Elena seperti mendengar gosip yang heboh. Awalnya, dia merasa terkejut, lalu merasa jijik. Ternyata, istri Jacob adalah wanita yang tidak beres. Padahal dia belum bercerai dengan Jacob, tetapi sudah mencari pasangan baru.Namun, pemikiran wanita itu benar-benar dangkal. Latar belakang keluarga Mike memang lumayan bagus, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan Jacob dan Keluarga Yuwono. Sepertinya wanita itu sudah termakan gombalan Mike.Elena diam-diam merasa senang, tetapi ekspresinya tampak terkejut. Dia bertanya, "Tuan Mike sudah pernah bertemu dengan dia? Kamu menyukai dia, ya?"Mike tetap tersenyum dan berujar dengan nada ambigu, "Tentu saja, aku sangat menghargainya."Aura Jacob makin dingin, lalu dia berkata dengan dingin, "Kalau kamu sangat menghargainya, aku akan memberikannya kepadamu." Nada bicaranya terdengar acuh tak acuh, seperti sama sekali tidak menghargai istrinya. Bahkan, ekspresinya makin dingin ketika mengungkit tentang sang istri."Baguslah kalau begitu. Jacob, janga
Setelah Susan tiba di lantai atas, dia merasa kakinya gemetar. Dia hanya bisa menopang dirinya pada dinding di sampingnya agar tidak jatuh. Dia sudah tidak tahan dengan penyiksaan ini sehingga segera menelepon Junanto untuk memberitahunya tentang situasi ini. Di sisi lain, ekspresi Junando tampak sangat marah. "Lihatlah apa yang Ibu lakukan! Nggak masalah kalau kamu hanya berselingkuh dengan Santo, tapi bisa-bisanya Ibu percaya padanya!" maki Junando.Sekarang, Susan juga mulai merasa menyesal. Dia menjelaskan pada putranya, "Nando, apa yang bisa Ibu lakukan? Harris bahkan sudah melihat kami macam-macam. Kalau membiarkan dia sadar, kita bertiga akan diusir olehnya."Junando juga merasa cemas, tetapi dia harus mengakui bahwa Santo tidak salah dalam tindakannya. Lantaran sudah seperti ini, mereka tentu tidak boleh membiarkan Harris bangun.Akan tetapi, Junando tetap marah dan kesal karena ibunya kerap kali membawa selingkuhannya ke vila Keluarga Winata untuk melakukan perbuatan mesum. T
Sienna tidak tahu tentang apa yang terjadi di lantai atas. Dia terus menunggu di koridor hingga pukul 23.00. Setelah itu, dia bangkit dan merasa kakinya terasa sedikit kebas. Setelah menyapa perawat, Sienna pun pergi dari rumah sakit dan kembali ke hotel dengan tubuh yang lelah. Ketika baru saja keluar dari lift lantai atas, lift di sebelah juga sama-sama terbuka. Sosok yang keluar dari lift adalah Jacob.Jacob mengenakan setelan jas dan memperbaiki mansetnya dengan santai. Di belakangnya, tidak ada Sony, jelas dia kembali sendirian. Sienna mengedipkan mata yang bengkak karena kelelahan, lalu menyapa, "Tuan Jacob."Pintu lift di belakang mereka tertutup secara bersamaan dan mulai turun perlahan. Mungkin karena lantai ini terlalu sepi, suara lift yang turun terdengar dengan jelas. Jacob mengambil langkah terlebih dahulu dan menuju kamarnya sendiri.Lantaran Sienna lebih dekat dengan kamarnya, dia terpaksa harus berjalan melewati wanita itu. Sienna bisa mencium aroma parfum ringan yang
Segera, berita tentang kepulangan Elena telah menyebar di dalam lingkaran sosial mereka. Orang-orang yang mengetahui kerumitan hubungan antara Jacob dan Elena mulai bertaruh. Mereka bertaruh, kapan Jacob akan menceraikan istrinya dan menjalin hubungan kembali dengan Elena.Saat ini, Mike sedang duduk di bar dengan beberapa temannya yang juga berada dalam lingkaran sosial yang sama. Mereka adalah orang-orang yang pertama kali mengetahui kabar tersebut. Keluarga Prawira sebenarnya hanya keluarga kaya biasa dan belum mencapai tingkat keluarga bangsawan.Akan tetapi, karena hubungan Elena dengan Jacob, wanita itu sudah berhasil masuk ke dalam lingkaran sosial kelas atas ibu kota. "Menurut kalian, kapan Elena akan menikah dengan Jacob?" tanya salah satu dari mereka yang membuka percakapan gosip."Bagaimanapun, dia adalah wanita cantik. Menurutku, mereka pasti akan menikah dalam waktu kurang dari sebulan. Mengenai istri sahnya Jacob, dia sepertinya sangat jelek sehingga nggak pernah muncul d
Sienna tidak bisa segera bangun dari tidurnya dan merasakan nyeri di perut bagian bawah. Seluruh tubuhnya terasa dingin dan penglihatannya juga buram. Dia tahu jelas bahwa ini adalah gejala datangnya menstruasi.Akhir-akhir ini, Sienna selalu sangat sibuk. Bahkan, saat berada di Kabupaten Armana, dia tidur dengan pakaian yang basah sepanjang malam. Itu sebabnya, menstruasinya kali ini terasa sangat menyiksa. Rasa sakit membuatnya ingin muntah, tetapi hotel ini hanyalah tempat menginap sementara, jadi selain baju ganti, Sienna tidak membawa apa pun.Dengan wajah pucat pasi, wanita itu gemetar saat menghubungi resepsionis hotel dan berharap seseorang bisa mengantarkan barang yang diperlukannya. Saat ini adalah pukul 06.00 pagi, tetapi pelayanan di hotel sangat baik. Mereka segera mengantarkan pembalut yang dibutuhkan Sienna.Sienna berjalan dengan susah payah ke pintu. Saat pelayan melihat wajahnya yang pucat, bahkan bibirnya yang tidak berwarna, dia pun bertanya dengan penuh perhatian,
Di atas ranjang kamar tidur, ada sebuah tonjolan kecil yang hanya menampilkan rambut hitam yang lembut. Lampu meja di sebelah ranjang tampak menyala dan menciptakan suasana yang hangat di kamar.Jacob tidak langsung masuk, melainkan mengetuk pintu dua kali dengan lembut menggunakan jarinya. Lantaran tidak ada respons dari dalam kamar, dia pun berjalan masuk dan memanggil, "Penny?"Bentuk kamar ini sama dengan kamar miliknya, hanya saja dekorasinya berbeda. Jacob menyalakan lampu di dalam kamar. Dia mendapati Sienna mengernyit, mungkin karena cahaya yang menyilaukan.Jacob mengangkat tangan dan hendak menyentuh dahinya dengan lembut, tetapi sebelum bisa melakukannya, mata Sienna tiba-tiba terbuka. Wajahnya masih pucat, tetapi wanita itu sudah terlihat lebih segar. Saat melihat seseorang muncul di samping ranjangnya, sorot matanya pun menunjukkan keterkejutan."Tuan Jacob?" sapa Sienna. Jacob menarik tangannya kembali dan menempatkannya di samping celana jasnya dengan tenang, lalu bertan
Kepala Sienna terasa kosong. Dia bahkan tidak tahu kapan Jacob pergi. Pintu di depannya sudah tertutup, hanya menyisakan jejak aroma segar pria itu di udara.Bak mayat hidup, Sienna menundukkan kepalanya dengan kaku dan melihat piama rumahannya. Piama itu terlalu tipis, bahkan hampir transparan di bawah penerangan lampu. Bagian dadanya yang menonjol seolah-olah tengah menggoda orang untuk menyentuhnya.Sienna buru-buru kembali ke kamar dan mengenakan mantelnya, tetapi panas di tubuhnya masih belum mereda. Kali ini, Sienna benar-benar merasakan apa itu malu. Pantas saja Jacob berpikir begitu. Wanita mana yang akan mengenakan pakaian seperti ini dan bicara dengan santai di hadapan seorang pria, bahkan berinisiatif mengantarnya pergi!Sienna menutupi wajahnya dan mengingat kembali kata-kata Jacob tadi. Aku selalu curiga, apa kamu memang sengaja merayuku? Selalu curiga.Sienna teringat lagi pada kejadian saat dirinya memberi Jacob obat dengan berbalut handuk mandi di Kabupaten Armana. Jika
Harris telah dipindahkan ke bangsal umum, tetapi dia masih mengenakan selang oksigen dan belum juga sadar. Luka di kepalanya dibalut kain kasa dan wajahnya terlihat kuyu dan 10 tahun lebih tua.Sienna bertanya pada dokter di sebelahnya, "Kira-kira kapan ayahku akan bangun?""Nona Sienna, tubuh Pak Harris awalnya sudah lemah. Kali ini, beliau mengalami tragedi seperti ini lagi. Vitalitasnya sangat terkuras, jadi saya nggak bisa memastikan kapan ayahmu akan sadar. Mungkin hari ini, mungkin juga sebulan lagi," jawab sang dokter.Mata Sienna seketika memerah mendengarnya.Setelah mengetahui bahwa Harris telah dipindahkan ke bangsal umum, Susan menjadi sangat gelisah. Saat ini, dia sedang berada di perusahaan Keluarga Winata untuk menemui Santo. "Gimana nih? Entah dari mana Sienna mendapatkan dua pengawal. Mereka terus menjaga pintu ruangan Harris. Aku sama sekali nggak punya kesempatan untuk masuk," ujar Susan dengan takut.Wajah Santo juga sedikit masam. Dia tidak menyangka Harris masih
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg