Emosi Jacob langsung meluap ketika berpikir bahwa dirinya dibandingkan dengan Lukas. Dia perlahan mengambil tisu dari samping dan membersihkan darah di telapak tangannya."Aku ikut rapat sepanjang malam, jadi agak lelah," jawab Jacob dengan tenang. Wiandro tersenyum sembari berkata, "Aku juga mendengar bahwa kamu sudah ikut rapat sangat awal semalam. Apakah perusahaanmu sangat sibuk? Kalaupun emosi, kamu juga seharusnya jangan melukai tubuhmu.""Nggak akan lagi," ucap Jacob. Dia kembali tenang, lalu berjalan ke samping untuk menelepon Benny yang sedang tidak berada di lantai satu. Benny berkata di ujung telepon," Jacob.""Benny, tolong hapus semua jejakku semalam," pinta Jacob. Benny sangat terkejut. Bukannya situasinya baik-baik saja? Kenapa Jacob memintanya untuk menghapus jejak? Namun, dia tidak bertanya lebih lanjut dan hanya menjawab dengan satu kata, "Baiklah."Setelah menutup teleponnya, Jacob melihat ke arah tak jauh dari sana. Sienna sedang bersiap-siap untuk pergi dengan mobi
Sienna sedikit terkejut mendengar komentar Tania. Jika itu urusan bisnis, Sienna tentu harus mengambil inisiatif. Tidak mungkin Jacob merendahkan diri untuk mendatanginya."Apa saat itu Kak Jacob nggak menolak?" tanya Tania.Tania benar-benar penasaran. Dia tahu tidak baik mencampuri privasi Sienna seperti ini. Namun, masalah ini berkaitan dengan kakak sepupunya, orang yang menurutnya paling hebat di Keluarga Yuwono."Jacob menolak beberapa kali, tapi akhirnya setuju," jawab Sienna sambil tersenyum. Dia tidak mengerti mengapa Tania tiba-tiba menanyakan hal ini.Wajah Tania tiba-tiba memerah. Dia benar-benar tidak menyangka Penny berjuang keras untuk tidur dengan sepupunya. Jika Elena mengetahui hal ini, dia pasti akan sangat marah. Namun, Tania tidak berniat untuk membocorkan masalah ini padanya.Suasana di sisa perjalanan itu sangat sunyi. Begitu sampai di jalan yang paling dekat dengan studio, Sienna bersiap untuk turun. Saat hendak menutup pintu mobil, dia berterima kasih kepada Tan
Sienna perlahan mengenakan pakaiannya dan mulai memikirkan kejadian tadi malam baik-baik. Kemarin, Sienna meminum anggur yang diberikan oleh Mike di kolam renang, lalu pergi berganti pakaian di kamar lantai atas dan beristirahat. Sepertinya tidak ada hal lain yang terjadi.Setelah memikirkannya berulang kali, Sienna masih belum menemukan alasannya. Apakah dia mencubit dirinya sendiri dalam mimpi? Kemarin malam, sepertinya Sienna memang memimpikan beberapa adegan dewasa.Sienna memijat keningnya. Lain kali, dia tidak akan sembarangan menerima minuman yang diberikan orang lain padanya. Efek mabuk semalam masih membuat Sienna sakit kepala. Dia berbaring di tempat tidur dan berniat untuk istirahat sebentar, tetapi Willow mendadak meneleponnya."Ponselmu mati sejak kemarin malam. Paman Harris sepertinya sudah sadar," ujar Willow.Rasa kantuk Sienna tiba-tiba menghilang dan dia langsung duduk. "Apa dokter yang bilang begitu?" tanya Sienna untuk memastikan."Ya, dokter ingin menghubungimu tad
Setelah menutup telepon dari Willow, Sienna menelepon rumah sakit.Di ujung telepon, sang dokter berkata, "Pak Harris menunjukkan tanda-tanda akan siuman tadi malam, tapi hari ini keadaan beliau kembali seperti semula. Kami masih belum bisa memastikan kapan Pak Harris akan benar-benar sadar."Sienna menunduk dan merasakan sesak di dadanya. Dia hendak pergi ke rumah sakit, tetapi Susan tiba-tiba meneleponnya."Kakek dan nenekmu ada di Kediaman Winata. Mereka mendengar tentang ayahmu dan sengaja datang berkunjung," ujar Susan.Wajah Sienna berubah sedikit masam. Kakek dan neneknya berasal dari Kabupaten Armana, tetapi dari beberapa kesempatan Sienna pergi ke sana, dia belum pernah mengunjungi mereka sama sekali. Itu karena ibunya dibenci oleh kakek dan neneknya setelah dia melahirkan Sienna.Di Kabupaten Armana, seorang menantu perempuan yang baru menikah harus tinggal bersama mertuanya selama beberapa waktu. Meski Harris adalah anak laki-laki sulung, adik laki-lakinya lebih dimanjakan o
Sorot mata Sienna menjadi dingin. Dia tidak pernah berinteraksi dengan orang yang mengaku sebagai kakek dan neneknya itu. Dia hanya pernah dibawa ibunya satu kali ke Kabupaten Armana saat dia masih kecil. Lantaran ibunya meninggal terlalu dini, ingatannya sedikit kabur.Namun, ada satu hal yang Sienna ingat dengan jelas. Kedua orang tua itu ingin memukuli dia dan ibunya dengan sapu saat itu.Saat itu, ayah Sienna telah menghasilkan sedikit uang. Sebagai anak yang berbakti, Leslie ingin membagikan sedikit rezeki kepada mertuanya. Bagaimanapun, mereka memang sudah membesarkan Harris.Berhubung orang tua Leslie dan Robert sudah lama meninggal, hubungan kakak adik mereka lumayan baik.Akan tetapi, kakek dan nenek Sienna mengira bahwa putra sulung mereka hidup melarat hingga istrinya datang untuk meminta uang. Bahkan sebelum Leslie dan Sienna memasuki rumah, kedua orang itu sudah melambaikan sapu untuk mengusir mereka."Pergi! Kamu cuma binatang yang bisa melahirkan anak perempuan! Kami ngg
Sarah tumbuh besar di Kabupaten Armana, jadi pola pikirnya juga sama dengan kebanyakan orang di sana. Berhubung si bungsu memiliki dua anak laki-laki, si sulung yang sudah sukses tentu saja harus membantu keluarga si bungsu.Ketika Harris ingin menikahi Leslie, Sarah sebenarnya tidak setuju. Menurutnya, Leslie bukan wanita yang subur dan pasti akan kesulitan melahirkan anak. Hal ini juga pernah membuat Sarah bertengkar dengan si sulung. Namun, pada akhirnya dia tidak bisa menentang keputusan Harris.Setelah Harris dan Leslie menikah, Sarah baru tahu bahwa Leslie sudah hamil sebelum menikah. Dia sangat murka karenanya. Jika tahu bahwa Leslie hamil, Sarah tidak perlu memberikan mahar sebesar 6 juta. Saking marahnya, dia sampai memaki-maki Leslie pada malam pernikahan itu. Sarah kesal karena Leslie tidak memberitahukan masalah kehamilannya sehingga dia harus memberikan mahar.Jadi, pada hari kedua setelah Leslie dan Harris menikah, Sarah langsung memindahkan mereka ke rumah samping yang s
Susan sendiri juga tidak menyukai Hilman dan Sarah. Bisa dibilang, dia merasa sangat muak. Bagaimana bisa dua orang desa miskin ini masuk ke dalam Kediaman Winata? Selain itu, sejak mereka memasuki vila, mata keduanya dipenuhi keserakahan. Mereka jelas berencana untuk menjajah vila ini.Namun, demi membuat Sienna kesal, Susan terpaksa harus menyetujui permintaan kedua orang tua itu. "Ucapan Ibu benar. Berapa sisa cicilan adik iparku sekarang?" tanya Susan."Lima miliar empat ratus juta. Cicilan bulanannya sebesar 60 juta. Dia hampir berusia 50 tahun sekarang dan perusahaannya baru-baru ini memberhentikan banyak karyawannya. Kalau putra bungsuku dipecat, dia nggak akan mampu bayar cicilan. Kamu dan haris harus membantunya. Seenggaknya, kalian harus memberinya 6 miliar untuk melunasi cicilan rumah dulu," jawab Sarah.Susan tersenyum dan mengeluarkan selembar kartu bank. "Ada 6 miliar di kartu ini, seharusnya cukup untuk adik ipar melunasi cicilannya," ujar Susan.Mata Sarah sontak berbin
Susan sedang berada di ruang utama kediaman Keluarga Winata. Ketika melihat Junando berjalan masuk, dia seketika berwaspada. Akhir-akhir ini, suasana hati Junando sedang tidak baik karena insiden selangkangan kemarin, jadi Susan tidak berani berbicara dengan keras padanya. Dia bertanya, "Junando, apa kamu sudah bertindak?"Junando duduk, lalu menjawab sambil mencibir, "Karena dia sudah berani datang kemari, berarti dia sudah siap menerima akibatnya." Susan sontak merasa cemas. Sekarang, Sienna sangat disayangi oleh Darwo. Jika terjadi sesuatu pada Sienna, Darwo pasti akan menyelidikinya secara menyeluruh. Dengan kekuasaan yang Darwo miliki, dia bisa menyelidiki masalah hingga terungkap. Jika hal itu benar-benar terjadi, bukan hanya Junando yang akan mendapat masalah, melainkan seluruh anggota Keluarga Winata juga akan terkena imbasnya."Junando, Ibu sudah pernah katakan padamu untuk menahan emosi," ucap Susan.Susan tersentak saat melihat Junando membanting gelas yang ada di tangannya
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg