Jacob tidak meladeni Deshton. Dia hanya memeluk Sienna erat-erat seperti memeluk guling. Sienna masih belum sadar. Dia menggosokkan kepalanya di pelukan Jacob untuk mencari posisi yang nyaman.Ketika melihat ini, Deshton makin murka. Dia mengepalkan tangannya yang terluka. "Jacob, kamu nggak mau tanya lagi? Kakakmu ini punya motif lain. Dia masih belum menyerah terhadap Sienna. Setiap kali ada Sienna, aku bisa merasakan emosinya bergejolak dengan hebat.""Sekarang, kamu malah membiarkan seseorang yang mencintai Sienna berada di sini. Pria ini bahkan cinta pertama Sienna. Kamu sama sekali nggak cemburu? Kalau aku jadi kamu, aku akan berusaha memikirkan cara untuk melenyapkan Desmond. Kalau aku, aku sih di pihakmu."Jacob tidak berbicara. Dia merasa Sienna yang berada di pelukannya akan bangun. Dia menatap Deshton, tetapi Deshton tidak menyadari apa pun dan masih mencoba menghasut Jacob, "Ya, 'kan? Kamu juga berpikiran begitu, 'kan?"Saat berikutnya, pengawal masuk dan menyeret Deshton k
Begitu saja? Tidak ada lagi? Sienna mengira Jacob akan berusaha mempertahankannya, tetapi ternyata tidak.Jacob hanya melontarkan satu kata, lalu memakai cincinnya dan menopang dagu sambil menatap Sienna. Sienna merasa agak kesal, tetapi tidak tahu alasannya. Bahkan, dia merasa agak sesak. Ini tidak seharusnya terjadi.Sienna menusuk steik di piring dengan kuat. Ekspresinya terlihat dingin. Jacob bertanya dengan lembut, "Kenapa? Tidak nafsu makan?""Jangan pedulikan aku." Usai mengatakan ini, alis Sienna berkerut. Dia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya yang campur aduk."Oke." Jacob hanya menatap Sienna. Sienna sontak bangkit dan menarik taplak meja. Seketika, steik, anggur, dan lilin di atas meja berjatuhan.Setelah bereaksi kembali, Sienna termangu. Apa yang dia lakukan? Sienna melirik Jacob, lalu buru-buru kembali ke lantai tujuh.Sienna mandi dan mencuci rambut. Dia menunggu di ranjang sampai pukul 2 dini hari, tetapi Jacob tidak datang. Sienna mulai merasa jengkel. Dia menenda
Setelah mendapat cincinnya, kegusaran di hati Sienna seketika sirna begitu saja. Ketika berbaring di ranjang, dia tidak bisa menahan diri untuk melihat cincinnya.Meskipun hatinya tidak tergerak, Sienna tetap tidak bisa tidur. Dia berguling ke kanan dan melihat cincinnya sekali. Dia berguling ke kiri dan melihat cincinnya lagi.Ketika Jacob naik ke ranjang, dia melihat Sienna terus menatap cincinnya. Jacob sudah selesai mandi, jadi badannya dipenuhi wangi sabun. Dengan satu tangan, dia memeluk Sienna supaya wanita ini tidak berguling-guling lagi."Sudah malam, cepat tidur. Besok kamu mau ketemu Dokter Ethan, 'kan?" tanya Jacob.Sienna tidak bergerak lagi dan bersandar di pelukan Jacob. Dia berkata, "Jacob, Pak Ethan sangat baik.""Ya.""Dia pernah menolongku dan sangat lembut padaku.""Ya.""Dia juga sangat hebat. Kamu tahu, ternyata dia punya adik kembar."Jacob awalnya memejamkan mata. Begitu mendengar kalimat ini, dia sontak membuka matanya dan memandang langit-langit.Usai berbicar
Usai berbicara, Sienna mengangkat tangannya memandang cincinnya."Kadang aku merasa ada yang nggak beres denganku, tapi aku nggak tahu apa itu. Banyak hal yang ingin kuungkapkan, tapi nggak bisa. Aku ingat semua kenangan di antara kita, tapi nggak ada gejolak apa pun di dalam hatiku."Sienna mengepalkan tangannya dan meneruskan, "Setelah melihat cincin ini, aku merasa semuanya jadi beda. Tapi, aku nggak tahu apa yang beda."Jacob menarik napas dalam-dalam dan memeluk Sienna dengan makin erat. "Nana."Sienna merenung sejenak sebelum bertanya, "Besok kamu bawa aku ketemu Pak Ethan, 'kan?""Ya, makanya kamu sekarang tidur dulu," sahut Jacob.Sienna merasa lega dan akhirnya tidur. Jacob menatap wajah Sienna sesaat. Kemudian, dia mencium Sienna beberapa kali karena tidak bisa merasa puas.Sesaat kemudian, Jacob tiba-tiba tertawa. Kali ini, dia jelas-jelas menyadari bahwa Sienna sangat mencintainya. Cinta Sienna sama sekali tidak berkurang. Hanya saja, mereka bukan orang yang pintar dalam me
Dunia yang kacau seketika menjadi jernih. Yang ada di depan mata adalah darah merah. Sienna berlutut di samping Jacob sambil menahan lukanya. "Tolong! Seseorang, tolong!"Sienna berteriak ke sekeliling, tetapi yang terdengar hanya suaranya. Saat ini, dia tidak merasa dirinya terjebak dalam dunia yang membingungkan lagi. Sienna menggoyangkan tubuh Jacob. Air mata berderai di wajahnya.Di tangga seberang, berdiri Cleo yang menggenggam pistol dengan erat. Dia hendak menyalakan sebatang rokok, tetapi tidak bisa karena tangannya bergetar.Pengawal di samping bergegas menghampiri dan bertanya, "Kak Cleo, apa yang akan kita lakukan sekarang?"Cleo yang kesal langsung menepuk kepala pengawal itu dan membentak, "Bisa apa lagi? Cepat bawa ke rumah sakit! Kalau terlambat, dia bisa mati!""Baik." pengawal mengiakan. Cleo hendak turun tangga, tetapi hampir terjatuh karena kakinya melemas. 'Sialan! Lain kali jangan cari aku lagi untuk urusan seperti ini!'"Jacob!" Ketika ada yang ingin membawa Jacob
Di rumah sakit, Sienna tetap duduk di koridor dengan tenang. Tiga jam kemudian, Jacob didorong keluar.Dokter melepaskan masker dan memberi tahu Sienna bahwa semuanya baik-baik saja. Peluru tidak terlalu dekat dengan jantung Jacob.Sienna seketika merasa lega. Dia berlutut di pinggir ranjang dan memeluk lengan Jacob sambil menangis.Karena identitas Jacob tidak biasa, dia tidak bisa berlama-lama di rumah sakit. Setelah memastikan nyawanya tidak berada dalam bahaya, Jacob dibawa kembali ke lantai tujuh arena pertarungan.Sienna berjaga di samping ranjang tanpa meninggalkannya sedetik pun. Cleo ingin masuk untuk melihat. Namun, ketika melihat tatapan Sienna, dia buru-buru mundur.Apa yang terjadi? Sepertinya aura Sienna tidak sekuat ini sebelumnya. Cleo pun mengernyit dan tidak berani masuk lagi.Sienna menggenggam tangan Jacob dan menggosokkannya di wajah sendiri. Efek obat bius Jacob belum habis. Meskipun begitu, dia bisa merasakan sentuhan Sienna.Jacob tahu keputusannya ini membuat S
Pada malam ketiga, luka di dada Jacob sudah tidak begitu sakit lagi dan akhirnya bisa turun dari tempat tidur.Saat berdiri di koridor lantai tujuh, dia mendengar ponselnya berbunyi. Ada pesan dari seseorang yang memberitahunya akan dilakukan perbaikan listrik di lantai tujuh dan akan ada pemadaman selama sepuluh menit. Dia mengabaikan pesan itu dan menatap keluar dengan tenang.Saat lantai tujuh tiba-tiba menjadi gelap, Jacob tiba-tiba mendengar suara Sienna yang memanggil namanya setelah keluar dari kamar mandi. Otaknya membeku sejenak, sehingga lupa untuk langsung merespons Sienna. Dengan cahaya dari luar jendela balkon yang tidak jauh dari sana, dia melihat Sienna membuka lemari dengan panik."Jacob?" panggil Sienna sambil mengangkat tirai, lalu memeriksa kamar lain."Jacob! Jacob!" teriak Sienna yang tadinya dengan nada bingung, sekarang berubah menjadi ketakutan.Setelah rokok di ujung jari Jacob bergetar dan membakar jarinya, Jacob baru ingat untuk merespons. "Sienna, aku di sin
Keduanya terus berpelukan sampai emosi masing-masing mereda, lalu jari Sienna perlahan-lahan memegang dada Jacob. "Lain kali jangan seperti ini lagi.""Baik," jawab Jacob.Melihat jarinya yang mengenakan cincin, Sienna menggeliat sebentar dan berkata, "Setelah semuanya berakhir, kita akan menikah."Dada Jacob langsung bergetar dan meletakkan kepalanya ke leher Sienna. "Ya, kita menikah."Sienna perlahan-lahan menggenggam tangan Jacob, lalu jari-jari di tangan mereka yang sama-sama mengenakan cincin saling terkait. "Aku sudah ingat semuanya. Sebenarnya sejak hari pertama aku ikut K ke vilanya, aku sudah mulai menjadi bahan eksperimen hipnosis. Dia sangat percaya diri dengan metodenya ini.""Apa dia itu Ethan?" tanya Jacob.Sienna bersandar di pelukan Jacob dengan makin erat. "Dulu aku selalu merasa K ini terkesan sangat familier, tapi aku nggak pernah terpikirkan Dokter Ethan. Lagi pula, identitas saudara kembarnya ini benar-benar sangat misterius. Sekarang semua yang direncanakannya de