Share

Bab 125

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-08 15:39:53

"Hanya sebuah buku," jawab Denisa lalu duduk bersebelahan dengan ibunya dan memperlihatkan buku harian bersampul biru itu kepadanya.

***

Suara hentakan sepatu membuat fokus Yudha teralihkan. Sejenak lelaki itu menoleh, tampak di hadapannya kini seorang wanita mengenakan blazer kuning tengah berjalan menghampirinya.

"Maaf pak, saya sudah bilang kalau bapak sedang sibuk dan tidak bisa diganggu, tapi ibu Jesslyn tetap memaksa untuk masuk ..." lapor sekretarisnya, yang berdiri beberapa langkah di belakang Jesslyn.

"Tak apa, kau bisa kembali ke tempatmu," perintah Yudha sembari memberi kode agar pintunya di tutup kembali.

"Baik pak." Dengan patuh ia segera berbalik dan keluar dari ruangan kerja Yudha.

Helaan nafas panjang terdengar pelan dari bibir Yudha. Lelaki itu kembali menatap layar komputernya, sejenak mengabaikan Jesslyn yang masih berdiri di hadapannya.

"Ada perlu apa kau datang ke sini, Jesslyn?" Tanya Yudha tanpa menoleh.

"Aku ingin mengajakmu keluar, kebetulan aku punya dua tike
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Desak Kayan Puspasari
Bukan muhrim Yudha....menolaklah secara halus ....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 126

    Ucapan Denisa membuat Hera kini salah tingkah. Di tatapnya wajah Denisa dengan seksama. "Sebenarnya apa maksud semua ini, Denisa?""Jawab dengan jujur. Mama mengenal buku ini kan?" desak Denisa membuat Hera akhirnya jengah.***Yudha melangkahkan kakinya perlahan memasuki rumah. Nampak Rahma yang berdiri di pangkal anak tangga segera turun untuk menyambut kedatangannya.Wajah Rahma tampak berseri, entah mengapa membuat Yudha sedikit penasaran. Namun, baru saja hendak bertanya, mendadak Suryani menyapanya."Mas Yudha pulang lebih awal?" Ekor mata Suryani melirik jam antik yang berada di sudut kanan ruang tamu itu."Iya Mak. Rahma memintaku pulang lebih awal," Jawab Yudha sambil menoleh pada istrinya yang kini menghampirinya."Benar. Aku memang meminta Mas Yudha untuk pulang lebih awal. Karena ada hal yang harus kuperlihatkan pada Mas Yudha. "Apa itu!?" Dahi Suryani mengeryit. Wanita paruh baya itu terlihat bingung."Ah, bukan apa-apa. Nanti Mak juga akan tahu." Bibir Rahma mengulas se

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-10
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 127

    "Jelaskan pada mama Denisa, apa maksud semua ini?" Tanya Hera setengah membentak.***Tatapan mata Hera kini terasa menusuk kala memandang putrinya. Emosi wanita paruh baya itu mulai naik, sungguh Hera tak mengerti mengapa Denisa mencecarnya dengan banyak pertanyaan ko-nyol seperti ini.Buku harian bersampul biru itu, tentu saja ia ingat. Buku harian milik Jasmine yang dulu sempat menghilang, buku yang dulu mati- matian di cari oleh Budi, mantan suaminya . Hanya saja yang Hera tak mengerti mengapa buku itu bisa muncul kembali dan ada di tangan Denisa.Sejenak Hera berpikir, mungkinkah ada seseorang yang berada di balik semua tingkah aneh Denisa sekarang? Seseorang yang ingin memanfaatkan dirinya? Puluhan tahun buku itu menghilang tak tentu di mana keberadaannya dan sekarang mendadak muncul kembali di tangan Denisa yang tidak memiliki hubungan kekerabatan apapun dengan keluarga Widjaja. Tentu menjadi tanda tanya besar baginya."Katakan pada mama, Denisa. Dari siapa kau mendapatkan bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-11
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 128

    "Aku tak tahu apa yang di tulis mendiang Tante Jasmine di lembar halaman yang hilang tersebut, namun sepertinya itu sangat penting hingga mama merobeknya karena tak ingin ada yang tahu dan membacanya," ujar Denisa lalu menatap nanar buku harian bersampul biru di tangannya tersebut.***Pandangan mata Hera begitu menghujam saat mendengar semua ucapan Denisa. Wajah wanita itu memerah karena amarah. Sungguh, ia tak menyangka Denisa akan mendesaknya seperti ini.Atmosfir ruangan itu seketika berubah panas. Diraihnya paksa buku tersebut dari tangan Denisa. Buku harian bersampul biru itu kini di acungkan tinggi oleh Hera di hadapan Denisa."Hanya gara-gara buku ini kau menuduh dan mencurigai mama, Hah!" Suara Hera terdengar memekik."Lagipula, untuk apa kau mengurusi buku harian ini. Lebih baik kau buang saja buku ini. Hal tak penting seperti ini tak perlu dibahas." Hera membalikkan tubuhnya, namun sebelum hendak bertolak meninggalkan kamar itu, segera Denisa menahannya."Apa yang masih Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-13
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 129

    "Katakan ma, apa yang ditulis oleh mendiang Tante Jasmine dalam buku hariannya?" Pinta Denisa beberapa saat kemudian. ***Wajah Widya begitu masam karena ucapan salah seorang kerabatnya tadi siang, bibir wanita itu menggerutu demi melampiaskan kekesalannya.Perubahan itu terjadi setelah ia pulang dari rumah salah seorang kerabat, tanpa salam wanita itu langsung saja masuk ke dalam kamar. Mengabaikan ibunya yang duduk di sofa depan.Sudah satu jam lamanya, ia mengurung diri di kamarnya. Ibunya bahkan tiga kali mengetuk pintunya karena merasa khawatir melihat sikapnya yang terlihat sangat berbeda.Beberapa menit berlalu, namun tak juga membuat suasana hatinya membaik. Lelah menggerutu, Widya akhirnya memutuskan keluar dari kamarnya.Wajah itu masih terlihat masam, melihat kondisi putrinya yang tak baik-baik saja, spontan membuat Maryana, Ibunya bertanya."Sejak tadi kau terlihat sangat kesal. Apa ada hal yang menggangumu?" "Si Rasti bilang kalau dia ketemu Mas Deni saat lewat depan ru

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-14
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 130

    Suara hentakan ujung sepatu milik Jesslyn membuat Miranda menoleh padanya. Dahi wanita itu terlihat mengeryit saat memandang wajah keponakannya tampak sayu.Menyadari tatapan sang tante, tak membuat wanita itu menghentikan langkahnya. Jesslyn tetap melangkah melintas di depan Miranda tanpa menyapanya lebih dulu.Melihat sikap Jesslyn yang terlihat kacau, membuat Miranda mengikuti langkahnya dari belakang. Hingga akhirnya langkahnya terhenti karena terhalang oleh pintu kamar yang terkunci. Membuat wanita itu akhirnya mengetuk pintunya."Jesslyn, kau baik-baik saja?" tanya Miranda dari balik pintu.Tak ada sahutan dari dalam, membuat Miranda kembali mengetuk pintunya untuk yang kedua kalinya."Jesslyn, bisa buka pintunya sebentar?" kali ini disertai ketukan.Hening, kembali tak ada jawaban dari dalam, membuat Miranda akhirnya menghela nafas, namun saat wanita itu hendak membalikkan tubuhnya, pintu kamar itu akhirnya terbuka.Tampak wajah Jesslyn yang kacau dengan ekor mata yang terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 131

    "Ayahmu seorang montir dan bekerja di sebuah bengkel, jika polisi menemukan buku harian itu dan membaca apa yang tertulis di halaman terakhir buku harian tersebut. Apa yang bisa kau pikirkan, Denisa?" Hera balas bertanya membuat Denisa menatapnya dengan pandangan mata yang sulit untuk di artikan.***Ponsel Budi berdering ketika baru saja duduk di mobilnya. Tampak nama Yudha, yang tertera di sana, sejenak lelaki paruh baya itu terdiam menatap layar ponselnya, karena tak biasanya putra kesayangannya itu menelponnya malam begini.Malam memang belum terlalu larut, namun tetap saja dahi Budi mengeryit. Sesaat lelaki berkacamata itu berpikir, mungkinkah ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan Yudha dengannya, hingga sedetik kemudian, jemarinya menggeser tombol hijaunya."Ada apa, Yudha?" Balas Budi sesaat setelah mendengar suara salam dari Yudha."Papa sudah di rumah?" Tanya Yudha sopan."Papa baru saja mau pulang, tadi ketemu klien sebentar di luar. Ada apa, nak? Apa ada masalah?

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-17
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 132

    "Tidak, itu tidak benar kan, ma?" kepala Denisa menggeleng lemah."Tidak! jangan katakan padaku, jika kecelakaan itu akibat dari sabotase Mama dan dia. Jangan katakan jika itu adalah ulah kalian berdua." Tangan Denisa menutup mulutnya, seakan tak ingin mempercayai apa yang baru saja di dengarnya. ***Pandangan mata Denisa tampak nanar memandang Hera yang kini tertunduk si hadapannya. Tubuhnya gemetar, tak ingin rasanya membayangkan jika kecelakaan itu adalah benar perbuatan ibunya.Suasana hening kini menyapa mereka, sesaat Denisa mengusap wajahnya, mencoba menguasai amarah dalam dirinya yang semakin bergemuruh.Di liriknya kembali Hera yang masih tertunduk di sana. Ada rasa iba menderanya saat ini, Namun segera ditepisnya kuat perasaan itu. Denisa tak ingin hubungan ibu dan anak membuat Hera menyimpan dan menutup rapat kembali kebenaran yang nyaris terungkap ini."Jadi benar kecelakaan mobil yang menimpa Tante Jasmine adalah sabotase Mama dan dia?" Ujar Denisa yang entah mengapa t

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-19
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 133

    "Maka apa, tante ..." Suara Yudha terdengar jelas. Kakinya melangkah masuk ke kamar Denisa dengan sorot matanya yang menghujam tajam memandang Hera yang masih terduduk di lantai.***Wajah Hera seketika pias saat melihat Yudha yang kini berdiri di hadapannya. Tatapan mata Yudha serasa ada begitu menusuk ke dalam manik matanya.Yudha tidak sendiri, di belakang berdiri Rahma yang juga ikut melempar pandangan padanya. Sesaat Hera merasa tubuhnya kaku, sulit untuk digerakkan.Suasana tegang kini mendominasi kamar itu. Terlihat Denisa mengusap kasar wajahnya, tak hanya Hera yang terkejut, namun dirinya juga tidak menyangka jika Yudha bisa berada di hadapannya.Apakah Yudha sudah mendengar semua yang mereka bicarakan? Pertanyaan itu kini menggantung di benak Hera. Perlahan ia berdiri dan dengan terbata-bata menyapa Yudha lebih dulu."Yudha. Apa ada sesuatu yang bisa tante lakukan hingga kau datang ke sini?" "Kalimat yang tadi ... aku ingin dengar lanjutan dari kalimatmu tadi, Tante.""Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21

Bab terbaru

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 8

    Tiga bulan kemudian,"Selamat ya Pak Yudha, ibu Rahma positif hamil," ucap dokter wanita itu saat memeriksa Rahma."Alhamdulillah, terima kasih banyak dokter."Wajah Yudha begitu bahagia saat mendengar kabar bahagia tersebut, tak hanya dirinya, pipi Rahma pun tampak bersemu merah."Saya akan meresepkan beberapa vitamin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, Bu Rahma." Ujar dokter wanita tersebut, setelah pemeriksaan ultrasonografi (USG) tersebut selesai.Beberapa pesan di berikan oleh dokter wanita itu pada mereka, tak lupa juga mengingatkan agar melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Setelah berbincang sebentar, mereka pun akhirnya pamit dan bergegas pulang ke rumah dengan suasana hati yang riang. Kurang lebih setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka pun akhirnya menepi dan berhenti di rumah besar itu, rumah yang hampir dua tahun ini mereka tinggali.Dengan hati hati, Yudha membantu Rahma keluar dari mobil. Rona bahagia begitu terpancar dari wajahnya. Melihat wajah Yudha y

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 7

    "Bagaimana kondisi Mbak Nella?" Tanya Yudha beberapa saat setelah mendengar cerita Rahma."Mbak Nella baik baik saja," jawab Rahma lalu beranjak dari meja riasnya dan duduk di tepian ranjang mereka."Syukurlah. Uang yang hilang bisa dicari tapi jika para perampok itu sampai melukainya, entahlah, aku sulit untuk membayangkannya," sahut Yudha lalu meletakkan ponselnya ke atas nakas."Iya, kau benar, mas." "Hmm!" Yudha berdehem kecil."Besok papa mengundang kita untuk datang ke rumahnya.""Oh ya?" Tanya Rahma sembari menatap suaminya dengan pandangan tanya."Ada acara apa di rumah papa, mas?" Kembali Rahma bertanya."Tak ada, katanya sih hanya ingin berkumpul dengan kita saja sebelum berangkat umroh," jawab Yudha Mendengarnya, Rahma mengangguk pelan. "Oh, sekalian bulan madu, ya? Pengantin baru bikin gemes," sambung Rahma terkekeh."Mungkin saja, karena kudengar dari papa, katanya sih tante Miranda berharap segera diberi keturunan sepulang umroh nanti." Yudha kembali mejelaskan. "Ami

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 6

    Kabar perampokan yang terjadi di rumah Nella, akhirnya sampai juga ke telinga Rahma, meskipun sudah dua hari berselang pasca kejadian tersebut, tetap saja insiden perampokan itu masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan para tetangganya.Meski khawatir, Rahma menahan diri untuk tidak segera datang ke rumah kakak perempuannya tersebut. Rahma yakin pasti ada alasan mengapa Nella tidak memberitahu dirinya atas musibah yang menimpa dirinya. Berdiri di hadapannya, seorang wanita yang beberapa jam lalu di mintanya untuk mencari kabar terbaru tentang Nella. Dari laporan yang diterimanya, setidaknya Rahma bisa menghela nafas lega karena para perampok itu sudah di tangkap polisi. Dan salah satunya adalah orang yang mereka kenal baik, seseorang yang masih bertetangga dengan Nella.Ada tiga orang yang beraksi pada malam itu. Menggasak habis uang yang tersimpan di dalam lemari, untung saja pada malam sebelumnya, Nella telah memindahkan kotak yang biasa digunakannya untuk menyimpan perhi

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 5

    Deru mobil Deni perlahan terdengar menjauh dari rumah. Sesaat, terlihat Widya mematung di sana, seakan tengah mengkhawatirkan suaminya. Tak lama, ia berbalik masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pagarnya terlebih dulu.Pandangan matanya terlihat menerawang ke sekeliling ruangan, ia tak menyangka jika tak ada satupun perabotan rumah ini yang berubah letaknya. Semuanya masih sama seperti ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Piring, gelas maupun toples yang ada di atas meja pun hampir tak ada yang berubah letaknya, hanya isinya saja yang sudah kosong.Helaan nafasnya terdengar berat, tak lama la melangkah ke arah dapur, bersiap untuk mencuci peralatan makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka sebelumnya, terpaksa di berhentikan beberapa hari setelah kasus penipuan berkedok investasi yang menghabiskan semua uang mereka tersebut.Suara seseorang terdengar mengetuk pintu, sontak membuat kepala Widya menoleh, tak butuh waktu

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 4

    Deni mengulum senyum ketika di lihatnya Widya yang tampak canggung saat mereka duduk berdua saja di dalam mobil. Lelaki itu tak menyangka jika rencana Rahma untuk membuat istrinya kembali ke rumah tanpa paksaan, akan berjalan dengan sempurna.Tadinya ia sempat tak yakin, namun atas dukungan dari Nella, Deni akhirnya memberanikan diri menelpon ayah mertuanya dan meminta bantuan darinya, agar Widya bisa pulang tanpa harus membuatnya memohon dan menjatuhkan harga diri di depan istrinya.Untuk beberapa saat, suasana terasa hening, karena tak ada satupun dari mereka yang mau membuka percakapan lebih dulu, baik Deni maupun Widya, tampak masih berusaha mengatur nafas masing-masing. "Aku dengar kau sering belanja di warungnya si Mirna? Apa benar, mas?"Pertanyaan Widya akhirnya memecah keheningan di antara mereka, membuat Deni memalingkan wajahnya dari Widya sembari menyunggingkan senyum. "Kalau iya, apa ada masalah? Semua orang tahu jika dia cantik dan sendiri," Pancing Deni menggoda istri

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 3

    "A-aku mau pulang, mas."Ucapan Widya membuat tiga pasang mata yang ada di sana sontak menoleh padanya. "Benarkah?" Ceplos ibu mertuanya sambil melempar pandangan pada Sofyan, suaminya.Mata Deni tak berkedip saat mendengarnya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja tadi didengar oleh telinganya, begitu juga dengan Sofyan, ayah mertuanya yang tanpa sadar memandang tajam pada putri sulungnya tersebut.Mungkinkah, istrinya yang keras kepala itu telah berubah? Batin Deni berbisik."Nggak lagi ngelindur kan?" "Kemarin katanya nggak mau pulang, dipaksa- paksa, tetap kekeuh bilangnya males pulang, kok sekarang beda lagi? padahal Deni nggak bilang mau ajak kamu pulang lho, Wid?" Goda ayahnya."Itu ... Ya, terserah dong," ketus Widya yang membuat lelaki paruh baya itu akhirnya terkekeh.Setelah mengatakannya, dengan wajah masam Widya angkat kaki dari sana dan bergegas masuk ke kamarnya. Wanita itu tampak kesal dengan dirinya sendiri karena bisa bisanya terpancing emosi."Sepertinya, a

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 2

    Deni melangkah ragu saat hendak melangkah masuk ke halaman rumah mertuanya, tampak sebuah sepeda motor matic telah terparkir di sana, menandakan jika rumah mertuanya tersebut tidak dalam keadaan kosong.Pandangan matanya mengawasi sekitar, cukup sepi, hanya suara burung peliharaan yang terdengar berkicau menyambut kedatangannya. Sesaat, Deni melihat sosok mengintip dari balik jendela.Perlahan, tangannya mengetuk pintu. Tak lama, wajah ibu mertuanya terlihat menyembul begitu pintu utama rumah itu terbuka."Nak Deni. Ayo masuk!" Ajaknya ramah.Deni tersenyum, lalu mengikuti langkah ibu mertuanya dan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tamu setelah lebih dulu di persilahkan oleh sang pemilik rumah."Mau bicara dengan Widya, ya?" Tanya ibu mertuanya."Tidak, aku datang ke sini karena ingin bicara dengan bapak," ucap Deni dengan penuh percaya diri."Oh maaf, ibu kira nak Deni ke sini karena ingin bicara dengan Widya. Kalau begitu tunggu sebentar, ibu panggilkan bapak dulu," pamit wani

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Extra 1

    Widya berdecak kesal. Sudah hampir satu bulan ini Deni seolah melupakannya. Ah, tidak. Pernah satu kali lelaki itu datang ke rumahnya hanya untuk mengantarkan beberapa barang miliknya yang tertinggal.Sudah berapa kali orang tuanya menyuruhnya agar segera pulang, namun wanita itu terlalu keras kepala. Entah mengapa, Deni belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, seakan-akan sengaja menunggunya menggugat cerai lebih dulu.Pernah terpikirkan dalam benak Widya untuk berpisah dari Deni, hanya saja hatinya masih ragu karena beberapa kali kerabatnya memberi tahu jika keadaaan Deni saat ini jauh lebih baik. Mobil yang sebelumnya diklaim telah terjual pada Rahma, ternyata masih betah menghuni garasi rumahnya.Apakah selama ini Deni telah berbohong padanya? atau semua ini terjadi karena bantuan dari Rahma?Entahlah, kepalanya pusing memikirkannya, hanya saja Widya kesal jika memang itu benar, mengapa Deni harus berbohong padanya?Suara gerimis malam ini terdengarsyahdu di telinga Widya. B

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 142

    "Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka. "Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup."Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha."Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa."Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda."Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan."Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang.""Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha."Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status