Sienna menggenggam sapu pel di tangannya dengan erat. Karena ada yang membimbingnya dari penyuara telinga, dia pun tidak menabrak siapa pun. Dia hanya menunduk sambil mengepel lantai di depannya."Jacob sedang melihatmu." Begitu mendengarnya, sekujur tubuh Sienna sontak menegang dan matanya memerah. Dia berusaha agar air matanya tidak jatuh.Jacob tahu bahwa wanita ini adalah staf yang mengepel di depan ruang privat tadi. Jimmy mengatakan ada masalah dengan mata wanita ini, tetapi dia terlihat sangat normal.Jacob tidak tahu apakah lampu di sini terlalu redup, tetapi dia seperti bisa melihat sosok Sienna dari wanita itu.Terdengar suara pria itu dari penyuara telinga. "Waktunya sudah tiba. Kamu sudah mendengar semuanya sendiri hari ini. Sudah waktunya kamu pulang. Masih tersisa 30 menit sebelum racun itu merenggut nyawamu."Sienna mengangkat sapu pelnya, lalu perlahan-lahan berjalan melewati Jacob. Mereka tidak berpapasan karena masih ada jarak 2 meter di antara keduanya.Jacob menundu
Sienna baru pergi dari sana lima menit lalu. Dia tidak berani berdiam terlalu lama di satu tempat.Pria yang dipanggil "K" itu sepertinya sangat familier dengan tempat ini. Dia pasti bisa segera menemukan lokasinya dari CCTV.Sienna pindah ke tempat lain. Sekarang dia menuju ke belakang tirai di ujung koridor.Jantung Sienna terus berpacu liar. Hanya ada satu pikiran dalam benaknya, dia ingin melalui waktu 20 menit yang dimilikinya.Jika dirinya mati, Sienna tidak akan menjadi kelemahan Jacob. Dia tidak akan membebaninya lagi.Kelak, Jacob tetap akan menjadi Presdir Grup Yuwono yang terhormat. Pria itu tetap bisa hidup dengan baik.Baru berjalan beberapa langkah, Sienna tiba-tiba menabrak seorang wanita. Yang ditabraknya adalah Suvira, orang yang belum lama ini bekerja sama dengan S.M.Sienna sempat berinvestasi di naskah Suvira dan wanita itu kini masih menjadi mitra bisnisnya. Setelah mendengar suaranya, Sienna baru menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Suvira."Suvira, kita
Sienna tidak sanggup melawan ketika dipaksa masuk ke mobil. Pahit di mulutnya terasa makin pekat.Sienna tampak tenang dan teguh, seolah-olah dia sudah bersiap menyambut maut. Jika pria bertopeng itu datang terlambat beberapa menit saja, dia pasti sudah benar-benar mati.Namun, Sienna sama sekali tidak takut. Dia bahkan sengaja bersembunyi dari pria itu.Memikirkan hal ini membuat pria itu tersulut emosi. Selama ini, belum pernah ada seorang pun yang berani membuatnya begitu marah.Pria itu berkata, "Sienna, aku akan menyerahkanmu ke tangan Deshton. Dia akan menggunakan kamu untuk mengancam Jacob. Kamu akan melihat Jacob ditinggalkan semua orang. Kamu nggak takut mati, tapi kamu pasti nggak mau melihat keterpurukannya, 'kan?"Cara terbaik untuk membunuh seseorang adalah menghancurkan semangat hidupnya. Sienna tidak takut mati, jadi mengancam nyawanya tidak akan efektif.Namun, Sienna pasti akan mengaku kalah jika Jacob yang digunakan sebagai ancaman. Benar saja, wajah Sienna yang tadin
Sienna yang saat ini dipeluk oleh Deshton di pinggang, merasa seluruh tubuhnya merinding.Deshton malah mengernyitkan alis dan segera menelepon Jacob. "Bukankah saat itu kamu bilang kamu akan menandatangani dokumen pemindahan saham asalkan kamu bisa bertemu dengan Sienna? Besok pagi jam delapan, kita akan bertemu di lantai teratas Grup Yuwono. Aku akan membawa Sienna datang bersamaku."Setelah mengatakan itu, Deshton langsung menutup teleponnya dan berkata pada Sienna, "Ayo masuk."Deshton sudah melangkah beberapa langkah terlebih dahulu, tetapi Sienna tetap tidak mengikutinya. Saat menoleh dengan bingung, dia baru menyadari ada sesuatu yang tidak beres karena tatapan Sienna terlihat kosong. Dia mengangkat tangan dan melambai-lambai di depan wajah Sienna, tetapi Sienna tetap tidak merespons.Melihat itu, seluruh tubuh Deshton menjadi kaku dan terdengar suara Desmond di dalam pikirannya. "Ada apa dengan Sienna?"Setiap kali ada masalah yang berhubungan dengan Sienna, Desmond selalu menj
Sienna tidak bisa melihat kondisi Desmond, hanya mendengar napas Desmond menjadi terengah-engah. "Kak?""Sienna, kamu dan Jacob nggak salah, begitu juga dengan Deshton. Yang salah bukan kita." Desmond berbicara dengan cepat seolah-olah menyadari dia sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia membungkuk untuk mengambil kunci, tetapi tatapannya sudah menjadi gelap.Saat bangkit kembali, pria itu sudah berubah menjadi sosok pria yang penuh dengan kemarahan. Dia melempar kunci di tangannya, lalu tersenyum dingin dan menatap Sienna. Dia mengangkat dagu Sienna dan mengamati wajah Sienna dengan saksama. "Seniormu itu mungkin sudah hilang selamanya. Sienna, kamu berutang budi paling banyak pada Desmond di dunia ini."Sienna tidak mengatakan apa-apa, hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong.Setelah diganggu sejenak oleh Desmond, Deshton merasa tidak nyaman. Dia langsung berdiri dan hendak pergi karena saat ini dia malas untuk mempersulit Sienna lagi.Namun, ternyata Desmond masih bisa
Pukul lima subuh, Sienna tetap duduk di sofa dengan tenang. Dia tidak bisa merasakan pergantian waktu, hanya merasa kedinginan. Rasa dingin itu bukan berasal dari lingkungan, melainkan dari hatinya yang perlahan-lahan menyebar ke seluruh tubuhnya sampai dia hampir membeku. Telinganya juga terasa sakit.Di tengah keheningan itu, Sienna akhirnya mendengar suara dari penyuara telinganya. "Kamu menyesal?"Hanya dengan beberapa kata singkat itu saja, seluruh tubuh Sienna bergetar. Dia hampir saja refleks melihat ke sekeliling, tetapi dia segera menyadari situasinya. "Apa sebenarnya yang kamu inginkan? Aku akan setuju padamu semuanya."Setelah beberapa jam berlalu, Sienna tahu pria itu sedang menunggunya hancur dan menyerah. Kepalanya sakit dan jantungnya berdebar-debar sepanjang malam sampai dia merasa dia akan mati."Sienna, aku sudah bilang kesabaranku terbatas, kamu sebaiknya jangan mengulangi trik seperti semalam lagi. Kalau nggak, aku nggak akan memberimu kesempatan lagi."Sienna tidak
Begitu Deshton melangkah masuk, semua orang di lantai teratas itu langsung menatap ke ruang rapat itu. Ruangan itu transparan sepenuhnya, sehingga mereka bisa melihat kedua pria itu. Ini adalah permintaan Deshton pada Jacob untuk harus melakukan transaksinya di ruangan ini dan bahkan ada dua pengacara yang hadir.Melihat pemandangan itu, para eksekutif di lantai atas Grup Yuwono merasa mulai hari ini akan terjadi perubahan besar. Mereka tidak bisa fokus bekerja dan sesekali melirik ke arah ruang rapat.Melihat Sienna digendong masuk ke ruangan itu, Jacob yang duduk di kursi segera berdiri.Saat Jacob baru saja hendak mendekati Deshton dan merebut Sienna, terdengar Sienna berkata, "Desmond, aku agak mengantuk, bolehkah aku tidur di pelukanmu?"Deshton tidak tahu apa yang telah direncanakan Sienna, tetapi entah mengapa dia juga tidak menolak permintaan Sienna itu. Dia menggendong Sienna dan duduk di seberang Jacob dengan senyum lembut khas Desmond di wajahnya. "Jacob, apa kita bisa mulai
Jacob menarik lengan Sienna, tetapi Sienna masih tetap membenamkan wajah di pelukan Deshton dan sama sekali tidak melihatnya. Dia tidak pernah merasa panik seperti ini sebelumnya, bahkan sampai langsung mengaitkan jarinya dengan jari Sienna."Apa aku melakukan kesalahan sampai membuatmu marah? Semua hal di masa lalu adalah kesalahanku, aku minta maaf padamu. Kamu jangan emosi lagi sekarang. Kita bisa membahasnya perlahan-lahan, 'kan?"Sienna masih tetap membenamkan wajahnya di pelukan Deshton sampai air matanya hampir membasahi jas Deshton dan tenggorokannya sangat sakit. Rasa sedih yang mendalam itu membuatnya sulit bernapas.Jika Jacob benar-benar meninggalkan Grup Yuwono demi dirinya, Sienna merasa lebih baik dia mati saja. Meskipun kelak mereka benar-benar bersama, dia akan selalu teringat dengan pengorbanan Jacob. Dia bisa memaafkan segalanya, tetapi dia tidak bisa memaafkan pengorbanan yang Jacob lakukan. Dia menggigit bibirnya dengan erat sampai mulutnya penuh dengan bau darah.