Sienna tidak bisa melihat kondisi Desmond, hanya mendengar napas Desmond menjadi terengah-engah. "Kak?""Sienna, kamu dan Jacob nggak salah, begitu juga dengan Deshton. Yang salah bukan kita." Desmond berbicara dengan cepat seolah-olah menyadari dia sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia membungkuk untuk mengambil kunci, tetapi tatapannya sudah menjadi gelap.Saat bangkit kembali, pria itu sudah berubah menjadi sosok pria yang penuh dengan kemarahan. Dia melempar kunci di tangannya, lalu tersenyum dingin dan menatap Sienna. Dia mengangkat dagu Sienna dan mengamati wajah Sienna dengan saksama. "Seniormu itu mungkin sudah hilang selamanya. Sienna, kamu berutang budi paling banyak pada Desmond di dunia ini."Sienna tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong.Setelah diganggu sejenak oleh Desmond, Deshton merasa tidak nyaman. Dia langsung berdiri dan hendak pergi karena saat ini dia malas untuk mempersulit Sienna lagi.Namun, ternyata Desmond masih bisa
Pukul lima subuh, Sienna tetap duduk di sofa dengan tenang. Dia tidak bisa merasakan pergantian waktu, hanya merasa kedinginan. Rasa dingin itu bukan berasal dari lingkungan, melainkan dari hatinya yang perlahan-lahan menyebar ke seluruh tubuhnya sampai dia hampir membeku. Telinganya juga terasa sakit.Di tengah keheningan itu, Sienna akhirnya mendengar suara dari penyuara telinganya. "Kamu menyesal?"Hanya dengan beberapa kata singkat itu saja, seluruh tubuh Sienna bergetar. Dia hampir saja refleks melihat ke sekeliling, tetapi dia segera menyadari situasinya. "Apa sebenarnya yang kamu inginkan? Aku akan setuju padamu semuanya."Setelah beberapa jam berlalu, Sienna tahu pria itu sedang menunggunya hancur dan menyerah. Kepalanya sakit dan jantungnya berdebar-debar sepanjang malam sampai dia merasa dia akan mati."Sienna, aku sudah bilang kesabaranku terbatas, kamu sebaiknya jangan mengulangi trik seperti semalam lagi. Kalau nggak, aku nggak akan memberimu kesempatan lagi."Sienna tidak
Begitu Deshton melangkah masuk, semua orang di lantai teratas itu langsung menatap ke ruang rapat itu. Ruangan itu transparan sepenuhnya, sehingga mereka bisa melihat kedua pria itu. Ini adalah permintaan Deshton pada Jacob untuk harus melakukan transaksinya di ruangan ini dan bahkan ada dua pengacara yang hadir.Melihat pemandangan itu, para eksekutif di lantai atas Grup Yuwono merasa mulai hari ini akan terjadi perubahan besar. Mereka tidak bisa fokus bekerja dan sesekali melirik ke arah ruang rapat.Melihat Sienna digendong masuk ke ruangan itu, Jacob yang duduk di kursi segera berdiri.Saat Jacob baru saja hendak mendekati Deshton dan merebut Sienna, terdengar Sienna berkata, "Desmond, aku agak mengantuk, bolehkah aku tidur di pelukanmu?"Deshton tidak tahu apa yang telah direncanakan Sienna, tetapi entah mengapa dia juga tidak menolak permintaan Sienna itu. Dia menggendong Sienna dan duduk di seberang Jacob dengan senyum lembut khas Desmond di wajahnya. "Jacob, apa kita bisa mulai
Jacob menarik lengan Sienna, tetapi Sienna masih tetap membenamkan wajah di pelukan Deshton dan sama sekali tidak melihatnya. Dia tidak pernah merasa panik seperti ini sebelumnya, bahkan sampai langsung mengaitkan jarinya dengan jari Sienna."Apa aku melakukan kesalahan sampai membuatmu marah? Semua hal di masa lalu adalah kesalahanku, aku minta maaf padamu. Kamu jangan emosi lagi sekarang. Kita bisa membahasnya perlahan-lahan, 'kan?"Sienna masih tetap membenamkan wajahnya di pelukan Deshton sampai air matanya hampir membasahi jas Deshton dan tenggorokannya sangat sakit. Rasa sedih yang mendalam itu membuatnya sulit bernapas.Jika Jacob benar-benar meninggalkan Grup Yuwono demi dirinya, Sienna merasa lebih baik dia mati saja. Meskipun kelak mereka benar-benar bersama, dia akan selalu teringat dengan pengorbanan Jacob. Dia bisa memaafkan segalanya, tetapi dia tidak bisa memaafkan pengorbanan yang Jacob lakukan. Dia menggigit bibirnya dengan erat sampai mulutnya penuh dengan bau darah.
Wiandro makin tidak suka dengan Sienna, bahkan sekarang melihat wajah Sienna saja pun sudah merasa jijik.Benny sedikit lebih baik. Dia hanya langsung mendekat dan memukul tengkuk Jacob. Namun, Jacob masih menggenggam tangan Sienna dan enggan melepaskannya. Dia melepaskan genggaman Jacob dengan paksa, lalu menatap Sienna dengan tajam sejenak dan langsung memapah Jacob pergi.Sebelum menutup pintunya, Wiandro memaki, "Kalian ini memang pasangan berengsek, cepat atau lambat akan mendapat balasan!"Kelihatan jelas, Wiandro sangat marah.Sienna tetap bersembunyi dalam pelukan Deshton. Setelah merasa ruang rapat itu sudah tenang, seluruh tubuhnya baru bergetar.Deshton tidak mengatakan apa-apa. Pada saat itu, dia bahkan hampir saja ingin bertepuk tangan. Benar-benar cinta yang sangat hebat. Dia sempat bertanya-tanya Sienna menganggapnya sebagai apa di sana. Saksi cinta mereka yang sejati?Dia tersenyum dingin. "Sienna, kamu buta, jadi nggak bisa melihat ekspresinya yang sangat buruk. Sejak
Di sisi lain. Meskipun Jacob sudah dibawa masuk ke dalam mobil, tubuhnya tetap kaku . Terutama tangannya yang masih dalam posisi seolah-olah sedang menggenggam seseorang. Benny duduk di depan untuk mengemudi mobil, sedangkan Wiandro duduk di belakang untuk menjaga Jacob.Wiandro marah sampai kepalanya mati rasa. "Kamu dengar kata-katanya itu? Sialan. Sienna benar-benar kejam. Kenapa dia bisa mengatakan hal-hal itu? Kalau dia benar-benar suka Desmond, kenapa nggak langsung bersama Desmond saja saat dia kembali? Kenapa harus memberi harapan pada Jacob?"Dia sebenarnya ingin memaki lebih kasar lagi, tetapi dia tidak sanggup mengatakannya.Benny hanya melirik sekilas melalui kaca spion, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Suasana di dalam mobil sangat muram, sehingga dia langsung mengantar Jacob kembali ke Royal Estate.Setelah meminta pelayan untuk membawa Jacob ke tempat tidur, Benny dan Wiandro duduk di ruang tamu di lantai satu untuk menunggu Jacob bangun. Selama itu, mereka tidak berbica
Setelah kejadian itu, wanita itu terus muncul di sekitar Wiandro. Wanita itu pasti akan datang audisi setiap kali ada proyek filmnya, seolah-olah sudah menetapkan hati untuk mendekatinya. Dia awalnya sangat terganggu, tetapi sekarang dia agak bingung dengan perasaannya.Hal tentang wanita itu mengejar Wiandro sudah diketahui semua orang di industri karena wanita itu tidak pernah menyembunyikan tatapan padanya. Dia tidak pernah melihat tatapan yang begitu intens seumur hidupnya.Pada akhirnya, entah mengapa Wiandro pun memberikan nomor teleponnya pada wanita itu, Sesuai dugaannya, wanita itu mulai mengirimnya pesan sepanjang hari. Dia jarang membalas pesan, tetapi tidak peduli seberapa larut pun wanita itu akan segera merespons setiap kali dia membalas pesannya.Suatu hari, Wiandro pernah mengirim pesan pada pukul empat pagi sebagai lelucon, tetapi wanita itu langsung membalasnya dengan cepat.[ Wiandro, aku sudah mengatur pengingat khusus untuk pesanmu. Kapan pun kamu mencariku, aku ak
Deshton keluar dari kamar dan berpesan kepada pelayan, "Bersihkan kamar. Atur kamar untuknya dan suruh orang menjaganya. Selalu siapkan dan antarkan makanan untuknya, tapi dia nggak boleh keluar dari kamar.""Baik, Pak." Pelayan mengiakan. Deshton turun ke lantai bawah tanpa melirik Sienna. Sienna tentu mendengar suara langkah kaki, tetapi tidak bertanya pria itu akan pergi ke mana.Mereka seperti orang asing yang tinggal seatap. Sienna bahkan tidak takut mati, jadi apa yang harus ditakutkannya sekarang?Jacob tetap Presdir Grup Yuwono. Dia tidak bisa dijatuhkan oleh siapa pun. Ini adalah hal yang bagus. Sienna tersenyum dan merasa matanya sangat sakit. Ini karena dia terlalu sedih dan terus menangis hari ini.Ketika seseorang merasa sedih dan mata mereka tidak bisa melihat, mereka akan merasa sangat tersiksa. Jadi, ketika dipapah oleh pelayan ke kamar, dia bertanya kepada pelayan, "Apa kalian bisa memasang TV di kamarku? Aku ingin mendengar suara."Jika tidak, Sienna akan merasa dirin
"Ed, jangan marah," ucap Hans. Dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya. Hans hanya ingin menyenangkan hati Mae. Dengan begitu, Ed juga ikut senang.Apa Hans membuat masalah lagi? Dia tidak tahu harus berbuat apa. Hans tiba-tiba panik, sepertinya dia akan dimasukkan ke dalam ruang penelitian lagi.Hans memanggil, "Ed ...."Ed merasa suara Hans sangat memusingkan. Dia menarik tangan Hans dengan ekspresi marah. Ed tidak pernah marah kepada Hans, tetapi kali ini dia tidak bisa menahan amarahnya.Ed bertanya dengan ketus, "Kamu berhubungan intim dengannya? Apa yang kamu pikirkan?""Aku ... cuma mau kamu senang," jawab Hans."Kamu merasa aku akan senang?" tanya Ed.Hans tampak kebingungan. Dia terus bertanya-tanya apa Ed tidak senang? Ed tiba-tiba merasa malu. Ekspresinya tidak terlihat lembut lagi.Ed sudah tinggal di ibu kota selama bertahun-tahun. Dia pernah melihat dunia yang penuh dengan intrik. Ed sering menghadapi orang-orang yang licik, tetapi sekarang dia tidak mampu menghada
Ed bertanya, "Bu Mae, markas penelitian membutuhkan genius seperti Luna. Kenapa para petinggi mengizinkannya pergi?"Mae meminum teh, lalu menyahut dengan ekspresi bingung, "Sampai sekarang aku juga nggak paham kenapa Luna bisa pergi. Bahkan, Fredie juga nggak mampu bawa Luna keluar dari markas penelitian. Jadi, aku penasaran dengan Fredie."Mae menambahkan, "Jabatan Fredie di markas penelitian nggak terlalu tinggi. Dia bukan petinggi di sini. Jabatannya hampir setara denganku."Mae hanya termasuk anggota inti markas penelitian. Dia belum mencapai posisi petinggi. Mae tidak bisa membawa seseorang keluar, apalagi Fredie.Ed tidak bisa mencampuri masalah ini, tetapi dia mendengarkan ucapan Mae dengan serius. Mae memijat keningnya dan melanjutkan, "Sharon juga terus mencari masalah denganku. Kali ini, hanya dia yang menolak kamu diangkat menjadi ketua. Bahkan, dia meremehkanku waktu di telepon."Sharon sangat disukai para petinggi. Dia bisa bertindak sesuka hatinya di markas penelitian. S
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka