Pada pukul 03.00, Sienna menerima telepon dari rumah sakit yang mengatakan bahwa Harris jatuh dari tangga dan tengah diselamatkan.Rasa lelah Sienna hilang seketika. Dia buru-buru memakai mantelnya dengan ekspresi serius. Dokter menelepon Sienna karena dia pernah berbincang dengan dokter ayahnya saat ke rumah sakit tempo hari.Ketika Sienna sampai rumah sakit, dia melihat Susan duduk sendirian di koridor. Namun, wanita itu sama sekali tidak terlihat khawatir.Apakah ini ilusi? Saat Susan melihat Sienna, matanya langsung terbelalak. Mengapa Sienna ada di sini?Sienna menghampiri Susan dan berkata dengan nada dingin, "Bukannya aku sudah mengantar ayahku ke rumah sakit sebelum aku pergi ke Kabupaten Armana? Kamu seharusnya tahu kalau dia menderita kanker hati. Seharusnya kamu membiarkan dia beristirahat di rumah sakit selama beberapa hari. Kenapa kamu membiarkan dia kembali?"Susan sangat gelisah, tetapi saat mengingat kata-kata Santo, dia membalas dengan galak, "Kamu menuduhku? Kamu tahu
Apa hari ini Jacob pulang ke ibu kota? Kemarin Sienna memang melihat mobil Jacob di Kabupaten Armana. Namun, mereka pun berpisah karena mobil Sienna harus dibawa ke bengkel.Saat ini, Sienna tidak memedulikan hal lain lagi dan memesan kamar hotel. Dia tetap membawa obat pereda panas. Beberapa hari ini, Sienna harus sering-sering datang ke rumah sakit. Begitu sampai di lobi hotel, resepsionis memberi tahu Sienna bahwa kamar yang dipesannya sudah diberikan kepada orang lain karena ada kesalahan sistem.Resepsionis berkata, "Nona, maaf. Sebagai ganti rugi, pihak hotel akan memberimu kamar suite secara gratis."Sienna merasa tak berdaya saat melihat nomor kamar yang tertera di kartu. Kamar itu berada di lantai yang sama dengan kamar Jacob dan di lantai itu hanya ada 2 kamar suite. Sienna memijat keningnya, lalu mengambil kartu dan tidak berbicara lagi. Sekarang, dia hanya ingin tidur.Begitu masuk lift, Sienna bersandar di sudut sambil memejamkan matanya. Pintu lift terbuka, Jacob dan Sony
Sienna yang tinggal di kamar lain sudah tertidur. Dia tampak kelelahan. Saat bangun, waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 sore. Sienna mandi, lalu segera pergi ke rumah sakit.Namun, ketika melewati kamar Jacob, Sienna melihat Jacob kebetulan sedang membuka pintu. Sienna langsung teringat perkataan Sony di dalam lift. Seharusnya, Jacob hendak pergi menjemput cinta pertamanya.Bukankah pesawatnya tiba pada pukul 04.00 sore? Kenapa Jacob sudah keluar pada pukul 02.00 sore? Saat bertemu dengan wanita yang disukai, Jacob juga merasa tidak sabar sama seperti pria yang lain.Sienna menyapa, "Tuan Jacob." Saat ini, dia sudah sepenuhnya sadar karena cukup tidur.Jacob tidak bicara. Dia juga tidak tahu kenapa Sienna datang ke hotel ini, bahkan memesan kamar di lantai yang sama dengannya. Jika Sienna bilang dia tidak punya tujuan lain, pasti tidak ada yang percaya. Namun, selama ini Sienna selalu tahu batasan. Tidak seperti wanita lain yang sengaja mengenakan pakaian minim untuk mencari Jacob.S
Begitu Sienna sampai di ruang ICU, Susan sudah menunggu di sana. Namun, Susan tidak melihat Sienna, hanya terus bertanya kepada dokter, "Kapan suamiku bisa bangun? Apa aku boleh masuk untuk menjenguknya? Kalian harus berusaha menyelamatkannya."Kedua suster yang berdiri di kedua sisi Susan mendesah saat mendengar ucapan Susan. Salah satu suster menjawab, "Nyonya Susan, kami sudah menjawabmu beberapa kali. Kami masih harus mengamati selama 3 hari untuk memastikan kondisinya. Jangan panik, kamu duduk dulu."Susan menyahut, "Aku mau masuk untuk melihatnya."Suster menimpali, "Maaf, kamu belum bisa masuk untuk sementara waktu. Nanti kami akan mengaturnya supaya kamu bisa masuk."Susan merasa lega. Asalkan bisa masuk, dia akan mencabut selangnya agar Harris tidak bisa hidup lagi. Masalahnya sudah menjadi seperti ini, jadi tidak ada gunanya menyesal.Tubuh Susan menegang begitu menyadari kedatangan Sienna. Dia segera melepaskan tangan suster. Sienna duduk di kursi koridor, dia menunggu lapor
Elena pun menelepon begitu Jacob naik ke mobil. Dia bertanya, "Jacob, aku sudah menunggu 20 menit. Kamu di mana?"Jacob melihat jamnya dan menjawab, "Rapat baru selesai. Aku akan sampai 20 menit lagi.""Kamu masih saja gila kerja. Kenapa kamu tega membuatku berdiri di sini?" ucap Elena."Kamu cari saja tempat duduk," sahut Jacob.Elena terdiam dan matanya memerah. Dia berkata, "Jacob, kamu sudah berubah. Dulu kamu nggak begini."Jacob memijat keningnya, lalu berucap dengan datar, "Aku akan segera datang dan aku sudah memesan tempat di restoran."Elena yang merasa agak senang menyahut, "Oke, aku tunggu kamu."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Jacob pun melamun. Sony yang duduk di kursi depan melirik Jacob sekilas dari kaca spion tengah. Kemudian, dia fokus menyetir dan tidak berkata apa-apa. Dua puluh menit kemudian, mobil berhenti di depan bandara.Elena sudah keluar dari tadi. Saat ini, matanya langsung berbinar-binar begitu melihat mobil Jacob. Dia segera menghampiri mobil dan me
Elena seperti mendengar gosip yang heboh. Awalnya, dia merasa terkejut, lalu merasa jijik. Ternyata, istri Jacob adalah wanita yang tidak beres. Padahal dia belum bercerai dengan Jacob, tetapi sudah mencari pasangan baru.Namun, pemikiran wanita itu benar-benar dangkal. Latar belakang keluarga Mike memang lumayan bagus, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan Jacob dan Keluarga Yuwono. Sepertinya wanita itu sudah termakan gombalan Mike.Elena diam-diam merasa senang, tetapi ekspresinya tampak terkejut. Dia bertanya, "Tuan Mike sudah pernah bertemu dengan dia? Kamu menyukai dia, ya?"Mike tetap tersenyum dan berujar dengan nada ambigu, "Tentu saja, aku sangat menghargainya."Aura Jacob makin dingin, lalu dia berkata dengan dingin, "Kalau kamu sangat menghargainya, aku akan memberikannya kepadamu." Nada bicaranya terdengar acuh tak acuh, seperti sama sekali tidak menghargai istrinya. Bahkan, ekspresinya makin dingin ketika mengungkit tentang sang istri."Baguslah kalau begitu. Jacob, janga
Setelah Susan tiba di lantai atas, dia merasa kakinya gemetar. Dia hanya bisa menopang dirinya pada dinding di sampingnya agar tidak jatuh. Dia sudah tidak tahan dengan penyiksaan ini sehingga segera menelepon Junanto untuk memberitahunya tentang situasi ini. Di sisi lain, ekspresi Junando tampak sangat marah. "Lihatlah apa yang Ibu lakukan! Nggak masalah kalau kamu hanya berselingkuh dengan Santo, tapi bisa-bisanya Ibu percaya padanya!" maki Junando.Sekarang, Susan juga mulai merasa menyesal. Dia menjelaskan pada putranya, "Nando, apa yang bisa Ibu lakukan? Harris bahkan sudah melihat kami macam-macam. Kalau membiarkan dia sadar, kita bertiga akan diusir olehnya."Junando juga merasa cemas, tetapi dia harus mengakui bahwa Santo tidak salah dalam tindakannya. Lantaran sudah seperti ini, mereka tentu tidak boleh membiarkan Harris bangun.Akan tetapi, Junando tetap marah dan kesal karena ibunya kerap kali membawa selingkuhannya ke vila Keluarga Winata untuk melakukan perbuatan mesum. T
Sienna tidak tahu tentang apa yang terjadi di lantai atas. Dia terus menunggu di koridor hingga pukul 23.00. Setelah itu, dia bangkit dan merasa kakinya terasa sedikit kebas. Setelah menyapa perawat, Sienna pun pergi dari rumah sakit dan kembali ke hotel dengan tubuh yang lelah. Ketika baru saja keluar dari lift lantai atas, lift di sebelah juga sama-sama terbuka. Sosok yang keluar dari lift adalah Jacob.Jacob mengenakan setelan jas dan memperbaiki mansetnya dengan santai. Di belakangnya, tidak ada Sony, jelas dia kembali sendirian. Sienna mengedipkan mata yang bengkak karena kelelahan, lalu menyapa, "Tuan Jacob."Pintu lift di belakang mereka tertutup secara bersamaan dan mulai turun perlahan. Mungkin karena lantai ini terlalu sepi, suara lift yang turun terdengar dengan jelas. Jacob mengambil langkah terlebih dahulu dan menuju kamarnya sendiri.Lantaran Sienna lebih dekat dengan kamarnya, dia terpaksa harus berjalan melewati wanita itu. Sienna bisa mencium aroma parfum ringan yang
Sienna sama sekali tidak terkejut, tetapi anggota Keluarga Shankar yang lain mulai membahas. Saat anggota Keluarga Shankar yang lain menikah, tanggal lahir mereka juga diramal. Hanya pasangan yang tanggal lahirnya cocok boleh menikah.Dulu, Omar dan Luna putus karena tanggal lahir mereka tidak cocok. Irena melipat kedua tangan di dada seraya berucap dengan datar, "Jadi, Sienna nggak boleh bersama pacarnya. Kami sarankan kamu putus."Sienna mengerjap dan berkata dengan tegas, "Nek, aku nggak begitu religius."Begitu Sienna melontarkan perkataannya, suasana di ruangan menjadi hening. Jero ingin memberi isyarat kepada Sienna. Namun, akhirnya dia mengurungkan niatnya.Jero memahami sifat Sienna dan Jacob. Mereka berdua baru bisa bersama setelah melewati banyak kesulitan. Jadi, keduanya tidak mungkin putus hanya karena ucapan anggota Keluarga Shankar. Jero memutuskan untuk diam.Orlando menegaskan, "Kamu harus mematuhi aturan Keluarga Shankar."Jacob segera berjalan ke depan Sienna, lalu be
Sienna dan Jacob tinggal di kediaman Keluarga Shankar satu malam. Keesokan paginya, pelayan mengetuk pintu dan memanggil, "Nona Sienna, Nyonya Irena menyuruhmu pergi ke ruang kerja."Sienna merasa gugup. Jacob sudah selesai mengganti baju. Dia ingin mengikuti Sienna, tetapi pelayan menghentikannya, "Tuan, Nyonya Irena hanya memanggil Nona Sienna."Langkah Jacob terhenti. Dia melihat Sienna. Sementara itu, Sienna menggenggam tangan Jacob sambil menghibur, "Nggak apa-apa. Aku akan segera kembali."Jacob menimpali, "Aku tunggu kamu di luar ruang kerja. Kalau ada masalah, jatuhkan cangkir saja. Aku akan langsung masuk untuk menjemput kamu.""Oke," sahut Sienna.Jacob memandang pelayan sembari bertanya dengan dingin, "Bu Irena tidak larang aku tunggu di luar ruang kerja, 'kan?"Pelayan ragu-ragu, Irena memang tidak melarang hal itu. Kemudian, Sienna pergi ke ruang kerja dan mengetuk pintu. Terdengar suara Irena yang berucap, "Masuk."Sienna membuka pintu dan berjalan masuk. Di dalam ruangan
Lily tidak yakin kedua pria ini memang mendapatkan instruksi dari Arlo untuk menyiksanya. Sekarang dia hanya ingin bertemu Arlo dan segera pergi dari tempat mengerikan ini.Lily memelas, "Aku mohon ampuni aku! Aku mau bertemu Kak Arlo. Aku memang salah, seharusnya aku nggak mencelakai Sienna. Aku mohon, langsung bunuh aku saja!"Namun, kedua pria itu mengabaikan Lily, seolah-olah tidak mendengar suara apa pun. Lily merasa putus asa.Air mata Lily sudah kering. Sewaktu dia baru dibawa ke ruang bawah tanah, Arlo pernah mengunjunginya sekali. Arlo bertanya apakah Lily menyesali perbuatannya atau tidak. Kala itu, Lily hampir menggila karena merasakan kebencian yang sangat mendalam.Lily berujar, "Mana mungkin aku menyesal? Omar akan koma seumur hidup. Kak Arlo, kalau kamu nggak membiarkanku hidup senang, aku nggak akan menyerahkan obat penawar kepadamu."Lily melanjutkan, "Selain itu, Sienna pasti nggak mau bertemu kamu, 'kan? Rasakan akibatnya! Siapa suruh kamu begitu memercayaiku?"Setia
Saham Keluarga Shankar memang sudah diberikan kepada Sienna, tetapi Keluarga Shankar mempunyai banyak perusahaan. Setiap anggota Keluarga Shankar mengurus banyak perusahaan besar.Jadi, anggota Keluarga Shankar yang lain merasa tidak puas dengan kemunculan Sienna. Namun, mereka juga tidak berani membuat Orlando dan Irena marah. Mereka akan rugi besar jika perusahaan ditarik.Malam ini, anggota Keluarga Shankar sudah bertemu dengan Sienna. Meskipun merasa tidak rela, mereka juga tidak berani membuat keributan. Melihat Jero turun ke lantai bawah, mereka mulai menghasut."Jero, apa kamu benar-benar menyerahkan sahammu pada Sienna? Dia itu wanita dan biasanya wanita itu emosional. Mungkin saja suatu hari nanti Sienna berhasil dibujuk pacarnya dan semua sahamnya direbut. Nantinya kekayaan Keluarga Shankar akan menjadi milik orang lain.""Iya, kakakmu juga didepak karena wanita itu. Selama ini, performa Arlo sangat bagus dan dia sangat baik pada kita semua. Menurutku, wanita itu pembawa sial
Jero berniat mengingatkan Sienna agar tidak berselisih dengan Orlando dan Irena. Sienna mengangguk. Dia melihat pengurus rumah terus berdiri di depan pintu dan pintu kamar tidak ditutup. Apa Jero diawasi?Jero memijat keningnya. Dia bisa menebak pemikiran Sienna. Jero menghibur, "Sebenarnya nggak begitu menakutkan. Aku memang nggak dekat dengan Kakek dan Nenek, tapi mereka nggak terlalu mempersulit junior."Jero menambahkan, "Bagaimanapun, mereka sangat religius. Kalau nggak, mereka pasti sudah meninggalkan kediaman Keluarga Shankar dan pergi ke pulau."Jero berjalan ke pintu. Dia tiba-tiba mengingatkan lagi saat teringat sesuatu, "Sebaiknya pakai jalan tengah, jangan bertengkar dengan mereka."Sienna mengangguk, tetapi dia tidak yakin bisa menemukan jalan tengah. Sementara itu, Jero mencari Orlando dan Irena di ruang kerja.Kala ini, Orlando sedang menulis. Irena yang berdiri di samping ingin berbicara dengan Orlanda, tetapi dia ragu-ragu. Akhirnya, Irena hanya menghela napas.Orlando
Suasana di ruangan menjadi tegang. Orlando berdiri, lalu memandang Sienna dengan ekspresi puas dan berucap, "Auramu mirip dengan Omar. Kamu tinggal di sini satu malam dulu. Setelah hasilnya keluar, aku akan kabari kamu dan ...."Mungkin Orlando memang tidak mengenal Jacob. Jadi, dia berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Kamu dan pacarmu tinggal di sini dulu."Sienna mengangguk, lalu membalas seraya tersenyum, "Maaf merepotkan Kakek."Tatapan Irena tertuju pada wajah Jacob lagi. Dia mengernyit, tetapi tidak mengatakan apa pun. Orlando yang berjalan keluar berpesan pada pengurus rumah, "Bawa Sienna dan pacarnya ke lantai atas supaya nggak diganggu orang lain."Sienna memang sedang mencari alasan untuk meninggalkan orang-orang ini. Di ruangan masih ada 20 lebih anggota Keluarga Shankar. Setelah Orlando pergi, mereka pasti akan mempersulit Sienna.Terutama Marko. Ekspresinya sangat masam. Sienna menggenggam tangan Jacob. Mereka berdua mengikuti pengurus rumah naik ke lantai 4 dengan menai
Orlando mengangkat kepala dan menatap Sienna terlebih dahulu, lalu mengalihkan pandangannya pada Jacob. Dia langsung menyipitkan matanya dan berdiri karena terkejut. Perubahan ekspresinya terlalu jelas sampai semua orang berpikir dia mungkin sudah melihat hantu.Pada saat itu, Irena juga mengangkat kepalanya dengan ekspresi yang tidak percaya juga. Namun, mereka berdua adalah orang yang sangat berpengaruh saat masih muda, sehingga mereka bisa mengendalikan emosi mereka dengan cepat.Orlando adalah orang pertama yang berbicara. "Jadi, kamu ini Sienna ya?"Sienna juga tidak menunjukkan sikapnya yang tegas karena dia tidak dipersulit. Dia mendekat dengan ramah dan menundukkan kepalanya. "Kakek, Nenek."Keluarga Shankar memiliki tata krama yang sangat baik. Meskipun anggota keluarga lainnya tidak setuju saham keluarga jatuh ke tangan Sienna, mereka semua tetap diam karena kedua tetua masih belum membuat keputusan. Bahkan Marko pun tidak berani bertindak ceroboh pada saat seperti ini. Aura
"Aku akan pergi bersamamu," kata Sienna.Begitu Sienna selesai berbicara, Jero dan Jacob langsung memegang pergelangan tangan Sienna secara bersamaan."Nggak boleh," kata Jero. Dia adalah anggota Keluarga Shankar, sehingga dia sangat memahami situasi di keluarga itu.Sekarang Omar sudah tumbang dan saham keluarga dipindahkan pada seseorang yang dianggap orang-orang di keluarga Shankar sebagai orang luar, Sienna pasti akan dikritik dengan keras jika malam ini ikut ke sana. Niat buruk mereka tidak kalah dari Marko, hanya saja Marko ini yang keterlaluan sampai membuat keributan ke sini.Jero menarik napas dalam-dalam. "Sebaiknya kamu dan Jacob pulang dulu. Jangan terlibat dalam masalah Keluarga Shankar dulu. Kakek dan Nenek adalah orang yang bijaksana.""Selama bertahun-tahun ini, Ayah mencarimu secara diam-diam. Bahkan aku pun baru tahu beberapa waktu yang lalu, Kakek dan Nenek pasti nggak tahu hal ini. Jadi, meskipun kamu nggak bersalah, kamu akan dianggap bersalah karena dua lembar sur
Marko mengernyitkan alis. Melihat penampilan wanita itu cukup cantik, dia langsung tertarik. "Apa ini kekasih barumu? Jero, lebih baik suruh dia pergi, Keluarga Shankar bukan tempat untuknya bersikap semena-mena."Sienna tahu situasi di Keluarga Shankar tidak damai, tetapi dia tidak menyangka Marko bisa ternyata begitu menjijikkan. Dia langsung mengeluarkan dua lembar surat pengalihan saham dan berkata dengan ekspresi dingin, "Aku adalah presdir baru Keluarga Shankar. Aku kembalikan kata-kata itu padamu, ini bukan tempat untukmu bersikap semena-mena."Marko yang tadinya masih tersenyum, ekspresinya langsung menjadi sangat dingin setelah melihat kedua dokumen itu. Dadanya juga mulai berdebar-debar. "Arlo, Jero, bagus sekali! Kalian malah memberikan seluruh saham Keluarga Shankar pada orang luar. Kalian benar-benar pantas mati. Lihat saja bagaimana kakek dan nenekmu akan menghukum kalian. Kalian tunggu saja.""Jero, kamu benar-benar makin keterlaluan, berani-beraninya kamu menipu kakakmu