Willy tiba-tiba menekan klakson dan berujar, "Hubungan Jacob dengan Kak Benny sangat baik. Kak Benny hilang ingatan juga karena dia. Sekarang Jacob masih buronan. Banyak orang yang ingin menangkapnya.""Kamu cuma anak muda yang baru terjun ke masyarakat. Sebaiknya beli vila untuk dirimu sendiri dulu. Dengan uangmu yang sekarang, kamu belum bisa beli vila di lokasi bagus."Jimmy seketika terdiam. Tatapannya terlihat sedih. Willy menghibur, "Kamu sudah termasuk hebat karena bisa mendapat uang sebanyak ini dalam waktu singkat. Setidaknya, kamu bukan lagi anak orang kaya yang cuma tahu bersenang-senang. Gimana kalau kita minum-minum malam ini untuk merayakan?""Oke. Aku mau pesan anggur termahal.""Oke, aku traktir."Usai berbicara, Willy pun mengemudikan mobilnya pergi. Jika dibandingkan dengan Jimmy yang sudah bertobat, kini malah Willy yang terlihat suka berfoya-foya.....Di dalam rumah sakit, dua jam kemudian, Benny didorong keluar dari ruang operasi.Wanda ingin maju, tetapi Sherly l
Ramon kesakitan hingga bercucuran keringat dingin. Di kamusnya, tidak ada larangan tidak boleh memukul wanita. Hanya saja, sekarang mereka di rumah sakit dan anggota Keluarga Tanzel di sini. Makanya, dia menahan emosinya.Setelah rasa sakit itu berlalu, Ramon perlahan-lahan menegakkan tubuhnya dan menatap Wanda dengan digin. Wanda mengernyit tanpa meladeni Ramon. Tatapannya tertuju pada bagian dalam bangsal.Setelah berdiri sekitar dua jam, sekujur tubuh Wanda terasa kebas. Sementara itu, di dalam bangsal akhirnya ada pergerakan.Semua orang melihat kelopak mata Benny berkedut. Sherly adalah orang pertama yang bereaksi. Dia langsung menggenggam tangan Benny. "Kak!"Benny membuka matanya, memandang langit-langit dengan dingin. Seketika, air mata Sherly pun mengalir. "Huhuhu. Kak, gimana keadaanmu sekarang? Kamu sudah ingat semuanya belum?"Kepala Benny terasa agak sakit. Bagaimanapun, dia baru menjalani operasi. Dia memijat keningnya, lalu dipapah untuk duduk. Ekspresi para anggota Kelu
Nada bicara Benny yang dingin persis dengan dulu. Harapan terakhir Wanda akhirnya pupus. Dia tidak mengatakan apa pun lagi, hanya merasa wajahnya sangat panas. Selain merasa sakit, dia juga merasa malu.Sementara itu, Sherly masih memanas-manasi dari samping, "Kamu sudah dengar itu? Pergi sana! Kalau nggak, aku suruh orang seret kamu keluar!"Wanda tidak menatap siapa pun, hanya berjalan keluar dengan kepala tertunduk. Sherly mendengus sambil meneruskan, "Beberapa wanita memang nggak tahu diri. Mereka kira mereka sudah hebat karena naik ranjang pria beberapa kali. Lain kali becermin dulu!"Usai berbicara, Sherly memberi tahu para sahabatnya tentang masalah ini. Sherly punya lingkaran pertemanan yang besar. Meskipun Sherly pernah diberi pelajaran oleh Sienna sampai takut pada Sienna sekarang, dia tidak akan takut pada Wanda.Bahkan, Sherly ingin melampiaskan semua kekesalannya kepada Wanda. Sherly terkekeh-kekeh, lalu memanggil Wiandro sesuai dengan instruksi Benny.Ketika masuk ke bang
Benny meminum seteguk air, lalu merapikan pakaiannya di depan cermin. "Sebelum mengalami kecelakaan, Jacob menyuruhku menyelidiki tentang putri Keluarga Shankar."Wiandro mengangguk. Dia tahu tentang ini. Benny menginstruksi, "Beri tahu aku semua yang terjadi belakangan ini, terutama soal Jacob dan Sienna. Jangan ada yang terlewatkan."Benny sama sekali tidak membahas tentang Wanda, seolah-olah nama ini hanya akan membuatnya merasa tidak nyaman.Wiandro segera memberi tahu Benny tentang insiden di Armania. Sekitar sepuluh menit kemudian, Benny selesai mencerna semua informasi."Sebelum kecelakaan, aku bertemu Ethan. Kalau kamu nggak bilang Ethan punya identitas lain, aku pasti nggak bakal mencurigainya. Dia sangat pintar bersembunyi," ujar Benny.Benny adalah orang yang berwaspada. Mereka bukan teman sembarangan. Sebelum ada bukti kuat, mereka tidak akan mencurigai satu sama lain. Makanya, Jacob benar-benar sadar saat menetapkan Ethan sebagai tersangka. Setelah mengetahui identitas Eth
Kedua mobil itu menuju ke Kabupaten Armana. Kali ini, Benny mengatur banyak bawahan untuk mengawal mobil mereka agar tidak terjadi kesalahan seperti sebelumnya lagi.Benny sedang mengoperasikan laptopnya dengan alis berkerut. Arlo ada di mobil lain. Banyak pesan masuk. Sebagian besar dari Lily.Setelah Omar mengusir Lily, semua kartu bank Lily langsung diblokir. Sementara itu, orang-orang kalangan atas menebak bahwa ada masalah yang terjadi di Keluarga Shankar. Kalau tidak, Lily yang begitu dimanjakan selama ini, tidak mungkin diusir begitu saja.Arlo menegakkan tubuhnya, membaca pesan dari Lily yang meminta bantuannya. Alisnya berkerut. Arlo memanjakan Lily selama bertahun-tahun, tetapi ternyata Lily bukan adik kandungnya. Padahal, sejak kecil Omar menyuruhnya untuk menjaga Lily baik-baik. Pesan ini sampai mengakar di hatinya.[ Kak, semua orang mentertawakanku. Aku sedih sekali. Dadaku sakit. Apa aku bakal mati? ][ Aku benaran nggak tahu soal Tulip. Aku cuma mau melawan Sienna. Aku
Sekarang Lily sudah berada di jalan buntu, sehingga dia bersedia mencoba apa pun meskipun harus mengorbankan nyawanya. "Siapa kamu? Apa rencanamu untuk membantuku?"Pria itu bangkit dan berjalan ke samping tempat tidur. "Arlo belum bisa benar-benar kejam padamu. Kamu hanya perlu membuat dirimu terlihat lebih menderita dan melimpahkan semuanya pada Sienna.""Selama mereka masih belum tahu identitas asli Sienna, situasinya masih bisa berbalik. Ibumu atau mungkin kakakmu pasti akan mencari masalah dengan Sienna. Kalau nggak, kamu si putri palsu ini akan benar-benar terusir begitu identitas asli Sienna terungkap."Lily menyipitkan matanya. Dia bertanya-tanya siapa pria ini dan mengapa pria ini tahu tentang identitas asli Sienna. Dia pun mengepalkan tinjunya dengan erat. Apakah pria ini adalah orang yang mengirimkan pesan padanya?Pria itu perlahan-lahan membungkuk dan ujung jarinya melilit rambut Lily. "Nona Lily paling membenci Sienna, 'kan? Asalkan kamu membuat masalah besar, Arlo pasti
Sienna merasa malu sampai tubuhnya terasa panas. Dia segera meraih pakaian di samping dan melemparnya ke wajah Jacob untuk menutupi matanya.Namun, Jacob langsung meraih pakaian itu dengan ujung jarinya dan melemparnya ke lantai. "Aku ingin melihatmu. Sienna, sejak kapan kamu belajar hal ini? Sienna ...."Sienna yang tidak tahan lagi terpaksa menutup mulut Jacob. Namun, dia mendengar Jacob tertawa dan menjilat telapak tangannya, dia tahu Jacob sengaja melakukannya.Saat itu, pintu kamar tidak tertutup dan keduanya tidak menyadari ada seseorang yang berdiri di depan pintu. Orang itu adalah Deshton.Deshton mengepalkan tangannya yang menyentuh pintu karena suara dari dalam kamar itu terdengar sangat jelas. Setelah berdiri di sana sebentar, dia pergi dengan diam-diam.Saat kembali ke kamarnya, Deshton merasa amarah yang susah untuk dijelaskan meluap di hatinya. Seolah-olah seluruh tubuhnya terbakar, terutama saat mendengar suara terengah-engah Sienna. Dia mengangkat tangan dan memijat ken
Pada saat itu, Sienna merasa tatapan yang sedang mengawasinya menjadi penuh kebencian. Jika bisa membunuh dengan tatapan, mungkin dia sudah mati berkali-kali.Saat mengernyitkan alis, Sienna mendengar sorakan dari sekelompok orang. Awalnya, dia tidak berniat untuk ikut campur, tetapi dia mendengar suara yang sangat familier."Lepaskan aku! Aku ini nona muda Keluarga Shankar!""Phei! Nona muda Keluarga Shankar? Kamu sudah dijual ke sini, jadi kamu ini budakku. Jangan harap bisa pergi kalau nggak melahirkan tiga atau lima anakku!"Sienna mengernyitkan alis saat mendengar suara itu. Saat melihat ke arah kerumunan, dia melihat Lily memang sedang berbaring di tanah. Dia bertanya-tanya mengapa Lily bisa berada di wilayah tak bertuan ini.Lily yang juga melihat Sienna pun matanya langsung bersinar. "Sienna, cepat selamatkan aku! Kalau nggak, aku akan mengadu pada Kak Arlo!"Sienna merasa geli melihat sikap orang ini bahkan tetap sombong saat meminta tolong.Selain itu, Sienna sudah mendengar
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg