Tangan Jacob yang menghalangi Sienna sangat ramping, bersih, dan enak dipandang. Namun, di balik keindahan tangan pria itu, seperti ada seekor binatang buas yang baru bangun dari hibernasinya, dingin dan sedikit berbahaya.Sienna tanpa sadar mundur selangkah, tetapi tangan Jacob yang lain kembali terulur dan mendarat ke dinding di belakang punggungnya. Sienna tidak bisa maju maupun mundur sekarang. Tubuhnya menyandar ke dinding dengan gugup, tetapi usahanya untuk menjauh sia-sia saja karena jarak mereka begitu dekat.Tangan Jacob mengepungnya dan menghalangi jalannya. Sienna menelan ludahnya dengan gugup, tidak berani menatap Jacob. Ketika dua orang saling berhadapan seperti ini, wanita pada dasarnya berada dalam posisi yang lebih lemah. Jika orang lain melihat mereka saat ini, mereka mungkin akan mengira Sienna sedang dipeluk.Suasana seperti ini membuat orang terlena. Hanya saja, Sienna tidak boleh terlena. Sebab, pria di depannya adalah Jacob. Dirinya dan Jacob sama sekali tidak mun
Seperti ada binatang buas yang mengincar Sienna dari belakang. Detik berikutnya, dia digendong dan ditempatkan di lemari di lorong depan."Tuan Jacob!" seru Sienna dengan suara serak.Dia sangat ketakutan karena digendong dan didudukkan di atas lemari. Saat ini, tingginya sejajar dengan tinggi badan Jacob. Tubuh Jacob sendiri sangat tinggi, yakni 188 sentimeter. Sienna menyandar dengan ngeri ke dinding saat dagunya dicengkeram oleh Jacob.Sejak malam pertama itu, Sienna tahu bahwa Jacob sangat panas dan liar di tempat tidur. Sosoknya benar-benar berbeda dari kesan dingin dan angkuh yang ditunjukkannya pada orang luar. Jika tidak begitu, Sienna tidak perlu langsung ke rumah sakit.Dagu Sienna dicengkeram erat, membuatnya tidak berani bergerak untuk beberapa saat. Hanya saja, matanya sudah berkaca-kaca. Jacob menatap wajah wanita yang sering membawa masalah untuknya ini dan menyentuh pinggangnya dengan tangannya yang lain.Jacob mencondongkan tubuh ke depan untuk mencium Sienna. Dia memb
Sienna membeku. Dalam situasi seperti ini, dia tidak mungkin berpura-pura tidak melihat Wiandro."Tuan Wiandro," sapa Sienna balik. Kemudian, dia segera melewatinya dan melangkah ke luar.Wiandro melihat sekilas tanda merah di tubuh Sienna dan desain Royal Estate di tangannya. Mata Sienna yang memerah dan ujung jarinya yang gemetar membuatnya terkesan seperti dia baru dianiaya."Penny," panggil Wiandro lagi.Tubuh Sienna membeku ketika dia mendengar Wiandro berkata dengan nada mengejek, "Apa Jacob begitu kasar?"Bahu Sienna bergetar pelan. Dia pura-pura tidak mendengar ucapan pria itu, lalu menundukkan kepalanya dan segera pergi.Wiandro tertawa pelan dan menekan tombol lift. Sesampainya di lantai teratas, dia mengetuk pintu kamar Jacob. Tiga menit kemudian, Jacob membuka pintu. Wiandro mengendus-endus ruangan itu dengan sembunyi-sembunyi. Namun, tidak ada jejak bau orang habis berbuat mesum."Jacob, kalau aku mengumpulkan orang-orang dan memberi tahu mereka kalau kamu merayu wanita ya
Wiandro mengambil dokumen naskahnya, lalu berteriak, "Kalau begitu, aku pergi dulu. Tenanglah, aku nggak akan membocorkan kejadian malam ini sama siapa pun, termasuk Elena!"Setelah pintu depan ditutup, ruangan menjadi sunyi. Jacob berdiri di dekat jendela kamar tidur utama sambil memandang pemandangan di luar jendela dengan ekspresi datar. Pemandangan dengan ribuan lampu di depannya sangatlah menakjubkan. Namun, dia hanya melihatnya sekilas sebelum menundukkan kepala dan melihat ujung jarinya.Kehangatan, kelembutan, dan aroma Sienna seakan-akan masih tertinggal dan meresap ke pori-pori, lalu menyebar ke seluruh anggota tubuhnya. Wiandro benar, hasrat Jacob memang belum surut. Dia bahkan tidak tahu alasannya.Sienna hanya seorang wanita biasa. Mengapa Jacob tiba-tiba meledak dan menariknya kembali saat dia melihat matanya yang ketakutan itu? Untuk sesaat, Jacob bahkan berpikir untuk menciumnya habis-habisan dan menyatukan dirinya dengan wanita itu.Apakah ini karena dia terlalu lama t
Nanda yakin bahwa Jacob hanya memperlakukan Sienna sebagai mainan yang bisa diajak bersenang-senang. Namun, Nanda tidak berani mengatakan hal yang sama soal Elena.Resepsionis tanpa sadar memandang Nanda. Nanda telah datang untuk memesan kamar di lantai teratas sebelumnya. Hari ini, dia kembali datang dan juga menanyakan informasi tamu di kamar yang diinginkannya.Kamar Jacob berada di lantai teratas hotel ini. Hanya ada dua kamar suite dalam koridor yang panjang itu. Salah satunya adalah kamar tetap Jacob yang telah direnovasi dan satu lagi terbuka untuk tamu. Berhubung siapa pun bisa memesan kamar itu, mengapa wanita ini bersikeras menanyakan informasi tamu di sana? Itu jelas karena wanita ini mengincar Jacob.Si resepsionis tidak ingin menimbulkan masalah, jadi dia tidak berkata apa-apa. Namun, tatapannya pada Nanda barusan telah menunjukkan pemikirannya.Tubuh Nanda menjadi kaku. Dia bergegas berbalik untuk pergi. Namun, Elena mendadak berkata sambil tersenyum, "Siapa namamu?"Di d
Saat ini, Sienna sudah kembali ke Vila Cahwana. Ketika berada di perjalanan pulang, dia menelepon Lukas dan mengatakan bahwa dirinya tidak akan menemuinya lagi.Lukas agak kecewa, tetapi tidak lama setelah itu dia menelepon wanita yang pernah menjalin hubungan dengannya.Lantaran tidak bisa menjalin hubungan dengan wanita yang status sosialnya lebih tinggi seperti Sienna, Lukas pikir tidak ada salahnya untuk meminta wanita lain datang dan tidur dengannya. Lagi pula, dia sudah membayar makanannya, jadi tidak boleh disia-siakan begitu saja.....Sienna langsung ke kamar begitu tiba di Vila Cahwana. Ketika duduk di atas ranjang, dia masih merasa seperti ada sesuatu yang menggeliat di kulitnya. Sensasi yang dahsyat ini hampir terasa sampai ke dalam tulangnya.Selain malam itu, Sienna belum pernah berciuman dengan pria. Kemudian, dia bergegas mengisi air ke dalam bak mandi. Ketika melepas kancing, dia melihat ada tanda merah pekat. Wajahnya sontak memerah karena kaget. Dia tidak berani untu
Jacob tidak menanggapinya, melainkan menunduk untuk merapikan kancingnya. Kancing berwarna biru keperakan ini sangat mencolok. Itu adalah kancing pemberian Elena.Sienna berbalik begitu mendengar suara langkah kaki dari tangga. Terlihat Elena yang kembali, lalu berkata dengan lembut, "Jacob, ayo ikut aku ke atas. Aku sangat khawatir."Setelah menyelesaikan ucapannya, dia baru melihat Sienna. Sorot matanya sontak berubah menjadi tajam, lalu bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"Saat ini, dokter yang menangani Snow keluar dan berkata, "Nona Penny, silakan naik. Operasinya akan berlangsung sekitar 40 menit."Sienna menghela napas lega karena akhirnya bisa terbebas dari ketegangan ini. Dia buru-buru menganggukkan kepalanya pada Jacob dan Elena sembari berkata, "Tuan Jacob, Nona Elena, aku naik dulu, ya."Elena hanya diam sambil menatap kepergian Sienna. Dia merasa gelisah begitu memikirkan rambut yang dirinya temukan di kamar hotelnya. Sebenarnya rambut itu milik siapa? Ada hal lain lagi ya
Saat ini, mereka bertiga sudah tiba di lantai 2. Dokter yang bertugas untuk mengantar Sienna menunjuk ke arah sofa sembari berkata, "Ruang operasi Snow ada di sini, Anda bisa duduk dan tunggu di sofa ini."Selesai berbicara pada Sienna, dokter menoleh ke arah Elena dan berkata, "Nona Elena, kami membutuhkan waktu 20 menit untuk menangani kucing Nona, Nona dan ...."Dokter seketika tidak tahu harus mengatakan apa. Elena merasa ini adalah kesempatan yang bagus. Dia menimpali dengan percaya diri, "Pacarku."Dokter terkekeh, lalu melanjutkan, "Kalian berdua boleh duduk di sofa ruangan lain. Mari ikut denganku, kami akan berusaha lakukan secepat mungkin."Ketika Elena mengatakan bahwa Jacob adalah pacarnya, Jacob melihat Sienna dari sudut matanya. Akan tetapi, Sienna hanya melihat ruangan operasi Snow dengan gelisah. Tampaknya Sienna sama sekali tidak memedulikan hal ini.Jacob ditarik oleh Elena ke ruangan lain. Elena merasa lega saat tidak melihat ada interaksi apa pun antara Sienna dan J
Sienna sama sekali tidak terkejut, tetapi anggota Keluarga Shankar yang lain mulai membahas. Saat anggota Keluarga Shankar yang lain menikah, tanggal lahir mereka juga diramal. Hanya pasangan yang tanggal lahirnya cocok boleh menikah.Dulu, Omar dan Luna putus karena tanggal lahir mereka tidak cocok. Irena melipat kedua tangan di dada seraya berucap dengan datar, "Jadi, Sienna nggak boleh bersama pacarnya. Kami sarankan kamu putus."Sienna mengerjap dan berkata dengan tegas, "Nek, aku nggak begitu religius."Begitu Sienna melontarkan perkataannya, suasana di ruangan menjadi hening. Jero ingin memberi isyarat kepada Sienna. Namun, akhirnya dia mengurungkan niatnya.Jero memahami sifat Sienna dan Jacob. Mereka berdua baru bisa bersama setelah melewati banyak kesulitan. Jadi, keduanya tidak mungkin putus hanya karena ucapan anggota Keluarga Shankar. Jero memutuskan untuk diam.Orlando menegaskan, "Kamu harus mematuhi aturan Keluarga Shankar."Jacob segera berjalan ke depan Sienna, lalu be
Sienna dan Jacob tinggal di kediaman Keluarga Shankar satu malam. Keesokan paginya, pelayan mengetuk pintu dan memanggil, "Nona Sienna, Nyonya Irena menyuruhmu pergi ke ruang kerja."Sienna merasa gugup. Jacob sudah selesai mengganti baju. Dia ingin mengikuti Sienna, tetapi pelayan menghentikannya, "Tuan, Nyonya Irena hanya memanggil Nona Sienna."Langkah Jacob terhenti. Dia melihat Sienna. Sementara itu, Sienna menggenggam tangan Jacob sambil menghibur, "Nggak apa-apa. Aku akan segera kembali."Jacob menimpali, "Aku tunggu kamu di luar ruang kerja. Kalau ada masalah, jatuhkan cangkir saja. Aku akan langsung masuk untuk menjemput kamu.""Oke," sahut Sienna.Jacob memandang pelayan sembari bertanya dengan dingin, "Bu Irena tidak larang aku tunggu di luar ruang kerja, 'kan?"Pelayan ragu-ragu, Irena memang tidak melarang hal itu. Kemudian, Sienna pergi ke ruang kerja dan mengetuk pintu. Terdengar suara Irena yang berucap, "Masuk."Sienna membuka pintu dan berjalan masuk. Di dalam ruangan
Lily tidak yakin kedua pria ini memang mendapatkan instruksi dari Arlo untuk menyiksanya. Sekarang dia hanya ingin bertemu Arlo dan segera pergi dari tempat mengerikan ini.Lily memelas, "Aku mohon ampuni aku! Aku mau bertemu Kak Arlo. Aku memang salah, seharusnya aku nggak mencelakai Sienna. Aku mohon, langsung bunuh aku saja!"Namun, kedua pria itu mengabaikan Lily, seolah-olah tidak mendengar suara apa pun. Lily merasa putus asa.Air mata Lily sudah kering. Sewaktu dia baru dibawa ke ruang bawah tanah, Arlo pernah mengunjunginya sekali. Arlo bertanya apakah Lily menyesali perbuatannya atau tidak. Kala itu, Lily hampir menggila karena merasakan kebencian yang sangat mendalam.Lily berujar, "Mana mungkin aku menyesal? Omar akan koma seumur hidup. Kak Arlo, kalau kamu nggak membiarkanku hidup senang, aku nggak akan menyerahkan obat penawar kepadamu."Lily melanjutkan, "Selain itu, Sienna pasti nggak mau bertemu kamu, 'kan? Rasakan akibatnya! Siapa suruh kamu begitu memercayaiku?"Setia
Saham Keluarga Shankar memang sudah diberikan kepada Sienna, tetapi Keluarga Shankar mempunyai banyak perusahaan. Setiap anggota Keluarga Shankar mengurus banyak perusahaan besar.Jadi, anggota Keluarga Shankar yang lain merasa tidak puas dengan kemunculan Sienna. Namun, mereka juga tidak berani membuat Orlando dan Irena marah. Mereka akan rugi besar jika perusahaan ditarik.Malam ini, anggota Keluarga Shankar sudah bertemu dengan Sienna. Meskipun merasa tidak rela, mereka juga tidak berani membuat keributan. Melihat Jero turun ke lantai bawah, mereka mulai menghasut."Jero, apa kamu benar-benar menyerahkan sahammu pada Sienna? Dia itu wanita dan biasanya wanita itu emosional. Mungkin saja suatu hari nanti Sienna berhasil dibujuk pacarnya dan semua sahamnya direbut. Nantinya kekayaan Keluarga Shankar akan menjadi milik orang lain.""Iya, kakakmu juga didepak karena wanita itu. Selama ini, performa Arlo sangat bagus dan dia sangat baik pada kita semua. Menurutku, wanita itu pembawa sial
Jero berniat mengingatkan Sienna agar tidak berselisih dengan Orlando dan Irena. Sienna mengangguk. Dia melihat pengurus rumah terus berdiri di depan pintu dan pintu kamar tidak ditutup. Apa Jero diawasi?Jero memijat keningnya. Dia bisa menebak pemikiran Sienna. Jero menghibur, "Sebenarnya nggak begitu menakutkan. Aku memang nggak dekat dengan Kakek dan Nenek, tapi mereka nggak terlalu mempersulit junior."Jero menambahkan, "Bagaimanapun, mereka sangat religius. Kalau nggak, mereka pasti sudah meninggalkan kediaman Keluarga Shankar dan pergi ke pulau."Jero berjalan ke pintu. Dia tiba-tiba mengingatkan lagi saat teringat sesuatu, "Sebaiknya pakai jalan tengah, jangan bertengkar dengan mereka."Sienna mengangguk, tetapi dia tidak yakin bisa menemukan jalan tengah. Sementara itu, Jero mencari Orlando dan Irena di ruang kerja.Kala ini, Orlando sedang menulis. Irena yang berdiri di samping ingin berbicara dengan Orlanda, tetapi dia ragu-ragu. Akhirnya, Irena hanya menghela napas.Orlando
Suasana di ruangan menjadi tegang. Orlando berdiri, lalu memandang Sienna dengan ekspresi puas dan berucap, "Auramu mirip dengan Omar. Kamu tinggal di sini satu malam dulu. Setelah hasilnya keluar, aku akan kabari kamu dan ...."Mungkin Orlando memang tidak mengenal Jacob. Jadi, dia berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Kamu dan pacarmu tinggal di sini dulu."Sienna mengangguk, lalu membalas seraya tersenyum, "Maaf merepotkan Kakek."Tatapan Irena tertuju pada wajah Jacob lagi. Dia mengernyit, tetapi tidak mengatakan apa pun. Orlando yang berjalan keluar berpesan pada pengurus rumah, "Bawa Sienna dan pacarnya ke lantai atas supaya nggak diganggu orang lain."Sienna memang sedang mencari alasan untuk meninggalkan orang-orang ini. Di ruangan masih ada 20 lebih anggota Keluarga Shankar. Setelah Orlando pergi, mereka pasti akan mempersulit Sienna.Terutama Marko. Ekspresinya sangat masam. Sienna menggenggam tangan Jacob. Mereka berdua mengikuti pengurus rumah naik ke lantai 4 dengan menai
Orlando mengangkat kepala dan menatap Sienna terlebih dahulu, lalu mengalihkan pandangannya pada Jacob. Dia langsung menyipitkan matanya dan berdiri karena terkejut. Perubahan ekspresinya terlalu jelas sampai semua orang berpikir dia mungkin sudah melihat hantu.Pada saat itu, Irena juga mengangkat kepalanya dengan ekspresi yang tidak percaya juga. Namun, mereka berdua adalah orang yang sangat berpengaruh saat masih muda, sehingga mereka bisa mengendalikan emosi mereka dengan cepat.Orlando adalah orang pertama yang berbicara. "Jadi, kamu ini Sienna ya?"Sienna juga tidak menunjukkan sikapnya yang tegas karena dia tidak dipersulit. Dia mendekat dengan ramah dan menundukkan kepalanya. "Kakek, Nenek."Keluarga Shankar memiliki tata krama yang sangat baik. Meskipun anggota keluarga lainnya tidak setuju saham keluarga jatuh ke tangan Sienna, mereka semua tetap diam karena kedua tetua masih belum membuat keputusan. Bahkan Marko pun tidak berani bertindak ceroboh pada saat seperti ini. Aura
"Aku akan pergi bersamamu," kata Sienna.Begitu Sienna selesai berbicara, Jero dan Jacob langsung memegang pergelangan tangan Sienna secara bersamaan."Nggak boleh," kata Jero. Dia adalah anggota Keluarga Shankar, sehingga dia sangat memahami situasi di keluarga itu.Sekarang Omar sudah tumbang dan saham keluarga dipindahkan pada seseorang yang dianggap orang-orang di keluarga Shankar sebagai orang luar, Sienna pasti akan dikritik dengan keras jika malam ini ikut ke sana. Niat buruk mereka tidak kalah dari Marko, hanya saja Marko ini yang keterlaluan sampai membuat keributan ke sini.Jero menarik napas dalam-dalam. "Sebaiknya kamu dan Jacob pulang dulu. Jangan terlibat dalam masalah Keluarga Shankar dulu. Kakek dan Nenek adalah orang yang bijaksana.""Selama bertahun-tahun ini, Ayah mencarimu secara diam-diam. Bahkan aku pun baru tahu beberapa waktu yang lalu, Kakek dan Nenek pasti nggak tahu hal ini. Jadi, meskipun kamu nggak bersalah, kamu akan dianggap bersalah karena dua lembar sur
Marko mengernyitkan alis. Melihat penampilan wanita itu cukup cantik, dia langsung tertarik. "Apa ini kekasih barumu? Jero, lebih baik suruh dia pergi, Keluarga Shankar bukan tempat untuknya bersikap semena-mena."Sienna tahu situasi di Keluarga Shankar tidak damai, tetapi dia tidak menyangka Marko bisa ternyata begitu menjijikkan. Dia langsung mengeluarkan dua lembar surat pengalihan saham dan berkata dengan ekspresi dingin, "Aku adalah presdir baru Keluarga Shankar. Aku kembalikan kata-kata itu padamu, ini bukan tempat untukmu bersikap semena-mena."Marko yang tadinya masih tersenyum, ekspresinya langsung menjadi sangat dingin setelah melihat kedua dokumen itu. Dadanya juga mulai berdebar-debar. "Arlo, Jero, bagus sekali! Kalian malah memberikan seluruh saham Keluarga Shankar pada orang luar. Kalian benar-benar pantas mati. Lihat saja bagaimana kakek dan nenekmu akan menghukum kalian. Kalian tunggu saja.""Jero, kamu benar-benar makin keterlaluan, berani-beraninya kamu menipu kakakmu