Share

Pangeran

Author: Dewanu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Esok harinya, Anton Bagaskara mengadakan rapat darurat. Permasalah keamanan menjadi sorotan utama dalam rapat ini. Mau tidak mau, Barbara juga hadir dalam rapat tersebut dan juga Ovan yang berstatus sebagai suami Barbara dan juga staf Barbara.

"Seperti yang kalian ketahui, ada peristiwa penting yang harus saya sampaikan pagi ini. Pembobolan akun milik perusahaan adalah kejahatan yang tidak bisa kita abaikan. Semua data penting perusahaan harus dijaga dengan baik sehingga perusahaan tetap bisa beroperasi dengan sebagaimana mestinya."

Lalu pria itu melihat ke arah Ovan.

"Begitu juga Anda, sebagai karyawan baru harus melaporkan jika ada sesuatu yang mencurigakan."

"Baik, Pak," kata Ovan sembari berdiri dengan singkat.

"Untuk itu, tolong perketat kembali penjagaan, dan ubah setiap detil keamanan baik password dan juga perangkat pendukung lainnya."

Setelah rapat tersebut, Ovan pergi ke toilet dan di sana sudah ada seorang pria yang merupakan pegawai perusahaan tersebut. Pria itu tersenyum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku, Pria Bayaran   Aku Ingin

    Di ruangan Anton Bagaskara, Ovan dipersilahkan duduk menghadap.Pria itu melihat Ovan dengan pandangan tegas dan penuh wibawa. Hati Ovan menciut, mengingat bagaimana dirinya telah melakukan kejahatan dalam perusahaan tersebut."Duduklah, kita akan mengobrol sedikit tentang pekerjaan."Ovan duduk seperti yang Anton maukan."Aku senang kau bekerja cukup baik. Barbara bahkan memuji kinerja yang kau miliki. Aku senang, jika Barbara merasa senang hidup bersamamu dan juga bekerja bersamamu. Barbara adalah putriku semata wayang, aku hanya selalu berharap dia hidup bahagia."Ovan tertunduk sambil sesekali menatap wajah Anton Bagaskara."Setelah ibunya pergi dariku dengan meninggalkan putrinya begitu saja, tanpa pesan, tanpa kesan apapun. Aku tak tahu harus bagaimana merawat gadisku dengan baik, untuk itulah, aku segera menikahi Lena yang sebenarnya Lena adalah sahabat Veina, istriku sendiri. Akan tetapi, hal itulah yang membuat Barbara berfikir aku berselingkuh, dan Lena telah merebutku dari

  • Suamiku, Pria Bayaran   Pembuktian

    Di suatu tempat, Leo bertengkar hebat dengan Selen."Kau harus tanggung jawab, Leo! Aku hamil!" Selen berteriak histeris karena Leo baru akan beranjak pergi.Mendengar perkataan Selen, langkahnya terhenti. Telapak tangannya mengepalkan tinjunya."Hamil? Bagaimana mungkin, Selen? Kau an aku melakukannya padamu?""Kau...kau mana mungkin ingat. Malam itu kau mabuk berat, dan melecehkan aku," ujarnya sambil terisak-isak.Leo memicingkan matanya. Awalnya mereka berbicara soal pernikahan, Selen meminta untuk bisa segera menikah, sedangkan kondisi ayah Leo sedang koma di rumah sakit. Ia tak ingin menikahi Selen dengan cepat hingga setidaknya kondisi keluarganya sedikit tenang.Akan tetapi ternyata Selen mendesak Leo dan tak mau perduli dengan kondisi keluarga Leo yang sedang kesusahan. Hal itu membuat mereka bertengkar hebat."Selen...kamu nggak salah ngomong 'kan? Benarkah aku melakukan hal yang tak senonoh kepadamu?""Leo, mana mungkin aku melakukannya dengan pria lain? Aku kekasihmu, dan

  • Suamiku, Pria Bayaran   Menguji

    Dokter Lusi mematung, mencoba mencerna kalimat yang baru saja ia dengar dari Leo. Melihat mata pria itu seperti orang bingung dan penuh keraguan."Apa maksudmu, Leo?""Begini... masalahnya aku tak pernah merasa melakukan sesuatu kepadanya. Dia bilang, aku melakukannya saat mabuk tempo hari, tapi aku tak merasa aku melakukannya, tidak mungkin!""Bisakah kau mengingat, kapan kau mabuk berat waktu itu? Ini sangat penting untuk menjadi bukti."Leo mengingat kejadian dimana malam itu adalah malam ketika ayahnya pertama kali tidak sadarkan diri koma di rumah sakit."Kurasa dua bulan lalu, Dokter."Dokter tersenyum, sepertinya tidak cocok dengan kehamilan Selen."Aku tidak yakin, tetapi sepertinya tidak cocok dengan usia kehamilan Selen, karena Selen sudah hamil dua belas pekan yang artinya selisih satu bulan dengan kehamilan dan kejadian malam itu."Leo mengepalkan tangannya, merasa kesal karena dibodohi gadis itu. "Jadi apa yang akan kau lakukan, Leo?""Entahlah, aku sudah berjanji untuk

  • Suamiku, Pria Bayaran   Suami Rasa Orang Asing

    Setelah kejadian itu Barbara sedikit canggung. Apakah benar, seorang lelaki bisa menahan dirinya sampai segitunya meskipun mereka telah menikah?Barbara mencoba menghubungi Lisa, teman sekolahnya yang menikah karena perjodohan orang tuanya. Ia sangat penasaran dengan hal itu."Lis, boleh tanya nggak?""Tanya apa?""Waktu menikah dengan Bobi, kalian langsung pa enggak?""Langsung gimana sih, Bar? Aku nggak ngerti maksudmu.""Ya, langsung begitu lah," ujarnya malu malu.Lisa malah tertawa terbahak-bahak. "Gila kamu ya, lelaki menikah itu emang buat apaan? Ya mereka merasa rugi kalau nggak langsung.""Ooh... begitu.""Emangnya kenapa? Kalian belum setelah satu bulan ini? Hebat, impoten enggak suami elu?" Lisa black blakan.Barbara merenung. Kejadian setelah mandi ketika ia menggoda Ovan kemarin tidak menunjukkan kalau Ovan pria impoten."Enggak, Lis. Dia enggak impoten. Aku melihatnya.""Hah? Cuma ngeliat doang? Kenapa nggak kamu pakai? Ha hah hah." Lagi lagi Lisaterbahak-bahak.Barbar

  • Suamiku, Pria Bayaran   Cinta dan Pernikahan

    Ovan menerima pass card untuk suite room. Waktu masih belum terlalu sore sehingga keadaan hotel cukup banyak lalu lalang pelanggan. Dengan segera, Ovan meminta office boy membawa perlengkapan mereka untuk dibawa ke ruangan mereka.Setelah selesai, seperti biasa Ovan akan membantu Barbara dengan tongkat berjalannya."Ovan, apakah kau malu memiliki istri pincang sepertiku?" katanya sambil mengawasi beberapa orang yang melihat Barbara dengan pandangan kasihan."Aku? Tentu tidak, Barbie. Itu tidak terjadi padaku, apalagi aku mengetahui apa yang terjadi padamu adalah bukan keinginan mu."Di sisi lain, banyak anak kampus yang mengatakan bahwa Ovan menikahi Barbara adalah karena uangnya. Bukankah kalau dipikir-pikir, mereka mengatakan yang sebenarnya, bahwa tujuan Ovan menikah dengan Barbara adalah untuk uang?"Jadi, kau sungguh menerima keadaanku apa adanya bukan? Menerima keadaanku yang cacat ini, menerima aku yang mungkin memiliki sesuatu yang buruk di belakangku.""Barbie, kau selalu mer

  • Suamiku, Pria Bayaran   Sang Pengeran

    "Ovan, kita hanya sedikit bersenang senang, kenapa kau begitu marah?"Ovan tak menjawab, ia diam seribu bahasa sampai mobil itu mengantarkan sampai tempat tujuan."Turunlah sayang, kita sudah sampai."Sedikit ragu, Ovan akhirnya turun dari mobil yang mereka tumpangi. Mereka masuk ke sebuah ruangan kafe dengan hiruk pikuk yang sudah biasa di telinganya."Jadi, siapa yang akan kau temui?""Sabarlah sayang, dia adalah suami istri, dan suaminya seorang seniman terkenal di Jakarta. Aku juga tak yakin apakah sudah pernah mengenalnya atau belum. Yang jelas, aku akan membeli sebuah lukisan dari mereka.""Benarkah? Aku tak pernah tahu kalau kau menyukai lukisan.""Ovan, kau baru mengenalku, tentu saja kau tak akan banyak tahu kesukaanku."Seratus persen, ucapan itu hanya karangan belaka. Ia tak pernah menyukai sesuatu yang bersifat melankolis seperti seni lukis atau musik apapun namanya. Ia lebih suka berkuda, memanah atau memainkan senapan. Terkadang, ia akan berlatih boxing, Thai chi atau je

  • Suamiku, Pria Bayaran   Ketahuan

    Malam larut, mereka hanya insan yang kesepian di sebuah kamar hotel, hanya membutuhkan satu sama lain. Ovan mulai melihat pesona Barbara yang begitu menggoda meskipun ia sadar, tak seharusnya ia tertarik. Seharusnya ia mencurahkan perasaan itu hanya untuk Vanessa. Sementara wanita di hadapannya itu menatap sendu seakan mendambakan sesuatu. Sama seperti dirinya yang menginginkan hal itu. Mereka terbuai dalam gejolak hasrat saling melampiaskan. Barbara merengkuh leher Ovan begitu erat, menyatukan bibir mereka dan bahkan lebih dan lebih dari itu mereka mulai terbakar gairah.Hingga sebuah dering telepon mengejutkan mereka."Ovan, siapa yang menelpon malam malam begini?" tanya Barbara dalam posisi masih terkungkung tubuh Ovan. Dengan segera Ovan meraih ponsel Barbara."Ini dari papa, angkatlah, sepertinya sangat penting."Barbara mengangkat panggilan itu."Papa, apa yang terjadi? Kenapa meneleponku?""Barbara, kau harus pulang ke rumah malam ini juga. Ada masalah penting di kantor. Kau h

  • Suamiku, Pria Bayaran   Misi yang Gagal

    Mata Barbara sedikit berbinar, setidaknya ia bisa berharap Ovan tidak sebrengsek itu. Ia akan memaafkan masa lalu Ovan, toh dirinya juga tidak sempurna. "Kalau begitu, kau melakukannya karena apa? Apakah karena uang?"Ovan memalingkan wajahnya, melihat jalanan padat di sekitarnya di luar mobilnya. Ia selalu melakukan segalanya untuk uang, bukan untuk mencari bahagia bagi dirinya sendiri, akan tetapi demi seseorang yang sangat ia cintai. Lalu bagaimana ini bisa dikatakan mencintai, kalau dia benar-benar terjatuh dalam pesona Barbara?'Tidak, itu berbeda. Aku tidak jatuh cinta pada wanita ini, ini hanya sedikit kesalahan, ini karena rasa kasihan untuk sementara waktu,' batinnya bermonolog."Ovan?""Oh, Barbara...aku jadi sedikit malu mengatakannya.""Kenapa malu? Aku ini istrimu, apakah dulu kau butuh uang untuk kuliah? Hmm, sekarang, kau bisa mengatakannya kepadaku berapapun yang kau butuhkan. Aku punya uang, kau bisa memakainya.""Barbie, kau tak perlu terlalu memikirkan hal semacam

Latest chapter

  • Suamiku, Pria Bayaran   TAMAT

    "Apakah kisah kita juga termasuk yang unik?" kali ini Risa berkata sambil senyum-senyum."Kita? Apa kau sungguh mencintaiku?""Jawab saja pertanyaanku!"Drett dreett dreett!Ponsel Dave berdering dan pria itu lalu mengambil ponsel di sakunya.["Halo, ada apa?"]["Kenapa galak begitu? Aku mengganggumu?"]["Tidak, tapi kau merusak aktifitasku."]["Oh sayangku, tapi hari ini kau harus segera datang karena ini sangat penting, Dave."]["Barbara, kau selalu saja menganggap penting masalahmu. Kau bisa bilang dari sekarang, ada apa dan kenapa kami harus datang?"]["Terserah, kau harus datang! Titik!"]Klep!"Siapa?" Risa bertanya."Siapa lagi kalau bukan saudara perempuanku yang bawel itu, heh?" kata Dave, tapi dia malah tersenyum. "Bersiaplah, kita harus datang ke rumah mereka."Tak ada jawaban, Risa hanya bergegas sesuai kata Dave. Di rumah Anton Bagaskara, mereka berkumpul dengan aneka macam hidangan. Mereka dengan sengaja mengundang Dave dan Risa dan juga Veina.Anton Bagaskara terlihat

  • Suamiku, Pria Bayaran   Kisah Manusia

    Pagi mulai merayap memancarkan sinarnya. Dari setiap asa yang terbersit, selalu ada cara untuk menempuh harapan yang ingin ia wujudkan.Harapan terbesar yang hampir ingin dicapai manusia adalah mereka ingin menikmati bahagia di hari ini.Doa dilantunkan, dipanjatkan demi mengharapkan takdir yang baik untuk dirinya dan orang yang dicintainya.Siapa yang tak ingin bahagia?Mustahil bagi manusia untuk berharap tidak bahagia.Akan tetapi pada sebagian hidup yang ia jalani, ia harus menempuh ujian sampai ia akan tahu di akhir ujian itulah kebahagiaan yang sebenarnya.Bahagia itu relatif, demikian kata sebagian orang.Seorang yang membutuhkan uang, ia akan bahagia saat mendapatkan uang yang ia inginkan.Seorang yang membutuhkan kasih sayang, maka ia akan mengharapkan kasih sayang dan cinta dan ia akan bahagia karenanya.Sebagian orang memilih untuk tidak perduli dengan pencapaian orang lain, ia merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya, bersyukur dengan apa yang ia miliki.Ia menutup ma

  • Suamiku, Pria Bayaran   Cemburu

    "Maafkan Ceila, Bu. Dia sedikit takut," kata Risa dengan memeluknya."Takut? Apa ini? Kenapa dia harus takut denganku?" heran Veina."Mom, kau memang menakutkan, Ceila kan belum mengenalmu, jadi wajar kalau dia takut dengan wajah seram Mommy," kata Dave kemudian, dia berbicara dengan sedikit mengulas senyum."Apa apaan, kau omong kosong ya?"Risa ikut tersenyum karena kelakuan Dave yang menggoda ibunya."Masalah ini sedikit rumit menjelaskannya, Bu. Yang jelas Ceila tahu Ibu baru di penjara seperti ibunya."Veina merenungkannya, Risa mungkin sedang mengatakan kalau Ceila memiliki traumatis bahkan saat bertemu dirinya."Baiklah, aku bisa mengerti. Padahal aku sangat ingin memeluk cucu Perempuanku, eh, kenapa sampai takut begitu...ufh," keluhnya. "Tapi, cepatlah berkumpul bersama Barbara, kita harus punya foto kenangan yang bagus, oke?""Baik, Bu."Risa akhirnya membujuk Ceila untuk berkumpul bersama keluarga dan mengatakan bahwa Selen tidak mungkin ada di tempat pesta tersebut. Ia sung

  • Suamiku, Pria Bayaran   Ketakutan Ceila

    "Anu...kamu sekarang...""Ya, tentu saja aku harus ada di sini, ini adalah pernikahan putriku. Bagaimana kabar kalian, apakah semua baik?""Iya... tentu saja kami baik. Dan kamu, apakah menetap di sini sekarang? Aku dengar kamu ada di Belanda.""Benar, aku memang di Belanda kemarin, tapi sekarang aku akan menetap di sini.""Di rumah ini?" kata salah seorang menyahut."Tidak. Sekarang aku masih dalam masa tahanan, tapi kalau sudah bebas nanti, aku mungkin akan membeli rumah di sekitar sini.""Apa maksudmu dalam masa tahanan? Apa kau.... melakukan kejahatan?" tanya salah satunya ragu, sementara yang lain saling melihat. Mereka makin memperhatikan penampilan Veina yang sangat mewah dan mencolok, memangnya kejahatan apa yang dia perbuat?Pandangan mata mereka mulai berubah canggung, sepertinya ada sedikit rasa takut pada Veina."Jangan kuatir, aku bukan pembunuh kecuali dengan terpaksa," kata Veina dengan tersenyum yang membuat para wanita itu semakin gugup.Saat itu Lena juga ikut mendek

  • Suamiku, Pria Bayaran   Gosip

    Warna bahagia meliputi suasana sebuah aula pertemuan milik Anton Bagaskara. Gedung megah itu memiliki kesibukan yang tak biasa pada hari itu.Penjagaan ketat di berbagai tempat samasekali tidak menghilangkan suasana rileks dan bersahabat menyambut siapapun yang hadir dalam undangan pernikahan Ovan dan Barbara.Bahkan saat mereka melihat semakin ke dalam, maka mereka akan menyaksikan lebih banyak keindahan dan suasana bahagia yang semakin kentara."Aku merasa gaun ini menonjolkan bentuk perutku yang semakin besar, suamiku. Apa ini masih enak dilihat? Jangan salah faham, aku bukan malu karena hamil, tapi aku kasihan kalau sampai desainer pakaian ini kecewa saat melihatku dalam bentuk tubuh seperti ini," katanya.Ovan hanya tersenyum geli karena Barbara malah sangat gugup dengan bentuk tubuhnya."Kau memang sangat jelek sekarang ini. Tapi itu sih bukan salahku."Mendengar jawaban Ovan yang tak memiliki beban itu Barbara jadi sangat kesal."Kau bilang tak bersalah? Baiklah, aku akan memba

  • Suamiku, Pria Bayaran   Hidup yang Baik

    Persidangan berjalan sangat lancar. Sebab, tidak ada bantahan baik itu Selen atau Leo dalam menanggapi dakwaan hakim. Mereka hanya pasrah dan menunduk dalam atas semua yang mereka dengar.Percuma saja melawan, toh semuanya sudah ketahuan."Dengan ini, maka pengadilan hukum pidana memutuskan untuk Nyonya Selen mendapatkan hukuman pidana selama dua belas tahun karena percobaan pembunuhan terhadap sahabatnya sendiri, dan denda senilai lima ratus juta rupiah atas kerusakan yang telah ditimbulkan."Tok Tok Tok!Suara riuh menggema di dalam ruangan tersebut. Mereka senang dengan keputusan hakim atas Selen."Selain itu, kami juga memutuskan untuk menjatuhkan hukuman kepada Saudara Leo selama sepuluh tahun penjara karena telah menyembunyikan bukti dan percobaan pelecehan kepada saudara Barbara."Tok Tok Tok!Kembali suara riuh ruangan itu menggema atas apa yang mereka dengar dari keputusan hakim.Tidak ada lagi keberatan yang akan mereka, Leo dan Selen sampaikan kecuali pasrah dengan putusan

  • Suamiku, Pria Bayaran   Takut

    Dave sedikit terkesima, ia melupakan sosok kecil putrinya yang mungkin akan terluka saat melihat Selen mendapatkan hujatan di pengadilan nanti. Ia tak seharusnya membiarkan Ceila menyaksikan hal itu."Kau benar, kurasa kita tidak perlu datang dan mengikuti jalannya pengadilan. Lebih baik kita pergi bersama ke suatu tempat untuk rekreasi. Aku akan mengatakan hal ini pada Barbara dan meminta maaf.""Atau sebaiknya kau saja yang datang? Aku akan menjaga Ceila dan tidak menyinggung hal ini. Jangan sampai Ceila sedih karenanya."Dave berpikir sebentar, ia juga penasaran soal jalannya pengadilan, tapi juga ingin menghabiskan waktu bersama Risa dan Ceila alih-alih melihat mantan kekasihnya yang menyedihkan."Dave, kau melamun?""Eh, bukan begitu. Aku sedang berpikir kalau Ceila sampai melihat hal semacam itu, pastilah akan menjadi traumatis di hari akan datang."***Keesokan harinya, mereka memang sudah sangat ramai berkumpul di pengadilan. Antusias kerabat Barbara terlihat memenuhi teras pe

  • Suamiku, Pria Bayaran   Hadiah

    "Wow, kenapa kalian tidak memanggil kami? Kami bisa saja datang ke sana dan membalas perbuatan mereka.""Hentikan omong kosong kamu Dave! Ovan sudah menyerahkan semuanya pada polisi, nggak perlu repot-repot. Kau hanya perlu mengangkat semua tas itu, oke?"***"Baik, karena semua sudah berkumpul, mari kita melanjutkan pembicaraan kita soal pesta pernikahan Barbara dan Ovan.. Aku ingin pesta pernikahan ini dibuat sangat meriah dan berkesan.""Tunggu! kenapa pernikahan ini diselenggarakan tanpa keluarga Ovan? Ini sangat tak biasa," protes bibi Barbara. "Bukan tak percaya, tapi ..""Bibi, mereka punya tempat tinggal yang sangat jauh. Mereka sangat kesulitan. Toh orang tua Ovan telah tiada, untuk apa memaksakan diri?" jawab Barbara sedikit berbohong. "Barbara, apakah semua baik-baik saja? Sepertinya ada sesuatu yang terjadi di sana?"Barbara menarik tangan Lena dan membawanya ke kamar miliknya."Bu, aku tidak bisa menceritakan semuanya sekarang ini. Akan tetapi aku pasti akan menceritakan

  • Suamiku, Pria Bayaran   Keluarga Serigala

    Ovan yang sudah kembali dengan banyak makanan di kantong belanjanya melihat Barbara terlihat sangat pucat."Sayang, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat sangat pucat. Ada apa?"Barbara tak menjawab, ia hanya memberikan isyarat untuk Ovan melihatnya dengan menunjuk ke arah Laptop."Apa yang terjadi?"Pria itupun masuk ke mobil dan melihat laptopnya.Ovan sangat terkejut karena melihat serombongan orang menyusup ke dalam rumahnya. Bukan satu atau dua orang, tapi ada sekitar tujuh orang pria. Mereka sungguh mengincar apa yang ia miliki. Terlihat beberapa orang berjaga dan yang lainnya memeriksa kotak perhiasan. Mereka sungguh perampok dengan persenjataan lengkap berupa senapan dan senjata tajam. Semua fenomena itu, persis seperti apa yang ia takutkan.Itulah sebabnya ia tidak mau mengambil resiko nyawa, tidak akan!"Kau sudah melihatnya bukan? Kau bisa melihat betapa kejamnya mereka ini. Bahkan dengan apa yang mereka lakukan itu tidak seorangpun yang bisa melarangnya. Aku sangat yakin me

DMCA.com Protection Status