Nanda yakin bahwa Jacob hanya memperlakukan Sienna sebagai mainan yang bisa diajak bersenang-senang. Namun, Nanda tidak berani mengatakan hal yang sama soal Elena.Resepsionis tanpa sadar memandang Nanda. Nanda telah datang untuk memesan kamar di lantai teratas sebelumnya. Hari ini, dia kembali datang dan juga menanyakan informasi tamu di kamar yang diinginkannya.Kamar Jacob berada di lantai teratas hotel ini. Hanya ada dua kamar suite dalam koridor yang panjang itu. Salah satunya adalah kamar tetap Jacob yang telah direnovasi dan satu lagi terbuka untuk tamu. Berhubung siapa pun bisa memesan kamar itu, mengapa wanita ini bersikeras menanyakan informasi tamu di sana? Itu jelas karena wanita ini mengincar Jacob.Si resepsionis tidak ingin menimbulkan masalah, jadi dia tidak berkata apa-apa. Namun, tatapannya pada Nanda barusan telah menunjukkan pemikirannya.Tubuh Nanda menjadi kaku. Dia bergegas berbalik untuk pergi. Namun, Elena mendadak berkata sambil tersenyum, "Siapa namamu?"Di d
Saat ini, Sienna sudah kembali ke Vila Cahwana. Ketika berada di perjalanan pulang, dia menelepon Lukas dan mengatakan bahwa dirinya tidak akan menemuinya lagi.Lukas agak kecewa, tetapi tidak lama setelah itu dia menelepon wanita yang pernah menjalin hubungan dengannya.Lantaran tidak bisa menjalin hubungan dengan wanita yang status sosialnya lebih tinggi seperti Sienna, Lukas pikir tidak ada salahnya untuk meminta wanita lain datang dan tidur dengannya. Lagi pula, dia sudah membayar makanannya, jadi tidak boleh disia-siakan begitu saja.....Sienna langsung ke kamar begitu tiba di Vila Cahwana. Ketika duduk di atas ranjang, dia masih merasa seperti ada sesuatu yang menggeliat di kulitnya. Sensasi yang dahsyat ini hampir terasa sampai ke dalam tulangnya.Selain malam itu, Sienna belum pernah berciuman dengan pria. Kemudian, dia bergegas mengisi air ke dalam bak mandi. Ketika melepas kancing, dia melihat ada tanda merah pekat. Wajahnya sontak memerah karena kaget. Dia tidak berani untu
Jacob tidak menanggapinya, melainkan menunduk untuk merapikan kancingnya. Kancing berwarna biru keperakan ini sangat mencolok. Itu adalah kancing pemberian Elena.Sienna berbalik begitu mendengar suara langkah kaki dari tangga. Terlihat Elena yang kembali, lalu berkata dengan lembut, "Jacob, ayo ikut aku ke atas. Aku sangat khawatir."Setelah menyelesaikan ucapannya, dia baru melihat Sienna. Sorot matanya sontak berubah menjadi tajam, lalu bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"Saat ini, dokter yang menangani Snow keluar dan berkata, "Nona Penny, silakan naik. Operasinya akan berlangsung sekitar 40 menit."Sienna menghela napas lega karena akhirnya bisa terbebas dari ketegangan ini. Dia buru-buru menganggukkan kepalanya pada Jacob dan Elena sembari berkata, "Tuan Jacob, Nona Elena, aku naik dulu, ya."Elena hanya diam sambil menatap kepergian Sienna. Dia merasa gelisah begitu memikirkan rambut yang dirinya temukan di kamar hotelnya. Sebenarnya rambut itu milik siapa? Ada hal lain lagi ya
Saat ini, mereka bertiga sudah tiba di lantai 2. Dokter yang bertugas untuk mengantar Sienna menunjuk ke arah sofa sembari berkata, "Ruang operasi Snow ada di sini, Anda bisa duduk dan tunggu di sofa ini."Selesai berbicara pada Sienna, dokter menoleh ke arah Elena dan berkata, "Nona Elena, kami membutuhkan waktu 20 menit untuk menangani kucing Nona, Nona dan ...."Dokter seketika tidak tahu harus mengatakan apa. Elena merasa ini adalah kesempatan yang bagus. Dia menimpali dengan percaya diri, "Pacarku."Dokter terkekeh, lalu melanjutkan, "Kalian berdua boleh duduk di sofa ruangan lain. Mari ikut denganku, kami akan berusaha lakukan secepat mungkin."Ketika Elena mengatakan bahwa Jacob adalah pacarnya, Jacob melihat Sienna dari sudut matanya. Akan tetapi, Sienna hanya melihat ruangan operasi Snow dengan gelisah. Tampaknya Sienna sama sekali tidak memedulikan hal ini.Jacob ditarik oleh Elena ke ruangan lain. Elena merasa lega saat tidak melihat ada interaksi apa pun antara Sienna dan J
Sienna dan Jacob tidak berbicara. Sienna terus mempertahankan posisi ini dan tidak bergerak. Dia berusaha menenangkan dirinya.Sementara itu, Jacob terus menggosok tangannya. Setelah busa sabun di tangannya bersih, dia mengambil tisu dan menyeka jari-jarinya dengan santai. Jelas-jelas, semua ini hanya berlangsung kurang dari 1 menit. Namun, Sienna merasa waktu berjalan sangat lambat.Jacob membuang tisu ke tong sampah. Saat melihat Sienna yang berpura-pura tenang, Jacob tertawa dan berkata, "Apa aku begitu menakutkan?"Biasanya Sienna begitu pandai bicara, tetapi sekarang dia tampak ketakutan. Mendengar perkataan Jacob, Sienna terpaksa membalas seraya memandang Jacob, "Tuan Jacob itu atasanku. Tentu saja aku takut."Jacob melihat bekas di belakang telinga Sienna yang tidak tertutupi. Seharusnya karena terlalu terburu-buru, makanya tidak ada yang mengingatkan Sienna. Jacob pun bertanya, "Acara makan dengan suamimu menyenangkan?" Apa suaminya tidak marah melihat penampilannya seperti ini
Menandatangani perjanjian? Mereka akan bercerai? Ternyata sebelum Elena mengungkit persyaratan ini, Jacob sudah membicarakannya terlebih dahulu.Elena merasa sangat bahagia sampai-sampai jari tangannya gemetaran. Jika Jacob bercerai, bukannya dia yang memiliki kesempatan paling besar untuk menikah dengan Jacob? Kemudian, Elena bertanya, "Bercerai ... butuh waktu berapa lama?"Jacob memandang ke depan dan berucap dengan datar, "Paling lambat setengah tahun. Belakangan ini, kesehatan Kakek kurang baik."Wajah Elena memerah dan dia mengelus kucingnya untuk menenangkan diri.Namun, saat mobil berhenti di depan pintu kediaman Keluarga Prawira, Elena berujar sambil menatap Jacob, "Oke, kalau begitu, aku akan menunggu setengah tahun. Jacob, kamu benar. Kita memang belum balikan, tapi aku akan menunjukkan padamu aku ini istri yang paling cocok untukmu. Aku nggak akan memaksamu atau berpikiran untuk bertemu dengan wanita itu lagi.""Waktu itu, kita putus juga bukan sepenuhnya karena kamu menika
Daria yang sangat kesal membentak, "Di mana Sienna? Suruh dia turun!" Kalau terjadi sesuatu pada Jacob, dia tidak akan melepaskan Sienna begitu saja!Rina agak takut kepada Daria karena terkadang sikap Daria sangat tidak masuk akal. Daria sama sekali tidak sungkan kepada Sienna. Rina menyahut, "Bu Daria, Nona Sienna belum pulang."Mendengar perkataan Rina, Daria yang emosi mengomel, "Sudah menikah pun masih saja berkeliaran di luar. Apa dia berkencan dengan pria lain? Sekarang sudah hampir jam 11.00! Entah apa yang dia sibukkan seharian.""Selama 3 tahun ini, Jacob nggak ada di rumah. Siapa tahu dia sudah melakukan hal yang mempermalukan Keluarga Yuwono. Kalau dia berani berbuat seperti itu, aku akan memberi pelajaran kepada Keluarga Winata!" lanjut Daria.Rina menelan ludah. Dia takut Daria benar-benar akan menyalahkan Sienna karena alergi Jacob kambuh. Bagaimanapun, Jacob sudah menunjukkan reaksi alergi sebelum pulang ke Vila Cahwana. Sudah jelas alergi Jacob tidak ada hubungannya de
Awalnya, Daria berniat memperkenalkan putri keluarga kaya lain di ibu kota kepada Jacob. Namun, Jacob yang jelas-jelas tahu dirinya alergi bulu binatang malah menemani Elena ke klinik hewan. Sepertinya, Jacob masih belum bisa melepaskan Elena yang tumbuh besar bersamanya.Akan tetapi, bagaimana Sienna bisa tahu Jacob menemani Elena ke klinik hewan? Jangan-jangan, wanita rendahan itu mengikuti Jacob? Daria mengernyit dan langsung mengirim pesan kepada Sienna.[ Jangan pikir aku nggak tahu apa rencanamu. Jauhi Jacob. Cepat atau lambat, kalian akan bercerai. Kalaupun kamu menyerahkan dirimu, Jacob juga nggak akan mau sama kamu. ]Kata-kata Daria sangat kasar. Ekspresi Sienna makin muram setelah membaca pesan Daria. Kemudian, Sienna membalas Daria.[ Bu Daria tenang saja. Aku pasti akan menjauhi Tuan Jacob. ]Daria mencibir. Kalau sampai Sienna mengingkari janjinya, dia pasti akan membuat Keluarga Winata celaka!Satu jam kemudian, efek obat bius Snow sudah hilang. Dokter pun berpesan kepad
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg