia tidak akan melindungi Elena. Namun, Jacob sama sekali tidak mengungkit tentang Elena saat berhadapan dengan Levon. Sienna tidak bodoh. Dia memang berterima kasih kepada Jacob