Sienna membeku. Dalam situasi seperti ini, dia tidak mungkin berpura-pura tidak melihat Wiandro."Tuan Wiandro," sapa Sienna balik. Kemudian, dia segera melewatinya dan melangkah ke luar.Wiandro melihat sekilas tanda merah di tubuh Sienna dan desain Royal Estate di tangannya. Mata Sienna yang memerah dan ujung jarinya yang gemetar membuatnya terkesan seperti dia baru dianiaya."Penny," panggil Wiandro lagi.Tubuh Sienna membeku ketika dia mendengar Wiandro berkata dengan nada mengejek, "Apa Jacob begitu kasar?"Bahu Sienna bergetar pelan. Dia pura-pura tidak mendengar ucapan pria itu, lalu menundukkan kepalanya dan segera pergi.Wiandro tertawa pelan dan menekan tombol lift. Sesampainya di lantai teratas, dia mengetuk pintu kamar Jacob. Tiga menit kemudian, Jacob membuka pintu. Wiandro mengendus-endus ruangan itu dengan sembunyi-sembunyi. Namun, tidak ada jejak bau orang habis berbuat mesum."Jacob, kalau aku mengumpulkan orang-orang dan memberi tahu mereka kalau kamu merayu wanita ya
Wiandro mengambil dokumen naskahnya, lalu berteriak, "Kalau begitu, aku pergi dulu. Tenanglah, aku nggak akan membocorkan kejadian malam ini sama siapa pun, termasuk Elena!"Setelah pintu depan ditutup, ruangan menjadi sunyi. Jacob berdiri di dekat jendela kamar tidur utama sambil memandang pemandangan di luar jendela dengan ekspresi datar. Pemandangan dengan ribuan lampu di depannya sangatlah menakjubkan. Namun, dia hanya melihatnya sekilas sebelum menundukkan kepala dan melihat ujung jarinya.Kehangatan, kelembutan, dan aroma Sienna seakan-akan masih tertinggal dan meresap ke pori-pori, lalu menyebar ke seluruh anggota tubuhnya. Wiandro benar, hasrat Jacob memang belum surut. Dia bahkan tidak tahu alasannya.Sienna hanya seorang wanita biasa. Mengapa Jacob tiba-tiba meledak dan menariknya kembali saat dia melihat matanya yang ketakutan itu? Untuk sesaat, Jacob bahkan berpikir untuk menciumnya habis-habisan dan menyatukan dirinya dengan wanita itu.Apakah ini karena dia terlalu lama t
Nanda yakin bahwa Jacob hanya memperlakukan Sienna sebagai mainan yang bisa diajak bersenang-senang. Namun, Nanda tidak berani mengatakan hal yang sama soal Elena.Resepsionis tanpa sadar memandang Nanda. Nanda telah datang untuk memesan kamar di lantai teratas sebelumnya. Hari ini, dia kembali datang dan juga menanyakan informasi tamu di kamar yang diinginkannya.Kamar Jacob berada di lantai teratas hotel ini. Hanya ada dua kamar suite dalam koridor yang panjang itu. Salah satunya adalah kamar tetap Jacob yang telah direnovasi dan satu lagi terbuka untuk tamu. Berhubung siapa pun bisa memesan kamar itu, mengapa wanita ini bersikeras menanyakan informasi tamu di sana? Itu jelas karena wanita ini mengincar Jacob.Si resepsionis tidak ingin menimbulkan masalah, jadi dia tidak berkata apa-apa. Namun, tatapannya pada Nanda barusan telah menunjukkan pemikirannya.Tubuh Nanda menjadi kaku. Dia bergegas berbalik untuk pergi. Namun, Elena mendadak berkata sambil tersenyum, "Siapa namamu?"Di d
Saat ini, Sienna sudah kembali ke Vila Cahwana. Ketika berada di perjalanan pulang, dia menelepon Lukas dan mengatakan bahwa dirinya tidak akan menemuinya lagi.Lukas agak kecewa, tetapi tidak lama setelah itu dia menelepon wanita yang pernah menjalin hubungan dengannya.Lantaran tidak bisa menjalin hubungan dengan wanita yang status sosialnya lebih tinggi seperti Sienna, Lukas pikir tidak ada salahnya untuk meminta wanita lain datang dan tidur dengannya. Lagi pula, dia sudah membayar makanannya, jadi tidak boleh disia-siakan begitu saja.....Sienna langsung ke kamar begitu tiba di Vila Cahwana. Ketika duduk di atas ranjang, dia masih merasa seperti ada sesuatu yang menggeliat di kulitnya. Sensasi yang dahsyat ini hampir terasa sampai ke dalam tulangnya.Selain malam itu, Sienna belum pernah berciuman dengan pria. Kemudian, dia bergegas mengisi air ke dalam bak mandi. Ketika melepas kancing, dia melihat ada tanda merah pekat. Wajahnya sontak memerah karena kaget. Dia tidak berani untu
Jacob tidak menanggapinya, melainkan menunduk untuk merapikan kancingnya. Kancing berwarna biru keperakan ini sangat mencolok. Itu adalah kancing pemberian Elena.Sienna berbalik begitu mendengar suara langkah kaki dari tangga. Terlihat Elena yang kembali, lalu berkata dengan lembut, "Jacob, ayo ikut aku ke atas. Aku sangat khawatir."Setelah menyelesaikan ucapannya, dia baru melihat Sienna. Sorot matanya sontak berubah menjadi tajam, lalu bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"Saat ini, dokter yang menangani Snow keluar dan berkata, "Nona Penny, silakan naik. Operasinya akan berlangsung sekitar 40 menit."Sienna menghela napas lega karena akhirnya bisa terbebas dari ketegangan ini. Dia buru-buru menganggukkan kepalanya pada Jacob dan Elena sembari berkata, "Tuan Jacob, Nona Elena, aku naik dulu, ya."Elena hanya diam sambil menatap kepergian Sienna. Dia merasa gelisah begitu memikirkan rambut yang dirinya temukan di kamar hotelnya. Sebenarnya rambut itu milik siapa? Ada hal lain lagi ya
Saat ini, mereka bertiga sudah tiba di lantai 2. Dokter yang bertugas untuk mengantar Sienna menunjuk ke arah sofa sembari berkata, "Ruang operasi Snow ada di sini, Anda bisa duduk dan tunggu di sofa ini."Selesai berbicara pada Sienna, dokter menoleh ke arah Elena dan berkata, "Nona Elena, kami membutuhkan waktu 20 menit untuk menangani kucing Nona, Nona dan ...."Dokter seketika tidak tahu harus mengatakan apa. Elena merasa ini adalah kesempatan yang bagus. Dia menimpali dengan percaya diri, "Pacarku."Dokter terkekeh, lalu melanjutkan, "Kalian berdua boleh duduk di sofa ruangan lain. Mari ikut denganku, kami akan berusaha lakukan secepat mungkin."Ketika Elena mengatakan bahwa Jacob adalah pacarnya, Jacob melihat Sienna dari sudut matanya. Akan tetapi, Sienna hanya melihat ruangan operasi Snow dengan gelisah. Tampaknya Sienna sama sekali tidak memedulikan hal ini.Jacob ditarik oleh Elena ke ruangan lain. Elena merasa lega saat tidak melihat ada interaksi apa pun antara Sienna dan J
Sienna dan Jacob tidak berbicara. Sienna terus mempertahankan posisi ini dan tidak bergerak. Dia berusaha menenangkan dirinya.Sementara itu, Jacob terus menggosok tangannya. Setelah busa sabun di tangannya bersih, dia mengambil tisu dan menyeka jari-jarinya dengan santai. Jelas-jelas, semua ini hanya berlangsung kurang dari 1 menit. Namun, Sienna merasa waktu berjalan sangat lambat.Jacob membuang tisu ke tong sampah. Saat melihat Sienna yang berpura-pura tenang, Jacob tertawa dan berkata, "Apa aku begitu menakutkan?"Biasanya Sienna begitu pandai bicara, tetapi sekarang dia tampak ketakutan. Mendengar perkataan Jacob, Sienna terpaksa membalas seraya memandang Jacob, "Tuan Jacob itu atasanku. Tentu saja aku takut."Jacob melihat bekas di belakang telinga Sienna yang tidak tertutupi. Seharusnya karena terlalu terburu-buru, makanya tidak ada yang mengingatkan Sienna. Jacob pun bertanya, "Acara makan dengan suamimu menyenangkan?" Apa suaminya tidak marah melihat penampilannya seperti ini
Menandatangani perjanjian? Mereka akan bercerai? Ternyata sebelum Elena mengungkit persyaratan ini, Jacob sudah membicarakannya terlebih dahulu.Elena merasa sangat bahagia sampai-sampai jari tangannya gemetaran. Jika Jacob bercerai, bukannya dia yang memiliki kesempatan paling besar untuk menikah dengan Jacob? Kemudian, Elena bertanya, "Bercerai ... butuh waktu berapa lama?"Jacob memandang ke depan dan berucap dengan datar, "Paling lambat setengah tahun. Belakangan ini, kesehatan Kakek kurang baik."Wajah Elena memerah dan dia mengelus kucingnya untuk menenangkan diri.Namun, saat mobil berhenti di depan pintu kediaman Keluarga Prawira, Elena berujar sambil menatap Jacob, "Oke, kalau begitu, aku akan menunggu setengah tahun. Jacob, kamu benar. Kita memang belum balikan, tapi aku akan menunjukkan padamu aku ini istri yang paling cocok untukmu. Aku nggak akan memaksamu atau berpikiran untuk bertemu dengan wanita itu lagi.""Waktu itu, kita putus juga bukan sepenuhnya karena kamu menika