K mendorong Sienna dan berkata dengan nada datar, "Kamu demam?""Ya," jawab Sienna."Aku akan memapahmu turun. Kamu istirahat di sofa sebentar, aku akan menyuruh seseorang membawakan obat," kata K.Sienna menganggukkan kepala. Saat K membantunya, dia secara refleks lebih mendekat pada K karena ingin melihat ciri-ciri lain dari pria itu dengan lebih jelas. K selalu memberinya perasaan familier dan sekaligus asing, tetapi dia tidak mengerti apa yang sebenarnya dirasakannya. Dia tidak menyadari gerakannya saat ini seolah-olah bersandar pada K.Jari-jari K gemetar dan mendorong Sienna untuk sedikit menjauh. Setelah membawa Sienna turun ke lantai bawah, dia memanggil 003 untuk mengambil obat.Sienna juga menambahkan, "Berikan aku dua butir obat tidur juga, belakangan ini aku susah tidur. Jangan yang mengandung barbiturat, aku alergi parah dan bisa sesak napas."Wajah Sienna terlihat sangat merah dan lemah, sehingga K tidak menolaknya. Setelah meletakkan tangan di kening Sienna dan memastika
Jika 003 kembali mengetuk pintu, kemungkinan besar K akan terbangun. Dia segera mengenakan pakaian dan topeng K. Sebelum masuk ke kamar ini, dia sudah memakai sepatu berhak tinggi agar tubuhnya terlihat lebih tinggi. Meskipun terasa sangat berat saat berjalan, dia harus menyamar dengan sempurna agar bisa keluar dari tempat itu.Sienna segera merapikan pakaiannya dan langsung membuka pintu kamar tepat sebelum 003 hendak mengetuk pintunya lagi.Melihat seseorang yang mengenakan topeng berdiri di depannya, 003 segera menundukkan kepala dengan ketakutan. "Omar sudah kembali ke Armania dan pergi ke arena pertarungan bawah tanah juga. Dia mungkin sudah bekerja sama dengan Jacob. Tuan K, apa kita hanya duduk diam saja?"Sienna menutup pintu di belakangnya dan berjalan melewati 003.003 merasa ada yang aneh, tetapi hanya bisa mengikuti dari belakang karena dia tahu jelas K memiliki kepribadian yang dingin. "Kali ini Omar terluka sedikit saat bertarung dengan orang-orang kita."Sienna terus ber
Nada suara 003 menjadi muram. Dia baru menyadari semua orang sudah ditipu Sienna selama ini, penglihatannya sudah pulih sejak lama. Pantas saja Sienna mengetahui pemikirannya di dalam hatinya dan bahkan memprediksi tindakannya. Dia terkadang menurunkan kewaspadaannya karena menganggap Sienna yang berada di depannya buta."Benar. Penglihatanku sudah lama pulih, jadi aku bisa melihat jelas perasaan nggak sukamu padaku karena kamu juga mengincar posisi itu. Tapi, aku harus berterima kasih padamu. Kalau kamu nggak bekerja sama dengan 002 dan inisiatif bekerja sama dengan rencanaku, aku nggak akan keluar dari sana dengan begitu cepat. Sampai jumpa," kata Sienna, lalu langsung menginjak pedal gas dan pergi.003 tidak seperti 002 yang begitu gegabah, tetapi Sienna yang seperti ini tetap membuatnya terkejut. Saat berbaring di tepi jalan, dia merasa marah dan malu. Dia paling benci dipermainkan orang, terutama oleh seorang wanita yang diremehkannya.Dia memandang rendah Sienna yang buta sama se
Saat ini, Sienna berada di gunung di Armania, di mana binatang buas akan muncul kapan pun. Mungkin juga, dia akan berada dalam bahaya karena bertemu dengan pria bersenjata yang berniat jahat. Namun, jika dia tinggal di sini, dia hanya akan ditangkap kembali. Pada saat itu, tidak akan ada kesempatan kedua untuk melarikan diri, K pasti tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi.Sienna langsung membuka pintu mobil dan melaju ke dalam hutan gelap. Mobil itu dibiarkan terparkir di tepi jalan dan membuang sol sepatu hak tingginya agar menjadi sepatu datar, lalu mulai menuruni lereng gunung melalui hutan. Dia tidak berani berjalan di jalan utama karena jantungnya berdebar ketakutan.Dia sangat ingin bebas dan bertemu dengan pria yang dicintainya. Dia bahkan tidak takut terhadap kematian, hanya ingin segera bertemu dengan Jacob. Air mata kegembiraannya pun mengalir.Setelah berlari dari malam hingga pagi, Sienna sudah kelelahan. Namun, naluri untuk bertahan hidup membuatnya terus bergerak
Ethan menatapnya. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru memanggil, "Sienna, ini aku."Sienna tidak tahu harus bagaimana merespons. Dia tahu dirinya terlihat sangat menyedihkan, tetapi tidak punya waktu untuk menjelaskan."Pak Ethan, kenapa kamu ada di sini?""Pria tua ini punya status mulia di Armania. Dulu aku dokter pribadi Keluarga Shankar, makanya bisa mengenalnya. Setiap kali ke Armania, aku akan memerika kesehatannya.""Itu artinya, kamu akan pergi ke pusat kota Armania?""Ya.""Bawa aku, aku mau bertemu Jacob.""Kamu harus tunggu setengah jam dulu.""Oke."Sienna akhirnya merasa tenang. Manusia tidak akan bisa berpikir dengan baik saat merasa lapar dan panik.Sienna duduk di sofa tanpa bersuara. Dia melihat Ethan membawa pria tua itu ke ruangan lain. Ethan seharusnya akan memeriksanya di sana.Begitu pintu ditutup, ekspresi penuh cinta kasih pria tua itu sontak hilang. Dia melirik Ethan dengan penuh minat.Ethan memeriksa kesehatan pria tua itu dengan ekspresi datar, lalu beru
"Sekarang dia sangat sibuk. Menyelundup masuk bukan hal sepele. Dia harus terus berwaspada. Apalagi, yang menjemputnya adalah Andro dari Keluarga Sondakh.""Kamu mungkin nggak tahu soal Keluarga Sondakh. Mereka agak tertutup. Semua yang mereka lakukan mendapat izin dari atasan. Mereka nggak pernah melampaui batas, kadang juga membantu atasan.""Pokoknya mereka sangat misterius. Andro adalah Kepala Keluarga Sondakh. Dia sakit-sakitan. Saat Jacob menggila hari itu, dia menyinggung banyak orang. Dia menahan barang-barang Keluarga Deandra dan Keluarga Sondakh. Perbuatannya ini menyinggung Keluarga Sondakh dan Ronald," jelas Ethan."Kalau begitu, apa Keluarga Sondakh akan menyerangnya?" tanya Sienna."Nggak akan. Aku sudah minta bantuan mereka. Paling-paling Jacob akan dicela habis-habisan. Andro memang gila, tapi dia orang yang tepat janji," timpal Ethan.Sienna menghela napas lega. "Pak Ethan, terima kasih banyak.""Jacob temanku. Sudah seharusnya aku membantunya," sahut Ethan dengan nada
Sienna berdiri di depan vila. Sebelum dia berbicara, gerbang di belakang perlahan-lahan terbuka. Dia pun melangkah masuk.Pemandangan di dalam sini sangat indah. Tidak termasuk megah, tetapi sangat hangat. Gaya bangunannya hampir sama dengan vila milik pria tua itu.Sienna mengembuskan napas lega, lalu membuka pintu. Di dalam sana, terlihat beberapa pelayan sedang menyapu. Ketika melihat Sienna, para pelayan hanya mengangguk dengan wajah datar, lalu lanjut menyapu.Sienna berlari seharian. Dia merasa lelah dan lapar. Dia bertanya, "Bisa tolong siapkan baju untukku? Aku juga lapar.""Nona, Tuan sudah memberi kami instruksi. Aku bawa kamu ke lantai atas dulu."Sienna merasa Ethan sangat perhatian padanya. "Terima kasih."Setibanya di lantai atas, Sienna pun mandi. Ketika melihat bekas cambukan di tubuhnya, alisnya tak kuasa berkerut. Jacob pasti sedih melihat luka-luka di tubuhnya.Tanpa ramuan itu, bekas cambukan ini tidak akan pulih secepat sebelumnya. Sienna menyentuh lukanya. Kadang,
Jacob tahu. Jika bukan karena ada yang berpesan kepada Andro, mungkin dirinya sudah ditembak mati sejak tadi. Andro memang kejam, tetapi setidaknya tidak akan membunuhnya untuk sekarang.Jacob tersenyum kepada Andro, lalu duduk di kursi santai di sebelah, membiarkan cahaya matahari menyinari tubuhnya. "Andro, kapalmu nyaman sekali."Andro tersenyum menyipitkan mata. Ketika dia hendak memainkan belati di tangannya, pengawal di samping tiba-tiba berkata dengan takut, "Bos, Nona Keluarga Parera telepon tanya kapan kita akan pulang. Katanya dia ingin makan denganmu."Aura suram yang dipancarkan Andro sontak menghilang. Jacob bisa melihat senyuman bahagia pada wajahnya."Beri tahu dia tiga hari lagi," timpal Andro. Setelah naik kapal, mereka akan naik pesawat dan naik kapal lagi. Untuk tiba di rumah Keluarga Sondakh, setidaknya membutuhkan tiga hari."Oke. Nona menyuruhmu jaga kesehatan," ucap pengawal itu.Senyuman Andro menjadi makin lebar. Dia mengiakan. "Ya."Jacob awalnya berbaring di