Sienna merasa malu sampai tubuhnya terasa panas. Dia segera meraih pakaian di samping dan melemparnya ke wajah Jacob untuk menutupi matanya.Namun, Jacob langsung meraih pakaian itu dengan ujung jarinya dan melemparnya ke lantai. "Aku ingin melihatmu. Sienna, sejak kapan kamu belajar hal ini? Sienna ...."Sienna yang tidak tahan lagi terpaksa menutup mulut Jacob. Namun, dia mendengar Jacob tertawa dan menjilat telapak tangannya, dia tahu Jacob sengaja melakukannya.Saat itu, pintu kamar tidak tertutup dan keduanya tidak menyadari ada seseorang yang berdiri di depan pintu. Orang itu adalah Deshton.Deshton mengepalkan tangannya yang menyentuh pintu karena suara dari dalam kamar itu terdengar sangat jelas. Setelah berdiri di sana sebentar, dia pergi dengan diam-diam.Saat kembali ke kamarnya, Deshton merasa amarah yang susah untuk dijelaskan meluap di hatinya. Seolah-olah seluruh tubuhnya terbakar, terutama saat mendengar suara terengah-engah Sienna. Dia mengangkat tangan dan memijat ken
Pada saat itu, Sienna merasa tatapan yang sedang mengawasinya menjadi penuh kebencian. Jika bisa membunuh dengan tatapan, mungkin dia sudah mati berkali-kali.Saat mengernyitkan alis, Sienna mendengar sorakan dari sekelompok orang. Awalnya, dia tidak berniat untuk ikut campur, tetapi dia mendengar suara yang sangat familier."Lepaskan aku! Aku ini nona muda Keluarga Shankar!""Phei! Nona muda Keluarga Shankar? Kamu sudah dijual ke sini, jadi kamu ini budakku. Jangan harap bisa pergi kalau nggak melahirkan tiga atau lima anakku!"Sienna mengernyitkan alis saat mendengar suara itu. Saat melihat ke arah kerumunan, dia melihat Lily memang sedang berbaring di tanah. Dia bertanya-tanya mengapa Lily bisa berada di wilayah tak bertuan ini.Lily yang juga melihat Sienna pun matanya langsung bersinar. "Sienna, cepat selamatkan aku! Kalau nggak, aku akan mengadu pada Kak Arlo!"Sienna merasa geli melihat sikap orang ini bahkan tetap sombong saat meminta tolong.Selain itu, Sienna sudah mendengar
"Kamu berpakaian seperti ini untuk menggoda orang, 'kan? Sangat cabul!" kata pria yang seperti preman itu.Seluruh kesadaran Lily sudah dikuasai oleh kebenciannya dan berteriak dengan sekuat tenaga, "Jangan seperti ini. Aku mohon kalian jangan seperti ini. Sienna, tolong selamatkan aku. Kenapa kamu nggak selamatkan aku? Aku hanya ingin mencari kakakku. Kak Arlo, tolong aku. Huhuhu."Namun, Arlo berada jauh di ibu kota, sehingga tidak mungkin bisa menyelamatkan Lily. Lily disiksa dengan sangat kejam sampai hanya tersisa setengah napas. Tubuhnya sudah hancur seolah-olah tidak mampu menahan siksaan lagi.Tak lama kemudian, video Lily yang sedang minta tolong pada Sienna di jalanan dan dikirim kepada Arlo, beserta video Lily yang dinodai dan melibatkan beberapa pria sekaligus juga. Gambarnya sangat jelas sampai dia bisa melihat apa yang dikatakan dan dilakukan orang-orang di video itu dengan jelas.Arlo sudah memanjakan Lily selama bertahun-tahun dan bahkan sampai tidak ada batasannya. Saa
Siapa pun yang melihat orang yang sudah disayang begitu lama tiba-tiba muncul di video seperti ini pasti akan merasa sedih. Lily bahkan sudah memohon Sienna untuk menyelamatkannya di dalam video itu, tetapi Sienna tetap tidak bergerak. Pada akhirnya, Lily pun mengalami hal itu.Arlo hanya ingin segera terbang ke Armania, sehingga dia menginjak pedal gasnya sampai habis. Namun, pada saat itu, dia malah menerima beberapa pesan pemerasan.[ Kalau nggak transfer seratus empat puluh miliar ke nomor rekening ini, video adikmu akan tersebar di kalangan keluarga kaya di Armania. ]"Sialan!" maki Arlo sambil segera menginjak rem, lalu segera memerintah asistennya untuk mentransfer uang ke rekening itu dan menyelidiki informasi nomor ponsel yang mengirimkan video itu.Namun, sepuluh menit kemudian, asisten itu menelepon Arlo, "Pak Arlo, nomor ini nggak bisa dilacak untuk saat ini karena ini nomor dari negara lain. Tempat itu sangat terkenal dengan penipuan dalam beberapa tahun ini.""Maksudmu, i
"Lily, nggak apa-apa," kata Arlo sambil memeluk Lily, lalu menepuk punggung Lily dengan lembut dan tatapannya terlihat kasihan.Lily yang bersandar di pelukan Arlo merasa api kebencian berkobar dengan liar. Ini adalah harga yang harus dia bayar untuk bekerja sama dengan pria itu. Jika membuat masalah yang lebih besar, Arlo akan terpaksa untuk berdiri di pihaknya sepenuhnya.Dia berpikir dengan penderitaannya yang begitu menyedihkan dan ditambah lagi sikap Sienna yang tidak menolong, sekarang Arlo pasti sangat membenci Sienna. Oleh karena itu, tujuannya tercapai. Dia tersenyum, tetapi mulutnya tetap terus meracau. Pengorbanannya kali ini begitu besar, dia tidak percaya Sienna tidak akan membayar harga apa pun.Perkiraan Lily memang benar. Tak lama kemudian, Yuna yang melihat video itu merasa pusing dan hampir saja pingsan. Dia segera pergi ke kamar Omar.Beberapa hari ini, Omar terus berbaring di tempat tidur dengan rambut yang memutih semuanya. Saat ini, dia tetap duduk di tempat tidur
Pertanyaan yang ingin ditanyakan termasuk siapa sebenarnya Luna ini. Apakah Luna ini adalah orang yang saat itu melarikan diri dari pernikahan? Namun, itu adalah kejadian bertahun-tahun yang lalu. Jika Omar tidak mencintai Yuna, mereka tidak mungkin bisa memiliki tiga anak."Uhuk uhuk uhuk." Omar masih terbatuk-batuk dan menatap ke luar jendela dengan tatapan yang kosong, seolah-olah sudah kehabisan energi dalam waktu singkat.Omar tiba-tiba berkata, "Jero, kamu pergi cari tahu tentang adik kandungmu. Kalau ... dia masih hidup, aku akan mewariskan seluruh saham Keluarga Shankar padanya. Aku ingin dia hidup dengan tenang, aku ingin dia .... Uhuk uhuk.""Ayah, jangan terlalu terbawa emosi," kata Jero.Omar mengangkat kepala dan menatap Jero. "Kamu nggak marah?"Kedua putranya tidak akan mendapatkan saham, mereka hanya mendapatkan harta lainnya. Sesuai peraturan dalam lingkaran ini, putri tidak bernilai dan kebanyakan keluarga besar membesarkan putri mereka untuk pernikahan aliansi. Sekar
Setelah mengatakan itu, Omar kembali batuk-batuk sampai memuntahkan darah dan terlihat sangat lemah seolah-olah akan pingsan.Yuna segera menghapus air matanya. Dia baru saja sadar dan mendengar berita ini begitu datang ke kamar utama. Lily ternyata akan mati, padahal Lily adalah orang yang disayangnya selama bertahun-tahun ini."Jero, cepat telepon kakakmu agar dia membawa Lily ke sini. Kalau melihat ayahmu, mungkin dia bisa lebih tenang dan punya keinginan untuk hidup lagi," perintah Yuna.Mendengar perkataan itu, ekspresi Jero menjadi muram. Hatinya merasa sakit karena melihat dari sudut pandang Omar. Jika Lily bisa selamat, bagaimana dengan adik kandungnya? Apakah adik kandungnya juga bisa selamat?Jero merasa tidak ada yang peduli dengan nasib adik kandungnya di keluarga ini, selain dia dan ayahnya. Namun, pada akhirnya, dia tetap menelepon Arlo.Arlo segera membawa Lily ke sana. Dia menggendong Lily karena sekarang Lily bahkan kesulitan untuk berjalan.Lily yang dibantu untuk dud
Sandiwara Lily benar-benar patut diacungi jempol. Apalagi, kesehatannya kurang baik. Dia terlihat seperti bisa mati kapan saja. Orang seperti ini tidak mungkin berani meracuni Omar, 'kan?Jero mengernyit. Dia tetap menyuruh orang memeriksa cangkir itu.Lily hanya bisa menangis terisak-isak di pelukan Arlo. Yuna pun menghibur dari samping, seolah-olah Lily yang tersakiti.Dokter segera memeriksa Omar. Jero berjaga di samping. "Gimana kondisi ayahku, Dokter?""Dia terlalu emosional. Dia butuh istirahat.""Nggak ada gejala lain?""Untuk sementara ... nggak ada."Setelah mendengarnya, Lily meraih lengan baju Arlo. "Kak, bawa aku pergi. Ayah cuma bakal marah kalau melihatku."Suara Lily terdengar serak dan diliputi kesedihan. Arlo mengembuskan napas panjang dan terpaksa menyuruh orang membawa Lily pergi. Bagaimanapun, Arlo adalah putra sulung. Dia tidak mungkin pergi saat ayahnya tidak sadarkan diri.Sesampainya di vila Arlo, tatapan Lily dipenuhi kebencian dan keangkuhan. Dia segera mengam
Demam Wanda sangat parah sampai mencapai 40 derajat, sehingga harus segera dilarikan ke rumah sakit pada saat itu juga. Dia terus mengigau dan menyebut nama Wanwan di mimpinya. Kadang-kadang bermimpi Wanwan dimasak menjadi daging bakar dan kadang-kadang bermimpi Cristin melempar Wanwan dari tempat yang tinggi.Dokter sudah menyuntikkan berbagai obat, tetapi semuanya tidak berguna. Wanwan sudah menjadi sebuah mimpi buruk bagi Wanda.Rebecca yang merasa sangat sedih akhirnya menelepon Sienna.Setelah mendengar semua kejadian itu, Sienna merasa sangat marah sampai kepalanya sakit. Setelah menutup telepon, dia segera menghubungi pihak keamanan apartemen. Saat itu, dia sendiri yang menandatangani kontrak dengan pihak keamanan, sehingga dia bisa mengakses rekaman kamera pengawas dari jarak jauh dengan mudah.Selain itu, Sienna juga meminta Jero untuk menyelidiki apakah Cristin pernah membuat masalah saat berada di luar negeri. Pada akhirnya, dia menemukan sifat Cristin selama di luar negeri
Cristin tahu bagaimana caranya memaksa seseorang sampai gila. Jika dia terus berpura-pura sedih, Wanda akan merasa makin marah sampai air mata mengalir dengan deras.Wanda maju dan ingin menampar Cristin. Dia memang terlihat seperti orang gila di mata semua orang, bahkan Rebecca pun tidak bisa menghentikannya. Saat seseorang kehilangan akal sehatnya, tindakannya akan menjadi sangat liar.Plak!Sebuah tamparan yang nyaring langsung membuat tubuh Wanda membeku di tempat, lalu memegang wajahnya dan menatap Benny yang tadi menamparnya.Ekspresinya Benny sangat dingin, tetapi nada bicaranya malah sangat tenang. "Sudah cukup membuat keributannya? Ini rumah Keluarga Tanzel."Saat itu, semua amarah Wanda seolah-olah tersedot habis oleh sesuatu. Dia hanya memegang wajahnya yang terasa mati rasa. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana bereaksi saat ada sesuatu yang dingin menetes ke telapak tangannya.Benny tertegun sejenak saat melihat tatapan Wanda. Dia sudah memikul tanggung jawab dan menjadi
Tepat pada saat semua orang masih tercengang, Wanda tiba-tiba mengambil teko teh dari meja dan langsung menuangkan teh yang masih panas ke kepala Cristin."Argh!" Cristin mulai berteriak dan kulitnya memerah karena panas dari teh itu.Anggota Keluarga Salim lainnya yang duduk di sana juga tidak langsung bereaksi. Beberapa detik kemudian, mereka baru perlahan-lahan bangkit dan mendekati Wanda."Kamu ini sudah gila ya?" kata anggota Keluarga Salim lainnya.Wanda yang masih bertumpu pada tongkat sama sekali bukan tandingan orang-orang itu. Saat dia hampir terjatuh ke lantai karena didorong mereka, Rebecca segera maju untuk menahan tubuhnya.Ronald juga segera berdiri di samping Rebecca dan menghalangi anggota Keluarga Salim yang hendak maju dengan tenang.Melihat tindakan itu, anggota Keluarga Salim itu pun tersenyum dengan kesal. "Pak Ronald, apa maksudmu ini?"Ronald menatap Wanda dan berkata dengan nada tenang, "Beri tahu mereka tujuanmu."Saat itu, mata Wanda memerah dan telapak tanga
Cristin marah-marah, "Binatang sialan ini masih bisa bersuara! Kelihatannya dia bukan ras anjing mahal! Wanda, siapa suruh kamu mengharapkan sesuatu yang bukan milikmu! Semalam kamu pasti sengaja muncul di depan Benny, 'kan?"Cristin melanjutkan, "Kamu berpura-pura kebetulan bertemu dengannya! Dasar wanita murahan! Aku bawa pergi anjing ini. Malam ini aku mau makan daging anjing.""Cristin!" teriak Wanda. Dia tidak pernah begitu marah. Tatapannya sangat dingin.Cristin tertawa sinis melihat kondisi Wanda yang menyedihkan. Beraninya Wanda langsung memanggil namanya! Cristin langsung membawa Wanwan pergi.Wanda ingin mengejar Cristin. Namun, tubuhnya sangat sakit. Dia tidak bisa berdiri, jadi dia terpaksa merangkak.Cristin yang sudah berjalan keluar tertawa terbahak-bahak saat melihat Wanda merangkak. Dia berkomentar, "Sekarang kamu kelihatan seperti seekor anjing."Wanda mengepalkan tangannya dengan erat. Dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Wanda juga tidak mampu mengejar Cris
Setelah mengembuskan asap rokok, Benny baru membuang rokok ke tong sampah. Dia langsung membuka pintu ruangan, lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.Begitu kembali ke koridor, Cristin sudah menyelesaikan pemeriksaannya. Saat melihat Benny, mata Cristin berbinar-binar."Benny!" panggil Cristin. Dia berlari menghampiri Benny dan meraih lengannya. Cristin melanjutkan, "Dokter bilang ada 1 hasil pemeriksaan yang baru keluar besok. Nanti aku baru beri tahu kamu."Benny mengangguk dan berusaha menahan diri untuk menarik tangannya. Mereka berdua naik ke mobil. Ekspresi Cristin menjadi muram.Cristin menarik napas dalam-dalam. Dia terus memikirkan ekspresi Benny tadi. Sepertinya Benny pergi merokok karena merasa gelisah. Apa itu karena Wanda?Cristin tidak mengerti kenapa Wanda yang murahan itu bisa menarik perhatian Benny. Keluarga Wanda sangat hancur. Anak yang dilahirkan Wanda pasti mewarisi gen buruk.Cristin mengepalkan tangannya dengan erat. Dia mengeluarkan ponsel, lalu dia
Hanya saja, Wanda memandang ke luar jendela sambil termenung lagi setelah pengacara pergi. Dia tiba-tiba teringat dengan Wanwan di rumah.Setiap keluar, Wanda terbiasa menyiapkan banyak makanan untuk Wanwan. Namun, dia sudah dirawat di rumah sakit selama 4 hari.Wanda yang panik langsung bangkit. Dia ingin segera keluar dari rumah sakit dan melihat Wanwan. Begitu kakinya menginjak lantai, Wanda merasa pusing.Wanda terpaksa menelepon Manfred, "Manfred, apa kamu bisa lihat Wanwan di rumahku? Seharusnya makanan Wanwan masih cukup, tapi aku sudah beberapa hari nggak pulang.""Aku lihat Wanwan sekarang," sahut Manfred.Wanda merasa terharu. Dia tiba-tiba bertanya, "Apa nanti sore kamu bisa membawanya kemari? Aku ingin melihatnya sebentar.""Bisa," balas Manfred.Wanda baru merasa tenang. Saat sore, Manfred membawa Wanwan ke rumah sakit. Wanwan masih kecil sehingga perlu digendong.Suasana hati Wanda membaik setelah melihat Wanwan. Wanda berucap, "Terima kasih."Wanda menggendong Wanwan. Ka
Sore harinya, Rebecca hendak pergi ke luar kota. Setelah berpikir sejenak, Rebecca memutuskan untuk menelepon Sienna. Terdapat perbedaan waktu antara tempat Sienna dengan Rebecca."Rebecca?" ujar Sienna.Rebecca menyahut, "Bu Sienna.""Ada apa? Syutingmu bermasalah?" tanya Sienna.Rebecca menjawab, "Nggak. Bu Sienna, Wanda mengalami kecelakaan. Aku curiga ini perbuatan anggota Keluarga Salim."Rebecca melanjutkan, "Selanjutnya Wanda pasti akan terancam bahaya. Aku rasa berdasarkan sifat Wanda, dia pasti nggak akan memberitahumu masalah ini."Sienna menyipitkan matanya. Selama ini, dia merasa Wanda menutupi sesuatu darinya. Namun, sekarang Sienna tidak bisa kembali ke ibu kota. Dia masih menunggu Jacob di hotel.Sienna bertanya, "Kondisinya parah, nggak?""Wanda hampir mati," sahut Rebecca.Sienna menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya lagi, "Sekarang kamu mau pergi syuting, ya?""Iya. Aku merasa lebih baik aku telepon kamu. Kali ini, Wanda beruntung bisa selamat. Lain kali belum tent
Rebecca membawakan 3 macam sayuran dan 1 sup untuk Wanda. Manfred dan Poppy juga berada di dalam kamar. Mereka belum pulang.Rebecca harus pergi sore harinya, jadi dia segera berpesan kepada Wanda, "Aku nggak bisa libur dalam waktu 1 bulan ke depan. Dokter bilang kamu boleh pelan-pelan mengunyah makanan. Aku dan Poppy papah kamu. Manfred pasti canggung kalau bantu kamu."Manfred berdeham, lalu menunjuk koridor dan bertanya, "Kalau begitu, aku tunggu di luar?"Poppy berpikir sejenak sebelum merangkul lengan Manfred dan menimpali, "Paman, aku temani kamu."Selesai bicara, Poppy memberi isyarat kepada Rebecca. Sementara itu, Rebecca tahu Poppy menyukai Manfred dan terus mengejarnya. Hanya saja, Manfred tidak membalas perasaan Poppy.Rebecca memijat keningnya, lalu berujar, "Kalau begitu, kalian berdua keluar saja."Poppy yang gembira meraih tangan Wanda dan berkata, "Biar Rebecca yang suap kamu saja. Kak Wanda, nanti aku baru masuk."Kemudian, Poppy mendorong Manfred keluar. Manfred meras
Cristin mengungkit masa lalu Wanda berulang kali. Waktu 7 tahun cukup panjang bagi seorang wanita. Jika Benny sedikit peduli kepada Wanda, mana mungkin dia tidak memedulikan hubungan Wanda dengan mantan pacarnya selama 7 tahun.Masalah ini akan terus mengganjal di hati Benny. Sekarang yang harus Cristin lakukan adalah memutuskan hubungan Wanda dan Benny. Cristin berucap, "Benny, sudahlah. Hari ini aku akan keluar dari rumah sakit."Namun, anggota Keluarga Tanzel menelepon. Masalah yang ditimbulkan Hilda di acara terakhir kali sudah menarik perhatian Rudy. Semalam Rudy memanggil Benny ke ruangan kantornya untuk menanyakan hubungan Benny dengan Wanda.Tentu saja Benny langsung menyangkal. Dia dan Wanda memang tidak berpacaran. Sebelumnya mereka juga tidak mempunyai hubungan apa pun. Benny hanya menghina Wanda karena uang miliaran itu, mereka bukan pasangan kekasih.Benny adalah pewaris Keluarga Tanzel, jadi dia yang paling berkuasa. Namun, Benny sangat menghormati kakeknya.Rudy berkata,