Jacob terlihat sangat tenang, seolah-olah yang terkena masalah bukanlah keluarga istrinya. Sony menghela napas melihatnya, sepertinya bosnya ini memang tidak peduli pada istrinya. Baiklah, mulai sekarang, dia tidak akan membahas apa pun tentang Keluarga Winata lagi."Tuan, Pak Darwo sudah menelepon 2 kali hari ini. Beliau ingin tahu kamu pergi menemui Nona Elena atau nggak," ucap Sony.Darwo sangat berantisipasi terhadap Elena. Sambil menerima kontrak yang diberikan Sony, Jacob pun merasa kakeknya ini sebenarnya berantisipasi terhadap orang lain. Jacob tentu tahu siapa orangnya.Jacob harus menghadiri banyak rapat setiap harinya. Kalau bukan berada di ruang rapat, berarti dalam perjalanan untuk menghadiri rapat. Dia tidak pernah membawa ponselnya saat rapat sehingga tidak sempat menjawab panggilan dari Darwo dan Elena."Nona Elena juga ingin kamu menjenguknya," tambah Sony."Gimana kondisi Elena sekarang?" tanya Jacob."Cedera otot dan tulang membutuhkan 100 hari untuk sembuh, mungkin
Begitu menghindar, Sienna langsung meraih pergelangan tangan Yuliana dan merebut belati itu. Di sisi lain, para satpam rumah sakit juga melihat kejadian ini sehingga ada 2 yang bergegas menghampiri dan menundukkan Yuliana.Yuliana terus menatap Sienna lekat-lekat. Dia memaki, "Jalang! Tunggu saja pembalasanku!"Sienna mengernyit melihatnya. Wanita ini hanya dipecat, tetapi reaksinya sampai berlebihan begini?Yuliana menambahkan, "Aku nggak nyangka dia akan membantumu! Pasti ada sesuatu di antara kalian berdua! Pasti kamu yang merayunya! Dasar jalang! Kamu harus mati!"Sienna merasa sikap Yuliana ini sangat konyol. Dia baru mengerti bahwa wanita ini sakit hati pada Jacob. Benar juga, setelah menerima surat pemecatan, Yuliana pasti langsung pergi mencari Jacob.Sienna benar-benar tidak tahan dengan Yuliana yang terus memakinya jalang. Selagi ada satpam yang menahan wanita ini, Sienna segera maju dan melayangkan 2 kali tamparan padanya.Yuliana tentu terperangah. Dia mendongak menatap den
Ketika mendengar suara pintu terbuka, Sienna langsung meletakkan korannya. Setelah menunggu begitu lama di sini, suasana hatinya sudah berangsur membaik. Namun, ini bukan berarti niat awalnya berubah. Sienna menyapa dengan sopan, "Tuan Jacob."Jacob berjalan ke meja marmer hitam, lalu duduk di kursi kulitnya dan berkata, "Kalau ada urusan, kita bicarakan 2 jam lagi. Aku harus rapat dulu."Sienna menundukkan kepalanya. Lagi pula, dia sudah menunggu 2 jam sehingga tidak keberatan kalau harus menunggu lagi. Pokoknya, urusannya ini harus beres malam ini juga. Dia pun membalas, "Baiklah kalau begitu."Jacob menengadah menatap Sienna dengan tatapan mendalam. Saat ini, Sony tiba-tiba masuk karena ingin mengantar kopi untuk Jacob. Sebelum Sony keluar, Jacob bertanya dengan lirih, "Penny, kamu sudah makan malam belum?"Sienna sangat kesal dibuat Yuliana sehingga tidak sempat untuk makan lagi. Jadi, dia pun menjawab, "Belum.""Sony, siapkan makan malam untuk Penny," perintah Jacob. Mendengar ini
Langkah kaki Jacob seketika terhenti. Entah mengapa, dia merasa kesal mendengarnya. Waktu itu, wanita ini menggunakan berbagai cara supaya bisa menjadi desainernya. Sekarang, dia membuang pekerjaannya begitu saja.Sienna tidak memperhatikan Jacob yang berhenti berjalan sehingga terus melangkah maju. Hidungnya pun tidak sengaja mengenai punggung Jacob dan terasa agak sakit."Kenapa?" tanya Jacob dengan datar, bahkan nada bicaranya ini terdengar lebih dingin dari biasanya."Yuliana dan Elena terus mencari masalah denganku, aku takut nasibku nggak akan sebagus hari ini," jawab Sienna.Yang dikatakan Sienna memang benar. Jika Jacob terus menjadi penjamin Yuliana setiap kali wanita ini menyerangnya, dia mungkin saja bisa mati. Masalah nyawa tidak boleh dianggap sebagai permainan.Jacob masuk ke lift, Sienna juga mengikutinya. Jacob bertanya, "Apa yang terjadi hari ini?""Tuan Jacob, kamu menjadi penjamin Yuliana, tapi nggak tahu dia berselisih denganku? Beberapa hari lalu, dia mencoba memfi
Sepanjang perjalanan, keduanya tidak berbicara lagi. Mobil akhirnya sampai di Kompleks Mawaria. Sienna membuka pintu mobil dan hendak turun, tetapi teringat pada sesuatu sehingga berhenti dan duduk kembali. Dia bertanya, "Tuan Jacob, jika Elena melakukan sesuatu padaku lagi, apa aku boleh melaporkannya kepadamu?"Sienna mengatakannya dengan lantang. Bagaimanapun, Keluarga Winata kalah dari Keluarga Prawira, apalagi Keluarga Yuwono. Selain itu, Elena adalah kekasih Jacob. Wanita ini mengandalkan kekuasaan Jacob dan bisa melakukan lebih banyak hal di kemudian hari.Jacob menatap Sienna. Sesudah terdiam beberapa saat, dia baru bertanya, "Kenapa kamu merasa aku akan berdiri di pihakmu?""Bukan berdiri di pihakku, tapi membela kebenaran. Setidaknya, aku nggak akan mengusik Nona Elena. Dia menganggapku sebagai musuhnya, padahal aku nggak punya hubungan apa pun denganmu," ucap Sienna.Ketika mengucapkan kalimat terakhirnya itu, Sienna merasa tatapan pria ini menjadi penuh ancaman. Dia pun men
Nanda menarik napas dalam-dalam, lalu terdengar suara Junando membanting barang di luar. Dua hari ini, Junando sangat emosional. Begitu ada sedikit masalah, dia langsung marah besar.Apalagi melihat Sienna tidak bertengkar dengan Elena dan Yuliana dikirim ke luar negeri, Junando pun tidak bisa duduk diam lagi.Di sisi lain, Nanda tidak peduli dengan Keluarga Winata, juga tidak peduli dengan pembagian warisan. Yang dia inginkan hanyalah Jacob. Asalkan bersama Jacob, kehidupannya akan menjadi sempurna.Nanda mendorong pintu dan keluar, lalu berkata, "Kak, jangan marah dulu. Yuliana memang dikirim ke luar negeri dan Jacob berpihak pada Sienna. Tapi, kita masih punya kesempatan.""Kesempatan apa lagi! Nanda, kamu mungkin nggak tahu Ayah diopname karena melihat Ibu selingkuh dengan Santo! Begitu Ayah siuman, keluarga kita akan hancur! Saham milik Ibu pasti akan direnggut. Ketika saat itu tiba, Sienna yang akan menguasai semuanya!" teriak Junando.Mata Nanda terbelalak. Dia tidak tahu bahwa
Itu sebabnya, Ruslan membujuk kedua orang tuanya untuk tidak pergi karena takut mereka ditipu. Lagi pula, dia tidak tahu dari mana mereka mendapatkan kabar ini.Namun, setelah orang tuanya ini pergi beberapa jam, mereka benar-benar kembali dengan membawa uang 6 miliar. Ketika pergi ke bank untuk membayar, Ruslan sampai tidak bisa percaya. Cicilan rumah selama 30 tahun hampir lunas, hanya tersisa sedikit yang harus dibayar."Ibu, permohonan pelunasan pinjaman lebih awal sudah disetujui. Kita nggak perlu membayar cicilan lagi setiap bulan," ucap Ruslan.Tatapan Sarah seketika tampak antusias, lalu disusul dengan keserakahan. Dia berkata, "Harris benar-benar sudah kaya raya sekarang. Dia sampai bisa mengeluarkan uang sebanyak itu. Kamu masih belum melihat vilanya, sangat cantik! Satu lantainya mungkin berukuran ratusan meter persegi, cukup untuk kita tinggal. Nanti, rumahmu ini bisa disewakan."Ruslan pun menjadi tamak. Namun, begitu teringat bahwa orang tuanya ini tidak pernah peduli pad
Semalam, Sienna akhirnya bisa tidur dengan nyenyak. Namun begitu pagi tiba, ada masalah lagi yang harus dia selesaikan. Dia mengernyitkan alisnya, lalu langsung mengemudikan mobilnya pergi ke rumah sakit.Di sisi lain, Sarah dan Hilman masih duduk di lantai rumah sakit dan berteriak, "Pembunuh! Ada pembunuh!" Mata Sienna membelalak dan segera mendekati mereka."Apa kalian sudah puas membuat keributan?"Melihat Sienna datang, Sarah berhenti berbicara sejenak, lalu tersenyum dengan dingin."Kamu dengar apa yang kamu katakan? Aku ini nenekmu, tapi kamu nggak menghormatiku sama sekali. Kamu nggak punya hati nurani."Sienna menarik napas dalam-dalam. Melihat ada bekas telapak tangan di pipi salah satu pengawal, Sienna tahu bahwa pasangan itu sudah bertindak kasar."Nona Sienna."Dua pengawal itu dipanggil oleh Willow, sehingga mereka mengenal Sienna dan bersikap sangat ramah dengannya. Sienna merasa kepalanya pusing dan memberi tahu pengawal itu, "Kalau mereka terus membuat keributan, lemp