Pria itu menjawab, "Nggak ada, kecuali kita bisa menemukan seorang ahli hipnotis yang lebih hebat dari orang itu. Tapi, aku sudah berada di arena pertarungan bawah tanah ini selama bertahun-tahun, aku hampir nggak bisa mengingat nama-nama ahli hipnotis top.""Orang yang memberi instruksi pada Nona Sienna pasti sudah masuk lima besar. Orang yang punya kemampuan seperti ini pasti sudah direkrut oleh negara, kita nggak mungkin bisa menghubungi mereka."Jacob mengangkat tangan dan memijat keningnya. "Aku mengerti."Pria itu menganggukkan kepala, lalu berdiri dan pergi.Jacob membuka pintu di depannya dan mendekati Sienna.Sienna masih merasa gelisah karena sudah melempar ponselnya. Melihat Jacob datang, dia secara refleks mundur sedikit."Sienna, bagaimana kalau hari ini kita menonton film bersama?" tanya Jacob.Sienna menganggukkan kepala, tidak mengerti apa yang direncanakan Jacob.Jacob memeluk Sienna dan berjalan ke ruang tamu yang luas.Sienna yang duduk di sofa merasa ruangan yang ko
Sienna tidur di pelukan Jacob, tidak tahu apa yang mereka katakan. Pengawal di depan pintu melapor, "Tuan, ponsel Nona Sienna sudah diperbaiki."Jacob menerima ponsel itu, lalu memutarnya di tangan. Pengawal itu meneruskan, "Tapi, seseorang memasang perangkat lunak di ponselnya. Perangkat lunak itu bisa menghapus semua informasi dan peretas sekalipun nggak bisa memulihkannya.""Kami sudah menyingkirkan semua sistem aneh di ponselnya. Jadi, sekarang ponselnya cuma ponsel biasa."Jacob mengiakan dengan lirih. Dia memang tidak menaruh harapan apa pun. Jacob mengangkat tangan memijat pelipis, lalu menyuruh pengawal membawa Deshton kemari.Deshton terus berkeliling di lantai 7 dengan menggunakan alasan ingin mencari kenangan Desmond. Itu sebabnya, dia tidak ke mana-mana. Jika Deshton tidak bisa menemukan apa pun, Jacob tidak berniat menunggunya lagi.Saat ini, Deshton berdiri di hadapan Jacob. Ketika melihat Sienna, dia mengangkat alisnya dengan heran. Jacob yang duduk di sofa pun bertanya
Jacob tidak meladeni Deshton. Dia hanya memeluk Sienna erat-erat seperti memeluk guling. Sienna masih belum sadar. Dia menggosokkan kepalanya di pelukan Jacob untuk mencari posisi yang nyaman.Ketika melihat ini, Deshton makin murka. Dia mengepalkan tangannya yang terluka. "Jacob, kamu nggak mau tanya lagi? Kakakmu ini punya motif lain. Dia masih belum menyerah terhadap Sienna. Setiap kali ada Sienna, aku bisa merasakan emosinya bergejolak dengan hebat.""Sekarang, kamu malah membiarkan seseorang yang mencintai Sienna berada di sini. Pria ini bahkan cinta pertama Sienna. Kamu sama sekali nggak cemburu? Kalau aku jadi kamu, aku akan berusaha memikirkan cara untuk melenyapkan Desmond. Kalau aku, aku sih di pihakmu."Jacob tidak berbicara. Dia merasa Sienna yang berada di pelukannya akan bangun. Dia menatap Deshton, tetapi Deshton tidak menyadari apa pun dan masih mencoba menghasut Jacob, "Ya, 'kan? Kamu juga berpikiran begitu, 'kan?"Saat berikutnya, pengawal masuk dan menyeret Deshton k
Begitu saja? Tidak ada lagi? Sienna mengira Jacob akan berusaha mempertahankannya, tetapi ternyata tidak.Jacob hanya melontarkan satu kata, lalu memakai cincinnya dan menopang dagu sambil menatap Sienna. Sienna merasa agak kesal, tetapi tidak tahu alasannya. Bahkan, dia merasa agak sesak. Ini tidak seharusnya terjadi.Sienna menusuk steik di piring dengan kuat. Ekspresinya terlihat dingin. Jacob bertanya dengan lembut, "Kenapa? Tidak nafsu makan?""Jangan pedulikan aku." Usai mengatakan ini, alis Sienna berkerut. Dia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya yang campur aduk."Oke." Jacob hanya menatap Sienna. Sienna sontak bangkit dan menarik taplak meja. Seketika, steik, anggur, dan lilin di atas meja berjatuhan.Setelah bereaksi kembali, Sienna termangu. Apa yang dia lakukan? Sienna melirik Jacob, lalu buru-buru kembali ke lantai tujuh.Sienna mandi dan mencuci rambut. Dia menunggu di ranjang sampai pukul 2 dini hari, tetapi Jacob tidak datang. Sienna mulai merasa jengkel. Dia menenda
Setelah mendapat cincinnya, kegusaran di hati Sienna seketika sirna begitu saja. Ketika berbaring di ranjang, dia tidak bisa menahan diri untuk melihat cincinnya.Meskipun hatinya tidak tergerak, Sienna tetap tidak bisa tidur. Dia berguling ke kanan dan melihat cincinnya sekali. Dia berguling ke kiri dan melihat cincinnya lagi.Ketika Jacob naik ke ranjang, dia melihat Sienna terus menatap cincinnya. Jacob sudah selesai mandi, jadi badannya dipenuhi wangi sabun. Dengan satu tangan, dia memeluk Sienna supaya wanita ini tidak berguling-guling lagi."Sudah malam, cepat tidur. Besok kamu mau ketemu Dokter Ethan, 'kan?" tanya Jacob.Sienna tidak bergerak lagi dan bersandar di pelukan Jacob. Dia berkata, "Jacob, Pak Ethan sangat baik.""Ya.""Dia pernah menolongku dan sangat lembut padaku.""Ya.""Dia juga sangat hebat. Kamu tahu, ternyata dia punya adik kembar."Jacob awalnya memejamkan mata. Begitu mendengar kalimat ini, dia sontak membuka matanya dan memandang langit-langit.Usai berbicar
Usai berbicara, Sienna mengangkat tangannya memandang cincinnya."Kadang aku merasa ada yang nggak beres denganku, tapi aku nggak tahu apa itu. Banyak hal yang ingin kuungkapkan, tapi nggak bisa. Aku ingat semua kenangan di antara kita, tapi nggak ada gejolak apa pun di dalam hatiku."Sienna mengepalkan tangannya dan meneruskan, "Setelah melihat cincin ini, aku merasa semuanya jadi beda. Tapi, aku nggak tahu apa yang beda."Jacob menarik napas dalam-dalam dan memeluk Sienna dengan makin erat. "Nana."Sienna merenung sejenak sebelum bertanya, "Besok kamu bawa aku ketemu Pak Ethan, 'kan?""Ya, makanya kamu sekarang tidur dulu," sahut Jacob.Sienna merasa lega dan akhirnya tidur. Jacob menatap wajah Sienna sesaat. Kemudian, dia mencium Sienna beberapa kali karena tidak bisa merasa puas.Sesaat kemudian, Jacob tiba-tiba tertawa. Kali ini, dia jelas-jelas menyadari bahwa Sienna sangat mencintainya. Cinta Sienna sama sekali tidak berkurang. Hanya saja, mereka bukan orang yang pintar dalam me
Dunia yang kacau seketika menjadi jernih. Yang ada di depan mata adalah darah merah. Sienna berlutut di samping Jacob sambil menahan lukanya. "Tolong! Seseorang, tolong!"Sienna berteriak ke sekeliling, tetapi yang terdengar hanya suaranya. Saat ini, dia tidak merasa dirinya terjebak dalam dunia yang membingungkan lagi. Sienna menggoyangkan tubuh Jacob. Air mata berderai di wajahnya.Di tangga seberang, berdiri Cleo yang menggenggam pistol dengan erat. Dia hendak menyalakan sebatang rokok, tetapi tidak bisa karena tangannya bergetar.Pengawal di samping bergegas menghampiri dan bertanya, "Kak Cleo, apa yang akan kita lakukan sekarang?"Cleo yang kesal langsung menepuk kepala pengawal itu dan membentak, "Bisa apa lagi? Cepat bawa ke rumah sakit! Kalau terlambat, dia bisa mati!""Baik." pengawal mengiakan. Cleo hendak turun tangga, tetapi hampir terjatuh karena kakinya melemas. 'Sialan! Lain kali jangan cari aku lagi untuk urusan seperti ini!'"Jacob!" Ketika ada yang ingin membawa Jacob
Di rumah sakit, Sienna tetap duduk di koridor dengan tenang. Tiga jam kemudian, Jacob didorong keluar.Dokter melepaskan masker dan memberi tahu Sienna bahwa semuanya baik-baik saja. Peluru tidak terlalu dekat dengan jantung Jacob.Sienna seketika merasa lega. Dia berlutut di pinggir ranjang dan memeluk lengan Jacob sambil menangis.Karena identitas Jacob tidak biasa, dia tidak bisa berlama-lama di rumah sakit. Setelah memastikan nyawanya tidak berada dalam bahaya, Jacob dibawa kembali ke lantai tujuh arena pertarungan.Sienna berjaga di samping ranjang tanpa meninggalkannya sedetik pun. Cleo ingin masuk untuk melihat. Namun, ketika melihat tatapan Sienna, dia buru-buru mundur.Apa yang terjadi? Sepertinya aura Sienna tidak sekuat ini sebelumnya. Cleo pun mengernyit dan tidak berani masuk lagi.Sienna menggenggam tangan Jacob dan menggosokkannya di wajah sendiri. Efek obat bius Jacob belum habis. Meskipun begitu, dia bisa merasakan sentuhan Sienna.Jacob tahu keputusannya ini membuat S