Deshton keluar dari kamar dan berpesan kepada pelayan, "Bersihkan kamar. Atur kamar untuknya dan suruh orang menjaganya. Selalu siapkan dan antarkan makanan untuknya, tapi dia nggak boleh keluar dari kamar.""Baik, Pak." Pelayan mengiakan. Deshton turun ke lantai bawah tanpa melirik Sienna. Sienna tentu mendengar suara langkah kaki, tetapi tidak bertanya pria itu akan pergi ke mana.Mereka seperti orang asing yang tinggal seatap. Sienna bahkan tidak takut mati, jadi apa yang harus ditakutkannya sekarang?Jacob tetap Presdir Grup Yuwono. Dia tidak bisa dijatuhkan oleh siapa pun. Ini adalah hal yang bagus. Sienna tersenyum dan merasa matanya sangat sakit. Ini karena dia terlalu sedih dan terus menangis hari ini.Ketika seseorang merasa sedih dan mata mereka tidak bisa melihat, mereka akan merasa sangat tersiksa. Jadi, ketika dipapah oleh pelayan ke kamar, dia bertanya kepada pelayan, "Apa kalian bisa memasang TV di kamarku? Aku ingin mendengar suara."Jika tidak, Sienna akan merasa dirin
Wiandro seketika tidak bisa berkata-kata. Dia merasa ada yang aneh, tetapi tidak tahu apa itu. Setelah Jacob pergi, dia berbalik dan menatap Benny yang masih duduk di sofa sambil bertanya, "Kenapa aku merasa dia seperti nggak punya masalah? Apa dia sudah tercerahkan dan memutuskan untuk fokus pada karier?"Benny tidak merespons dan hanya menunduk menatap papan catur.Ketika Jacob tiba di Grup Yuwono, seluruh petinggi menatapnya. Jacob menyerahkan dokumen yang sudah beres kepada Sony, lalu segera mengadakan rapat untuk para petinggi.Deshton tidak menghadiri rapat kali ini. Setelah membawa Sienna pergi, pria itu tidak pernah kemari lagi.Jacob duduk di kursi utama sambil memutar penanya dan mendengarkan laporan para petinggi. Para petinggi pun merasa gelisah. Bagaimanapun, Jacob sampai dipapah pergi pagi tadi, tetapi tiba-tiba datang ke perusahaan untuk rapat sekarang.Dilihat dari penampilannya, Jacob bahkan seperti tidak punya masalah. Akan tetapi, tidak ada yang berani berbicara lant
Lily berdiri di depan kamar, menatap Wind membuka pintu. Tebersit kekejaman pada tatapannya. Setelah pintu dibuka, Lily menyalakan lampu dan melihat wanita yang berbaring di ranjang.Belakangan ini, pendengaran Sienna menjadi sangat tajam. Ketika mendengar suara langkah kaki itu, dia tahu yang datang bukan Deshton."Siapa?" tanya Sienna sambil menyibakkan selimut dan duduk di pinggir ranjang.Lily dan Wind berdiri di dekat ranjang. Sienna tidak menatap mereka, melainkan menatap pintu. Lily pun mengangkat alisnya dan terkekeh-kekeh."Astaga, Sienna, rupanya kamu jadi buta. Kamu buta karena aku menghantam kepalamu waktu itu? Kasihan sekali," ejek Lily sambil mendekat. Kemudian, dia melambaikan tangannya di depan Sienna.Sienna benar-benar tidak bisa melihat apa pun. Wind sekalipun terkejut melihatnya. Dia tidak tahu Sienna menjadi buta.Lily merasa sangat bangga. Seorang wanita buta tidak akan bisa menimbulkan ancaman apa pun untuknya. Jadi, dia langsung menampar Sienna untuk melampiaska
Tatapan Lily dipenuhi kebencian. Dia mendekat dengan memegang belati. Setibanya di hadapan Sienna, dia berseru, "Matilah kamu! Aku nggak akan membiarkan siapa pun mengacaukan hidupku! Siapa pun nggak boleh!"Sienna merasakan angin di wajahnya. Dia mengira dirinya akan merasakan sakit, tetapi dia hanya merasakan cairan hangat berbau amis mengenai wajahnya. Ini adalah darah.Sementara itu, leher Wind ditikam oleh Lily. Darahnya menyembur mengenai Sienna. Wind menatap Lily dengan tidak percaya.Lily ketakutan hingga mundur dan melepaskan belatinya. Ini pertama kalinya dia membunuh orang dengan tangan sendiri. Dulu Wind yang selalu membantunya, tetapi sekarang dia membunuh Wind.Lily sudah merencanakan semua ini sejak awal. Wind tahu terlalu banyak rahasianya. Lily tidak bisa memercayai siapa pun. Asalkan Wind mati, dia baru bisa mempertahankan statusnya sebagai Nona Keluarga Shankar.Adegan berdarah ini mengejutkan Lily. Sekujur tubuhnya gemetaran. Apalagi Wind yang sudah mati menatapnya
"Lily, kamu baik-baik saja?" tanya Arlo sambil bergegas menghampiri.Lily sungguh ketakutan. Dia tidak bisa melupakan tatapan Wind.Wind tidak akan menduga wanita yang bersikap begitu lembut kepadanya beberapa hari ini, bahkan menciumnya, akan tiba-tiba membunuhnya seperti ini.Ketika belati itu menikam lehernya, Wind bahkan tidak sempat bereaksi karena terlalu percaya pada Lily. Sementara itu, tatapan Wind hanya dipenuhi ketidakpercayaan karena dia tidak sempat untuk membenci lagi."Kak, aku takut sekali. Sienna benar-benar gila. Aku nggak mau melihatnya lagi. Bawa aku pergi dari sini ya?" pinta Lily.Sebelum mengetahui identitas aslinya, Lily ingin sekali menetap di ibu kota untuk menyulitkan dan mempermalukan Sienna. Akan tetapi, sekarang dia hanya berharap Arlo membenci Sienna hingga akhirnya membunuh wanita itu dengan tangan sendiri.Kini, Lily pun bertingkah seolah-olah dirinya sangat menyedihkan dan lemah. Penampilannya yang ketakutan seperti ini memang membuat Arlo merasa tidak
Setelah mencekoki Sienna, Arlo melepaskannya dan menatapnya dengan jijik. Kemudian, dia berbalik dan pergi.Lily masih duduk di sofa lantai bawah. Sekarang dia sudah tidur. Dia bahkan menangis saat tidur. Bisa dilihat betapa takutnya dia.Arlo menghampirinya, lalu menggendongnya dengan hati-hati. Ketika melihat mereka pergi, Deshton merasa sangat gusar.Entah mengapa, Deshton sangat membenci wanita seperti Lily. Dia bahkan merasa Wind dibunuh oleh Lily. Dia juga membenci Sienna karena wanita ini terlalu pintar membuat orang marah. Namun, Sienna tidak mungkin melakukan hal seperti ini.Kini, hubungan Sienna dengan Jacob sudah retak. Dia menjadi sangat cuek, jadi tidak mungkin membuat masalah. Deshton jelas-jelas mengetahui semua ini, tetapi tetap membiarkan Arlo membalas dendam. Arlo ingin membuatnya menjadi bisu dan tidak bisa melakukan apa pun lagi.....Jacob awalnya telah membeli tiket pesawat ke Armania malam ini. Namun, dia tiba-tiba menyesali pilihannya.Mobil yang menuju ke band
Cleo terkekeh-kekeh mendengarnya. Dia berkata, "Oke. Sebelumnya aku mengirimmu email, tapi kamu nggak membacanya. Makanya, aku meneleponmu. Kemungkinan besar, putri kandung Omar yang hilang itu ada di ibu kota.""Ya." Setelah mengakhiri panggilan, Jacob memijat pelipisnya. Dia sudah lama tidak tidur nyenyak sehingga kepalanya terasa sakit. Namun, dia tidak mengantuk.Jacob pergi ke Klub Melasti untuk melihat wanita yang disebut oleh Wiandro. Seperti yang dikatakan Wiandro, semuanya memang cantik.Begitu Jacob duduk, seorang gadis berbaju putih dengan lengan pendek duduk di sebelahnya. Penampilannya tampak polos dan tatapannya tampak jernih. Gadis itu menguncir rambutnya."Tuan Jacob, minumlah," ujar gadis itu. Begitu dia menoleh dan bertatapan dengan Jacob, sekujur tubuh Jacob pun menegang.Baik itu penampilan ataupun karismanya, gadis ini terlalu mirip dengan Sienna. Hanya saja, dia lebih mirip dengan Sienna yang masih SMA.Setelah Darwo meninggal, Jacob pernah melihat foto Sienna saa
Ekspresi Tulip terlihat sangat terkejut. Setelah merespons, dia segera berbaring di pelukan Jacob dengan patuh."Pak Jacob, aku kupas anggur untukmu ya?" kata Tulip dengan nada lembut dan nyaring.Saat mendengar suara wanita itu yang begitu mesra, Jero langsung menyadari ada seorang wanita di samping Jacob. Hatinya tiba-tiba merasa sesak karena marah pada Jacob. "Kamu sudah punya wanita lain secepat ini? Bukankah kamu suka Sienna?"Ujung jari Jacob mengangkat dagu Tulip dan menatapnya dengan tatapan yang dingin. "Sekarang tidak suka lagi, aku memelihara satu yang lebih patuh."Jero menggaruk kepalanya. "Jadi, saat sebelumnya kamu bilang suka dia, semua itu bohong? Berengsek. Kamu bahkan hampir membunuh kakakku demi dia. Jacob, hatimu berubah terlalu cepat!"Jacob tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia bertanya-tanya apakah hatinya berubah begitu cepat. Sepertinya tidak secepat Sienna yang bahkan duduk di pangkuan Desmond saat mereka bernegosiasi. Perubahan hati Sienna begitu cepat sampai