Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 102. Aku Sangat Merindukanmu, Elizabeth

Share

Bab 102. Aku Sangat Merindukanmu, Elizabeth

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-08-30 15:56:57

Hujan turun sangat deras siang ini dan mendung hitam menggantung mengerikan di langit membuat dunia terasa hitam dan gelap.

Evan baru saja kembali dari kediaman Mamanya, laki-laki itu berjalan lemah masuk ke dalam ruangan milik Elizabeth.

Di sana, Evan mengambil foto milik istrinya. Evan tertunduk dan dadanya nyeri hingga giginya bergemeletuk diiringi suara tangis.

"Elizabeth..." Evan terjatuh dan terduduk di sana memeluk foto istrinya. "Maafkan aku, maafkan orang-orang di sekitarku yang menyakitimu... Elizabeth, kembalilah."

Evan mendongakkan kepalanya dan merasakan betapa hangatnya air mata yang mengalir di pipinya. Air mata dengan seribu penyesalan dari hatinya yang paling dalam.

"Kenapa kau pergi secepat ini, Elizabeth. Bahkan saat aku belum mengatakan kalau aku sangat mencintaimu! Aku sangat mencintaimu, Elizabeth... !" pekik Evan memukul lantai dengan kepalan tangannya.

Teriakan keras Evan menggema di dalam ruangan itu bersahutan dengan suara guntur di langit.

Bahkan di bal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ira siregar
kasih tau dong sama Exel jangan mau menerima apapun apalagi bentuk makanan dari orang yang tidak dia kenal,
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
siapa??mungkinkah Exel bukan anak kandung Evan??mungkin dia pa² kandung Exel??Exel buah selingkuhan Clarisa??
goodnovel comment avatar
Sari
sekarang bisa ngak melindungi axel klu ngak bisa sdh mati saja kau van
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 103. Aku Pasti Akan Menangkapnya

    Dua hari kemudian, Evan masih meminta Asgar untuk menjaga Exel dari jauh di setiap ke manapun anaknya itu melangkah. Bahkan saat di sekolahnya seperti saat ini. Jam sekolah telah habis, Exel berjalan ke depan dan menanti-nanti jemputannya. Anak itu tidak tahu bila dipantau oleh beberapa ajudan Papanya. Anak itu duduk di sebuah bangku, di depan gedung sekolahnya."Mana Paman Jericho?" gumam Exel sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Di saat dia asik mengayun-ayunkan kedua kaki kecilnya, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan Exel. Anak itu menatap seseorang laki-laki dengan balutan jaket denim yang kini berjalan ke arahnya. Kedua pupil mata Exel melebar. "Om kemarin!" "Hai anak manis, kau menunggu seseorang yang menjemputmu, ya?" tanya laki-laki itu. "Heem, iya. Exel sedang menunggu Paman Jericho!" jawab Exel dengan wajah sedihnya. Laki-laki itu berdehem pelan, dia menurunkan lagi topi hitamnya dan mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Exel. Mengetahui kalau anak di dep

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 104. Halo Elizabeth...

    Selama berhari-hari belum ada kabar mengenai orang yang disebut-sebut kekasih Clarisa, sekaligus orang yang melancarkan aksi jahat Clarisa dari belakang. Namun Evan akan terus mencarinya. Bahkan Evan juga meminta bantuan Patricia untuk memberikan alamat rumah, hingga apartemen milik Jeff—kekasih Clarisa yang tengah mereka selidiki. "Saya sudah mencari di rumah, dan juga di apartemennya, Tuan. Tapi tidak ada juga!" ujar Jericho mendengus pelan. Evan mengetukkan jemarinya di atas meja kayu. "Dia pasti tahu kalau dia sedang diburu sekarang ini. Karena penangkapannya gagal!" seru Evan menghela napasnya panjang. Setelah kejadian di sekolah Exel kemarin, anak buah Asgar tidak berhasil menangkap orang itu. Dia kabur dan keluar dari dalam mobil, berlari di tengah keramaian. "Tapi kau harus mendapatkannya, Evan. Setahuku, dia lebih berbahaya dari Clarisa!" sahut Patricia yang kini berdiri di samping Jericho. Evan melirik wanita itu. "Dan kau pasti tahu informasi lebih banyak tentang laki

    Last Updated : 2024-08-31
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 105. Mereka Telah Mendapatkan Pembalasannya

    Pagi-pagi sekali rumah Evan sudah kedatangan Papanya yang tampak gusar. Nampaknya Arshen datang dengan kekesalan yang besar hingga wajahnya memerah dan berkeringat. Evan yang kini melihat Papanya duduk di ruang keluarga di kediamannya sendirian, dia tengah memijit pelipisnya. "Ada apa, Pa?" tanya Evan mendekati sang Papa. Arshen menoleh dan berdecak kecil, dia kembali membuang muka. "Mamamu itu selama ini kurang ajar di belakang Papa!" seru Arshen dengan urat-urat di lehernya yang terlukis jelas. "Mamamu itu punya selingkuhan, Van!" Evan terdiam. Ternyata, Mamanya sudah mengaku pada Papanya. Arshen mendongakkan kepalanya menatap langit-langit ruangan itu. "Papa tidak memberikan dia kesempatan apapun untuk berbicara! Selama ini Papa berjuang ingin memakmurkan hidup Mamamu, tapi di belakang Papa dia punya selingkuhan!" ungkap Arshen. Kemarahan dan kekecewaan terpancar dari caranya berucap. "Pantas saja kemarin dia menangis-nangis entah kenapa, semalam dia mengaku pada Papa kalau

    Last Updated : 2024-09-01
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 106. Seseorang yang Merindukan Exel

    Keesokan paginya, Melody sudah bersiap pergi. Wanita itu membawa tas miliknya dan berjalan menuruni tangga menghampiri Evan yang hendak pergi. Evan menoleh menatapnya, namun dia tetap acuh tak acuh. "Evan, Mama pamit pergi ya. Mama akan mencari tempat tinggal sendiri," ujar Melody menatap putranya. Tidak ada jawaban dari Evan, laki-laki itu malah beranjak dan berjalan keluar dari dalam rumahnya tanpa berucap sepatah katapun. Laki-laki itu langsung berjalan masuk ke dalam mobilnya diikuti oleh Jericho yang kini duduk di depan bersama sopir. Mereka menatap Melody yang keluar dari dalam rumah membawa tas besarnya. "Tuan yakin membiarkan Nyonya Besar pergi?" tanya Jericho menoleh ke belakang pada Evan. "Heem, biarkan dia pergi. Perintahkan dua orangmu untuk terus mengawasinya dari jauh," perintah Evan. "Baik, Tuan." Mesin mobil hitam itu pun menyala dan berjalan melaju pergi. Evan membuka-buka sebuah berkas, dan ia juga mengecek jadwal kesibukannya hari ini. Sampai tib

    Last Updated : 2024-09-01
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 107. Selamat Menikmati Hukumanmu, Clarisa!

    Usai acara di sekolah Exel beberapa menit yang lalu, Evan membawa putra kesayangannya untuk ikut bersamanya ke kantor. Evan ingin menghabiskan banyak waktunya dengan si kecil. Exel pun terlihat sangat bahagia hari ini, karena untuk pertama kalinya sang Papa mau menemaninya dalam acara sekolah. "Papa tidak sibuk ya, sampai mau menemani Exel?" tanya anak itu menatap sang Papa. "Tidak Sayang, sekarang sesibuk apapun Papa, pasti Papa akan meluangkan waktu untuk Exel," jawab Evan. Exel berseri-seri mendengar jawaban Papanya, dia langsung memeluk Evan dengan erat dan kembali mulai banyak tanya seperti biasa. Sampai tiba-tiba suara getaran ponsel milik Jericho membuat ocehan Exel terhenti. Anak itu menatap ke depan. Jericho langsung menjawab panggilan dari Asgar. "Halo... Apa?! Kau sudah menemukan tempat tinggalnya? Di mana? Kirimkan alamatnya padaku sekarang juga!" seru Jericho pada Asgar di balik panggilan itu. Setelah itu, Jericho langsung menutup panggilannya. "Ada apa?" tanya E

    Last Updated : 2024-09-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 108. Balasan untuk Mereka

    Hari berjalan dengan cepat, hari ini tepat jadwal persidangan putusan masa hukuman Clarisa yang sudah dengan adil divonis oleh hakim. Namun, rasanya Evan tidak puas setelah mendengar keputusan hakim. Rasanya tak setimpal dan tak sebanding hukuman yang Clarisa terima dengan kematian Elizabeth. Saat persidangan selesai, Evan masih berada di sana dengan Papanya. "Padahal aku berharap dia dipenjara seumur hidup, Pa," ujar Evan dengan wajah tanpa ekspresi. Arshen mengusap pundak Evan. "Ini sudah menjadi keputusan yang adil, Evan. Kau harus menerimanya," jawab Arshen. Di saat yang bersamaan, semua wartawan di sana sibuk meliput berita tentang persidangan Clarisa. Namun, Evan segera beranjak pergi, dia tidak mau ditanya apapun. Evan setia tutup mulut, dan tidak mengatakan apapun, semuanya sudah Evan serahkan pada pengacaranya. "Tuan Evan..." Suara Jericho membuat Evan menoleh. Ajudannya itu berjalan cepat ke arahnya. "Tuan, Nona Clarisa ingin bertemu Tuan sebentar," ujar Jericho. E

    Last Updated : 2024-09-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 109. Membuka Lembar Kehidupan yang Baru

    Setelah melihat kondisi sang Mama yang menyedihkan di rumah sakit jiwa, Evan pun bergegas mendatangi rumah Papanya. Arshen bersama Evan duduk berdua di ruang keluarga yang berada di lantai satu. "Papa tahu tentang kondisi Mama?" tanya Evan menatap Papanya. Arshen duduk menyandarkan punggungnya dan diam menatap ke arah luar dari dinding kaca di depannya. "Tahu, Papa tahu dia sekarang berada di rumah sakit jiwa," jawab Arshen dengan tenang. "Apa yang akan Papa lakukan untuk itu, Pa? Mama menangis dan terus meminta maaf pada Elizabeth." "Itu adalah akibat dari apa yang telah dia lakukan, Van. Bukannya Papa setega itu pada Mamamu, tapi dia pantas mendapatkan apa yang telah dia lakukan," ungkap Arshen. Evan menganggukkan kepalanya paham. Dia pun awalnya juga tidak menyangka bila selama ini Mamanya memiliki sikap yang buruk pada Elizabeth. Bahkan Melody berhasil menghasut Evan untuk bersikap buruk Elizabeth di kala itu. Evan sangat kecewa dan menyesal bila dia mengingat masa-masa bu

    Last Updated : 2024-09-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 110. Pertemuan Pertama, Anak Kecil Seperti Aku!

    EMPAT TAHUN KEMUDIAN...Berlin, Jerman. Seorang laki-laki berparas tampan nampak sangat berwibawa dengan balutan tuxedo hitamnya yang rapi. Evander Collin, laki-laki itu tengah berjalan masuk ke dalam mobilnya dan berbincang melalui panggilan ponsel. "Aku di sini hanya untuk beberapa hari saja. Tolong selesaikan semua berkas yang tertunda untuk pembahasan meeting besok, Jericho!" seru Evan pada Jericho di balik panggilan yang berlangsung. "Satu lagi, dua hari ke depan kau harus ke sini mengantarkan beberapa dokumen penting." Panggilan itu pun diputus oleh Evan setelah obrolan mereka selesai. Evan kembali menatap ke depan. Laki-laki itu kini berangkat untuk menghadiri sebuah pertemuan penting yang membahas tentang kerja sama bisnisnya di Jerman. Selama empat tahun ini, Evan menjalani kehidupannya dengan baik. Di tengah hari-harinya yang sibuk, Evan tidak melupakan waktunya untuk seseorang yang menjadi prioritas utamanya, yaitu putranya yang tampan, Exel. Selama beberapa tahun in

    Last Updated : 2024-09-03

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 429. (EXEL STORY) Kedatangan Hauri di Kantor Exel

    Sesampainya di kantor, semua orang terkejut melihat kedatangan Exel saat ini bersama seorang gadis yang tak lain adalah calon istrinya. Hauri langsung turun dari dalam mobil, gadis itu menatap sekitar di mana semua karyawan di kantor menatapnya dengan tatapan ramah. "Selamat siang, Pak ... selamat siang, Nona Hauri," sapa salah satu karyawan yang datang menyambut mereka. "Selamat siang," balas Hauri dengan ramah. Exel langsung dihampiri oleh Lafenia yang baru saja keluar dari dalam sebuah ruangan. "Pak Exel..." Lafenia mendekat membawa sebuah map berkas. Exel menoleh dan melihat gadis itu menghampirinya. "Di mana Tuan Gamaliel?" tanya Exel. "Ada di dalam ruangan tamu. Saya sudah meminta orang-orang menyiapkan beberapa minuman untuk tamu kita. Pak Gamaliel bersama dengan keponakannya yang seusia Bapak, dia pengusaha sukses juga," ujar Lafenia menjelaskan."Oke. Kita ke sana sekarang," ujar Exel.Saat laki-laki itu hendak berjalan, Exel menghentikan langkah kakinya. Ia menoleh m

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 428. (EXEL STORY) Hal yang Disembunyikan Calon Istriku

    Hauri terlelap dalam pelukan Exel pagi ini. Dengan cahaya matahari yang hangat menyinarinya begitu sempurna, tampak Hauri terlihat sangat nyaman dan menikmati. Gadis ini selalu menggigil di saat-saat tertentu, hingga Elizabeth berpesan pada Exel untuk berangkat ke kantor lebih Awal, menyelesaikan meeting pagi, lalu pulang untuk mengajak Hauri menghangatkan badannya di bawah sinar matahari. "Apa dia tidak kepanasan?" gumam Exel lirih. Ia mengusap pipi Hauri yang terasa hangat. Namun dia terlihat begitu nyaman bahkan tidak merasa kepanasan. "Sayang, apa sudah cukup hangat?" tanya Exel berbisik. Hauri mengeratkan pelukannya dan menarik napasnya panjang. "Sudah, tapi aku tidak bisa membuka mataku. Aku sangat mengantuk sekali, Exel," bisik Hauri lirih. "Tutup saja matamu. Aku akan menggendongmu ke rumah," ujar Exel. Laki-laki itu tanpa berkomentar ini dan itu. Exel langsung mengangkat tubuh kecil Hauri dan membawanya masuk ke dalam rumah. Exel juga tampak biasa dan ia tidak pernah

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 427. (EXEL STORY) Mencintaimu Tanpa Syarat

    Perkataan Pauline tadi sungguh mengusik benak Hauri kalau Exel benar-benar ingin mengajaknya menikah. Sungguh, Hauri memikirkan apakah laki-laki itu tidak menyesal nantinya? Bagaimana bila hal yang tidak-tidak terjadi? Memikirkan hal itu, Hauri tidak sadar ia melamun duduk di depan jendela kamar Exel sambil menyelimuti pundaknya dengan sebuah selendang dari kain flanel. "Sayang..." Suara Exel bersamaan dengan pintu terbuka, laki-laki itu menatap ke arah Hauri yang kini tampak terkejut dengan kedatangannya. Hauri tersenyum begitu hangat. "Hai," sapanya lembut. "Ada apa? Bukannya kau pergi ke kantor, ya?"Exel berjalan mendekat, laki-laki itu menekuk kedua lututnya di hadapan Hauri. Manik mata cokelat milik Exel menelisik wajah ayu Hauri yang tampak pucat. "Aku hanya meeting saja. Itu pun sudah selesai," jawabnya. "Aku ingin cepat pulang saja, rasanya ... apa mungkin karena aku selalu merindukanmu, Sayang?" Mendengar hal itu, Hauri memukul pelan lengan Exel dan terkekeh. Exel me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 426. (EXEL STORY) Sungguh Exel ingin Menikahiku?

    Exel menemui Dokter William pagi ini. Pada dokter itu ia menyampaikan kalau Hauri ingin segera pulang. Dokter William pun segera mengecek kondisi Hauri. Gadis itu benar-benar ingin terlihat kuat dan baik-baik saja pada dirinya. "Nona Hauri yakin ingin segera pulang? Pasalnya tiga hari lagi harus ke sini lagi untuk kembali terapi," ujar dokter menatap Hauri lekat-lekat. "Iya dok, saya ingin pulang," putus Hauri dengan sangat yakin. "Baiklah kalau begitu. Tidak papa pulang hari ini, tapi tolong dijaga kesehatan dan jam istirahat yang cukup, ya," ujar Dokter William. "Pasti, dok." Hauri merasa senang setelah dirinya mendapat izin pulang dari dokter. Hauri sudah teramat jenuh berada di tempat itu, ia ingin segera pulang hari ini. Dokter William memanggil suster untuk mengurus kepulangan Hauri hari ini. Sementara Exel merapikan barang-barang milik Hauri. "Kita akan pulang dengan Paman James," ujar Exel pada Hauri. "Heem. Sesampainya di rumah, aku ingin duduk bersama Mama," ujar Ha

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 425. (EXEL STORY) Menghabiskan Sisa Hidupku Bersamamu

    Hari sudah gelap, Exel berjalan sendirian di lorong rumah sakit. Laki-laki itu baru saja kembali dari kantornya malam ini. Setelah sore tadi Mamanya bilang akan pulang pukul tujuh malam, Exel pun tiba saat Mamanya baru saja bertemu dengannya di luar. Ia membawa sebuah buket bunga mawar merah untuk Hauri. Sejak siang, Exel tidak sabar ingin segera bertemu dengan gadis itu. Exel membuka pintu kamar rawat inap Hauri perlahan-lahan, di sana Hauri tampak langsung menatapnya. "Exel..," sapanya lirih. "Hai, Sayang. Selamat malam," balas Exel, ia tersenyum manis pada gadis itu. "Aku membelikan buket bunga untukmu. Kau bilang kau ingin bunga mawar," ujarnya. "Heem, terima kasih," ucap Hauri lirih. "Sama-sama." Exel mengecup pipi Hauri. Hauri menatap senang buket bunga yang Exel bawakan untuknya. Ia menghidu aroma wangi mawar merah itu dan menoleh pada Exel yang sedang melepaskan tuxedo hitamnya. "Exel, berapa lama lagi aku akan dirawat di sini?" tanya Hauri. "Aku sangat bosan. Aku tid

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 424. (EXEL STORY) Jangan Dulu Merasa Menang, Lafenia!

    Setelah sempat drop untuk kedua kalinya dia hari ini, Hauri benar-benar lemah. Bahkan ia banyak melamun dan diam saja sekalipun Elizabeth menjaganya seperti siang ini. Exel bercerita kalau Hauri sangat murung sejak dia kambuh terakhir kemarin. Hingga Elizabeth berniat mulai menjaga gadis itu."Sayang, Mama bawakan buah blueberry untuk Hauri. Kata Dokter William, buah blueberry ini sangat bagus untuk kesehatanmu, Nak," ujar Elizabeth membuka sebuah kotak makanan berukuran kecil. "Mama beli di mana? Segar-segar sekali seperti baru dipetik," ujar Hauri berbinar-binar. "Tidak tahu Paman James. Tadi Mama yang memintanya membelikan untuk Mama," jawab Elizabeth tersenyum. "Ayo dimakan. Mama kupaskan kulit buah apel dulu ya, Sayang..." Hauri hanya mengangguk patuh, gadis itu menatap Elizabeth dari samping. Dalam benaknya, Hauri terus bertanya-tanya, apakah benar keluarga ini begitu baik dan perhatian padanya hanya karena merasa kasihan saja?Tanpa sengaja Elizabeth menoleh dan menatap Hau

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 423. (EXEL STORY) Kemarahan Exel Pada Lafenia

    Hauri terpukul hebat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Lafenia. Bahkan Hauri membiarkan Lafenia pergi begitu saja beberapa detik yang lalu. Hauri membeku di atas ranjang rumah sakit dengan kehancuran yang ia rasakan saat ini. Satu fakta menyakitkan yang ia dengar membuatnya kehilangan harapan untuk segala hal dalam hidupnya. Isak tangisannya terdengar begitu jelas, gadis itu menutup wajahnya dengan selimut dan berbaring dengan tangisan kuat. "Kenapa? Kenapa mereka tidak mengatakan dari awal padaku ... kenapa?" tangis Hauri dengan pilu. Sakit yang Hauri rasakan di tubuhnya rasanya tidak sebanding dengan sakitnya kenyataan yang ia terima. Dunianya bagai runtuh seketika saat ia tahu, usianya tidak panjang lagi!Pintu kamar inap Hauri tiba-tiba terbuka, seorang suster kaget melihat Hauri menangis di sana dengan begitu ilu dan histeris. "Ya Tuhan! Nona, apa yang terjadi? Nona kenapa?" tanya suster itu terkejut. "Nona...!" Hauri menggeleng-gelengkan kepalanya, ia terbatuk-b

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 422. (EXEL STORY) Usiamu Tidak Lebih Dari Lima Tahun, Hauri!

    Setelah berjam-jam Hauri sendirian di dalam kamar inapnya. Barulah Exel datang saat jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Namun, kedatangan Exel kali ini membuat Hauri terkejut karena dia mengajak Lafenia untuk ikut bersamanya. Wanita cantik itu membawa keranjang berisi buah-buahan. "Sayang, maaf aku tadi tidak sempat bilang padamu kalau aku akan ke kantor lebih dulu. Aku buru-buru," ujar Exel sembari duduk di samping Hauri. Gadis itu tersenyum manis. "Tidak papa, Exel. Aku berani sendirian..." Pandangan Hauri tertuju pada Lafenia yang kini tersenyum sambil berdiri di belakang Exel. Exel mengikuti arah pandang mata Hauri saat ini. Laki-laki itu menoleh sekilas pada Lafenia. "Oh ya, aku mengajak Lafenia. Dia tadi memang ingin ikut dan sekalian menjengukmu," jawab Exel tersenyum sembari mengusap pipi Hauri. "Iya Hauri. Maaf ya, aku tidak tahu kalau kau sedang tidak enak badan. Jadi ... aku memutuskan untuk menjengukmu." "Terima kasih atas kebaikanmu, Lafenia," uc

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 421. (EXEL ROMAN) Wanita Serigala Berbulu Domba

    Pauline masih menemani Hauri selama dua jam lamanya dan Exel juga belum kembali hingga detik ini. Sesekali Pauline menatap jam dinding, karena beberapa menit lagi ia harus segera pergi ke kampus.Ekspresinya yang cemas membuat Hauri mudah menebaknya. "Pauline, apa kau tidak ke kampus? Ini sudah jam delapan," ujar Hauri. "Ta-tapi nanti Kakak sendirian. Kalau terjadi apa-apa dengan Kakak, bagaimana?" Pauline memasang wajah sedih. "Aku tidak usah masuk saja, Kak. Tapi nanti Kakak jangan bilang-bilang ke Papa dan Mama, ya, nanti Pauline dimarah—""Ekhem...!" Suara deheman keras dari arah sofa membuat dua gadis itu menatap ke arah Arthur. Raut wajah Pauline menjadi amat masan. "Kalau Kak Hauri aku yakin tidak akan mengadu. Tapi si batu karang itu pasti akan mengadu ke Papa! Dia memang manusia paling menyebalkan!" omel Pauline. Hauri tersenyum hangat mengusap punggung Pauline. "Lebih baik Pauline pergi ke kampus sekarang. Kakak tidak papa sendirian di sini. Setelah ini pasti Kak Exel

DMCA.com Protection Status