"Nona Sienna, apa ada barang yang hilang?"Rina merasa khawatir dan tanpa sadar ingin mencari tahu lebih lanjut."Nggak apa-apa, hanya saja bukunya berpindah tempat."Setelah mendengar itu, Rina menjadi lega dan melanjutkan memasak sup.Setelah Sienna mengambil kotak hadiah itu dan membukanya, dia melihat sebuah gelang tangan giok yang sangat cantik. Gelang itu adalah hadiah dari Darwo, jadi pasti sangat berharga. Sebagai sopan santun, Sienna mengambil ponselnya dan segera menelepon Darwo. Ketika teleponnya tersambung, dia mendengar suara batuk Darwo."Sienna, apa ayahmu sudah membaik?"Darwo benar-benar sangat baik terhadap Sienna. Jadi, Sienna merasa sangat bersalah ketika mengingat dirinya telah berbohong kepada Darwo tentang masalah hamil dan diam-diam menandatangani perjanjian dengan Jacob."Kakek, ayahku sudah membaik. Terima kasih hadiahnya, gelang ini terlalu mahal.""Aku suruh Jacob untuk menjenguk ayahmu, tapi entah bocah itu sudah pergi atau belum." Darwo sedang menguji Sien
Saat berkata demikian, suara Tania menjadi makin pelan dan menatap Snow dengan makin penuh kasih."Snow benar-benar mirip dengan anjing kecil itu, lucu sekali. Penny, di mana rumahmu? Apa aku boleh sering ke rumahmu untuk bermain dengannya kelak?"Setelah mengatakan itu, Tania melihat ke belakang Sienna. Jalanan ini tampaknya mengarah ke daerah vila yang sangat mahal di ibu kota. Tempat itu bahkan tidak bisa dinilai dengan uang. Saat awal diluncurkan, beberapa unit vila terbaik di sana sudah dipesan orang yang memiliki koneksi. Jadi, jika Penny keluar dari tempat itu, berarti dia berasal dari keluarga yang sangat kaya.Sienna bisa menebak isi pikiran Tania. Jadi, dia buru-buru menjelaskan, "Aku hanya kebetulan lewat sini. Jalanan ini sangat cocok untuk jalan-jalan dengan anjing dan pemandangannya juga bagus. Rumahku bukan di sini. Baru-baru ini, masa sewa rumahku sudah habis, sebentar lagi aku harus pindah lagi. Setelah menetap nanti, aku akan memberitahumu alamatnya."Tania tidak mera
Melihat Jacob sepertinya akan menunggu Sienna di sini, Rina menjadi agak gelisah. Dia benar-benar berharap agar Sienna segera kembali. Meskipun Sienna pernah bilang dia tidak memiliki perasaan khusus terhadap Jacob, Rina tetap tidak berharap hubungan di antara mereka menjadi terlalu tegang.Waktu Jacob sangat berharga dan terlihat jelas dia juga tidak menyukai Sienna, tetapi sekarang dia bersedia menunggu di sini. Jika Sienna membuat Jacob menunggu terlalu lama, takutnya Daria akan datang mencari masalah lagi. Rina buru-buru mencari tempat yang sepi dan menelepon Sienna."Nona, Tuan Jacob sedang menunggumu di sini. Bagaimana kalau kamu mengikat Snow di luar dulu?"Jika Sienna kembali sekarang, asalkan Snow menggonggong sekali saja, Jacob pasti akan menyadarinya. Apalagi, mereka harus masuk dari pintu depan. Sienna tahu Jacob datang untuk menghakiminya dan akhir paling buruknya adalah perjanjian mereka harus berakhir. Kemungkinan yang lebih buruk lagi adalah Jacob akan mengumumkan kepad
Sienna perlahan-lahan masuk ke mobil sambil memegang pintu mobil. Walaupun lutut dan pergelangan kakinya sangat sakit hingga tak tertahankan, dia tetap bersikeras menahannya. Saat menghadapi Jacob, dia juga tetap sopan dan menjaga jarak."Maaf sudah merepotkan Tuan Jacob."Bau amis darah menyebar di udara. Setelah mengatakan itu, Sienna khawatir akan mengganggu Jacob bekerja, jadi dia duduk di sudut dengan tenang dan tidak berbicara lagi.Sejak Sienna masuk ke mobil, mata Jacob tertuju ke lututnya yang masih berdarah. Ada sebuah luka gores yang panjang, sedangkan pergelangan kakinya memerah dan bengkak. Jika wanita lain yang terluka seperti itu, mungkin sudah kesakitan hingga tidak bisa mengontrol ekspresinya.Namun, Sienna hanya berkedut, lalu duduk melihat ke depan dengan tenang. Mobil dengan cepat melewati area di mana Tania berada. Snow sangat mencolok, jadi Jacob langsung melihat Tania yang sedang bermain-main dengan Snow.Jacob tidak bisa menahan dirinya dan bertanya, "Kamu tadi
Rina membawakan beberapa potong es untuknya. Setelah mengompres dengan es selama satu jam, daerah yang membengkak masih terasa sakit dan tidak nyaman, terutama saat dia mengenakan sepatu hak tinggi. Kulit di daerah tersebut terasa seperti ditusuk beberapa jarum.Keringat dingin mengucur deras dari dahinya, tetapi Sienna tetap melanjutkan untuk berdandan. Melihat kondisi Sienna, Rina merasa tidak tega dan berkata, "Nona, bagaimana kalau aku telepon Pak Darwo dan bilang Nona akan pergi lain kali saja?""Nggak bisa begitu," balas Sienna.Tujuan utama dari acara malam ini adalah untuk memberi semangat pada Pak Darwo. Pria tua itu memperlakukan Sienna dengan sangat baik, tetapi Sienna bahkan melewatkan momen untuk menjemput pria tua itu di bandara. Maka dari itu, Sienna tidak boleh lagi melewatkan acara malam ini.Setelah bersusah payah menyelesaikan riasannya, Sienna mengenakan gelang yang diberikan oleh Darwo. Selain itu, dia tidak mengenakan perhiasan lainnya. Namun, kulitnya yang putih
Namun, di sisi Nelson tiba-tiba muncul beberapa orang yang tampak seperti preman sedang mendorong bahunya. Kemudian, Nelson dibawa ke gang yang berada tidak jauh dari sana.Sienna berjalan beberapa langkah. Sambil menahan rasa sakit, dia berpegangan pada pohon di sisi jalan untuk bernapas. Dia khawatir Nelson akan terlibat dalam pertikaian dengan para preman tersebut. Oleh karena itu, Sienna berusaha mengikutinya.Di dalam gang yang gelap gulita itu, terdengar suara tinju dan tendangan, serta umpatan."Kapan kamu mau kembalikan uangnya? Kalau nggak, aku akan membunuhmu hari ini!" Terdengar suara marah seseorang."Sialan, kamu membuat kami kesulitan menemukanmu. Beraninya kamu menghilang begitu saja!"Saat Sienna baru saja tiba di ujung gang, dia mendengar suara-suara makian tersebut. Dia langsung menelepon polisi karena khawatir bahwa Nelson akan dianiaya oleh para preman tersebut. Dengan suara lantang, dia berteriak, "Berhenti!"Beberapa preman itu menghentikan pukulan mereka. Ketika
Sienna terkejut melihat tatapan tajam dari Jacob. Kemudian, pria itu langsung mengangkat kakinya untuk menendang preman yang menusuk tangannya. Melihat situasinya tidak menguntungkan, para preman itu tidak berani berlama-lama di sana. Mereka langsung bangkit dari tanah dan melarikan diri dengan tampang menyedihkan."Tuan Jacob! Biar kuantar kamu ke rumah sakit!" Sienna menggenggam tangan Jacob dengan ujung jarinya yang gemetaran. Namun, mengenakan sepatu hak tinggi ini membuatnya sangat tidak nyaman. Kakinya juga sangat kesakitan.Jacob mengerutkan alis sejenak melihat tangan kanannya terluka. Tentunya hal ini akan membuatnya kurang nyaman. Dia melihat Sienna melepas sepatu hak tingginya dan berjalan tanpa alas kaki di tanah. Wajahnya menunjukkan kegelisahan yang jarang terlihat.Melihat Jacob terluka karena dirinya, Sienna sangat khawatir Daria akan memarahinya habis-habisan karena hal ini. Selain itu, malam ini Jacob telah banyak membantunya. Sienna merasa berutang budi terhadap pria
Jacob mengatupkan bibirnya dengan erat sambil menekan tombol jawab dengan tangannya yang tidak terluka. Ketika sedang merenungkan bagaimana seharusnya dia memulai pembicaraan, terdengar suara Darwo yang memujinya dari ujung telepon."Jacob, tindakanmu kali ini benar-benar sangat baik. Akhirnya kamu sudah dewasa sekarang, nggak apa-apa kalau kamu nggak bisa datang malam ini. Kakek nggak akan menyalahkanmu kali ini.Jacob menyipitkan matanya sejenak karena tidak mengerti mengapa kakeknya berkata demikian. Bagaimanapun, kakeknya ini selalu saja mengungkit masalah istrinya setiap kali dia menelepon Jacob. Namun, sepertinya Kakek tidak berencana mengungkit hal yang sama malam ini. Apakah semua ini karena akuisisi besar yang baru saja diselesaikannya?Kakeknya jarang sekali peduli tentang dunia bisnis sebelumnya. Dia telah menyerahkan semua bisnis keluarganya kepada Jacob dan fokus pada perawatan medisnya serta menikmati masa tua dengan tenang.Jika bukan karena akuisisi besar yang baru saja