Share

Lisa

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Veina mendengarkan dengan baik apa yang sedang dikatakan Barbara. Akan tetapi tentu saja Veina tidak habis pikir kalau itu terjadi pada putranya.

Berkali-kali ia melihat ke arah Risa yang menunduk malu tak jauh dari Barbara.

Sekilas memang ia bisa merasakan kalau Ceila sangat lengket dan menyukai wanita itu. Akan tetapi bagaimana mungkin kalau itu adalah Dave?

Dave memiliki gengsi tinggi yang sebenarnya mirip dengannya, jadi menyukai gadis itu... sepertinya masih sulit untuk diterima.

"Kalau begitu, Dave pasti punya alasan untuk menyukainya, bukankah begitu?" celetuk Veina sedikit merendahkan Risa.

"Mom, apa butuh banyak alasan untuk menyukai seseorang? Bahkan jika dipikirkan, baru kali ini Dave bisa berpikir waras," kata Barbara mencibir.

Veina tersenyum, memang benar apa yang dikatakan Barbara. Sudah seharusnya Dave memiliki pilihan yang baik untuk wanita yang akan dijadikan istri. Bukan wanita sembarangan, wanita yang hanya suka bermain dan bersenang-senang.

"Aku tidak sedang merem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku, Pria Bayaran   Keluarga Ovan

    Dave menatap bingung, ia sangat ingin memukul wajah pria bernama John ini. Sebab ia bisa melihat bagaimana arogan dan kasarnya pria itu terhadap wanita lembut bernama Lisa tersebut.Dave sudah mengepalkan tangannya, ingin menghantam wajah John. Akan tetapi tangan Sergio sudah menangkapnya sebelum tinjunya sampai di wajah John."Tuan Dave, tolong jangan membuat masalah di kantor polisi. Saya sudah berusaha dan bersusah payah untuk mengeluarkan anda dari tempat ini. Sebaiknya anda tidak perlu lagi ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka," kata Sergio mengingatkan Dave.Dave menghempaskan napasnya, mundur beberapa langkah untuk keluar dari tempat tersebut. Ia sadar, hampir saja ia membuat kesalahan yang bisa membuatnya benar-benar meringkuk di penjara.Bahkan saat mereka meninggalkan tempat itu dan sudah melajukan kendaraannya, Dave masih termenung memikirkannya. Ia sungguh prihatin dengan nasib Lisa yang mendapatkan tekanan dari suaminya."Apa pernikahan itu begitu rumit? Aku meras

  • Suamiku, Pria Bayaran   Rasional

    Dalam bayangan masa lalunya itu, ia tumbuh dan berkembang menjadi jiwa yang keras dan pantang menyerah. Hidup di celah-celah kota besar dan bergaul dengan banyak orang.Ovan tidak perduli apakah itu cara bertahan hidup atau cara untuk melepaskan diri dari kesedihannya karena kehilangan kedua orang tuanya. Akan tetapi ia akan kembali saat ini, alih-alih lari dari masa lalunya."Lalu, kapan kita akan pergi? Bukankah kita masih harus menjaga Ceila dan Risa?""Jangan kuatir, Dave tidak dipenjara karena tidak terbukti bersalah. Sergio telah mengurusnya dan sekarang mereka sedang menemui Ibumu.""Ooh, syukurlah. Dengar Ceila, benar bukan kalau ternyata Daddy memang tidak bersalah. Daddy akan segera pulang hari ini," ujar Barbara menjelaskan pada Ceila."Benarkah? Apakah setelah Daddy pulang, maka Daddy akan menikah dengan Mom Risa?" celoteh gadis itu membuat Risa terbatuk-batuk."Ceila, kau bicara apa sih?" lirih Risa malu."Iya, Daddy tidak bersalah, maka dari itu harus menikah dengan Mom

  • Suamiku, Pria Bayaran   Tragedi

    "Soal aku?""Benar. Mommy merasa Risa bukan tipe wanita yang kamu inginkan. Atau kamu hanya ingin menjadikan wanita itu pengasuh untuk Ceila?"Dave menyipitkan matanya. Kenapa seolah ibunya tahu segalanya? Dan semua orang tidak percaya kalau dia sedang bersungguh-sungguh menginginkan rumah tangga seperti yang dikatakan Sergio. Ya, ini adalah pilihan!"Apa sebenarnya Mommy yang tidak menyukainya? Mommy punya standar tinggi untuk seorang menantu? Lihat Ovan, dia juga tidak kaya dan pintar seperti mommy dan Barbara.""Siapa bilang? Ovan adalah salah satu utusanku. Tentu saja dia sangat pintar, Dave."Dave menggaruk kepalanya. Ia lupa kalau Ovan seperti ibunya. Kalau dibandingkan dengan dirinya tentu saja berbanding terbalik."Aku juga pintar Mom. Aku pintar memikat wanita," ujarnya sambil terkekeh.***Ovan dan Barbara memutuskan untuk melakukan perjalanan di zona nyaman dan santai. Mereka memilih jalur terbaik meskipun harus memutar menuju sebuah desa dimana keluarganya berada. Sejujurn

  • Suamiku, Pria Bayaran   Rumah

    Ovan belum bisa menjelaskan, lebih tepatnya ia telah lama melupakan semuanya. Ia telah berusaha pergi sejauh yang ia bisa, nyatanya ia masih harus kembali. Tiba-tiba Ovan berhenti di sebuah tepi jalan yang tinggi. Dari tempat itu ia mengarahkan mobilnya ke sebuah hamparan lembah pegunungan yang diselimuti hijau pepohonan. Ia menatap lurus jauh .ke bawah sana dari belakang kemudi."Kalau dilihat, tempat ini sangat indah dan menentramkan hati, akan tetapi apa yang ada di balik sana tidak seperti kelihatannya. Kau harus bersiap untuk menghadapi apapun yang mungkin terjadi. Kau bisa terluka atau bahkan menjadi korban kebuasan dan keserakahan monster yang bernama manusia."Barbara berdehem, "Kau tidak sedang menakutiku bukan?""Tidak, tapi perjalanan ini tidak akan mudah. Mereka pasti mengira aku datang untuk tujuan tertentu.""Lalu, apakah kau punya tujuan tertentu?" tanya Barbara penasaran."Entahlah. Mungkin ya, mungkin juga tidak.""Baik, aku akan bersiap dengan segala konsekwensinya.

  • Suamiku, Pria Bayaran   Replika

    Suasana ramah tamah saling melepas rindu berlangsung beberapa lama. Begitu juga seorang kakek yang sudah sulit untuk berjalan, ia menghampiri Ovan sebisanya."Kau tahu, sepertinya kita belum akan mati sebelum kamu datang ke tempat ini," celetuk pria itu."Ah Kakek, aku menyesal datang ke tempat ini begitu cepat kalau ucapanmu saja seperti itu."Sang kakek tersenyum lalu mengambil posisi duduk."Duduklah, ada sesuatu yang harus kami sampaikan kepadamu. Sebenarnya ini sudah lama sekali, tapi kau tak juga datang. Kami bersyukur kau datang tepat waktu, Jovan."Ovan mengernyit, ia tak tahu apa maksudnya tepat waktu. "Apa ini Kakek? Aku masih belum mengerti.'"Jovan, seluruh wasiat orang tuamu telah ditemukan. Surat warisan dan seluruh akte dari aset orang tuamu sudah aman di tempatnya. Seorang pengacara telah memberitahukan hal ini, jadi kamu tidak perlu lagi takut untuk seluruh harta ayahmu," terang nenek yang usianya jauh lebih muda dari sang kakek. Ia terlihat bersemangat memberi tahuka

  • Suamiku, Pria Bayaran   Menyesal?

    "Uhmm, aku masih memikirkannya.""Apalagi yang kau pikirkan sayang, kamu harus membuatnya muncul tanpa harus mencarinya. Dengan begitu dia akan melakukan tindakan yang kita inginkan," terang Barbara."Bagaimana caranya? Kita tidak bisa mengeluarkan perhiasan itu dari pengacara sebelum replika itu ada. Kita harus mengecohnya.""Tentu saja kita tidak bekerja sendiri. Dan kita akan meminta bantuan pengacara tersebut, Bagaimana?"Ovan masih terdiam. Ia tidak perduli berapa banyak perhiasan itu. Meskipun ia sangat ingin menangkap penjahat tersebut, tapi ia tidak mau membuat Barbara jadi korban berikutnya. Sudah cukup ia kehilangan di masa lalu, ia tak mau kehilangan untuk ke sekian kalinya, seperti kehilangan kedua orang tuanya dan juga Vanessa kekasihnya dulu. Ia sangat ingin Barbara bisa menikmati hari harinya dengan rileks."Bagaimana mungkin...aku tidak mau menempatkan kamu dalam bahaya. Kau. harus pulang ke Jakarta, dan aku yang akan mengurusnya di sini atau tidak samasekali."Barbara

  • Suamiku, Pria Bayaran   Perhiasan

    Ovan tersadar dengan ucapannya yang mungkin membuat Barbara cemburu.Pria itu lalu menghentikan mobilnya dan menatap Barbara."Barbara... lihatlah ke arahku, please."Barbara hanya diam, ia menunduk dan beberapa kali mengusap air matanya."Kita sudah sering membahasnya. Masalah Vanessa, bukankah aku berhak untuk menyesal? Terlepas dari siapa di di hatiku, dia adalah manusia biasa yang berhak untuk ditolong. Apakah kau tahu bagaimana aku merasa terbebani pada saat itu?""Tapi kau tak akan bersamaku kalau dia masih hidup bukan?""Ayolah, semua itu bukannya sudah berlalu? Memangnya kenapa kalau dia adalah wanita masa laluku? Apa kau akan membenciku? Apakah hanya sebatas itu cinta ini?"Barbara masih terisak."Kita bahkan sudah menikah dan akan memiliki anak. Jangan menjadi kejam hanya karena salah faham, Barbara? Kau sangat tahu kalau aku juga sangat mencintai kamu. Apa yang kita lalui selama ini adalah perjalan berat bagi kita, bukankah begitu?""Ma-af," lirih Barbara.Ovan memeluk Barb

  • Suamiku, Pria Bayaran   Rumah Kecil

    "Ooh, jadi memang mereka penasaran ya di mana surat wasiat orang tuaku.""Tentu saja. Semua orang tahu kalau Pak Karsa dan ibumu adalah seorang yang sangat beruang. Siapapun ingin tahu bahkan orang yang lewat di depan rumah ini.""Bagaimana denganku? Apa mereka perduli?""Waktu itu kau dinyatakan sebagai anak hilang, keluarga besar ini saling bahu membahu menyembunyikan fakta bahwa kau masih hidup. Itulah sebabnya meskipun kau datang ke tempat ini, mereka masih banyak yang tidak mengerti bahwa kau adalah putra Pak Karsa."Ini cukup aneh. Keluarganya sungguh bersikap tak perduli. Bahkan mereka mengira dirinya hanyalah anak angkat salah seorang kerabatnya. Ternyata tragedi itu cukup besar."Aku bisa mengerti. Mereka pasti kecewa karena tidak memiliki cara untuk mengambil alih kekayaan orang tuaku.""Anehnya, seolah orang tuamu tahu hendak ada yang berbuat jahat kepadanya. Mereka seperti telah menyiapkan semuanya supaya harta mereka aman. Dan inilah yang terjadi, tak seorangpun bisa meng

Bab terbaru

  • Suamiku, Pria Bayaran   TAMAT

    "Apakah kisah kita juga termasuk yang unik?" kali ini Risa berkata sambil senyum-senyum."Kita? Apa kau sungguh mencintaiku?""Jawab saja pertanyaanku!"Drett dreett dreett!Ponsel Dave berdering dan pria itu lalu mengambil ponsel di sakunya.["Halo, ada apa?"]["Kenapa galak begitu? Aku mengganggumu?"]["Tidak, tapi kau merusak aktifitasku."]["Oh sayangku, tapi hari ini kau harus segera datang karena ini sangat penting, Dave."]["Barbara, kau selalu saja menganggap penting masalahmu. Kau bisa bilang dari sekarang, ada apa dan kenapa kami harus datang?"]["Terserah, kau harus datang! Titik!"]Klep!"Siapa?" Risa bertanya."Siapa lagi kalau bukan saudara perempuanku yang bawel itu, heh?" kata Dave, tapi dia malah tersenyum. "Bersiaplah, kita harus datang ke rumah mereka."Tak ada jawaban, Risa hanya bergegas sesuai kata Dave. Di rumah Anton Bagaskara, mereka berkumpul dengan aneka macam hidangan. Mereka dengan sengaja mengundang Dave dan Risa dan juga Veina.Anton Bagaskara terlihat

  • Suamiku, Pria Bayaran   Kisah Manusia

    Pagi mulai merayap memancarkan sinarnya. Dari setiap asa yang terbersit, selalu ada cara untuk menempuh harapan yang ingin ia wujudkan.Harapan terbesar yang hampir ingin dicapai manusia adalah mereka ingin menikmati bahagia di hari ini.Doa dilantunkan, dipanjatkan demi mengharapkan takdir yang baik untuk dirinya dan orang yang dicintainya.Siapa yang tak ingin bahagia?Mustahil bagi manusia untuk berharap tidak bahagia.Akan tetapi pada sebagian hidup yang ia jalani, ia harus menempuh ujian sampai ia akan tahu di akhir ujian itulah kebahagiaan yang sebenarnya.Bahagia itu relatif, demikian kata sebagian orang.Seorang yang membutuhkan uang, ia akan bahagia saat mendapatkan uang yang ia inginkan.Seorang yang membutuhkan kasih sayang, maka ia akan mengharapkan kasih sayang dan cinta dan ia akan bahagia karenanya.Sebagian orang memilih untuk tidak perduli dengan pencapaian orang lain, ia merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya, bersyukur dengan apa yang ia miliki.Ia menutup ma

  • Suamiku, Pria Bayaran   Cemburu

    "Maafkan Ceila, Bu. Dia sedikit takut," kata Risa dengan memeluknya."Takut? Apa ini? Kenapa dia harus takut denganku?" heran Veina."Mom, kau memang menakutkan, Ceila kan belum mengenalmu, jadi wajar kalau dia takut dengan wajah seram Mommy," kata Dave kemudian, dia berbicara dengan sedikit mengulas senyum."Apa apaan, kau omong kosong ya?"Risa ikut tersenyum karena kelakuan Dave yang menggoda ibunya."Masalah ini sedikit rumit menjelaskannya, Bu. Yang jelas Ceila tahu Ibu baru di penjara seperti ibunya."Veina merenungkannya, Risa mungkin sedang mengatakan kalau Ceila memiliki traumatis bahkan saat bertemu dirinya."Baiklah, aku bisa mengerti. Padahal aku sangat ingin memeluk cucu Perempuanku, eh, kenapa sampai takut begitu...ufh," keluhnya. "Tapi, cepatlah berkumpul bersama Barbara, kita harus punya foto kenangan yang bagus, oke?""Baik, Bu."Risa akhirnya membujuk Ceila untuk berkumpul bersama keluarga dan mengatakan bahwa Selen tidak mungkin ada di tempat pesta tersebut. Ia sung

  • Suamiku, Pria Bayaran   Ketakutan Ceila

    "Anu...kamu sekarang...""Ya, tentu saja aku harus ada di sini, ini adalah pernikahan putriku. Bagaimana kabar kalian, apakah semua baik?""Iya... tentu saja kami baik. Dan kamu, apakah menetap di sini sekarang? Aku dengar kamu ada di Belanda.""Benar, aku memang di Belanda kemarin, tapi sekarang aku akan menetap di sini.""Di rumah ini?" kata salah seorang menyahut."Tidak. Sekarang aku masih dalam masa tahanan, tapi kalau sudah bebas nanti, aku mungkin akan membeli rumah di sekitar sini.""Apa maksudmu dalam masa tahanan? Apa kau.... melakukan kejahatan?" tanya salah satunya ragu, sementara yang lain saling melihat. Mereka makin memperhatikan penampilan Veina yang sangat mewah dan mencolok, memangnya kejahatan apa yang dia perbuat?Pandangan mata mereka mulai berubah canggung, sepertinya ada sedikit rasa takut pada Veina."Jangan kuatir, aku bukan pembunuh kecuali dengan terpaksa," kata Veina dengan tersenyum yang membuat para wanita itu semakin gugup.Saat itu Lena juga ikut mendek

  • Suamiku, Pria Bayaran   Gosip

    Warna bahagia meliputi suasana sebuah aula pertemuan milik Anton Bagaskara. Gedung megah itu memiliki kesibukan yang tak biasa pada hari itu.Penjagaan ketat di berbagai tempat samasekali tidak menghilangkan suasana rileks dan bersahabat menyambut siapapun yang hadir dalam undangan pernikahan Ovan dan Barbara.Bahkan saat mereka melihat semakin ke dalam, maka mereka akan menyaksikan lebih banyak keindahan dan suasana bahagia yang semakin kentara."Aku merasa gaun ini menonjolkan bentuk perutku yang semakin besar, suamiku. Apa ini masih enak dilihat? Jangan salah faham, aku bukan malu karena hamil, tapi aku kasihan kalau sampai desainer pakaian ini kecewa saat melihatku dalam bentuk tubuh seperti ini," katanya.Ovan hanya tersenyum geli karena Barbara malah sangat gugup dengan bentuk tubuhnya."Kau memang sangat jelek sekarang ini. Tapi itu sih bukan salahku."Mendengar jawaban Ovan yang tak memiliki beban itu Barbara jadi sangat kesal."Kau bilang tak bersalah? Baiklah, aku akan memba

  • Suamiku, Pria Bayaran   Hidup yang Baik

    Persidangan berjalan sangat lancar. Sebab, tidak ada bantahan baik itu Selen atau Leo dalam menanggapi dakwaan hakim. Mereka hanya pasrah dan menunduk dalam atas semua yang mereka dengar.Percuma saja melawan, toh semuanya sudah ketahuan."Dengan ini, maka pengadilan hukum pidana memutuskan untuk Nyonya Selen mendapatkan hukuman pidana selama dua belas tahun karena percobaan pembunuhan terhadap sahabatnya sendiri, dan denda senilai lima ratus juta rupiah atas kerusakan yang telah ditimbulkan."Tok Tok Tok!Suara riuh menggema di dalam ruangan tersebut. Mereka senang dengan keputusan hakim atas Selen."Selain itu, kami juga memutuskan untuk menjatuhkan hukuman kepada Saudara Leo selama sepuluh tahun penjara karena telah menyembunyikan bukti dan percobaan pelecehan kepada saudara Barbara."Tok Tok Tok!Kembali suara riuh ruangan itu menggema atas apa yang mereka dengar dari keputusan hakim.Tidak ada lagi keberatan yang akan mereka, Leo dan Selen sampaikan kecuali pasrah dengan putusan

  • Suamiku, Pria Bayaran   Takut

    Dave sedikit terkesima, ia melupakan sosok kecil putrinya yang mungkin akan terluka saat melihat Selen mendapatkan hujatan di pengadilan nanti. Ia tak seharusnya membiarkan Ceila menyaksikan hal itu."Kau benar, kurasa kita tidak perlu datang dan mengikuti jalannya pengadilan. Lebih baik kita pergi bersama ke suatu tempat untuk rekreasi. Aku akan mengatakan hal ini pada Barbara dan meminta maaf.""Atau sebaiknya kau saja yang datang? Aku akan menjaga Ceila dan tidak menyinggung hal ini. Jangan sampai Ceila sedih karenanya."Dave berpikir sebentar, ia juga penasaran soal jalannya pengadilan, tapi juga ingin menghabiskan waktu bersama Risa dan Ceila alih-alih melihat mantan kekasihnya yang menyedihkan."Dave, kau melamun?""Eh, bukan begitu. Aku sedang berpikir kalau Ceila sampai melihat hal semacam itu, pastilah akan menjadi traumatis di hari akan datang."***Keesokan harinya, mereka memang sudah sangat ramai berkumpul di pengadilan. Antusias kerabat Barbara terlihat memenuhi teras pe

  • Suamiku, Pria Bayaran   Hadiah

    "Wow, kenapa kalian tidak memanggil kami? Kami bisa saja datang ke sana dan membalas perbuatan mereka.""Hentikan omong kosong kamu Dave! Ovan sudah menyerahkan semuanya pada polisi, nggak perlu repot-repot. Kau hanya perlu mengangkat semua tas itu, oke?"***"Baik, karena semua sudah berkumpul, mari kita melanjutkan pembicaraan kita soal pesta pernikahan Barbara dan Ovan.. Aku ingin pesta pernikahan ini dibuat sangat meriah dan berkesan.""Tunggu! kenapa pernikahan ini diselenggarakan tanpa keluarga Ovan? Ini sangat tak biasa," protes bibi Barbara. "Bukan tak percaya, tapi ..""Bibi, mereka punya tempat tinggal yang sangat jauh. Mereka sangat kesulitan. Toh orang tua Ovan telah tiada, untuk apa memaksakan diri?" jawab Barbara sedikit berbohong. "Barbara, apakah semua baik-baik saja? Sepertinya ada sesuatu yang terjadi di sana?"Barbara menarik tangan Lena dan membawanya ke kamar miliknya."Bu, aku tidak bisa menceritakan semuanya sekarang ini. Akan tetapi aku pasti akan menceritakan

  • Suamiku, Pria Bayaran   Keluarga Serigala

    Ovan yang sudah kembali dengan banyak makanan di kantong belanjanya melihat Barbara terlihat sangat pucat."Sayang, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat sangat pucat. Ada apa?"Barbara tak menjawab, ia hanya memberikan isyarat untuk Ovan melihatnya dengan menunjuk ke arah Laptop."Apa yang terjadi?"Pria itupun masuk ke mobil dan melihat laptopnya.Ovan sangat terkejut karena melihat serombongan orang menyusup ke dalam rumahnya. Bukan satu atau dua orang, tapi ada sekitar tujuh orang pria. Mereka sungguh mengincar apa yang ia miliki. Terlihat beberapa orang berjaga dan yang lainnya memeriksa kotak perhiasan. Mereka sungguh perampok dengan persenjataan lengkap berupa senapan dan senjata tajam. Semua fenomena itu, persis seperti apa yang ia takutkan.Itulah sebabnya ia tidak mau mengambil resiko nyawa, tidak akan!"Kau sudah melihatnya bukan? Kau bisa melihat betapa kejamnya mereka ini. Bahkan dengan apa yang mereka lakukan itu tidak seorangpun yang bisa melarangnya. Aku sangat yakin me

DMCA.com Protection Status