"Pergi! Pergi! Aku Tuan Putri Keluarga Shankar! Kamu sudah ditipu oleh Sienna! Minggir!" pekik Lily.Wind hendak menggendong Lily. Lily mulai melawan sekuat tenaga sehingga menarik perhatian pengawal di depan pintu. Para pengawal mengenal Wind, tetapi mereka tidak tahu apa yang ingin dilakukannya.Wind merendahkan suaranya dan berbisik, "Nona, kamu ingin Arlo dan Jero tahu kamu bukan putri Keluarga Shankar ya? Mereka masih bersikap baik padamu pasti karena belum tahu kebenaran ini. Apa aku perlu memberi tahu mereka?"Sekujur tubuh Lily sontak menegang. Dia ingin berteriak bahwa dirinya adalah putri Keluarga Shankar yang terhormat, tetapi ada ketakutan besar di hatinya.Jauh di dalam lubuk hatinya, ada sebuah suara yang mengatakan bahwa Wind tidak berbohong. Memang benar bahwa ayahnya memperlakukannya dengan dingin belakangan ini. Omar bahkan tidak pernah meneleponnya selama dia masuk rumah sakit.Omar adalah pemegang kekuasaan terbesar di Keluarga Shankar. Apa mungkin dia sudah tahu ba
"Wind, apa kamu bisa merahasiakan hal ini dari semua orang? Aku benar-benar takut Kak Arlo nggak menyayangiku lagi dan Kak Jero membenciku. Huhuhu. Kalau sampai hal seperti ini terjadi, aku nggak ingin hidup lagi," pinta Lily.Wind merasa iba pada Lily. Dia memeluknya dengan lembut. Lily memegang kepang di bahu Wind sambil berkata, "Kamu masih ingat kepang ini? Aku yang menyuruhmu mempertahankan model rambut seperti ini. Soalnya memang cocok denganmu.""Nona, rupanya kamu masih ingat. Aku kira kamu sudah lupa," sahut Wind."Mana mungkin aku lupa. Aku ingat semua hal yang berkaitan denganmu," ucap Lily dengan tatapan tulus sambil bersandar di pelukan Wind.Mata Wind tampak berkaca-kaca. Dia merasa ini adalah momen terindah dalam hidupnya. Apalagi, Lily memohon, "Wind, aku mau kamu merawatku di rumah sakit untuk sementara waktu ini. Bisa nggak?""Setelah aku keluar dari rumah sakit, aku juga nggak ingin kamu meninggalkanku. Aku ingin melihatmu setiap detik. Mulai sekarang, aku adalah pac
Sienna menggenggam sapu pel di tangannya dengan erat. Karena ada yang membimbingnya dari penyuara telinga, dia pun tidak menabrak siapa pun. Dia hanya menunduk sambil mengepel lantai di depannya."Jacob sedang melihatmu." Begitu mendengarnya, sekujur tubuh Sienna sontak menegang dan matanya memerah. Dia berusaha agar air matanya tidak jatuh.Jacob tahu bahwa wanita ini adalah staf yang mengepel di depan ruang privat tadi. Jimmy mengatakan ada masalah dengan mata wanita ini, tetapi dia terlihat sangat normal.Jacob tidak tahu apakah lampu di sini terlalu redup, tetapi dia seperti bisa melihat sosok Sienna dari wanita itu.Terdengar suara pria itu dari penyuara telinga. "Waktunya sudah tiba. Kamu sudah mendengar semuanya sendiri hari ini. Sudah waktunya kamu pulang. Masih tersisa 30 menit sebelum racun itu merenggut nyawamu."Sienna mengangkat sapu pelnya, lalu perlahan-lahan berjalan melewati Jacob. Mereka tidak berpapasan karena masih ada jarak 2 meter di antara keduanya.Jacob menundu
Sienna baru pergi dari sana lima menit lalu. Dia tidak berani berdiam terlalu lama di satu tempat.Pria yang dipanggil "K" itu sepertinya sangat familier dengan tempat ini. Dia pasti bisa segera menemukan lokasinya dari CCTV.Sienna pindah ke tempat lain. Sekarang dia menuju ke belakang tirai di ujung koridor.Jantung Sienna terus berpacu liar. Hanya ada satu pikiran dalam benaknya, dia ingin melalui waktu 20 menit yang dimilikinya.Jika dirinya mati, Sienna tidak akan menjadi kelemahan Jacob. Dia tidak akan membebaninya lagi.Kelak, Jacob tetap akan menjadi Presdir Grup Yuwono yang terhormat. Pria itu tetap bisa hidup dengan baik.Baru berjalan beberapa langkah, Sienna tiba-tiba menabrak seorang wanita. Yang ditabraknya adalah Suvira, orang yang belum lama ini bekerja sama dengan S.M.Sienna sempat berinvestasi di naskah Suvira dan wanita itu kini masih menjadi mitra bisnisnya. Setelah mendengar suaranya, Sienna baru menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Suvira."Suvira, kita
Sienna tidak sanggup melawan ketika dipaksa masuk ke mobil. Pahit di mulutnya terasa makin pekat.Sienna tampak tenang dan teguh, seolah-olah dia sudah bersiap menyambut maut. Jika pria bertopeng itu datang terlambat beberapa menit saja, dia pasti sudah benar-benar mati.Namun, Sienna sama sekali tidak takut. Dia bahkan sengaja bersembunyi dari pria itu.Memikirkan hal ini membuat pria itu tersulut emosi. Selama ini, belum pernah ada seorang pun yang berani membuatnya begitu marah.Pria itu berkata, "Sienna, aku akan menyerahkanmu ke tangan Deshton. Dia akan menggunakan kamu untuk mengancam Jacob. Kamu akan melihat Jacob ditinggalkan semua orang. Kamu nggak takut mati, tapi kamu pasti nggak mau melihat keterpurukannya, 'kan?"Cara terbaik untuk membunuh seseorang adalah menghancurkan semangat hidupnya. Sienna tidak takut mati, jadi mengancam nyawanya tidak akan efektif.Namun, Sienna pasti akan mengaku kalah jika Jacob yang digunakan sebagai ancaman. Benar saja, wajah Sienna yang tadin
Sienna yang saat ini dipeluk oleh Deshton di pinggang, merasa seluruh tubuhnya merinding.Deshton malah mengernyitkan alis dan segera menelepon Jacob. "Bukankah saat itu kamu bilang kamu akan menandatangani dokumen pemindahan saham asalkan kamu bisa bertemu dengan Sienna? Besok pagi jam delapan, kita akan bertemu di lantai teratas Grup Yuwono. Aku akan membawa Sienna datang bersamaku."Setelah mengatakan itu, Deshton langsung menutup teleponnya dan berkata pada Sienna, "Ayo masuk."Deshton sudah melangkah beberapa langkah terlebih dahulu, tetapi Sienna tetap tidak mengikutinya. Saat menoleh dengan bingung, dia baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres karena tatapan Sienna terlihat kosong. Dia mengangkat tangan dan melambai-lambai di depan wajah Sienna, tetapi Sienna tetap tidak merespons.Melihat itu, seluruh tubuh Deshton menjadi kaku dan terdengar suara Desmond di dalam pikirannya. "Ada apa dengan Sienna?"Setiap kali ada masalah yang berhubungan dengan Sienna, Desmond selalu menj
Sienna tidak bisa melihat kondisi Desmond, hanya mendengar napas Desmond menjadi terengah-engah. "Kak?""Sienna, kamu dan Jacob nggak salah, begitu juga dengan Deshton. Yang salah bukan kita." Desmond berbicara dengan cepat seolah-olah menyadari dia sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia membungkuk untuk mengambil kunci, tetapi tatapannya sudah menjadi gelap.Saat bangkit kembali, pria itu sudah berubah menjadi sosok pria yang penuh dengan kemarahan. Dia melempar kunci di tangannya, lalu tersenyum dingin dan menatap Sienna. Dia mengangkat dagu Sienna dan mengamati wajah Sienna dengan saksama. "Seniormu itu mungkin sudah hilang selamanya. Sienna, kamu berutang budi paling banyak pada Desmond di dunia ini."Sienna tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong.Setelah diganggu sejenak oleh Desmond, Deshton merasa tidak nyaman. Dia langsung berdiri dan hendak pergi karena saat ini dia malas untuk mempersulit Sienna lagi.Namun, ternyata Desmond masih bisa
Pukul lima subuh, Sienna tetap duduk di sofa dengan tenang. Dia tidak bisa merasakan pergantian waktu, hanya merasa kedinginan. Rasa dingin itu bukan berasal dari lingkungan, melainkan dari hatinya yang perlahan-lahan menyebar ke seluruh tubuhnya sampai dia hampir membeku. Telinganya juga terasa sakit.Di tengah keheningan itu, Sienna akhirnya mendengar suara dari penyuara telinganya. "Kamu menyesal?"Hanya dengan beberapa kata singkat itu saja, seluruh tubuh Sienna bergetar. Dia hampir saja refleks melihat ke sekeliling, tetapi dia segera menyadari situasinya. "Apa sebenarnya yang kamu inginkan? Aku akan setuju padamu semuanya."Setelah beberapa jam berlalu, Sienna tahu pria itu sedang menunggunya hancur dan menyerah. Kepalanya sakit dan jantungnya berdebar-debar sepanjang malam sampai dia merasa dia akan mati."Sienna, aku sudah bilang kesabaranku terbatas, kamu sebaiknya jangan mengulangi trik seperti semalam lagi. Kalau nggak, aku nggak akan memberimu kesempatan lagi."Sienna tidak
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg