Hans duduk di sofa dan bermain dengan seekor kucing di sampingnya dengan santai. Dia memegang ikan kering dan tatapannya terlihat tertarik, tetapi kucing itu tiba-tiba mengeluarkan cakar dan mencakar punggung tangannya. Dia pun mengernyitkan alis dan melempar ikan kering itu, sehingga kucing itu segera berlari ke arah ikan kering itu.Ed masih duduk di sofa seberang dan sedang merenung. Sebelumnya, dia merasa semuanya sudah berada dalam kendalinya, tetapi sekarang dia merasa dia sudah kehilangan kendali dalam hal ini.Ponsel Ed masih terus berdering, itu adalah telepon dari orang-orang di vila yang diledakkan itu. Anggota inti di sana hanya terluka, tetapi sebagian dari orang-orang yang masih dilatih sudah tewas. Hal ini memang tidak berdampak baginya, tetapi cukup untuk membuat ekspresinya muram.003 menelepon Ed dan melaporkan, "Tuan K, 002 sudah mati."002 yang sudah dipotong urat nadi kakinya tidak bisa berlari seperti yang lainnya, sehingga dia adalah orang pertama yang mati saat
Mata Hans juga bersinar dan langsung tersenyum. "Benar juga, aku malah melupakan dia. Jadi, kenapa kamu masih ingin Sienna kembali ke BK? Sebenarnya kita hanya perlu mendapatkan cap itu saja. Kita bisa menghipnotisnya dan langsung mengambil cap itu, ini akan mengurangi banyak masalah."Ed mengelus jari-jarinya dengan tenang. "Kalau begitu, semuanya nggak menarik lagi. Lagi pula, dia adalah putri dari Wanita Suci, pewaris yang langsung dipilih oleh wanita itu. Apa kamu nggak ingin melihat bagaimana akhir dari Sienna ini?""Nggak ingin. Aku berbeda darimu, aku nggak suka bermain-main seperti ini. Aku hanya ingin mencapai tujuan kita dengan cepat dan tepat," jawab Hans.Ed tidak mengatakan apa-apa dan tatapannya terlihat tenang.Hans yang tahu apa yang dipikirkan Ed pun tersenyum dan berkata, "Tapi, apa pun yang kamu lakukan, aku akan mendukungmu."Ed berdiri dan berkata dengan tanpa ekspresi, "Kita akan kembali dan rapat dengan para tetua dulu. Kalau pada akhirnya Sienna tetap nggak patu
Benny menatap Wiandro dan bertanya lagi, "Siapa kamu?"Wiandro sudah mendengar tentang Benny yang mengalami gegar otak. Jadi, dia langsung berkata dengan tegas, "Ikut aku dulu. Keluarga Tanzel sibuk memperebutkan harta. Kamu harus menstabilkan situasi. Aku bawa kamu ke rumah sakit dulu."Bagaimanapun, tidak ada tim medis profesional di tempat ini. Benny tanpa sadar menatap Wanda. Wanda tersenyum getir dan berujar, "Dia juga teman baikmu. Karena dia sampai kemari untuk mencarimu, sepertinya nggak ada bahaya lagi di luar sana. Ayo, kita pergi."Ketika mendengar Wanda akan ikut, ekspresi Benny baru membaik. Ketiganya naik ke mobil. Wiandro yang mengemudikan mobil.Sebenarnya beberapa hari ini, Wiandro dikurung oleh para petinggi. Mereka merasa dia berkomplot dengan Jacob. Baru-baru ini, dia diawasi dengan ketat. Dua hari ini, dia baru terbebas dari kecurigaan.Ketika mendengar Benny masih hidup, Wiandro hampir menangis saking senangnya. Setibanya di rumah sakit, Wiandro langsung menyuruh
Begitu mendengarnya, anggota Keluarga Tanzel langsung menoleh untuk melihat. Wanda yang hanya diam sejak tadi sontak menjadi pusat perhatian.Wajahnya menjadi panas. Tubuhnya agak kaku. Pada akhirnya, Wanda memanggil, "Pak Benny."Benny mengernyit mendengar panggilan ini. Sejak kapan Wanda memanggilnya dengan seformal ini? Benny merasa agak kesal. "Kemari."Wanda perlahan-lahan mendekat. Dia memperhatikan tatapan Sherly yang dingin dan dipenuhi kebencian. Sherly tentu tahu bahwa Wanda adalah wanita murahan yang merayu kakaknya di mobil waktu itu.'Sialan! Jalang ini memanfaatkan kesempatan saat kakakku hilang ingatan!' maki Sherly dalam hati sambil menatap Wanda lekat-lekat. Namun, dia tahu sekarang bukan waktunya membuat masalah. Operasi kakaknya adalah prioritas utama. Setelah Benny ingat semuanya, Keluarga Tanzel baru akan stabil.Benny meraih tangan Wanda. Bisa dilihat bahwa Wanda agak cemas. Benny bertanya, "Kamu cemas padaku ya? Cuma operasi kecil. Dokter bilang aku bakal siuman
Wanda mengernyit. Dia mendapati para anggota Keluarga Tanzel menatapnya dengan tatapan mengejek saat melihat Ramon mengobrol dengannya. Tujuan Ramon tercapai. Dia ingin orang-orang mengira Wanda adalah wanita penggoda yang murahan.Wanda menggigit bibirnya tanpa berniat membela diri. Lagi pula, tidak peduli apa yang dikatakannya di sini, orang-orang tetap akan menganggapnya bersalah. Jadi, dia lebih baik menunggu Benny keluar.Sherly menatap wajah Wanda dengan kesal. Dia ingin sekali melayangkan tamparan lagi. Namun, ketika teringat pada tatapan Benny tadi, Sherly menjadi takut.Sherly memutuskan untuk menunggu kakaknya selesai dioperasi dan siuman. Setelah Benny berhenti membela Wanda, Wanda akan disiksa habis-habisan. Sherly sudah tidak sabar melihat Wanda mendapat ganjarannya! Di tengah kerumunan, berdiri seorang pria bertubuh tinggi. Di sampingnya adalah Jimmy. Kini, Jimmy tidak terlihat lagi seperti anak orang kaya yang kerjaannya hanya bersenang-senang.Beberapa waktu ini, Jimmy
Willy tiba-tiba menekan klakson dan berujar, "Hubungan Jacob dengan Kak Benny sangat baik. Kak Benny hilang ingatan juga karena dia. Sekarang Jacob masih buronan. Banyak orang yang ingin menangkapnya.""Kamu cuma anak muda yang baru terjun ke masyarakat. Sebaiknya beli vila untuk dirimu sendiri dulu. Dengan uangmu yang sekarang, kamu belum bisa beli vila di lokasi bagus."Jimmy seketika terdiam. Tatapannya terlihat sedih. Willy menghibur, "Kamu sudah termasuk hebat karena bisa mendapat uang sebanyak ini dalam waktu singkat. Setidaknya, kamu bukan lagi anak orang kaya yang cuma tahu bersenang-senang. Gimana kalau kita minum-minum malam ini untuk merayakan?""Oke. Aku mau pesan anggur termahal.""Oke, aku traktir."Usai berbicara, Willy pun mengemudikan mobilnya pergi. Jika dibandingkan dengan Jimmy yang sudah bertobat, kini malah Willy yang terlihat suka berfoya-foya.....Di dalam rumah sakit, dua jam kemudian, Benny didorong keluar dari ruang operasi.Wanda ingin maju, tetapi Sherly l
Ramon kesakitan hingga bercucuran keringat dingin. Di kamusnya, tidak ada larangan tidak boleh memukul wanita. Hanya saja, sekarang mereka di rumah sakit dan anggota Keluarga Tanzel di sini. Makanya, dia menahan emosinya.Setelah rasa sakit itu berlalu, Ramon perlahan-lahan menegakkan tubuhnya dan menatap Wanda dengan digin. Wanda mengernyit tanpa meladeni Ramon. Tatapannya tertuju pada bagian dalam bangsal.Setelah berdiri sekitar dua jam, sekujur tubuh Wanda terasa kebas. Sementara itu, di dalam bangsal akhirnya ada pergerakan.Semua orang melihat kelopak mata Benny berkedut. Sherly adalah orang pertama yang bereaksi. Dia langsung menggenggam tangan Benny. "Kak!"Benny membuka matanya, memandang langit-langit dengan dingin. Seketika, air mata Sherly pun mengalir. "Huhuhu. Kak, gimana keadaanmu sekarang? Kamu sudah ingat semuanya belum?"Kepala Benny terasa agak sakit. Bagaimanapun, dia baru menjalani operasi. Dia memijat keningnya, lalu dipapah untuk duduk. Ekspresi para anggota Kelu
Nada bicara Benny yang dingin persis dengan dulu. Harapan terakhir Wanda akhirnya pupus. Dia tidak mengatakan apa pun lagi, hanya merasa wajahnya sangat panas. Selain merasa sakit, dia juga merasa malu.Sementara itu, Sherly masih memanas-manasi dari samping, "Kamu sudah dengar itu? Pergi sana! Kalau nggak, aku suruh orang seret kamu keluar!"Wanda tidak menatap siapa pun, hanya berjalan keluar dengan kepala tertunduk. Sherly mendengus sambil meneruskan, "Beberapa wanita memang nggak tahu diri. Mereka kira mereka sudah hebat karena naik ranjang pria beberapa kali. Lain kali becermin dulu!"Usai berbicara, Sherly memberi tahu para sahabatnya tentang masalah ini. Sherly punya lingkaran pertemanan yang besar. Meskipun Sherly pernah diberi pelajaran oleh Sienna sampai takut pada Sienna sekarang, dia tidak akan takut pada Wanda.Bahkan, Sherly ingin melampiaskan semua kekesalannya kepada Wanda. Sherly terkekeh-kekeh, lalu memanggil Wiandro sesuai dengan instruksi Benny.Ketika masuk ke bang