Jacob malah mendorong hidangan itu ke hadapan Sienna lagi. Alisnya berkerut, seolah-olah memaksa Sienna untuk memakannya.Suasana di ruang privat seketika menjadi aneh. Namun, sepertinya hanya Jacob yang tidak bisa merasakannya.Sienna tidak mengambil peralatan makannya dan terus berdiskusi dengan Titus. Tiba-tiba, Jacob mengambilkan semangkuk sup penyu dan mendorongnya ke hadapan Sienna.Tindakan anehnya ini membuat Sienna tak kuasa mengumpat dalam hati. Kemudian, Lily berucap dengan manja, "Jacob, aku juga ingin minum sup."Jacob meletakkan sendok sup, lalu mengernyit dan membalas, "Tanganmu patah? Kamu tidak bisa mengambilnya sendiri?"Ucapan ini membuat suasana di ruang privat makin aneh, sampai-sampai Titus tidak tahan lagi. Akhirnya, Sienna bangkit sambil berkata, "Pak Titus, aku rasa semuanya sudah jelas sekarang. Kalau masih ada yang perlu ditambahkan, silakan datang ke S.M kapan saja."Titus juga sudah tidak sabar untuk pergi. Dia segera berjabat tangan dengan Sienna, lalu mem
Setelah pulang dari restoran, ekspresi Lily terus masam. Jacob masih tidak bisa melupakan Sienna sampai sekarang. Wanita ini memang harus disingkirkan!Lily menarik napas dalam-dalam, lalu menelepon ayahnya. Omar segera menjawab panggilan. "Lily.""Ayah, kamu bisa datang ke ibu kota nggak? Kak Arlo sudah bilang aku ingin menikah dengan Jacob belum? Kalau kamu datang, Jacob pasti akan langsung menyetujuinya. Ayah, aku sudah nggak sabar," ucap Lily.Omar terdiam sesaat sebelum mengangguk dan menyahut, "Aku agak sibuk. Tapi, aku akan pergi ke ibu kota minggu depan.""Oke, Ayah. Kutunggu kedatanganmu." Lily tahu bahwa dirinya adalah yang paling dimanjakan. Dia berbaring di sofa dan memanggil, "Wind."Wind segera menghampiri dan menyapa, "Nona.""Kamu harus membunuh Sienna malam ini juga. Aku nggak ingin melihatnya berhubungan dengan Jacob lagi," instruksi Lily."Baik." Wind mengiakan."Aku nggak ingin melihat kegagalan apa pun. Apa pun konsekuensinya, Sienna harus mati. Paham?" tanya Lily.
"Sienna, aku nggak peduli apa yang kamu ajarkan kepadanya. Tapi, kamu harus membawanya kembali ke jalan yang benar. Kalau nggak, aku pasti akan membunuhmu," ancam Ronald.Sienna yakin bahwa Ronald akan mengeluarkan pistol jika dirinya menolak. Itu sebabnya, dia tidak menanggapi, melainkan hanya memandang pemandangan di luar. Ini adalah jalan menuju ke hotel.Setibanya di hotel, resepsionis bersikap sangat sopan kepada Ronald. Sienna mengerti mengapa Ronald bisa tahu Rebecca dan Ludwig berada di hotel ini. Hotel ini pasti merupakan bagian dari Grup Deandra.Tindakan Rebecca ini sungguh kejam! Sejak Rebecca bertekad menggugurkan anak di kandungannya, Sienna tahu bahwa Rebecca bukan wanita lemah!Ronald memegang kartu kamar. Setelah masuk ke lift, ekspresinya terlihat agak aneh. Sienna hanya berdiri di samping menatap jarinya yang bergetar. Ronald terus menekan tombol yang salah.Ini namanya karma. Pria berengsek seperti Ronald memang pantas diberi pelajaran seperti ini. Sienna pun tidak
Ronald pun tidak menduga bahwa pengamatannya perlahan-lahan berubah menjadi rasa suka. Ketika menyadari hubungannya dengan Rebecca menjadi sangat dekat, mulut Ronald bekerja lebih cepat daripada otaknya.Ronald mencium Rebecca. Rebecca tentu terkejut, tetapi dia tidak menolak. Rebecca memejamkan mata dan membalas ciumannya dengan wajah memerah.Ketika berhubungan badan untuk pertama kali, Ronald terus memberi tahu Rebecca bahwa dirinya akan bertanggung jawab. Ronald yakin wanita miskin seperti Rebecca pasti sudah melakukannya berkali-kali untuk melangsungkan kehidupannya.Namun, Rebecca malah kesakitan sampai menangis saat Ronald hendak memasukkan kemaluannya. Ronald tentu terkejut dan menatap Rebecca dengan tidak percaya.Saat itu, Rebecca bertanya, "Ronald, apa kamu akan menikahiku?"Ronald tentu tidak ingin menikahi Rebecca saat itu. Dia hanya ingin mempermainkan Rebecca dan melampiaskan kekesalannya, juga melihat keluarga kecil itu menderita.Ronald pun tidak merespons. Rebecca mem
Tepat pada saat itu, ponsel Rebecca berdering dan itu adalah panggilan dari Ludwig yang bertanya ke mana perginya dia."Aku di lantai bawah, aku segera kembali. Ya, aku tahu, kamu mengobrol saja dulu dengan Bu Sienna." Setelah minum obat, Rebecca berdiri, tetapi pergelangan tangannya malah ditarik oleh Ronald.Ronald berkata dengan nada yang memohon, "Rebecca, bisakah kamu nggak pergi ...."Begitu mendengar perkataan itu, Rebecca menyiramkan setengah gelas air hangat yang belum diminumnya ke wajah Ronald. Dia baru saja memukul kepala Ronald dan bahkan masih ada darah yang menetes. Ronald terlihat sangat lemah, tetapi semua itu tidak ada hubungannya dengannya. Dibandingkan dengan luka yang telah dialaminya, apa yang Ronald alami sekarang tidak ada apa-apanya.Saat air di wajah Ronald masih menetes, terdengar Rebecca berkata, "Kamu itu siapa? Berani-beraninya mengatur urusan asmaraku!"Tangan Ronald masih enggan lepas. Dia menggenggam Rebecca dengan erat dan tatapannya terlihat muram. Ji
Pria itu telah ketiduran, matanya yang sipit dan tampak tajam itu pun telah terpejam.Sambil menahan kepedihan di hatinya, Sienna Winata beranjak turun dari ranjang. Saat membungkukkan badannya, rambut Sienna tergerai menutupi wajahnya yang cantik dan polos. Baru saja dia hendak mengambil pakaian yang tergeletak di lantai, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakangnya."Kamu mau berapa?"Suaranya terdengar begitu ketus. Kemesraan yang dirasakan karena pengaruh alkohol tadi malam, kini telah sirna.Setelah meraih pakaiannya, Sienna terdiam sejenak.Ironisnya, setelah 3 tahun pernikahan, suaminya bahkan tidak mengenal dirinya.Tiga tahun yang lalu, Sienna menyelamatkan Pak Darwo Yuwono dari maut. Pada saat itu, kebetulan ayah Sienna juga sedang mengalami kesulitan dalam pendanaan putaran pertama bisnisnya. Melihat kesempatan ini, Pak Darwo langsung menjodohkan Sienna dengan cucunya, Jacob Yuwono. Selain itu, dia juga menyuntik dana investasi sebesar 600 miliar kepada Keluarga Winata
Mengingat adegan yang baru saja disaksikannya, Sony tersentak dan langsung menjawab, "Akan kuselidiki sekarang juga ...."Jacob mengerucutkan bibirnya, alisnya berkerut dengan ekspresi muram. Rendahan sekali wanita itu memainkan trik tarik ulur.Mungkin saja wanita itu memang ingin Jacob menyelidikinya."Nggak usah."Kalau wanita itu memang sengaja memainkan trik seperti ini, nanti dia pasti akan muncul lagi dengan sendirinya.Sienna buru-buru kembali ke apartemen dan membersihkan diri sebelum rebahan di ranjangnya.Begitu memejamkan matanya, benak Sienna dipenuhi oleh adegan bersama pria itu. Awalnya, Sienna tidak terbiasa, tetapi kemudian getaran hati yang bergejolak itu seakan merasuk ke dalam tulangnya.Sejujurnya, Sienna tidak terlalu keberatan menyerahkan malam pertamanya kepada Jacob, kecuali ketika dia mendengar Jacob memanggil nama wanita lain.Elena, Elena Prawira ....Inilah alasan sebenarnya Jacob ingin menceraikan Sienna.Padahal, tubuhnya terasa begitu lelah. Namun, rasa
Pria itu tersenyum. Penampilannya tampak sopan dan rapi dalam balutan jas. Namun, tatapannya malah membuat Sienna merasa tidak nyaman.Dengan ekspresi dingin, Sienna menyerahkan obat Nanda kepada Junando."Aku sudah menjenguknya. Kamu saja yang serahkan obat ini kepada Bibi."Junando menaikkan alisnya sambil berkata, "Sama-sama saja, sudah lama juga kita nggak pernah bertemu.""Nggak dulu, aku masih ada urusan lain," tolak Sienna sambil menyodorkan obat Nanda ke tangan Junando. Setelah itu, dia berjalan keluar dari lobi rumah sakit.Junando memandang sosok Sienna yang menjauh dengan tatapan penuh makna. Kemudian, dia mengendus-endus kantong plastik obat di tangannya.Seorang wanita muda berparas cantik yang berjalan keluar dari Departemen Obstetri dan Ginekologi sambil membawa obat antibiotik. Tentunya pemandangan ini akan membuat fantasi pria menjadi makin liar.Junando menundukkan kepalanya, merasakan ketegangan pada perut bagian bawahnya.Dia tidak pernah menyangka bahwa Sienna yang