หน้าหลัก / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 95. Kerinduan Membuat Evan Jatuh Sakit

แชร์

Bab 95. Kerinduan Membuat Evan Jatuh Sakit

ผู้เขียน: Te Anastasia
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-08-28 10:18:15

Berhari-hari Evan tenggelam dalam kesedihan dan penyesalan yang terbesar dalam hidupnya. Bodohnya Evan, dia tidak mencari tahu segala kebenaran tentang Elizabeth sejak dulu. Termasuk tentang sakit yang istrinya alami.

Dan hari ini laki-laki itu tidak pergi ke kantornya, Evan merasa pusing yang berkepanjangan selama beberapa hari ini.

Dokter pun kini datang untuk memeriksa kondisinya.

"Tuan Evander, Tuan butuh istirahat yang cukup. Rasa sakit kepala yang Tuan alami karena tekanan pikiran dan stress yang Tuan alami. Dan mohon untuk tetap mengatur pola makan," ujar dokter itu menatap lekat pada Evan prihatin.

"Baik dok," jawab Evan singkat.

"Ini obat yang harus Tuan minum tiga kali sehari, Tuan." Dokter itu meletakkan sebuah obat di atas nakas.

Evan pun hanya merespon dengan anggukan.

Setelah itu barulah dokter berpamitan untuk pergi. Pintu kamar pun kembali tertutup rapat.

Evan meraih beberapa bungkus obat dan menatapnya sejenak sebelum melemparkannya lagi.

Laki-laki itu mendong
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Niniezsamad
rasa ga rela klo elizabeth pergi bgitu saja...jd ga seru...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 96. Kau Harus Menebus Semua Kesalahanmu, Clarisa!

    Setelah kembali dari apartemen Clarisa, sejak saat itu pula Melody nampak gelisah dan melamun cukup lama. Melody pening memikirkan ancaman yang Clarisa berikan padanya secara terang-terangan. 'Ya Tuhan, jangan sampai Clarisa membocorkan hal itu pada Evan dan Arshen, bisa-bisa Arshen akan mengusirku dan tidak akan memaafkanku sekalipun itu di masa lalu,' batin Melody penuh harap-harap cemas. Terang cukup lama dan kalutnya isi pikiran Melody, wanita itu kini hanya diam duduk di sofa sampai-sampai dia tidak menyadari kedatangan suaminya yang berdiri di samping sofa meliriknya. "Selamat sore," sapa Arshen menoleh sekilas istrinya. Melody pun tetap diam dan wajahnya sangat gundah. "Ma?" Arshen memanggilnya lagi dan kali ini menatapnya dengan alis terangkat. Wanita itu langsung menoleh cepat dan kaget suaminya ada di sana. "Papa, kok sudah pulang?" tanya Melody dengan wajah gugup dia langsung berdiri."Sudah dari beberapa menit yang lalu. Dan kau diam saja saat aku memanggilmu." Ar

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 97. Terungkapnya Semua Kejahatan

    Keesokan harinya, keributan hebat terjadi di apartemen Clarisa saat hari masih pagi. Kedatangan Patricia dengan semua amarah dan kekesalannya pada Clarisa, wanita itu marah-marah menuntut Clarisa untuk melakukan sesuatu padanya setelah sebuah kasus besar menimpa Patricia tiba-tiba. "Kau harus bertanggung jawab dan mengakui kesalahanmu pada Evander, Clar! Aku tidak mau tahu!" seru Patricia berdiri di menatap Clarisa sembari mengusap keningnya frustrasi. Clarisa menatapnya dengan sorot menajam. "Kau gila, hah?! Mana mungkin aku menemui Evan!" "Tapi kau harus memikirkan aku yang terkena dampak akibat ulahmu! Lihat... Aku dipecat dari kantor tempatku bekerja dan banyak berita buruk di kantorku tentang aku!" teriak Patricia marah besar. Clarisa mengusap wajahnya kesal, dia tidak menduga akan menjadi masalah sampai sepanjang ini. "Ck! Aaahh! Kenapa bisa sampai seperti ini!" pekik wanita itu memukul meja di depannya. Patricia sangat sedih, pekerjaan satu-satunya yang sudah dia geluti

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 98. Ke Mana Keluarga Elizabeth?

    Semua bukti kejahatan Clarisa telah terkumpul satu demi satu. Penyesalan hebat Evan alami setelah dia menyadari kalau selama ini dia telah membiarkan orang yang jahat berlalu lalang dalam hidupnya dan mengusik istrinya. Evan kini terdiam di dalam ruangan yang biasanya sangat Elizabeth sukai. Laki-laki itu membuka-buka album foto dan bagian belakang ia melihat foto Elizabeth bersama keluarganya saat ia menikah dengan Evan. "Nenek Berta, dan Bibi Meria... Aku belum menghubungi mereka," gumam Evan berdecak mengusap wajahnya. "Apa yang telah aku lakukan! Bagaimana bisa aku sampai lalai seperti ini!" Saat itu juga Evan menyahut ponsel miliknya yang berada di atas meja. Evan mencoba menghubungi Bibi Meria, namun nomor itu tidak terhubung sama sekali. "Kenapa tidak bisa?" gumam Evan kebingungan. Dia mencoba lagi menghubungi nomor telepon rumah Nenek Elizabeth, namun sama, tidak bisa juga. Evan pun berjalan keluar dari ruangan itu. Ia berjalan mencari Jericho di lantai satu dan ajudann

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 99. Pembalasan untuk Clarisa akan Segera Datang!

    Setelah dua hari berlalu tanpa ajudannya, Evan merasa semua pekerjaannya menjadi kacau. Bahkan pagi ini ia dibuat pusing dengan pekerjaan kantor yang sangat menumpuk. Evan memarahi dua asistennya yang terlambat mengerjakan beberapa pekerjaan penting yang akan dibahas siang nanti. "Bagaimana dengan materi meeting nanti kalau berkas yang kemarin saja belum kalian selesaikan!" amuk Evan pada dua laki-laki di depannya kini. "Maaf Tuan, sebenarnya itu bukan pekerjaan yang biasanya kami tangani," jawab salah satu dari mereka. "Apa katamu?! Jadi apa yang bisa kau kerjakan, hah?!" amuk Evan lagi. "Kalau sudah seperti ini, semua pekerjaan tidak akan ada habisnya!" “Ma-maaf, Tuan…”Evan mengacak rambutnya kesal, dia menatap beberapa berkas di hadapannya itu lagi. "Keluar kalian!" seru Evan mengusir dua karyawannya tersebut. Evan mengusap wajahnya dan duduk di kursi kerjanya, dia benar-benar merasa pusing, frustrasi dengan semua hal yang dia hadapi sekarang ini. Setelah Jericho pergi dan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 100. Clarisa, Terimalah Hukumanmu!

    Setelah mendatangi Jericho satu jam yang lalu, Evan pun kembali ke kantornya dengan ajudannya tersebut. Asgar menghubunginya untuk segera ke kantor karena ada Patricia yang kini datang dengan berani dia menunjukkan wajahnya pada Evan. Dan Evan pun, segera menemui wanita itu di dalam ruangannya. "Oh, Evan..." Suara lirih Patricia saat dia melihat Evan masuk ke dalam ruangan tunggu. Evan menatapnya tajam dan diam sebelum ia melangkah ke arah sofa mendekati wanita itu. "Apa yang membawamu datang ke sini?" tanya Evan dengan angkuh, sembari duduk menyilangkan satu kakinya. "Evan, pertama-tama aku ingin meminta maaf padamu karena kejadian waktu itu. Dan... Dan aku sangat menyesalinya!" ungkap Patricia dengan wajah sedih. "Aku tahu, kau pasti yang membuat aku dipecat dari kantor tempat aku bekerja, kan?"Dengan berani dia langsung bertanya akan hal itu. Dan respon yang Evan berikan hanyalah sebuah senyuman kecil yang licik. Wajah tampannya memiliki ekspresi yang tidak mudah diduga, di

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 101. Kehancuran Clarisa dan Terbongkarnya Sebuah Rahasia

    Clarisa menangis dan masih terus melawan. Dia tidak terima Evan menyeretnya sampai ke tempat yang paling Clarisa takuti ini. Wanita itu benar-benar menunjukkan sisi aslinya di depan Evan. "Awas kau, Evan! Lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan padamu!" teriak Clarisa hendak menyerang Evan. Namun, dua petugas langsung menarik lengan Clarisa saat itu juga. "Bawa dia ke belakang!" perintah seorang polisi bawa bawahannya. "Tidak! Aku tidak mau! Kalian berdua, lepaskan aku!" teriak Clarisa saat kedua tangannya dibekuk ke belakang dan diminta berdiri. Saat dipaksa untuk diajak berjalan ke belakang, tiba-tiba saja Clarisa menghentikan langkahnya. Ia berdiri dengan napas naik turun dan kedua matanya yang berkaca-kaca penuh amarah menatap Evan. Dia bahkan tidak beranjak saat dua petugas mencoba menariknya untuk ikut ke belakang. "Asal kau tahu, Evan! Bukan aku saja yang menginginkan kepergian Elizabeth! Tapi Mamamu juga! Mamamu itu jauh lebih buruk dariku di belakangmu!” pekik Cla

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 102. Aku Sangat Merindukanmu, Elizabeth

    Hujan turun sangat deras siang ini dan mendung hitam menggantung mengerikan di langit membuat dunia terasa hitam dan gelap. Evan baru saja kembali dari kediaman Mamanya, laki-laki itu berjalan lemah masuk ke dalam ruangan milik Elizabeth. Di sana, Evan mengambil foto milik istrinya. Evan tertunduk dan dadanya nyeri hingga giginya bergemeletuk diiringi suara tangis. "Elizabeth..." Evan terjatuh dan terduduk di sana memeluk foto istrinya. "Maafkan aku, maafkan orang-orang di sekitarku yang menyakitimu... Elizabeth, kembalilah." Evan mendongakkan kepalanya dan merasakan betapa hangatnya air mata yang mengalir di pipinya. Air mata dengan seribu penyesalan dari hatinya yang paling dalam. "Kenapa kau pergi secepat ini, Elizabeth. Bahkan saat aku belum mengatakan kalau aku sangat mencintaimu! Aku sangat mencintaimu, Elizabeth... !" pekik Evan memukul lantai dengan kepalan tangannya.Teriakan keras Evan menggema di dalam ruangan itu bersahutan dengan suara guntur di langit.Bahkan di bal

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 103. Aku Pasti Akan Menangkapnya

    Dua hari kemudian, Evan masih meminta Asgar untuk menjaga Exel dari jauh di setiap ke manapun anaknya itu melangkah. Bahkan saat di sekolahnya seperti saat ini. Jam sekolah telah habis, Exel berjalan ke depan dan menanti-nanti jemputannya. Anak itu tidak tahu bila dipantau oleh beberapa ajudan Papanya. Anak itu duduk di sebuah bangku, di depan gedung sekolahnya."Mana Paman Jericho?" gumam Exel sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Di saat dia asik mengayun-ayunkan kedua kaki kecilnya, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan Exel. Anak itu menatap seseorang laki-laki dengan balutan jaket denim yang kini berjalan ke arahnya. Kedua pupil mata Exel melebar. "Om kemarin!" "Hai anak manis, kau menunggu seseorang yang menjemputmu, ya?" tanya laki-laki itu. "Heem, iya. Exel sedang menunggu Paman Jericho!" jawab Exel dengan wajah sedihnya. Laki-laki itu berdehem pelan, dia menurunkan lagi topi hitamnya dan mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Exel. Mengetahui kalau anak di dep

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-08-31

บทล่าสุด

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status