Jacob duduk di seberang Sienna, sedangkan Lily duduk di samping Jacob. Begitu melihat Sienna, ekspresi Lily sudah masam.Belakangan ini, perkembangan hubungan Lily dan Jacob cukup baik. Omar semula berniat datang ke ibu kota, tetapi membatalkan niatnya karena kesehatan Lily sudah membaik.Sementara itu, Arlo masih berusaha membahas masalah pernikahan dengan Jacob. Arlo berharap pernikahan ini segera diumumkan, tetapi Jacob tidak menyetujuinya.Lily bersandar di tubuh Jacob sambil menatap Sienna dengan jengkel. Sienna tidak peduli dan hanya mengobrol dengan Titus.Saat ini, pelayan menghidangkan makanan. Hidangan khas restoran ini adalah seafood. Yang paling terkenal adalah sup penyu dan kepiting saus padang.Setelah mengobrol sesaat, Sienna mengambil peralatan makannya dan hendak mengambil kepiting. Namun, sendoknya tiba-tiba dihalangi oleh sendok Jacob. Jacob tidak mendongak, hanya menaruh kepiting itu ke piring Lily.Mata Lily sontak berbinar-binar. Dia melirik Sienna dengan tatapan
Setelah waktu yang cukup lama, Jacob baru bertanya, "Kamu tidak hamil?"Sienna sungguh kehabisan kata-kata. Bagaimana bisa Jacob mengira dirinya hamil dan membuatnya malu saat makan tadi?Jacob bertanya lagi, "Kalau kamu nggak hamil, kenapa beri tahu dokter kamu tetap akan melahirkan tanpa peduli sesulit apa pun itu?"Kejadian itu sudah setengah bulan lalu. Sienna saja sudah lupa pada pertemuannya dengan wanita hamil itu. Dia juga tidak tahu Jacob menguping di luar."Kapan aku bicara begitu pada dokter?" tanya Sienna dengan bingung."Di departemen ginekologi. Kamu yang beri tahu dokter," sahut Jacob.Sienna akhirnya ingat. Dia melirik Jacob dengan bingung. Bagaimana bisa Jacob tahu tentang ini? Parahnya, Jacob hanya mendengar setengah dari pembicaran mereka."Kamu membuntutiku?" tanya Sienna.Jacob mundur selangkah, lalu menimpali, "Siapa bilang? Aku cuma kebetulan lewat."Mana mungkin seorang pria tiba-tiba datang ke departemen ginekologi! Ini benar-benar alasan yang buruk untuk berbo
Jacob malah mendorong hidangan itu ke hadapan Sienna lagi. Alisnya berkerut, seolah-olah memaksa Sienna untuk memakannya.Suasana di ruang privat seketika menjadi aneh. Namun, sepertinya hanya Jacob yang tidak bisa merasakannya.Sienna tidak mengambil peralatan makannya dan terus berdiskusi dengan Titus. Tiba-tiba, Jacob mengambilkan semangkuk sup penyu dan mendorongnya ke hadapan Sienna.Tindakan anehnya ini membuat Sienna tak kuasa mengumpat dalam hati. Kemudian, Lily berucap dengan manja, "Jacob, aku juga ingin minum sup."Jacob meletakkan sendok sup, lalu mengernyit dan membalas, "Tanganmu patah? Kamu tidak bisa mengambilnya sendiri?"Ucapan ini membuat suasana di ruang privat makin aneh, sampai-sampai Titus tidak tahan lagi. Akhirnya, Sienna bangkit sambil berkata, "Pak Titus, aku rasa semuanya sudah jelas sekarang. Kalau masih ada yang perlu ditambahkan, silakan datang ke S.M kapan saja."Titus juga sudah tidak sabar untuk pergi. Dia segera berjabat tangan dengan Sienna, lalu mem
Setelah pulang dari restoran, ekspresi Lily terus masam. Jacob masih tidak bisa melupakan Sienna sampai sekarang. Wanita ini memang harus disingkirkan!Lily menarik napas dalam-dalam, lalu menelepon ayahnya. Omar segera menjawab panggilan. "Lily.""Ayah, kamu bisa datang ke ibu kota nggak? Kak Arlo sudah bilang aku ingin menikah dengan Jacob belum? Kalau kamu datang, Jacob pasti akan langsung menyetujuinya. Ayah, aku sudah nggak sabar," ucap Lily.Omar terdiam sesaat sebelum mengangguk dan menyahut, "Aku agak sibuk. Tapi, aku akan pergi ke ibu kota minggu depan.""Oke, Ayah. Kutunggu kedatanganmu." Lily tahu bahwa dirinya adalah yang paling dimanjakan. Dia berbaring di sofa dan memanggil, "Wind."Wind segera menghampiri dan menyapa, "Nona.""Kamu harus membunuh Sienna malam ini juga. Aku nggak ingin melihatnya berhubungan dengan Jacob lagi," instruksi Lily."Baik." Wind mengiakan."Aku nggak ingin melihat kegagalan apa pun. Apa pun konsekuensinya, Sienna harus mati. Paham?" tanya Lily.
"Sienna, aku nggak peduli apa yang kamu ajarkan kepadanya. Tapi, kamu harus membawanya kembali ke jalan yang benar. Kalau nggak, aku pasti akan membunuhmu," ancam Ronald.Sienna yakin bahwa Ronald akan mengeluarkan pistol jika dirinya menolak. Itu sebabnya, dia tidak menanggapi, melainkan hanya memandang pemandangan di luar. Ini adalah jalan menuju ke hotel.Setibanya di hotel, resepsionis bersikap sangat sopan kepada Ronald. Sienna mengerti mengapa Ronald bisa tahu Rebecca dan Ludwig berada di hotel ini. Hotel ini pasti merupakan bagian dari Grup Deandra.Tindakan Rebecca ini sungguh kejam! Sejak Rebecca bertekad menggugurkan anak di kandungannya, Sienna tahu bahwa Rebecca bukan wanita lemah!Ronald memegang kartu kamar. Setelah masuk ke lift, ekspresinya terlihat agak aneh. Sienna hanya berdiri di samping menatap jarinya yang bergetar. Ronald terus menekan tombol yang salah.Ini namanya karma. Pria berengsek seperti Ronald memang pantas diberi pelajaran seperti ini. Sienna pun tidak
Ronald pun tidak menduga bahwa pengamatannya perlahan-lahan berubah menjadi rasa suka. Ketika menyadari hubungannya dengan Rebecca menjadi sangat dekat, mulut Ronald bekerja lebih cepat daripada otaknya.Ronald mencium Rebecca. Rebecca tentu terkejut, tetapi dia tidak menolak. Rebecca memejamkan mata dan membalas ciumannya dengan wajah memerah.Ketika berhubungan badan untuk pertama kali, Ronald terus memberi tahu Rebecca bahwa dirinya akan bertanggung jawab. Ronald yakin wanita miskin seperti Rebecca pasti sudah melakukannya berkali-kali untuk melangsungkan kehidupannya.Namun, Rebecca malah kesakitan sampai menangis saat Ronald hendak memasukkan kemaluannya. Ronald tentu terkejut dan menatap Rebecca dengan tidak percaya.Saat itu, Rebecca bertanya, "Ronald, apa kamu akan menikahiku?"Ronald tentu tidak ingin menikahi Rebecca saat itu. Dia hanya ingin mempermainkan Rebecca dan melampiaskan kekesalannya, juga melihat keluarga kecil itu menderita.Ronald pun tidak merespons. Rebecca mem
Tepat pada saat itu, ponsel Rebecca berdering dan itu adalah panggilan dari Ludwig yang bertanya ke mana perginya dia."Aku di lantai bawah, aku segera kembali. Ya, aku tahu, kamu mengobrol saja dulu dengan Bu Sienna." Setelah minum obat, Rebecca berdiri, tetapi pergelangan tangannya malah ditarik oleh Ronald.Ronald berkata dengan nada yang memohon, "Rebecca, bisakah kamu nggak pergi ...."Begitu mendengar perkataan itu, Rebecca menyiramkan setengah gelas air hangat yang belum diminumnya ke wajah Ronald. Dia baru saja memukul kepala Ronald dan bahkan masih ada darah yang menetes. Ronald terlihat sangat lemah, tetapi semua itu tidak ada hubungannya dengannya. Dibandingkan dengan luka yang telah dialaminya, apa yang Ronald alami sekarang tidak ada apa-apanya.Saat air di wajah Ronald masih menetes, terdengar Rebecca berkata, "Kamu itu siapa? Berani-beraninya mengatur urusan asmaraku!"Tangan Ronald masih enggan lepas. Dia menggenggam Rebecca dengan erat dan tatapannya terlihat muram. Ji
Setelah Sienna pergi, Ludwig berdiri dan menatap Rebecca dari atas ke bawah. Dia melihat Rebecca masih mengenakan jas pria lain yang bahannya terlihat jelas tidak murahan. "Rebecca, kamu baru pergi sepuluh menit saja sudah berburu pria lain di luar sana ya?"Rebecca melepas jas itu dan membuangnya ke tong sampah di samping. "Kamu pikir aku sama sepertimu?"Ludwig langsung memeluk Rebecca. "Kita lanjutkan yang tadi?""Sudahlah, Ludwig. Sudah dua kali, aku sudah bosan." Setelah mengatakan itu, Rebecca mulai mengganti pakaiannya di samping dan sama sekali tidak menghindari tatapan Ludwig.Ludwig langsung merasa malu dan marah. "Baru dua kali saja kamu sudah bosan? Rebecca, ada banyak wanita di luar sana yang ingin tidur denganku!"Saat mendengar perkataan itu, Rebecca sudah mengenakan mantelnya dan mengambil tas di sampingnya. "Itu nggak ada hubungannya denganku. Aku harus pergi ke kelas akting nanti malam dan minggu depan aku akan pergi ke lokasi syuting, jadi untuk sementara ini kita ja
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi