Saat berkata demikian, suara Tania menjadi makin pelan dan menatap Snow dengan makin penuh kasih."Snow benar-benar mirip dengan anjing kecil itu, lucu sekali. Penny, di mana rumahmu? Apa aku boleh sering ke rumahmu untuk bermain dengannya kelak?"Setelah mengatakan itu, Tania melihat ke belakang Sienna. Jalanan ini tampaknya mengarah ke daerah vila yang sangat mahal di ibu kota. Tempat itu bahkan tidak bisa dinilai dengan uang. Saat awal diluncurkan, beberapa unit vila terbaik di sana sudah dipesan orang yang memiliki koneksi. Jadi, jika Penny keluar dari tempat itu, berarti dia berasal dari keluarga yang sangat kaya.Sienna bisa menebak isi pikiran Tania. Jadi, dia buru-buru menjelaskan, "Aku hanya kebetulan lewat sini. Jalanan ini sangat cocok untuk jalan-jalan dengan anjing dan pemandangannya juga bagus. Rumahku bukan di sini. Baru-baru ini, masa sewa rumahku sudah habis, sebentar lagi aku harus pindah lagi. Setelah menetap nanti, aku akan memberitahumu alamatnya."Tania tidak mera
Melihat Jacob sepertinya akan menunggu Sienna di sini, Rina menjadi agak gelisah. Dia benar-benar berharap agar Sienna segera kembali. Meskipun Sienna pernah bilang dia tidak memiliki perasaan khusus terhadap Jacob, Rina tetap tidak berharap hubungan di antara mereka menjadi terlalu tegang.Waktu Jacob sangat berharga dan terlihat jelas dia juga tidak menyukai Sienna, tetapi sekarang dia bersedia menunggu di sini. Jika Sienna membuat Jacob menunggu terlalu lama, takutnya Daria akan datang mencari masalah lagi. Rina buru-buru mencari tempat yang sepi dan menelepon Sienna."Nona, Tuan Jacob sedang menunggumu di sini. Bagaimana kalau kamu mengikat Snow di luar dulu?"Jika Sienna kembali sekarang, asalkan Snow menggonggong sekali saja, Jacob pasti akan menyadarinya. Apalagi, mereka harus masuk dari pintu depan. Sienna tahu Jacob datang untuk menghakiminya dan akhir paling buruknya adalah perjanjian mereka harus berakhir. Kemungkinan yang lebih buruk lagi adalah Jacob akan mengumumkan kepad
Sienna perlahan-lahan masuk ke mobil sambil memegang pintu mobil. Walaupun lutut dan pergelangan kakinya sangat sakit hingga tak tertahankan, dia tetap bersikeras menahannya. Saat menghadapi Jacob, dia juga tetap sopan dan menjaga jarak."Maaf sudah merepotkan Tuan Jacob."Bau amis darah menyebar di udara. Setelah mengatakan itu, Sienna khawatir akan mengganggu Jacob bekerja, jadi dia duduk di sudut dengan tenang dan tidak berbicara lagi.Sejak Sienna masuk ke mobil, mata Jacob tertuju ke lututnya yang masih berdarah. Ada sebuah luka gores yang panjang, sedangkan pergelangan kakinya memerah dan bengkak. Jika wanita lain yang terluka seperti itu, mungkin sudah kesakitan hingga tidak bisa mengontrol ekspresinya.Namun, Sienna hanya berkedut, lalu duduk melihat ke depan dengan tenang. Mobil dengan cepat melewati area di mana Tania berada. Snow sangat mencolok, jadi Jacob langsung melihat Tania yang sedang bermain-main dengan Snow.Jacob tidak bisa menahan dirinya dan bertanya, "Kamu tadi
Rina membawakan beberapa potong es untuknya. Setelah mengompres dengan es selama satu jam, daerah yang membengkak masih terasa sakit dan tidak nyaman, terutama saat dia mengenakan sepatu hak tinggi. Kulit di daerah tersebut terasa seperti ditusuk beberapa jarum.Keringat dingin mengucur deras dari dahinya, tetapi Sienna tetap melanjutkan untuk berdandan. Melihat kondisi Sienna, Rina merasa tidak tega dan berkata, "Nona, bagaimana kalau aku telepon Pak Darwo dan bilang Nona akan pergi lain kali saja?""Nggak bisa begitu," balas Sienna.Tujuan utama dari acara malam ini adalah untuk memberi semangat pada Pak Darwo. Pria tua itu memperlakukan Sienna dengan sangat baik, tetapi Sienna bahkan melewatkan momen untuk menjemput pria tua itu di bandara. Maka dari itu, Sienna tidak boleh lagi melewatkan acara malam ini.Setelah bersusah payah menyelesaikan riasannya, Sienna mengenakan gelang yang diberikan oleh Darwo. Selain itu, dia tidak mengenakan perhiasan lainnya. Namun, kulitnya yang putih
Namun, di sisi Nelson tiba-tiba muncul beberapa orang yang tampak seperti preman sedang mendorong bahunya. Kemudian, Nelson dibawa ke gang yang berada tidak jauh dari sana.Sienna berjalan beberapa langkah. Sambil menahan rasa sakit, dia berpegangan pada pohon di sisi jalan untuk bernapas. Dia khawatir Nelson akan terlibat dalam pertikaian dengan para preman tersebut. Oleh karena itu, Sienna berusaha mengikutinya.Di dalam gang yang gelap gulita itu, terdengar suara tinju dan tendangan, serta umpatan."Kapan kamu mau kembalikan uangnya? Kalau nggak, aku akan membunuhmu hari ini!" Terdengar suara marah seseorang."Sialan, kamu membuat kami kesulitan menemukanmu. Beraninya kamu menghilang begitu saja!"Saat Sienna baru saja tiba di ujung gang, dia mendengar suara-suara makian tersebut. Dia langsung menelepon polisi karena khawatir bahwa Nelson akan dianiaya oleh para preman tersebut. Dengan suara lantang, dia berteriak, "Berhenti!"Beberapa preman itu menghentikan pukulan mereka. Ketika
Sienna terkejut melihat tatapan tajam dari Jacob. Kemudian, pria itu langsung mengangkat kakinya untuk menendang preman yang menusuk tangannya. Melihat situasinya tidak menguntungkan, para preman itu tidak berani berlama-lama di sana. Mereka langsung bangkit dari tanah dan melarikan diri dengan tampang menyedihkan."Tuan Jacob! Biar kuantar kamu ke rumah sakit!" Sienna menggenggam tangan Jacob dengan ujung jarinya yang gemetaran. Namun, mengenakan sepatu hak tinggi ini membuatnya sangat tidak nyaman. Kakinya juga sangat kesakitan.Jacob mengerutkan alis sejenak melihat tangan kanannya terluka. Tentunya hal ini akan membuatnya kurang nyaman. Dia melihat Sienna melepas sepatu hak tingginya dan berjalan tanpa alas kaki di tanah. Wajahnya menunjukkan kegelisahan yang jarang terlihat.Melihat Jacob terluka karena dirinya, Sienna sangat khawatir Daria akan memarahinya habis-habisan karena hal ini. Selain itu, malam ini Jacob telah banyak membantunya. Sienna merasa berutang budi terhadap pria
Jacob mengatupkan bibirnya dengan erat sambil menekan tombol jawab dengan tangannya yang tidak terluka. Ketika sedang merenungkan bagaimana seharusnya dia memulai pembicaraan, terdengar suara Darwo yang memujinya dari ujung telepon."Jacob, tindakanmu kali ini benar-benar sangat baik. Akhirnya kamu sudah dewasa sekarang, nggak apa-apa kalau kamu nggak bisa datang malam ini. Kakek nggak akan menyalahkanmu kali ini.Jacob menyipitkan matanya sejenak karena tidak mengerti mengapa kakeknya berkata demikian. Bagaimanapun, kakeknya ini selalu saja mengungkit masalah istrinya setiap kali dia menelepon Jacob. Namun, sepertinya Kakek tidak berencana mengungkit hal yang sama malam ini. Apakah semua ini karena akuisisi besar yang baru saja diselesaikannya?Kakeknya jarang sekali peduli tentang dunia bisnis sebelumnya. Dia telah menyerahkan semua bisnis keluarganya kepada Jacob dan fokus pada perawatan medisnya serta menikmati masa tua dengan tenang.Jika bukan karena akuisisi besar yang baru saja
Nelson merasa sangat emosi. Dia sengaja tidak mengendalikan nada suaranya, sehingga suaranya terdengar di seluruh lorong. Jika Nelson berbicara dengan bahasa yang jelas, Jacob pasti akan memahami apa yang mereka ributkan dan bisa menebak identitas Sienna. Apalagi, Nelson bahkan sudah memanggil nama Sienna dengan jelas.Namun, sayangnya, Nelson putus sekolah terlalu cepat. Pada awalnya, beberapa tahun setelah putus sekolah, dia bekerja di proyek konstruksi di beberapa pesisir kota. Dia berteman dengan orang-orang dari berbagai daerah pedesaan yang datang untuk bekerja. Selain itu, dia bertekad untuk melepaskan diri dari kemiskinan di Kabupaten Armana, jadi sengaja belajar berbagai aksen bahasa lain juga.Tidak sulit untuk mendengar makna dari aksen bahasa daerah seseorang. Namun, jika aksennya digabung dari berbagai daerah, kata-katanya menjadi terdengar tidak jelas dan aneh. Jadi, Jacob sama sekali tidak tahu apa yang mereka ributkan, dia hanya bisa mendengar dengan samar apa yang Sien
Jero berniat mengingatkan Sienna agar tidak berselisih dengan Orlando dan Irena. Sienna mengangguk. Dia melihat pengurus rumah terus berdiri di depan pintu dan pintu kamar tidak ditutup. Apa Jero diawasi?Jero memijat keningnya. Dia bisa menebak pemikiran Sienna. Jero menghibur, "Sebenarnya nggak begitu menakutkan. Aku memang nggak dekat dengan Kakek dan Nenek, tapi mereka nggak terlalu mempersulit junior."Jero menambahkan, "Bagaimanapun, mereka sangat religius. Kalau nggak, mereka pasti sudah meninggalkan kediaman Keluarga Shankar dan pergi ke pulau."Jero berjalan ke pintu. Dia tiba-tiba mengingatkan lagi saat teringat sesuatu, "Sebaiknya pakai jalan tengah, jangan bertengkar dengan mereka."Sienna mengangguk, tetapi dia tidak yakin bisa menemukan jalan tengah. Sementara itu, Jero mencari Orlando dan Irena di ruang kerja.Kala ini, Orlando sedang menulis. Irena yang berdiri di samping ingin berbicara dengan Orlanda, tetapi dia ragu-ragu. Akhirnya, Irena hanya menghela napas.Orlando
Suasana di ruangan menjadi tegang. Orlando berdiri, lalu memandang Sienna dengan ekspresi puas dan berucap, "Auramu mirip dengan Omar. Kamu tinggal di sini satu malam dulu. Setelah hasilnya keluar, aku akan kabari kamu dan ...."Mungkin Orlando memang tidak mengenal Jacob. Jadi, dia berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Kamu dan pacarmu tinggal di sini dulu."Sienna mengangguk, lalu membalas seraya tersenyum, "Maaf merepotkan Kakek."Tatapan Irena tertuju pada wajah Jacob lagi. Dia mengernyit, tetapi tidak mengatakan apa pun. Orlando yang berjalan keluar berpesan pada pengurus rumah, "Bawa Sienna dan pacarnya ke lantai atas supaya nggak diganggu orang lain."Sienna memang sedang mencari alasan untuk meninggalkan orang-orang ini. Di ruangan masih ada 20 lebih anggota Keluarga Shankar. Setelah Orlando pergi, mereka pasti akan mempersulit Sienna.Terutama Marko. Ekspresinya sangat masam. Sienna menggenggam tangan Jacob. Mereka berdua mengikuti pengurus rumah naik ke lantai 4 dengan menai
Orlando mengangkat kepala dan menatap Sienna terlebih dahulu, lalu mengalihkan pandangannya pada Jacob. Dia langsung menyipitkan matanya dan berdiri karena terkejut. Perubahan ekspresinya terlalu jelas sampai semua orang berpikir dia mungkin sudah melihat hantu.Pada saat itu, Irena juga mengangkat kepalanya dengan ekspresi yang tidak percaya juga. Namun, mereka berdua adalah orang yang sangat berpengaruh saat masih muda, sehingga mereka bisa mengendalikan emosi mereka dengan cepat.Orlando adalah orang pertama yang berbicara. "Jadi, kamu ini Sienna ya?"Sienna juga tidak menunjukkan sikapnya yang tegas karena dia tidak dipersulit. Dia mendekat dengan ramah dan menundukkan kepalanya. "Kakek, Nenek."Keluarga Shankar memiliki tata krama yang sangat baik. Meskipun anggota keluarga lainnya tidak setuju saham keluarga jatuh ke tangan Sienna, mereka semua tetap diam karena kedua tetua masih belum membuat keputusan. Bahkan Marko pun tidak berani bertindak ceroboh pada saat seperti ini. Aura
"Aku akan pergi bersamamu," kata Sienna.Begitu Sienna selesai berbicara, Jero dan Jacob langsung memegang pergelangan tangan Sienna secara bersamaan."Nggak boleh," kata Jero. Dia adalah anggota Keluarga Shankar, sehingga dia sangat memahami situasi di keluarga itu.Sekarang Omar sudah tumbang dan saham keluarga dipindahkan pada seseorang yang dianggap orang-orang di keluarga Shankar sebagai orang luar, Sienna pasti akan dikritik dengan keras jika malam ini ikut ke sana. Niat buruk mereka tidak kalah dari Marko, hanya saja Marko ini yang keterlaluan sampai membuat keributan ke sini.Jero menarik napas dalam-dalam. "Sebaiknya kamu dan Jacob pulang dulu. Jangan terlibat dalam masalah Keluarga Shankar dulu. Kakek dan Nenek adalah orang yang bijaksana.""Selama bertahun-tahun ini, Ayah mencarimu secara diam-diam. Bahkan aku pun baru tahu beberapa waktu yang lalu, Kakek dan Nenek pasti nggak tahu hal ini. Jadi, meskipun kamu nggak bersalah, kamu akan dianggap bersalah karena dua lembar sur
Marko mengernyitkan alis. Melihat penampilan wanita itu cukup cantik, dia langsung tertarik. "Apa ini kekasih barumu? Jero, lebih baik suruh dia pergi, Keluarga Shankar bukan tempat untuknya bersikap semena-mena."Sienna tahu situasi di Keluarga Shankar tidak damai, tetapi dia tidak menyangka Marko bisa ternyata begitu menjijikkan. Dia langsung mengeluarkan dua lembar surat pengalihan saham dan berkata dengan ekspresi dingin, "Aku adalah presdir baru Keluarga Shankar. Aku kembalikan kata-kata itu padamu, ini bukan tempat untukmu bersikap semena-mena."Marko yang tadinya masih tersenyum, ekspresinya langsung menjadi sangat dingin setelah melihat kedua dokumen itu. Dadanya juga mulai berdebar-debar. "Arlo, Jero, bagus sekali! Kalian malah memberikan seluruh saham Keluarga Shankar pada orang luar. Kalian benar-benar pantas mati. Lihat saja bagaimana kakek dan nenekmu akan menghukum kalian. Kalian tunggu saja.""Jero, kamu benar-benar makin keterlaluan, berani-beraninya kamu menipu kakakmu
Kekeruhan di mata Omar perlahan-lahan menghilang, tetapi dia tetap tidak bisa berbicara. Setelah air matanya menetes lagi, dia perlahan-lahan menutup matanya.Melihat pemandangan itu, Sienna berkata dengan nada yang jauh lebih tegas, "Aku akan menemukan penawar untuknya, jadi sebaiknya Tuan Jero tetap tinggal di sini saja. Sekarang Arlo nggak ada di sini, Keluarga Shankar membutuhkanmu. Yang lainnya juga pasti mengincar harta milik Keluarga Shankar."Jero membuka mulutnya karena situasinya memang seperti yang dikatakan Sienna, apalagi anggota Keluarga Shankar juga bukan hanya mereka saja.Saat Jero hendak mengatakan sesuatu, terdengar keributan dari lantai bawah dan seorang pelayan bergegas datang melapor, "Tuan Jero, mereka sudah datang."Saat terlihat perasaan jijik dari tatapan Jero, pintu tiba-tiba didorong dengan kasar. Pria yang masuk itu terlihat mirip dengan Omar, tetapi tidak memiliki aura yang kuat seperti Omar. Dia adalah adik sepupu Omar, Marko.Keluarga Shankar terkenal de
Setelah menutup telepon, Arlo segera memberi tahu Jero semua yang dikatakan Lily.Jero langsung marah sampai ingin membawa senjata, lalu pergi mencari Lily dan menembak Lily sampai pelurunya habis.Namun, Arlo memijat keningnya dan berkata, "Entah Jacob tahu organisasi misterius yang dia bilang. Jero, coba kamu tanya Jacob."Saat ini, Arlo takut untuk bertemu dengan Sienna dan juga Jacob. Dia hanya ingin mencari sebuah tempat untuk bersembunyi, tetapi dia merasa bertanggung jawab dengan ayahnya yang koma. Sebagai putra sulung, dia harus memikul beban ini.Namun, hati Arlo merasa agak bingung. Setelah melihat foto itu ruangan ayahnya saat itu, dia selalu gelisah karena merasa wanita di foto itu berbeda dengan Yuna. Jika benar-benar berbeda, berarti wanita itu adalah Luna. Ditambah lagi, Omar kadang-kadang mengigau memanggil Luna, sehingga dia bertanya-tanya apakah Omar sebenarnya mencintai Luna dan tidak pernah mencintai ibunya.Hati Arlo merasa pahit. Sebagai anak dari Yuna, dia merasa
Namun, para pengawal itu sama sekali tidak peduli dengan perkataan Lily. Telapak tangannya pun sudah memerah karena terus memukul-mukul jeruji besi kandang itu."Jangan! Berani-beraninya kalian! Kak Arlo, cepat selamatkan aku!" teriak Lily. Namun, tidak peduli seberapa keras pun dia berteriak, tetap tidak terlihat sosok Arlo di atas kapal itu.Melihat kandangnya benar-benar akan ditenggelamkan ke dasar sungai, Lily akhirnya berteriak dengan keras, "Katakan pada Arlo. Kalau dia membunuhku, jangan harap Omar bisa bangun lagi seumur hidupnya. Dia bukan pingsan karena terlalu emosi, tapi karena racunku. Siapa suruh Arlo membawaku menemuinya. Hehe.""Aku memang sengaja meracuni Omar agar dia mati. Sayangnya, Jero menghalangiku. Meskipun aku hanya sempat memberinya setetes, itu sudah cukup untuk membuat Omar koma seumur hidupnya."Mendengar perkataan itu, ekspresi para pengawal itu langsung berubah karena pengeras suara di ponsel mereka tetap aktif. Oleh karena itu, Arlo bisa mendengar apa y
Pipi Lily memerah karena gembira. Apakah yang dimaksud Arlo adalah saham Keluarga Shankar? Apakah Arlo ingin memberikan beberapa saham Keluarga Shankar padanya? Jika memiliki saham keluarga, kelak dia tidak perlu khawatir apakah anggota Keluarga Shankar lainnya akan menerimanya atau tidak lagi."Lily, aku ganti baju sebentar, biar pengawal yang membawamu ke sana dulu," kata Arlo."Baik. Kak, cepat menyusul ya," jawab Lily.Setelah itu, Lily perlahan-lahan dituntun menuju halaman belakang. Namun, dia sama sekali tidak tahu dia akan dibawa ke mana, hanya merasa dia menaiki sebuah kapal dan duduk di kursi yang nyaman. Tak lama kemudian, dia langsung merasa agak gelisah karena merasakan ada sesuatu yang mengikat kakinya ke kursi."Kenapa kalian mengikat kakiku?" tanya Lily."Nona Lily, ini adalah rantai kaki, hadiah yang bernilai puluhan miliar. Tuan yang memintaku menyiapkan ini, tapi sekarang kamu masih belum boleh melihatnya," jawab orang itu.Lily langsung merasa lega dan tersenyum. "A