Ekspresi Jacob tetap datar dan alisnya berkerut, tetapi karena pada dasarnya wajahnya sudah tampan, dia tetap terlihat menggoda. Jantung Liora berdebar kencang dan pipinya memerah kala melihat sosok Jacob.Namun, Jacob justru berkata, "Aku akan meminta Sony untuk mengantarmu pergi."Ekspresi Liora tiba-tiba berubah muram dan matanya langsung memerah. "Jangan kira aku nggak tahu. Waktu makan tadi, kamu pergi ke kamar mandi untuk menemui Penny," ujar Liora.Ketika Jacob meninggalkan meja, Liora mengikutinya, lalu melihat Jacob dan Penny berdiri di depan pintu kamar mandi. Dilihat dari atmosfernya, pasti ada sesuatu di antara mereka. Setelah Jacob kembali ke meja makan, aura pria itu makin dingin. Ekspresi Jacob juga makin masam setelah dia mendengar panggilan telepon Penny.Liora agak curiga, tetapi memangnya apa yang bisa terjadi di antara Jacob dan Penny?"Jadi?" kata Jacob yang berdiri di depan pintu dengan dingin.Liora menggigit bibirnya, sedikit tidak yakin dengan sikap Jacob. Kemu
Mengira Jacob sudah setuju, Robbin buru-buru mendatangi Sienna lagi. Akan tetapi, Sienna memalingkan wajah dan berkata, "Makasih, Paman Robbin, tapi truk derek akan segera tiba. Aku tunggu truk derek saja. Lagian, aku harus ikut ke bengkel. Setelah mobilku diperbaiki, aku akan kembali ke ibu kota hari ini."Tadinya, Robbin ingin menyuruh Sienna menghangatkan diri di mobil Jacob karena melihatnya kedinginan. Namun, setelah mendengar Sienna berkata begitu, dia juga tidak memaksanya.Butuh 20 menit bagi truk derek terdekat untuk tiba ke sana. Sienna yang terus menunggu di luar tidak bisa menahan bersin. Robbin pergi menjelaskan keadaan kepada para pemimpin lainnya, lalu menyampaikannya pada Jacob lagi. Sebagai tanggapan, Jacob hanya menutup jendela mobil dengan acuh tak acuh.Dua puluh menit kemudian, truk derek tiba. Sienna langsung naik ke truk derek itu dan ikut membawa mobilnya ke bengkel. Ini pertama kalinya Sienna naik truk derek, karakter pengemudinya juga menarik. Saat Sienna meli
Ketika Susan dan Santo mendengar makian Harris, keduanya sontak tercengang. Kemudian, binar kejam muncul di mata Santo.Susan yang ketakutan membungkus dirinya dengan selimut dan segera turun dari tempat tidur. "Suamiku, ke ... kenapa kamu sudah kembali?" tanya Susan.Tangan Harris gemetar dan dia tidak mampu menggambarkan syok yang dia rasakan saat ini. Rasionalitasnya runtuh, tidak memungkinkannya untuk berpikir. Pada akhirnya, bola matanya berputar ke atas, lalu dia pun jatuh pingsan. Bruk! Tubuh Harris ambruk ke lantai.Susan ketakutan setengah mati. Dia mencengkeram Santo dengan jari gemetar seraya berkata, "Gimana ini? Dia tahu tentang kita sekarang. Setelah dia bangun, kita pasti akan diusir!"Santo mulai mengenakan celananya, lalu mengambil kacamata di samping dan memakainya dengan tenang. "Kalau gitu, kita buat orang ini nggak bisa bangun," kata Santo.Susan membeku dan menatapnya dengan tidak percaya. "Apa maksudmu?" tanya Susan."Kita nggak bisa membiarkan dia hidup. Kalau n
Pada pukul 03.00, Sienna menerima telepon dari rumah sakit yang mengatakan bahwa Harris jatuh dari tangga dan tengah diselamatkan.Rasa lelah Sienna hilang seketika. Dia buru-buru memakai mantelnya dengan ekspresi serius. Dokter menelepon Sienna karena dia pernah berbincang dengan dokter ayahnya saat ke rumah sakit tempo hari.Ketika Sienna sampai rumah sakit, dia melihat Susan duduk sendirian di koridor. Namun, wanita itu sama sekali tidak terlihat khawatir.Apakah ini ilusi? Saat Susan melihat Sienna, matanya langsung terbelalak. Mengapa Sienna ada di sini?Sienna menghampiri Susan dan berkata dengan nada dingin, "Bukannya aku sudah mengantar ayahku ke rumah sakit sebelum aku pergi ke Kabupaten Armana? Kamu seharusnya tahu kalau dia menderita kanker hati. Seharusnya kamu membiarkan dia beristirahat di rumah sakit selama beberapa hari. Kenapa kamu membiarkan dia kembali?"Susan sangat gelisah, tetapi saat mengingat kata-kata Santo, dia membalas dengan galak, "Kamu menuduhku? Kamu tahu
Apa hari ini Jacob pulang ke ibu kota? Kemarin Sienna memang melihat mobil Jacob di Kabupaten Armana. Namun, mereka pun berpisah karena mobil Sienna harus dibawa ke bengkel.Saat ini, Sienna tidak memedulikan hal lain lagi dan memesan kamar hotel. Dia tetap membawa obat pereda panas. Beberapa hari ini, Sienna harus sering-sering datang ke rumah sakit. Begitu sampai di lobi hotel, resepsionis memberi tahu Sienna bahwa kamar yang dipesannya sudah diberikan kepada orang lain karena ada kesalahan sistem.Resepsionis berkata, "Nona, maaf. Sebagai ganti rugi, pihak hotel akan memberimu kamar suite secara gratis."Sienna merasa tak berdaya saat melihat nomor kamar yang tertera di kartu. Kamar itu berada di lantai yang sama dengan kamar Jacob dan di lantai itu hanya ada 2 kamar suite. Sienna memijat keningnya, lalu mengambil kartu dan tidak berbicara lagi. Sekarang, dia hanya ingin tidur.Begitu masuk lift, Sienna bersandar di sudut sambil memejamkan matanya. Pintu lift terbuka, Jacob dan Sony
Sienna yang tinggal di kamar lain sudah tertidur. Dia tampak kelelahan. Saat bangun, waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 sore. Sienna mandi, lalu segera pergi ke rumah sakit.Namun, ketika melewati kamar Jacob, Sienna melihat Jacob kebetulan sedang membuka pintu. Sienna langsung teringat perkataan Sony di dalam lift. Seharusnya, Jacob hendak pergi menjemput cinta pertamanya.Bukankah pesawatnya tiba pada pukul 04.00 sore? Kenapa Jacob sudah keluar pada pukul 02.00 sore? Saat bertemu dengan wanita yang disukai, Jacob juga merasa tidak sabar sama seperti pria yang lain.Sienna menyapa, "Tuan Jacob." Saat ini, dia sudah sepenuhnya sadar karena cukup tidur.Jacob tidak bicara. Dia juga tidak tahu kenapa Sienna datang ke hotel ini, bahkan memesan kamar di lantai yang sama dengannya. Jika Sienna bilang dia tidak punya tujuan lain, pasti tidak ada yang percaya. Namun, selama ini Sienna selalu tahu batasan. Tidak seperti wanita lain yang sengaja mengenakan pakaian minim untuk mencari Jacob.S
Begitu Sienna sampai di ruang ICU, Susan sudah menunggu di sana. Namun, Susan tidak melihat Sienna, hanya terus bertanya kepada dokter, "Kapan suamiku bisa bangun? Apa aku boleh masuk untuk menjenguknya? Kalian harus berusaha menyelamatkannya."Kedua suster yang berdiri di kedua sisi Susan mendesah saat mendengar ucapan Susan. Salah satu suster menjawab, "Nyonya Susan, kami sudah menjawabmu beberapa kali. Kami masih harus mengamati selama 3 hari untuk memastikan kondisinya. Jangan panik, kamu duduk dulu."Susan menyahut, "Aku mau masuk untuk melihatnya."Suster menimpali, "Maaf, kamu belum bisa masuk untuk sementara waktu. Nanti kami akan mengaturnya supaya kamu bisa masuk."Susan merasa lega. Asalkan bisa masuk, dia akan mencabut selangnya agar Harris tidak bisa hidup lagi. Masalahnya sudah menjadi seperti ini, jadi tidak ada gunanya menyesal.Tubuh Susan menegang begitu menyadari kedatangan Sienna. Dia segera melepaskan tangan suster. Sienna duduk di kursi koridor, dia menunggu lapor
Elena pun menelepon begitu Jacob naik ke mobil. Dia bertanya, "Jacob, aku sudah menunggu 20 menit. Kamu di mana?"Jacob melihat jamnya dan menjawab, "Rapat baru selesai. Aku akan sampai 20 menit lagi.""Kamu masih saja gila kerja. Kenapa kamu tega membuatku berdiri di sini?" ucap Elena."Kamu cari saja tempat duduk," sahut Jacob.Elena terdiam dan matanya memerah. Dia berkata, "Jacob, kamu sudah berubah. Dulu kamu nggak begini."Jacob memijat keningnya, lalu berucap dengan datar, "Aku akan segera datang dan aku sudah memesan tempat di restoran."Elena yang merasa agak senang menyahut, "Oke, aku tunggu kamu."Setelah mengakhiri panggilan telepon, Jacob pun melamun. Sony yang duduk di kursi depan melirik Jacob sekilas dari kaca spion tengah. Kemudian, dia fokus menyetir dan tidak berkata apa-apa. Dua puluh menit kemudian, mobil berhenti di depan bandara.Elena sudah keluar dari tadi. Saat ini, matanya langsung berbinar-binar begitu melihat mobil Jacob. Dia segera menghampiri mobil dan me