Sienna tidak bisa segera bangun dari tidurnya dan merasakan nyeri di perut bagian bawah. Seluruh tubuhnya terasa dingin dan penglihatannya juga buram. Dia tahu jelas bahwa ini adalah gejala datangnya menstruasi.Akhir-akhir ini, Sienna selalu sangat sibuk. Bahkan, saat berada di Kabupaten Armana, dia tidur dengan pakaian yang basah sepanjang malam. Itu sebabnya, menstruasinya kali ini terasa sangat menyiksa. Rasa sakit membuatnya ingin muntah, tetapi hotel ini hanyalah tempat menginap sementara, jadi selain baju ganti, Sienna tidak membawa apa pun.Dengan wajah pucat pasi, wanita itu gemetar saat menghubungi resepsionis hotel dan berharap seseorang bisa mengantarkan barang yang diperlukannya. Saat ini adalah pukul 06.00 pagi, tetapi pelayanan di hotel sangat baik. Mereka segera mengantarkan pembalut yang dibutuhkan Sienna.Sienna berjalan dengan susah payah ke pintu. Saat pelayan melihat wajahnya yang pucat, bahkan bibirnya yang tidak berwarna, dia pun bertanya dengan penuh perhatian,
Di atas ranjang kamar tidur, ada sebuah tonjolan kecil yang hanya menampilkan rambut hitam yang lembut. Lampu meja di sebelah ranjang tampak menyala dan menciptakan suasana yang hangat di kamar.Jacob tidak langsung masuk, melainkan mengetuk pintu dua kali dengan lembut menggunakan jarinya. Lantaran tidak ada respons dari dalam kamar, dia pun berjalan masuk dan memanggil, "Penny?"Bentuk kamar ini sama dengan kamar miliknya, hanya saja dekorasinya berbeda. Jacob menyalakan lampu di dalam kamar. Dia mendapati Sienna mengernyit, mungkin karena cahaya yang menyilaukan.Jacob mengangkat tangan dan hendak menyentuh dahinya dengan lembut, tetapi sebelum bisa melakukannya, mata Sienna tiba-tiba terbuka. Wajahnya masih pucat, tetapi wanita itu sudah terlihat lebih segar. Saat melihat seseorang muncul di samping ranjangnya, sorot matanya pun menunjukkan keterkejutan."Tuan Jacob?" sapa Sienna. Jacob menarik tangannya kembali dan menempatkannya di samping celana jasnya dengan tenang, lalu bertan
Kepala Sienna terasa kosong. Dia bahkan tidak tahu kapan Jacob pergi. Pintu di depannya sudah tertutup, hanya menyisakan jejak aroma segar pria itu di udara.Bak mayat hidup, Sienna menundukkan kepalanya dengan kaku dan melihat piama rumahannya. Piama itu terlalu tipis, bahkan hampir transparan di bawah penerangan lampu. Bagian dadanya yang menonjol seolah-olah tengah menggoda orang untuk menyentuhnya.Sienna buru-buru kembali ke kamar dan mengenakan mantelnya, tetapi panas di tubuhnya masih belum mereda. Kali ini, Sienna benar-benar merasakan apa itu malu. Pantas saja Jacob berpikir begitu. Wanita mana yang akan mengenakan pakaian seperti ini dan bicara dengan santai di hadapan seorang pria, bahkan berinisiatif mengantarnya pergi!Sienna menutupi wajahnya dan mengingat kembali kata-kata Jacob tadi. Aku selalu curiga, apa kamu memang sengaja merayuku? Selalu curiga.Sienna teringat lagi pada kejadian saat dirinya memberi Jacob obat dengan berbalut handuk mandi di Kabupaten Armana. Jika
Harris telah dipindahkan ke bangsal umum, tetapi dia masih mengenakan selang oksigen dan belum juga sadar. Luka di kepalanya dibalut kain kasa dan wajahnya terlihat kuyu dan 10 tahun lebih tua.Sienna bertanya pada dokter di sebelahnya, "Kira-kira kapan ayahku akan bangun?""Nona Sienna, tubuh Pak Harris awalnya sudah lemah. Kali ini, beliau mengalami tragedi seperti ini lagi. Vitalitasnya sangat terkuras, jadi saya nggak bisa memastikan kapan ayahmu akan sadar. Mungkin hari ini, mungkin juga sebulan lagi," jawab sang dokter.Mata Sienna seketika memerah mendengarnya.Setelah mengetahui bahwa Harris telah dipindahkan ke bangsal umum, Susan menjadi sangat gelisah. Saat ini, dia sedang berada di perusahaan Keluarga Winata untuk menemui Santo. "Gimana nih? Entah dari mana Sienna mendapatkan dua pengawal. Mereka terus menjaga pintu ruangan Harris. Aku sama sekali nggak punya kesempatan untuk masuk," ujar Susan dengan takut.Wajah Santo juga sedikit masam. Dia tidak menyangka Harris masih
Sienna memijat keningnya dan berkata, "Aku akan segera menemui manajemen senior kalian di Perusahaan Zeneka. Aku harap kesalahan seperti ini nggak terjadi lagi."Si mandor buru-buru mengiakan sambil menepuk dadanya. Tanpa banyak bicara lagi, Sienna langsung pergi ke Perusahaan Zeneka.Perusahaan Zeneka sudah tahu soal masalah ini dari si mandor. Saat ini, Richie Lugiman yang merupakan Presdir Perusahaan Zeneka juga sedikit gelisah. Bagaimanapun, Sienna adalah desainer interior yang ditunjuk oleh Jacob. Perusahaan Zeneka bahkan mendapat proyek pengembangan dan konstruksi di Kabupaten Armana karena Sienna. Jika Sienna tidak puas, ada kemungkinan proyek di Kabupaten Armana juga akan dibatalkan.Keringat mengucur deras di dahi Richie yang sangat cemas. Dia tidak bisa menahan diri untuk memarahi orang-orang di sampingnya, "Sebenarnya gimana cara kerja orang-orang ini? Kenapa mereka bisa melakukan kesalahan seperti itu! Kalau Tuan Jacob menerima kabar ini, tim konstruksi kita akan dicap ngga
Lukas mematikan panggilan dan memandang Graham dengan ekspresi bangga.Graham berkata dengan sedikit ragu, "Apa kamu menyuruh seseorang untuk pura-pura jadi Penny? Gimana kamu bisa mengenalnya?"Lukas benar-benar ingin mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dan mengatakan bahwa dia adalah suami Sienna. Namun, itu cuma pura-pura. Dia akan malu jika hal itu terungkap di kemudian hari. Jadi, dia pun mengurungkan niatnya untuk pamer.Graham mengamati Lukas sejenak, lalu dia berkata dengan sikap yang lebih baik, "Begini, Lukas. Kalau kamu benar-benar bisa membujuk Penny untuk nggak memperbesar masalah ini, aku akan langsung melipatgandakan gajimu. Sekarang gajimu 10 juta, 'kan? Kalau kamu berhasil, aku akan menaikkannya jadi 20 juta."Lukas sudah lama bekerja di perusahaan ini. Meskipun kualifikasi akademisnya tidak sebaik orang lain, sebenarnya kemampuannya cukup bagus. Sayangnya, Graham terus menekannya dan hingga saat ini, dia belum pernah menerima kenaikan gaji.Menanyakan gaji rekan kerja
Dahi Lukas dipenuhi peluh. Saat ini, dia benar-benar menyesal telah membual di depan manajer dan presdirnya demi mendapat pujian. Jika dia gagal menyelesaikan tugasnya, Graham mungkin akan memperlakukannya makin buruk."Penny, aku bukan datang sebagai perwakilan Perusahaan Zeneka. Aku cuma menerima perintah dari atasan untuk menanyakan beberapa hal padamu. Presdir perusahaanku sedang menerima tamu penting lainnya dan nggak bisa bertemu denganmu sekarang. Aku menawarkan diri karena aku mengenalmu. Maaf ya," ujar Lukas.Ucapan Lukas lebih tulus dari sebelumnya, dia juga sudah menjelaskan keegoisannya. Lukas pun bangkit dan menghampiri meja resepsionis untuk meminta teh dan makanan ringan."Setengah jam lagi, presdir pasti sudah selesai. Aku akan mengantarmu nanti," ujar Lukas dengan ramah.Lukas sudah menjelaskan maksud kedatangannya. Ditambah lagi, dia adalah teman Dickson, pria yang sangat dicintai Willow. Jadi, Sienna berhenti marah-marah dan hanya mengangguk.Berhubung Sienna tidak t
Jacob menoleh ke arah sumber suara. Tatapannya tertuju pada Graham yang sedang mabuk. Jacob memiliki kesan terhadap wajahnya. Terakhir kali saat Jacob pergi ke Perusahaan Zeneka, dia melihat Graham sedang memarahi Lukas.Saat ini, Graham dipapah oleh temannya sambil memaki, "Aku benar-benar nggak tahu kalau Lukas memiliki hubungan dengan Penny. Dia ternyata mendapat bantuan Penny dan merenggut posisiku sebagai manajer. Orang itu akan mendapat balasannya cepat atau lambat. Aku masih punya pilihan lain setelah meninggalkan Perusahaan Zeneka. Aku pasti ... pasti akan menghancurkannya!""Menurutku, mereka berdua ... pasti berselingkuh!" lanjut Graham.Posisi Graham direnggut oleh Lukas? Begitu teringat bahwa dia bertemu dengan Lukas dan Penny di Perusahaan Zeneka pagi tadi, Jacob seketika mengerucutkan bibirnya.Penny membantu suaminya sendiri untuk memiliki jabatan yang stabil di perusahaan. Sepertinya Penny memiliki banyak hal yang harus dikhawatirkan. Namun, hal ini tidak ada urusannya