Barbara makin serius menatapnya. Ia bisa memahami meskipun Dave tidak mengatakannya, akan tetapi menjadikan Ceila sebagai alasan?"Kamu sungguh hanya perduli karena dia menyayangi Ceila?" desak Barbara."Hmm, iya, memangnya apa lagi? Kau pikir aku begitu mencintai gadis seperti Risa? Aku punya Ceila yang cantik, aku akan melakukan apapun untuk Ceila.""Dave, apa kau yakin dengan apa yang kamu katakan? Aku justru melihatmu sangat menyukainya, jujurlah Dave," katanya lagi."Aish, kau ini. Masalah cinta bukan yang terpenting, Barbara. Tapi Ceila...uuh, bagaimana aku merawatnya kalau tidak ada Risa?"Barbara menggelengkan kepalanya, tak mengerti dengan jalan pikiran Dave yang keterlaluan. Ia sangat yakin tatapan Risa pada Dave adalah tatapan cinta dan begitu juga tatapan Dave terhadap Risa. Akan tetapi masih saja Dave tidak berterus terang. Ini cukup menyebalkan.Dan ternyata, mereka juga tak menyadari kalau Risa mendengar semua percakapan itu. Tentu saja itu membuatnya marah. Ia sungguh
"Eh, iya Barbara. Tentu, tentu. Bagaimana kalau besok pagi? Atau bagaimana kalau lusa pagi? Aku akan bersiap untuk bertemu Mommy dengan membawa Ceila. Huh, ini membuatku gugup," dengusnya.Barbara tak bisa percaya begitu saja bahwa tidak ada apapun diantara Dave dan Risa. Ia yakin kegugupan pria ini karena berkaitan dengan Risa. Tapi ia akan membiarkan Dave berpikir sendiri. Yang penting ia sudah menyampaikan pesan dari nyonya Veina."Baiklah. Atur saja kapan waktunya."Perbincangan itu menjadi terhenti saat Risa datang dengan sedikit terburu-buru. Di wajahnya terlihat sedikit kecemasan."Ada apa denganmu, Risa? Kok kamu kelihatan bingung," tanya Barbara."ehmm, Begini, Bu. Itu...ada polisi ingin bertemu dengan Pak Dave. Katanya ini sangat penting," kata Risa khawatir."Polisi? Ada apa sebenarnya," Dave segera bangkit untuk melihat polisi yang datang, lalu Barbara dan juga Risa mengekor setelahnya.Dave menatap bingung pada ketiga orang polisi di hadapannya. Ia berpikir mungkin saja m
Barbara terhenyak sebentar, sampai ia memutar otaknya dengan cepat agar bisa menjawab Ceila secara masuk akal."Daddy tidak akan masuk penjara, Ceila. Daddy hanya mendapatkan tuduhan dan sekarang akan menjelaskan masalahnya pada kepolisian. Bukan untuk dipenjara, mengerti?""Baiklah, aku akan percaya. Tapi bibi, bukankah ini menyedihkan?""Apa maksudmu, Ceila? Apa yang menyedihkan?""Mommy ku seorang pembunuh bukan?" bisik Ceila membuat Barbara menyipitkan matanya menatap bocah cantik itu."Tidak, itu tidak benar Ceila. Mommy hanya bersalah, tapi belum pernah membunuh. Tapi, dari mana Ceila mendengar hal ini?"Ceila terdiam, ia sebenarnya sering mencuri dengar pembicaraan orang dewasa. Ia menebak pembicaraan mereka dan menyimpulkan sendiri sesuai nalarnya. Ia telah tumbuh dengan karakter begitu sejak lama, menjadi dewasa dan berpikir sendiri di usianya yang belia. Bagaimana mungkin Barbara ingin berkata sesuatu yang diluar pemahamannya?Baginya, sudah wajar jika ibunya dihukum. Akan t
Veina mendengarkan dengan baik apa yang sedang dikatakan Barbara. Akan tetapi tentu saja Veina tidak habis pikir kalau itu terjadi pada putranya.Berkali-kali ia melihat ke arah Risa yang menunduk malu tak jauh dari Barbara.Sekilas memang ia bisa merasakan kalau Ceila sangat lengket dan menyukai wanita itu. Akan tetapi bagaimana mungkin kalau itu adalah Dave?Dave memiliki gengsi tinggi yang sebenarnya mirip dengannya, jadi menyukai gadis itu... sepertinya masih sulit untuk diterima."Kalau begitu, Dave pasti punya alasan untuk menyukainya, bukankah begitu?" celetuk Veina sedikit merendahkan Risa."Mom, apa butuh banyak alasan untuk menyukai seseorang? Bahkan jika dipikirkan, baru kali ini Dave bisa berpikir waras," kata Barbara mencibir.Veina tersenyum, memang benar apa yang dikatakan Barbara. Sudah seharusnya Dave memiliki pilihan yang baik untuk wanita yang akan dijadikan istri. Bukan wanita sembarangan, wanita yang hanya suka bermain dan bersenang-senang."Aku tidak sedang merem
Dave menatap bingung, ia sangat ingin memukul wajah pria bernama John ini. Sebab ia bisa melihat bagaimana arogan dan kasarnya pria itu terhadap wanita lembut bernama Lisa tersebut.Dave sudah mengepalkan tangannya, ingin menghantam wajah John. Akan tetapi tangan Sergio sudah menangkapnya sebelum tinjunya sampai di wajah John."Tuan Dave, tolong jangan membuat masalah di kantor polisi. Saya sudah berusaha dan bersusah payah untuk mengeluarkan anda dari tempat ini. Sebaiknya anda tidak perlu lagi ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka," kata Sergio mengingatkan Dave.Dave menghempaskan napasnya, mundur beberapa langkah untuk keluar dari tempat tersebut. Ia sadar, hampir saja ia membuat kesalahan yang bisa membuatnya benar-benar meringkuk di penjara.Bahkan saat mereka meninggalkan tempat itu dan sudah melajukan kendaraannya, Dave masih termenung memikirkannya. Ia sungguh prihatin dengan nasib Lisa yang mendapatkan tekanan dari suaminya."Apa pernikahan itu begitu rumit? Aku meras
Dalam bayangan masa lalunya itu, ia tumbuh dan berkembang menjadi jiwa yang keras dan pantang menyerah. Hidup di celah-celah kota besar dan bergaul dengan banyak orang.Ovan tidak perduli apakah itu cara bertahan hidup atau cara untuk melepaskan diri dari kesedihannya karena kehilangan kedua orang tuanya. Akan tetapi ia akan kembali saat ini, alih-alih lari dari masa lalunya."Lalu, kapan kita akan pergi? Bukankah kita masih harus menjaga Ceila dan Risa?""Jangan kuatir, Dave tidak dipenjara karena tidak terbukti bersalah. Sergio telah mengurusnya dan sekarang mereka sedang menemui Ibumu.""Ooh, syukurlah. Dengar Ceila, benar bukan kalau ternyata Daddy memang tidak bersalah. Daddy akan segera pulang hari ini," ujar Barbara menjelaskan pada Ceila."Benarkah? Apakah setelah Daddy pulang, maka Daddy akan menikah dengan Mom Risa?" celoteh gadis itu membuat Risa terbatuk-batuk."Ceila, kau bicara apa sih?" lirih Risa malu."Iya, Daddy tidak bersalah, maka dari itu harus menikah dengan Mom
"Soal aku?""Benar. Mommy merasa Risa bukan tipe wanita yang kamu inginkan. Atau kamu hanya ingin menjadikan wanita itu pengasuh untuk Ceila?"Dave menyipitkan matanya. Kenapa seolah ibunya tahu segalanya? Dan semua orang tidak percaya kalau dia sedang bersungguh-sungguh menginginkan rumah tangga seperti yang dikatakan Sergio. Ya, ini adalah pilihan!"Apa sebenarnya Mommy yang tidak menyukainya? Mommy punya standar tinggi untuk seorang menantu? Lihat Ovan, dia juga tidak kaya dan pintar seperti mommy dan Barbara.""Siapa bilang? Ovan adalah salah satu utusanku. Tentu saja dia sangat pintar, Dave."Dave menggaruk kepalanya. Ia lupa kalau Ovan seperti ibunya. Kalau dibandingkan dengan dirinya tentu saja berbanding terbalik."Aku juga pintar Mom. Aku pintar memikat wanita," ujarnya sambil terkekeh.***Ovan dan Barbara memutuskan untuk melakukan perjalanan di zona nyaman dan santai. Mereka memilih jalur terbaik meskipun harus memutar menuju sebuah desa dimana keluarganya berada. Sejujurn
Ovan belum bisa menjelaskan, lebih tepatnya ia telah lama melupakan semuanya. Ia telah berusaha pergi sejauh yang ia bisa, nyatanya ia masih harus kembali. Tiba-tiba Ovan berhenti di sebuah tepi jalan yang tinggi. Dari tempat itu ia mengarahkan mobilnya ke sebuah hamparan lembah pegunungan yang diselimuti hijau pepohonan. Ia menatap lurus jauh .ke bawah sana dari belakang kemudi."Kalau dilihat, tempat ini sangat indah dan menentramkan hati, akan tetapi apa yang ada di balik sana tidak seperti kelihatannya. Kau harus bersiap untuk menghadapi apapun yang mungkin terjadi. Kau bisa terluka atau bahkan menjadi korban kebuasan dan keserakahan monster yang bernama manusia."Barbara berdehem, "Kau tidak sedang menakutiku bukan?""Tidak, tapi perjalanan ini tidak akan mudah. Mereka pasti mengira aku datang untuk tujuan tertentu.""Lalu, apakah kau punya tujuan tertentu?" tanya Barbara penasaran."Entahlah. Mungkin ya, mungkin juga tidak.""Baik, aku akan bersiap dengan segala konsekwensinya.