Dada Jacob menempel pada punggungnya, dengan tangan yang melingkari pinggang Sienna. Pada saat ini, lift telah berhenti di salah satu lantai gedung tersebut. Selanjutnya, mereka hanya tinggal menunggu bantuan.Jacob seharusnya sudah bisa melepaskan Sienna, tetapi kedua orang itu tidak bergerak sama sekali. Sienna sama sekali tidak memperhatikan posisi mereka yang sangat canggung ini. Selain itu, di tempat ini hanya ada mereka berdua. Rasanya lebih aman seperti ini, apalagi hanya satu sisi ini yang memiliki pegangan.Sienna bahkan ingin bergerak lebih mundur agar jarak mereka semakin dekat dan merasa lebih aman. Sampai ketika napas Jacob berembus di samping telinganya, Sienna baru menyadari betapa dekatnya jarak mereka saat ini.Melalui dinding lift yang memantulkan cahaya, terlihat bayangan sang pria yang sedang merangkul wanita itu. Sienna refleks ingin menjauh. Namun, melihat gelagat Sienna yang tidak sabaran ini, tangan Jacob bergerak bahkan lebih cepat dari pikirannya."Jangan berg
Saat Sienna masih hanyut dalam lamunannya, tiba-tiba ponsel Jacob berdering. Ternyata Sony yang meneleponnya. Kepergian Jacob kali ini seharusnya adalah untuk menghadiri rapat mendadak di luar negeri. Namun, kini dia malah terjebak di dalam lift bersama Sienna. Dia juga tidak berdaya dan terpaksa menyuruh Sony untuk bersiap-siap mewakilinya menghadiri rapat.Sony adalah tangan kanan Jacob, ini juga bukan pertama kalinya dia mewakili Jacob menghadiri rapat. Oleh karena itu, tidak butuh waktu lama baginya untuk melakukan persiapan. Jacob hanya berdiri dengan ekspresi yang datar di dalam ruangan yang sempit ini. Seakan-akan sedang berdiri di halaman rumahnya, Jacob tidak terlihat panik sama sekali."Pak, aku sudah sampaikan kepada Pak Haris untuk menyuruh Nona Sienna jangan melakukan hal-hal yang tidak penting."Jacob mengangguk perlahan. Mengingat wanita itu berjanji pada Pak Darwo untuk melahirkan anak, perasaan Jacob terasa kalut."Apakah Departemen Bisnis sudah menghentikan proyek Kel
Hati Mike tiba-tiba merasa tidak nyaman, jadi dia dengan sengaja menggunakan nada bicara yang lembut."Penny, apa kamu takut? Setelah keluar dari sini, bagaimana kalau aku mengantarmu ke rumah sakit? Wajahmu terlihat pucat, kamu ingin aku membelikanmu obat?"Mike bisa dibilang sangat perhatian dan Sienna juga tidak ingin menolak perhatiannya dengan dingin. Lagi pula, Mike juga tidak akan melawannya lagi kelak dan malah ingin membantunya merahasiakan hubungannya dengan Jacob."Tuan Mike, aku baik-baik saja."Aura dari tubuh Jacob makin dingin, tetapi dia tidak mengatakan apa pun. Begitu pintu lift terbuka, Sienna yang keluar terlebih dahulu. Jacob segera mengikutinya dan melewati Mike tanpa berhenti.Mike melewati Jacob dan berjalan ke sisi Sienna. "Lihatlah dirimu, wajahmu sudah pucat masih bilang baik-baik saja."Sudut bibir Sienna berkedut. Dia juga tidak tahu mengapa Mike tiba-tiba bertindak seperti itu. Jacob malah berdiri di samping dan mengernyitkan alisnya, dia merasa mungkin in
Nanda menjadi makin cemas. Dia pernah bertemu dengan Jacob, tetapi itu sudah lama sekali. Saat itu, Jacob sedang berdiri di tengah kerumunan.Alisnya yang panjang, matanya sedikit terpejam, dan hidungnya tampak sangat mancung. Dia sedang berbicara dengan orang di sebelahnya dan memakai setelan jas yang rapi di tubuhnya. Setiap detail wajahnya sangat sempurna dan memancarkan aura yang sangat mengerikan.Saat ini, Nanda akhirnya berdiri di depan Jacob untuk pertama kalinya, tubuhnya gemetar karena cemas. Dia sudah lama diam-diam menyukai Jacob, bahkan lebih dari tiga tahun. Dia mengetahui nama pria ini adalah Jacob dari surat kabar.Tak disangka, pria ini malah menjadi kakak iparnya. Namun, semua itu tidak menjadi masalah karena Jacob dan Sienna akan bercerai suatu saat nanti. Jacob melihat Nanda, tetapi segera mengalihkan pandangannya."Ada apa mencariku?"Wajah Nanda memerah. Dia meletakkan tangannya di depan dengan cemas dan mengepalkannya dengan erat."Aku dengar Pak Jacob ada di sin
Sienna sudah menunggu di sana sepanjang malam. Tak disangka begitu bangun, dia malah menerima pertanyaan seperti itu. Sienna menggigit bibirnya dan hatinya terasa pedih. Ketika baru saja ingin merespons, Sienna mendengar Harris batuk keras beberapa kali.Dia memberikan tisu yang berada di samping kepada ayahnya dan melihat ada noda darah yang tersebar di atasnya. Harris sendiri juga melihatnya dan merasa agak terkejut. Namun, dia tidak terlalu peduli dan mengira ini mungkin akibat dari terlalu emosional."Sienna, aku tahu kamu tidak suka Jacob. Bukankah kamu punya pacar saat berada di Universitas Seni Nasional waktu itu?"Sienna tidak menjawab karena pikirannya dipenuhi dengan darah di tisu itu. Dia sudah menyuruh dokter untuk menyembunyikan penyakitnya, bahkan dari Harris sendiri. Jadi, Harris selalu mengira dia akan segera bisa kembali ke perusahaan. Sebelum Sienna merespons, Harris telah menyesali pertanyaannya."Aku terlalu serakah. Perusahaan ini aku bangun dari nol sampai tahap i
Takut akan mengganggu Jacob, Sienna membalikkan tubuhnya saat bersin dengan bahu yang bergetar. Wajahnya terlihat makin pucat karena basah kuyup. Rambutnya menempel di pipinya dan bulu matanya dipenuhi oleh tetesan air.Pakaiannya juga sangat tipis dan menempel erat di tubuhnya, sehingga menonjolkan lekuk tubuhnya. Sienna mengucek matanya yang merah saat melihat mobil Jacob masih berada di sana dan bertanya dengan sopan, "Tuan Jacob, Anda sedang lembur?"Jacob memang sedang lembur. Besok malam ada pesta di kediaman lama yang harus dia hadiri. Oleh karena itu, dia memajukan waktu rapat dan baru saja selesai.Awalnya, Jacob mengira Sienna akan berinisiatif untuk naik ke dalam mobil karena sulit mendapatkan taksi di persimpangan ini. Selain itu, dia juga tidak membawa tas dan ponselnya. Namun, mobil sudah berhenti selama dua menit di sana dan mobil-mobil di belakangnya terus membunyikan klakson.Jacob tidak mengatakan apa pun, Sienna juga hanya tersenyum kepadanya seperti memperlakukan se
Aroma itu membuatnya merasa mual. Sienna berjalan ke lantai bawah dengan langkah mantap. Melihat Susan yang sedang duduk santai di sofa, ekspresi Sienna tampak muram.Susan merawat penampilannya dengan sangat baik. Selain itu, jika bisa menarik perhatian Harris, menandakan bahwa Susan tampak cukup memesona. Jika tidak, dia juga tidak mungkin bisa menikahi Harris yang mapan sambil membawa anak-anaknya.Saat ini, tatapan Susan tampak berkilauan. Sekujur tubuhnya memancarkan pesona seorang wanita paruh baya. Sienna mengernyitkan alisnya tanpa sadar.Awalnya, dia ingin bertanya mengapa Susan tidak pergi ke rumah sakit hari ini. Namun, dia teringat bahwa Harris memang selalu bersikap perhatian terhadap Susan. Meskipun Susan benar-benar ingin istirahat di rumah, Harris juga tidak akan mengatakan apa pun.Oleh karena itu, Sienna mengurungkan niatnya untuk bertanya dan membuka pintu dengan gesit. Di luar pintu itu, berdiri seorang pria. Setelah melihat wajahnya, pupil Sienna menyusut seketika,
Sienna juga tidak berharap mendapatkan reaksi apa pun dari Jacob. Setelah mengirim pesan itu, dia pergi mandi. Setelah Sienna selesai berpakaian dan keluar, dia melihat bahwa 200 juta telah dikembalikan kepadanya dan tidak ada tanggapan dari Jacob.Sienna mengernyitkan kening, apakah ini artinya dia tidak perlu membayar ganti rugi? Sienna memang tahu bahwa Jacob tidak kekurangan uang, tetapi pria itu selalu tampak sangat dingin terhadap Sienna.Lebih tepatnya, keduanya saling bersikap dingin satu sama lain. Hubungan mereka tidak sedekat itu hingga tidak perlu membayar ganti rugi.Selain itu, Sienna juga tidak bisa mengerti apa yang ada di pikiran Jacob. Sampai sekarang, adegan makan malam bersama Jacob itu masih sangat segar dalam ingatannya. Jadi, Sienna mengambil gambar kerusakan pada payung itu dan mengirimkannya kepada Jacob.Setelah itu, Sienna kembali mengingatkan agen propertinya, berharap agar bank segera mengalihkan dana agar dia bisa pindah dari Vila Cahwana lebih awal. Mengh