Di sisi lain. Meskipun Jacob sudah dibawa masuk ke dalam mobil, tubuhnya tetap kaku . Terutama tangannya yang masih dalam posisi seolah-olah sedang menggenggam seseorang. Benny duduk di depan untuk mengemudi mobil, sedangkan Wiandro duduk di belakang untuk menjaga Jacob.Wiandro marah sampai kepalanya mati rasa. "Kamu dengar kata-katanya itu? Sialan. Sienna benar-benar kejam. Kenapa dia bisa mengatakan hal-hal itu? Kalau dia benar-benar suka Desmond, kenapa nggak langsung bersama Desmond saja saat dia kembali? Kenapa harus memberi harapan pada Jacob?"Dia sebenarnya ingin memaki lebih kasar lagi, tetapi dia tidak sanggup mengatakannya.Benny hanya melirik sekilas melalui kaca spion, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Suasana di dalam mobil sangat muram, sehingga dia langsung mengantar Jacob kembali ke Royal Estate.Setelah meminta pelayan untuk membawa Jacob ke tempat tidur, Benny dan Wiandro duduk di ruang tamu di lantai satu untuk menunggu Jacob bangun. Selama itu, mereka tidak berbica
Setelah kejadian itu, wanita itu terus muncul di sekitar Wiandro. Wanita itu pasti akan datang audisi setiap kali ada proyek filmnya, seolah-olah sudah menetapkan hati untuk mendekatinya. Dia awalnya sangat terganggu, tetapi sekarang dia agak bingung dengan perasaannya.Hal tentang wanita itu mengejar Wiandro sudah diketahui semua orang di industri karena wanita itu tidak pernah menyembunyikan tatapan padanya. Dia tidak pernah melihat tatapan yang begitu intens seumur hidupnya.Pada akhirnya, entah mengapa Wiandro pun memberikan nomor teleponnya pada wanita itu, Sesuai dugaannya, wanita itu mulai mengirimnya pesan sepanjang hari. Dia jarang membalas pesan, tetapi tidak peduli seberapa larut pun wanita itu akan segera merespons setiap kali dia membalas pesannya.Suatu hari, Wiandro pernah mengirim pesan pada pukul empat pagi sebagai lelucon, tetapi wanita itu langsung membalasnya dengan cepat.[ Wiandro, aku sudah mengatur pengingat khusus untuk pesanmu. Kapan pun kamu mencariku, aku ak
Deshton keluar dari kamar dan berpesan kepada pelayan, "Bersihkan kamar. Atur kamar untuknya dan suruh orang menjaganya. Selalu siapkan dan antarkan makanan untuknya, tapi dia nggak boleh keluar dari kamar.""Baik, Pak." Pelayan mengiakan. Deshton turun ke lantai bawah tanpa melirik Sienna. Sienna tentu mendengar suara langkah kaki, tetapi tidak bertanya pria itu akan pergi ke mana.Mereka seperti orang asing yang tinggal seatap. Sienna bahkan tidak takut mati, jadi apa yang harus ditakutkannya sekarang?Jacob tetap Presdir Grup Yuwono. Dia tidak bisa dijatuhkan oleh siapa pun. Ini adalah hal yang bagus. Sienna tersenyum dan merasa matanya sangat sakit. Ini karena dia terlalu sedih dan terus menangis hari ini.Ketika seseorang merasa sedih dan mata mereka tidak bisa melihat, mereka akan merasa sangat tersiksa. Jadi, ketika dipapah oleh pelayan ke kamar, dia bertanya kepada pelayan, "Apa kalian bisa memasang TV di kamarku? Aku ingin mendengar suara."Jika tidak, Sienna akan merasa dirin
Wiandro seketika tidak bisa berkata-kata. Dia merasa ada yang aneh, tetapi tidak tahu apa itu. Setelah Jacob pergi, dia berbalik dan menatap Benny yang masih duduk di sofa sambil bertanya, "Kenapa aku merasa dia seperti nggak punya masalah? Apa dia sudah tercerahkan dan memutuskan untuk fokus pada karier?"Benny tidak merespons dan hanya menunduk menatap papan catur.Ketika Jacob tiba di Grup Yuwono, seluruh petinggi menatapnya. Jacob menyerahkan dokumen yang sudah beres kepada Sony, lalu segera mengadakan rapat untuk para petinggi.Deshton tidak menghadiri rapat kali ini. Setelah membawa Sienna pergi, pria itu tidak pernah kemari lagi.Jacob duduk di kursi utama sambil memutar penanya dan mendengarkan laporan para petinggi. Para petinggi pun merasa gelisah. Bagaimanapun, Jacob sampai dipapah pergi pagi tadi, tetapi tiba-tiba datang ke perusahaan untuk rapat sekarang.Dilihat dari penampilannya, Jacob bahkan seperti tidak punya masalah. Akan tetapi, tidak ada yang berani berbicara lant
Lily berdiri di depan kamar, menatap Wind membuka pintu. Tebersit kekejaman pada tatapannya. Setelah pintu dibuka, Lily menyalakan lampu dan melihat wanita yang berbaring di ranjang.Belakangan ini, pendengaran Sienna menjadi sangat tajam. Ketika mendengar suara langkah kaki itu, dia tahu yang datang bukan Deshton."Siapa?" tanya Sienna sambil menyibakkan selimut dan duduk di pinggir ranjang.Lily dan Wind berdiri di dekat ranjang. Sienna tidak menatap mereka, melainkan menatap pintu. Lily pun mengangkat alisnya dan terkekeh-kekeh."Astaga, Sienna, rupanya kamu jadi buta. Kamu buta karena aku menghantam kepalamu waktu itu? Kasihan sekali," ejek Lily sambil mendekat. Kemudian, dia melambaikan tangannya di depan Sienna.Sienna benar-benar tidak bisa melihat apa pun. Wind sekalipun terkejut melihatnya. Dia tidak tahu Sienna menjadi buta.Lily merasa sangat bangga. Seorang wanita buta tidak akan bisa menimbulkan ancaman apa pun untuknya. Jadi, dia langsung menampar Sienna untuk melampiaska
Tatapan Lily dipenuhi kebencian. Dia mendekat dengan memegang belati. Setibanya di hadapan Sienna, dia berseru, "Matilah kamu! Aku nggak akan membiarkan siapa pun mengacaukan hidupku! Siapa pun nggak boleh!"Sienna merasakan angin di wajahnya. Dia mengira dirinya akan merasakan sakit, tetapi dia hanya merasakan cairan hangat berbau amis mengenai wajahnya. Ini adalah darah.Sementara itu, leher Wind ditikam oleh Lily. Darahnya menyembur mengenai Sienna. Wind menatap Lily dengan tidak percaya.Lily ketakutan hingga mundur dan melepaskan belatinya. Ini pertama kalinya dia membunuh orang dengan tangan sendiri. Dulu Wind yang selalu membantunya, tetapi sekarang dia membunuh Wind.Lily sudah merencanakan semua ini sejak awal. Wind tahu terlalu banyak rahasianya. Lily tidak bisa memercayai siapa pun. Asalkan Wind mati, dia baru bisa mempertahankan statusnya sebagai Nona Keluarga Shankar.Adegan berdarah ini mengejutkan Lily. Sekujur tubuhnya gemetaran. Apalagi Wind yang sudah mati menatapnya
"Lily, kamu baik-baik saja?" tanya Arlo sambil bergegas menghampiri.Lily sungguh ketakutan. Dia tidak bisa melupakan tatapan Wind.Wind tidak akan menduga wanita yang bersikap begitu lembut kepadanya beberapa hari ini, bahkan menciumnya, akan tiba-tiba membunuhnya seperti ini.Ketika belati itu menikam lehernya, Wind bahkan tidak sempat bereaksi karena terlalu percaya pada Lily. Sementara itu, tatapan Wind hanya dipenuhi ketidakpercayaan karena dia tidak sempat untuk membenci lagi."Kak, aku takut sekali. Sienna benar-benar gila. Aku nggak mau melihatnya lagi. Bawa aku pergi dari sini ya?" pinta Lily.Sebelum mengetahui identitas aslinya, Lily ingin sekali menetap di ibu kota untuk menyulitkan dan mempermalukan Sienna. Akan tetapi, sekarang dia hanya berharap Arlo membenci Sienna hingga akhirnya membunuh wanita itu dengan tangan sendiri.Kini, Lily pun bertingkah seolah-olah dirinya sangat menyedihkan dan lemah. Penampilannya yang ketakutan seperti ini memang membuat Arlo merasa tidak
Setelah mencekoki Sienna, Arlo melepaskannya dan menatapnya dengan jijik. Kemudian, dia berbalik dan pergi.Lily masih duduk di sofa lantai bawah. Sekarang dia sudah tidur. Dia bahkan menangis saat tidur. Bisa dilihat betapa takutnya dia.Arlo menghampirinya, lalu menggendongnya dengan hati-hati. Ketika melihat mereka pergi, Deshton merasa sangat gusar.Entah mengapa, Deshton sangat membenci wanita seperti Lily. Dia bahkan merasa Wind dibunuh oleh Lily. Dia juga membenci Sienna karena wanita ini terlalu pintar membuat orang marah. Namun, Sienna tidak mungkin melakukan hal seperti ini.Kini, hubungan Sienna dengan Jacob sudah retak. Dia menjadi sangat cuek, jadi tidak mungkin membuat masalah. Deshton jelas-jelas mengetahui semua ini, tetapi tetap membiarkan Arlo membalas dendam. Arlo ingin membuatnya menjadi bisu dan tidak bisa melakukan apa pun lagi.....Jacob awalnya telah membeli tiket pesawat ke Armania malam ini. Namun, dia tiba-tiba menyesali pilihannya.Mobil yang menuju ke band
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg