Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 95. Kerinduan Membuat Evan Jatuh Sakit

Share

Bab 95. Kerinduan Membuat Evan Jatuh Sakit

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-28 10:18:15

Berhari-hari Evan tenggelam dalam kesedihan dan penyesalan yang terbesar dalam hidupnya. Bodohnya Evan, dia tidak mencari tahu segala kebenaran tentang Elizabeth sejak dulu. Termasuk tentang sakit yang istrinya alami.

Dan hari ini laki-laki itu tidak pergi ke kantornya, Evan merasa pusing yang berkepanjangan selama beberapa hari ini.

Dokter pun kini datang untuk memeriksa kondisinya.

"Tuan Evander, Tuan butuh istirahat yang cukup. Rasa sakit kepala yang Tuan alami karena tekanan pikiran dan stress yang Tuan alami. Dan mohon untuk tetap mengatur pola makan," ujar dokter itu menatap lekat pada Evan prihatin.

"Baik dok," jawab Evan singkat.

"Ini obat yang harus Tuan minum tiga kali sehari, Tuan." Dokter itu meletakkan sebuah obat di atas nakas.

Evan pun hanya merespon dengan anggukan.

Setelah itu barulah dokter berpamitan untuk pergi. Pintu kamar pun kembali tertutup rapat.

Evan meraih beberapa bungkus obat dan menatapnya sejenak sebelum melemparkannya lagi.

Laki-laki itu mendong
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Niniezsamad
rasa ga rela klo elizabeth pergi bgitu saja...jd ga seru...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 96. Kau Harus Menebus Semua Kesalahanmu, Clarisa!

    Setelah kembali dari apartemen Clarisa, sejak saat itu pula Melody nampak gelisah dan melamun cukup lama. Melody pening memikirkan ancaman yang Clarisa berikan padanya secara terang-terangan. 'Ya Tuhan, jangan sampai Clarisa membocorkan hal itu pada Evan dan Arshen, bisa-bisa Arshen akan mengusirku dan tidak akan memaafkanku sekalipun itu di masa lalu,' batin Melody penuh harap-harap cemas. Terang cukup lama dan kalutnya isi pikiran Melody, wanita itu kini hanya diam duduk di sofa sampai-sampai dia tidak menyadari kedatangan suaminya yang berdiri di samping sofa meliriknya. "Selamat sore," sapa Arshen menoleh sekilas istrinya. Melody pun tetap diam dan wajahnya sangat gundah. "Ma?" Arshen memanggilnya lagi dan kali ini menatapnya dengan alis terangkat. Wanita itu langsung menoleh cepat dan kaget suaminya ada di sana. "Papa, kok sudah pulang?" tanya Melody dengan wajah gugup dia langsung berdiri."Sudah dari beberapa menit yang lalu. Dan kau diam saja saat aku memanggilmu." Ar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 97. Terungkapnya Semua Kejahatan

    Keesokan harinya, keributan hebat terjadi di apartemen Clarisa saat hari masih pagi. Kedatangan Patricia dengan semua amarah dan kekesalannya pada Clarisa, wanita itu marah-marah menuntut Clarisa untuk melakukan sesuatu padanya setelah sebuah kasus besar menimpa Patricia tiba-tiba. "Kau harus bertanggung jawab dan mengakui kesalahanmu pada Evander, Clar! Aku tidak mau tahu!" seru Patricia berdiri di menatap Clarisa sembari mengusap keningnya frustrasi. Clarisa menatapnya dengan sorot menajam. "Kau gila, hah?! Mana mungkin aku menemui Evan!" "Tapi kau harus memikirkan aku yang terkena dampak akibat ulahmu! Lihat... Aku dipecat dari kantor tempatku bekerja dan banyak berita buruk di kantorku tentang aku!" teriak Patricia marah besar. Clarisa mengusap wajahnya kesal, dia tidak menduga akan menjadi masalah sampai sepanjang ini. "Ck! Aaahh! Kenapa bisa sampai seperti ini!" pekik wanita itu memukul meja di depannya. Patricia sangat sedih, pekerjaan satu-satunya yang sudah dia geluti

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 98. Ke Mana Keluarga Elizabeth?

    Semua bukti kejahatan Clarisa telah terkumpul satu demi satu. Penyesalan hebat Evan alami setelah dia menyadari kalau selama ini dia telah membiarkan orang yang jahat berlalu lalang dalam hidupnya dan mengusik istrinya. Evan kini terdiam di dalam ruangan yang biasanya sangat Elizabeth sukai. Laki-laki itu membuka-buka album foto dan bagian belakang ia melihat foto Elizabeth bersama keluarganya saat ia menikah dengan Evan. "Nenek Berta, dan Bibi Meria... Aku belum menghubungi mereka," gumam Evan berdecak mengusap wajahnya. "Apa yang telah aku lakukan! Bagaimana bisa aku sampai lalai seperti ini!" Saat itu juga Evan menyahut ponsel miliknya yang berada di atas meja. Evan mencoba menghubungi Bibi Meria, namun nomor itu tidak terhubung sama sekali. "Kenapa tidak bisa?" gumam Evan kebingungan. Dia mencoba lagi menghubungi nomor telepon rumah Nenek Elizabeth, namun sama, tidak bisa juga. Evan pun berjalan keluar dari ruangan itu. Ia berjalan mencari Jericho di lantai satu dan ajudann

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 99. Pembalasan untuk Clarisa akan Segera Datang!

    Setelah dua hari berlalu tanpa ajudannya, Evan merasa semua pekerjaannya menjadi kacau. Bahkan pagi ini ia dibuat pusing dengan pekerjaan kantor yang sangat menumpuk. Evan memarahi dua asistennya yang terlambat mengerjakan beberapa pekerjaan penting yang akan dibahas siang nanti. "Bagaimana dengan materi meeting nanti kalau berkas yang kemarin saja belum kalian selesaikan!" amuk Evan pada dua laki-laki di depannya kini. "Maaf Tuan, sebenarnya itu bukan pekerjaan yang biasanya kami tangani," jawab salah satu dari mereka. "Apa katamu?! Jadi apa yang bisa kau kerjakan, hah?!" amuk Evan lagi. "Kalau sudah seperti ini, semua pekerjaan tidak akan ada habisnya!" “Ma-maaf, Tuan…”Evan mengacak rambutnya kesal, dia menatap beberapa berkas di hadapannya itu lagi. "Keluar kalian!" seru Evan mengusir dua karyawannya tersebut. Evan mengusap wajahnya dan duduk di kursi kerjanya, dia benar-benar merasa pusing, frustrasi dengan semua hal yang dia hadapi sekarang ini. Setelah Jericho pergi dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 100. Clarisa, Terimalah Hukumanmu!

    Setelah mendatangi Jericho satu jam yang lalu, Evan pun kembali ke kantornya dengan ajudannya tersebut. Asgar menghubunginya untuk segera ke kantor karena ada Patricia yang kini datang dengan berani dia menunjukkan wajahnya pada Evan. Dan Evan pun, segera menemui wanita itu di dalam ruangannya. "Oh, Evan..." Suara lirih Patricia saat dia melihat Evan masuk ke dalam ruangan tunggu. Evan menatapnya tajam dan diam sebelum ia melangkah ke arah sofa mendekati wanita itu. "Apa yang membawamu datang ke sini?" tanya Evan dengan angkuh, sembari duduk menyilangkan satu kakinya. "Evan, pertama-tama aku ingin meminta maaf padamu karena kejadian waktu itu. Dan... Dan aku sangat menyesalinya!" ungkap Patricia dengan wajah sedih. "Aku tahu, kau pasti yang membuat aku dipecat dari kantor tempat aku bekerja, kan?"Dengan berani dia langsung bertanya akan hal itu. Dan respon yang Evan berikan hanyalah sebuah senyuman kecil yang licik. Wajah tampannya memiliki ekspresi yang tidak mudah diduga, di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 101. Kehancuran Clarisa dan Terbongkarnya Sebuah Rahasia

    Clarisa menangis dan masih terus melawan. Dia tidak terima Evan menyeretnya sampai ke tempat yang paling Clarisa takuti ini. Wanita itu benar-benar menunjukkan sisi aslinya di depan Evan. "Awas kau, Evan! Lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan padamu!" teriak Clarisa hendak menyerang Evan. Namun, dua petugas langsung menarik lengan Clarisa saat itu juga. "Bawa dia ke belakang!" perintah seorang polisi bawa bawahannya. "Tidak! Aku tidak mau! Kalian berdua, lepaskan aku!" teriak Clarisa saat kedua tangannya dibekuk ke belakang dan diminta berdiri. Saat dipaksa untuk diajak berjalan ke belakang, tiba-tiba saja Clarisa menghentikan langkahnya. Ia berdiri dengan napas naik turun dan kedua matanya yang berkaca-kaca penuh amarah menatap Evan. Dia bahkan tidak beranjak saat dua petugas mencoba menariknya untuk ikut ke belakang. "Asal kau tahu, Evan! Bukan aku saja yang menginginkan kepergian Elizabeth! Tapi Mamamu juga! Mamamu itu jauh lebih buruk dariku di belakangmu!” pekik Cla

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 102. Aku Sangat Merindukanmu, Elizabeth

    Hujan turun sangat deras siang ini dan mendung hitam menggantung mengerikan di langit membuat dunia terasa hitam dan gelap. Evan baru saja kembali dari kediaman Mamanya, laki-laki itu berjalan lemah masuk ke dalam ruangan milik Elizabeth. Di sana, Evan mengambil foto milik istrinya. Evan tertunduk dan dadanya nyeri hingga giginya bergemeletuk diiringi suara tangis. "Elizabeth..." Evan terjatuh dan terduduk di sana memeluk foto istrinya. "Maafkan aku, maafkan orang-orang di sekitarku yang menyakitimu... Elizabeth, kembalilah." Evan mendongakkan kepalanya dan merasakan betapa hangatnya air mata yang mengalir di pipinya. Air mata dengan seribu penyesalan dari hatinya yang paling dalam. "Kenapa kau pergi secepat ini, Elizabeth. Bahkan saat aku belum mengatakan kalau aku sangat mencintaimu! Aku sangat mencintaimu, Elizabeth... !" pekik Evan memukul lantai dengan kepalan tangannya.Teriakan keras Evan menggema di dalam ruangan itu bersahutan dengan suara guntur di langit.Bahkan di bal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 103. Aku Pasti Akan Menangkapnya

    Dua hari kemudian, Evan masih meminta Asgar untuk menjaga Exel dari jauh di setiap ke manapun anaknya itu melangkah. Bahkan saat di sekolahnya seperti saat ini. Jam sekolah telah habis, Exel berjalan ke depan dan menanti-nanti jemputannya. Anak itu tidak tahu bila dipantau oleh beberapa ajudan Papanya. Anak itu duduk di sebuah bangku, di depan gedung sekolahnya."Mana Paman Jericho?" gumam Exel sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Di saat dia asik mengayun-ayunkan kedua kaki kecilnya, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan Exel. Anak itu menatap seseorang laki-laki dengan balutan jaket denim yang kini berjalan ke arahnya. Kedua pupil mata Exel melebar. "Om kemarin!" "Hai anak manis, kau menunggu seseorang yang menjemputmu, ya?" tanya laki-laki itu. "Heem, iya. Exel sedang menunggu Paman Jericho!" jawab Exel dengan wajah sedihnya. Laki-laki itu berdehem pelan, dia menurunkan lagi topi hitamnya dan mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Exel. Mengetahui kalau anak di dep

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 507. (PAULINE STORY) Sosok Laki-laki yang Setia

    Pauline menuruti keinginan Alicia yang meminta jalan-jalan bersama Xander pagi ini. Meskipun situasi tampak canggung yang terjadi antara Xander dan Pauline saat ini, namun justru Pauline lah yang banyak diam, karena Xander sibuk berbincang dengan Alicia. "Papa, jadi lihat ikan lumba-lumba kan, Papa?" Anak perempuan kecil itu duduk di pangkuan sang Mama dan menoleh pada Xander yang tengah mengemudi. "Jadi dong, Sayang. Papa kan sudah janji dengan Alicia," jawab Xander terkekeh. "Asikk...! Nanti pulangnya kita beli es krim ya, Pa..." "Iya, Sayang." Xander tersenyum manis menatap wajah Alicia yang terlihat begitu berbinar berbunga-bunga. Anak perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Pauline menoleh pada Xander yang kini tampak begitu bahagia. Ia tidak tahu banyak tentang laki-laki ini selama lima tahun terakhir. Hanya saja, setahu Pauline kalau Xander memang belum menikah atau memiliki pasangan. "Kau tidak sibuk kan, hari ini?" tanya Pauline memecah keheningan. "Sa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 506. (PAULINE STORY) Sosok Papa yang Diinginkan Alicia

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alicia tampak sudah bangun dan anak itu terlihat jauh sangat bersemangat. Pauline tidak tahu apa yang membuat anaknya begitu antusias, di sisi lain ia hanya pandai menebak kalau kemungkinan besar Xander lah yang membuat Alicia begitu senang."Mama ... ayo cepat, Alicia mau mandi!" pekik anak itu memanggil Pauline yang masih sibuk di dapur. "Mama...!" "Iya, Sayang sebentar!" Elizabeth terdengar menyahuti teriakan cucu kesayangannya. Sampai tak lama kemudian barulah Pauline muncul dan wanita muda itu naik ke lantai dua menemui si kecil yang langsung memasang wajah protes karena Mamanya terlalu lama. "Kenapa, Sayang? Tumben jam segini sudah bangun, hm?" Pauline langsung mengangkat tubuh Alicia dan mengecupi pipinya."Mama, Alicia mau mandi, terus ganti baju yang bagus warna merah muda!" serunya, antusias. "Alicia juga mau pakai sepatu yang merah muda, pakai jepit yang lucu, Mama..." Pauline terkekeh mendengarnya. "Memangnya Alicia mau ke mana, Saya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 505. (PAULINE STORY) Alicia Ingin Punya Seorang Papa

    Sementara di dalam kamar, Pauline panik saat ia terbangun dari tidurnya, wanita muda itu tidak menemukan putrinya. Padahal sudah jelas-jelas tadi saat ia tertidur, Alicia ada di sampingnya. "Ya ampun, ke mana Alicia malam-malam begini!" pekik Pauline kebingungan. Wanita muda bertubuh langsing itu berjalan membuka pintu kamar mandi, dan anaknya tidak ada. Pauline menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Buru-buru Pauline keluar dan ia berjalan ke lantai satu. Di sana sepi, hanya ada suara beberapa orang di ruang tamu. Sampai Pauline berjalan ke depan dan kemunculannya disambut oleh Papa dan Kakaknya, juga rekan-rekannya. "Pa ... Papa melihat Alicia?" tanya Pauline panik.Evan menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Laki-laki itu tampak tidak ragu dengan Xander, apalagi saat Evan tahu, selama Pauline pergi, Xander masih setia sendiri dan dia bilang kalau suatu saat dia kukuh ingin menemukan Pauline. Evan benar-benar melihat kesungguhan itu, hingga ia tidak membuat jarak antara

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 504. (PAULINE STORY) Sosok Papa untuk Alicia

    Hari sudah malam, Pauline tertidur nyenyak memeluk Alicia. Tetapi anak kecil itu belum juga terlelap. Alicia memeluk botol susunya dan diam menatap ke arah langit-langit kamarnya sambil mengoceh sendiri. "Mama capek, Alicia nakal terus, jadi Mama bobo cepat-cepat..." Anak itu mengerucutkan bibirnya. "Alicia mau punya Papa yang baik, biar seperti Kakak kembar. Emmm, Papanya Alicia pergi jauh dibawa Tuhan," ocehnya dengan mata lebarnya yang mengerjap. Anak bertubuh mungil dengan balutan piyama hangat berwarna ungu muda itupun perlahan-lahan merangkak turun dari atas ranjang. Alicia berjalan membawa botol susunya dan keluar dari dalam kamar, setelah ia tahu pintu kamar tidak ditutup rapat. Dengan langkah kecilnya, anak itu berjalan menuruni anak tangga. "Aduh ... aduh ... anak tangganya sangat banyak. Alicia harus hati-hati. Satu, dua, satu, dua!" seru anak itu dengan suara mungilnya. Tampak di ruang tamu, beberapa orang laki-laki yang tengah berada di sana, sibuk membahas pekerja

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 503. (PAULINE STORY) Siapa Papanya Alicia?

    Napas Pauline tercekat saat ia melihat sosok Xander berdiri di depannya dengan ekspresi yang sama kagetnya dengan Pauline. Belum lagi Alicia yang kini memeluk kaku Xander dan anak itu berisik terus meminta gendong. "Om, itu Mamaku, ayo ... Alicia mau gendong. Katanya kalau bertemu Alicia mau digendong lagi! Ayoo, gendong!" pekik Alicia berjinjit-jinjit mengulurkan tangannya pada Xander.Lamunan Xander buyar karena anak itu, ia menunduk dan tersenyum pada Alicia. "Iya, Sayang..." Xander langsung menggendong Alicia dan mengangkat tubuh mungil itu dalam pelukannya sebelum ia berjalan mendekati Pauline yang masih diam membeku di tempatnya. Alicia tersenyum lebar memeluk leher Xander dan menyandarkan kepalanya di sana. "Om, Alicia kok tahu kalau Alicia di sini?" tanya anak itu. "Tentu saja Om tahu, Sayang," jawab Xander. Pauline mengerjapkan kedua matanya dan napasnya terengah tiba-tiba. Ia tercengang melihat pemandangan di hadapannya saat ini. Sejak kapan Alicia dekat dengan Xand

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 502. (PAULINE STORY) Pertemuan Tak Terduga

    Sepulang dari jalan-jalan bersama Exel beberapa menit yang lalu, tampak Alicia begitu gembira. Anak itu mengoceh ini dan itu sambil menunjukkan mainannya pada sang Mama. Ditemani Elizabeth dan juga Evan yang bersama mereka sekarang. "Wahh ... banyak sekali mainannya, Sayang?" tanya Elizabeth mengecupi pipi cucunya. "Papa Exel sama Mama Tante yang belikan buat Alicia, Oma. Terus ini boneka panda dari Kakak Vano," ujar anak itu menata semua bonekanya di atas sofa ruang keluarga. "Persis sekali dengan Pauline saat masih kecil," sahut Evan. Elizabeth menoleh. "Oh ya, Pa?" "Iya, Sayang." Pauline terkekeh geli, sampai akhirnya Alicia menarik lengan sang Mama. "Mama ayo tidur, Alicia mau tidur sama Mama," seru anak itu. "Ayo, Maa...!" Evan menatap putrinya. "Sudah, sudah, cepat anak Alicia tidur, Nak," ujarnya. "Iya, Pa." Pauline memasukkan semua boneka-boneka milik Pauline ke dalam paper bag ukuran besar dan membawanya naik ke lantai dua. Alicia tampak sangat ceria dan banyak be

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 501. (PAULINE STORY) Pertemuan Xander dan Si Kecil Alicia

    Sore harinya, Exel tidak mengingkari janji untuk mengajak Alicia pergi jalan-jalan dengannya. Bahkan setelah siang tadi Alicia bertemu Exel dan menganggap kalau Exel sungguh-sungguh seorang Papanya, sejak saat itu juga Alicia tidak mau diturunkan dari gendongan Exel. Untung saja, Si kembar tidak banyak protes setelah mereka berdua paham kalau sebenarnya Alicia tidak memiliki Papa. "Dad, kita makan malam di sana yuk, Dad!" ajak Varo menunjuk sebuah rumah makan Jepang. "Iya, Sayang. Jangan lari, Vano!" pekik Exel saat kedua anaknya turun dari dalam mobil. Hauri menoleh pada Alicia yang kini berjinjit meminta gendong pada Exel. "Alicia, mau gendong Mama Hauri?" tawar wanita itu. "Tidak mau. Alicia mau gendong Papa saja, Mama Tante" jawab anak itu. Alicia tidak mau memanggil Mama secara langsung pada Hauri, hingga ia juga menyematkan nama Tante di belakangnya, sampai menjadi Mama Tante. Mereka semua berjalan masuk ke dalam rumah makan tersebut dan memilih tempat yang pas. "Papa,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status