Setelah sekian lama, Jacob pun mengetuk meja di depannya dengan lembut, tanpa menghiraukan perkataan Elena. Wanita itu menggodanya sebentar, lalu malah mendengar kekasihnya berkata, "Aku rapat dulu.""Baiklah. Jacob, kamu rapat saja," ucap Elena dengan nada manis, lalu menutup teleponnya. Kemudian, pandangan matanya kepada Sienna pun menjadi lebih lembut. Pemikirannya sama dengan orang lain. Lantaran wanita ini sudah menikah, Jacob tidak akan mungkin terlibat dengan wanita seperti itu.Secara kasar, setelah tidur dengan suaminya begitu banyak kali, bagaimana mungkin Jacob yang obsesif dengan kebersihan masih bisa tertarik dengan Sienna?Elena sedikit mengangkat dagunya dan mulai berjalan keluar. Kemudian, dia menimpali, "Lakukan sesuai yang aku katakan. Selain itu, aku suka Cloisonne. Jangan lupa untuk menghias seluruh dinding dan lantai dengan Cloisonne. Desain seperti ini sangat populer di luar negeri."Alis Sienna tampak berkerut. Cloisonne adalah motif batu marmer yang paling mahal
Sienna sama sekali tidak menyadari ekspresinya sendiri saat ini. Lantaran seseorang mempertanyakan desainnya, matanya sedikit memerah marah. Sebagai seorang desainer, ini bahkan lebih buruk daripada dihina secara langsung. Tidak ada senyuman di wajahnya dan matanya yang berkaca-kaca berkedip-kedip."Aku nggak berani. Hanya saja, tadi aku mendengar Nona Elena meneleponmu dan bilang kalau kalian akan pergi berkencan malam ini," ujar Sienna.Jacob menatapnya cukup lama sebelum berkata dengan pelan, "Kamu terus menginap di hotel setelah menikah. Apa keluargamu nggak keberatan?"Sienna sedikit terkejut dengan perubahan topik yang mendadak, tetapi dia tetap menjawab dengan jujur, "Ada masalah di keluargaku belakangan ini. Tempat ini lebih dekat dengan rumah sakit.""Kenapa kamu tinggal di lantaiku?" tanya Jacob lagi. Dia masih belum menggesek kartunya untuk membuka pintu, melainkan terus memandang Sienna.Jacob yang berdiri diam di sana terlihat santai. Namun, jika dilihat lebih dekat, siapa
Tangan Jacob yang menghalangi Sienna sangat ramping, bersih, dan enak dipandang. Namun, di balik keindahan tangan pria itu, seperti ada seekor binatang buas yang baru bangun dari hibernasinya, dingin dan sedikit berbahaya.Sienna tanpa sadar mundur selangkah, tetapi tangan Jacob yang lain kembali terulur dan mendarat ke dinding di belakang punggungnya. Sienna tidak bisa maju maupun mundur sekarang. Tubuhnya menyandar ke dinding dengan gugup, tetapi usahanya untuk menjauh sia-sia saja karena jarak mereka begitu dekat.Tangan Jacob mengepungnya dan menghalangi jalannya. Sienna menelan ludahnya dengan gugup, tidak berani menatap Jacob. Ketika dua orang saling berhadapan seperti ini, wanita pada dasarnya berada dalam posisi yang lebih lemah. Jika orang lain melihat mereka saat ini, mereka mungkin akan mengira Sienna sedang dipeluk.Suasana seperti ini membuat orang terlena. Hanya saja, Sienna tidak boleh terlena. Sebab, pria di depannya adalah Jacob. Dirinya dan Jacob sama sekali tidak mun
Seperti ada binatang buas yang mengincar Sienna dari belakang. Detik berikutnya, dia digendong dan ditempatkan di lemari di lorong depan."Tuan Jacob!" seru Sienna dengan suara serak.Dia sangat ketakutan karena digendong dan didudukkan di atas lemari. Saat ini, tingginya sejajar dengan tinggi badan Jacob. Tubuh Jacob sendiri sangat tinggi, yakni 188 sentimeter. Sienna menyandar dengan ngeri ke dinding saat dagunya dicengkeram oleh Jacob.Sejak malam pertama itu, Sienna tahu bahwa Jacob sangat panas dan liar di tempat tidur. Sosoknya benar-benar berbeda dari kesan dingin dan angkuh yang ditunjukkannya pada orang luar. Jika tidak begitu, Sienna tidak perlu langsung ke rumah sakit.Dagu Sienna dicengkeram erat, membuatnya tidak berani bergerak untuk beberapa saat. Hanya saja, matanya sudah berkaca-kaca. Jacob menatap wajah wanita yang sering membawa masalah untuknya ini dan menyentuh pinggangnya dengan tangannya yang lain.Jacob mencondongkan tubuh ke depan untuk mencium Sienna. Dia memb
Sienna membeku. Dalam situasi seperti ini, dia tidak mungkin berpura-pura tidak melihat Wiandro."Tuan Wiandro," sapa Sienna balik. Kemudian, dia segera melewatinya dan melangkah ke luar.Wiandro melihat sekilas tanda merah di tubuh Sienna dan desain Royal Estate di tangannya. Mata Sienna yang memerah dan ujung jarinya yang gemetar membuatnya terkesan seperti dia baru dianiaya."Penny," panggil Wiandro lagi.Tubuh Sienna membeku ketika dia mendengar Wiandro berkata dengan nada mengejek, "Apa Jacob begitu kasar?"Bahu Sienna bergetar pelan. Dia pura-pura tidak mendengar ucapan pria itu, lalu menundukkan kepalanya dan segera pergi.Wiandro tertawa pelan dan menekan tombol lift. Sesampainya di lantai teratas, dia mengetuk pintu kamar Jacob. Tiga menit kemudian, Jacob membuka pintu. Wiandro mengendus-endus ruangan itu dengan sembunyi-sembunyi. Namun, tidak ada jejak bau orang habis berbuat mesum."Jacob, kalau aku mengumpulkan orang-orang dan memberi tahu mereka kalau kamu merayu wanita ya
Wiandro mengambil dokumen naskahnya, lalu berteriak, "Kalau begitu, aku pergi dulu. Tenanglah, aku nggak akan membocorkan kejadian malam ini sama siapa pun, termasuk Elena!"Setelah pintu depan ditutup, ruangan menjadi sunyi. Jacob berdiri di dekat jendela kamar tidur utama sambil memandang pemandangan di luar jendela dengan ekspresi datar. Pemandangan dengan ribuan lampu di depannya sangatlah menakjubkan. Namun, dia hanya melihatnya sekilas sebelum menundukkan kepala dan melihat ujung jarinya.Kehangatan, kelembutan, dan aroma Sienna seakan-akan masih tertinggal dan meresap ke pori-pori, lalu menyebar ke seluruh anggota tubuhnya. Wiandro benar, hasrat Jacob memang belum surut. Dia bahkan tidak tahu alasannya.Sienna hanya seorang wanita biasa. Mengapa Jacob tiba-tiba meledak dan menariknya kembali saat dia melihat matanya yang ketakutan itu? Untuk sesaat, Jacob bahkan berpikir untuk menciumnya habis-habisan dan menyatukan dirinya dengan wanita itu.Apakah ini karena dia terlalu lama t
Nanda yakin bahwa Jacob hanya memperlakukan Sienna sebagai mainan yang bisa diajak bersenang-senang. Namun, Nanda tidak berani mengatakan hal yang sama soal Elena.Resepsionis tanpa sadar memandang Nanda. Nanda telah datang untuk memesan kamar di lantai teratas sebelumnya. Hari ini, dia kembali datang dan juga menanyakan informasi tamu di kamar yang diinginkannya.Kamar Jacob berada di lantai teratas hotel ini. Hanya ada dua kamar suite dalam koridor yang panjang itu. Salah satunya adalah kamar tetap Jacob yang telah direnovasi dan satu lagi terbuka untuk tamu. Berhubung siapa pun bisa memesan kamar itu, mengapa wanita ini bersikeras menanyakan informasi tamu di sana? Itu jelas karena wanita ini mengincar Jacob.Si resepsionis tidak ingin menimbulkan masalah, jadi dia tidak berkata apa-apa. Namun, tatapannya pada Nanda barusan telah menunjukkan pemikirannya.Tubuh Nanda menjadi kaku. Dia bergegas berbalik untuk pergi. Namun, Elena mendadak berkata sambil tersenyum, "Siapa namamu?"Di d
Saat ini, Sienna sudah kembali ke Vila Cahwana. Ketika berada di perjalanan pulang, dia menelepon Lukas dan mengatakan bahwa dirinya tidak akan menemuinya lagi.Lukas agak kecewa, tetapi tidak lama setelah itu dia menelepon wanita yang pernah menjalin hubungan dengannya.Lantaran tidak bisa menjalin hubungan dengan wanita yang status sosialnya lebih tinggi seperti Sienna, Lukas pikir tidak ada salahnya untuk meminta wanita lain datang dan tidur dengannya. Lagi pula, dia sudah membayar makanannya, jadi tidak boleh disia-siakan begitu saja.....Sienna langsung ke kamar begitu tiba di Vila Cahwana. Ketika duduk di atas ranjang, dia masih merasa seperti ada sesuatu yang menggeliat di kulitnya. Sensasi yang dahsyat ini hampir terasa sampai ke dalam tulangnya.Selain malam itu, Sienna belum pernah berciuman dengan pria. Kemudian, dia bergegas mengisi air ke dalam bak mandi. Ketika melepas kancing, dia melihat ada tanda merah pekat. Wajahnya sontak memerah karena kaget. Dia tidak berani untu
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg