Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 39. Jujurlah Padaku, Elizabeth

Share

Bab 39. Jujurlah Padaku, Elizabeth

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-03 09:49:19

Elizabeth tidak mengatakan apapun sehingga Daniel kembali bertanya, "Elizabeth, kau tidak papa kan?"

Daniel lalu mengajaknya duduk sebuah kursi di dalam rumah.

Elizabeth duduk dengan kepala tertunduk, barulah Daniel merogoh saku mantel hangat yang dia pakai dan mengambil sebuah sapu tangan miliknya.

"Elizabeth—"

"Aku tidak papa, Niel," jawab gadis itu mengusap pipinya.

Bahkan dia sendiri juga tidak tahu bila lipstik di bibirnya berantakan karena ulah Evan. Tapi instingnya membawa Elizabeth untuk mengelap bibirnya.

"Sungguh? Tidak terjadi sesuatu denganmu?"

Gelengan kepala diberikan oleh Elizabeth. Barulah Daniel menghela napasnya pelan dengan mata masih tertuju pada gadis di depannya ini.

Ternyata Elizabeth tidak mau jujur padanya. Kenyataan itu membuatnya sedih.

"Kau sendiri, kenapa kembali? Bukannya kau sudah pulang, ya?" tanya Elizabeth menatap Daniel lekat-lekat.

"Obatmu tertinggal di mobilku," jawab Daniel menyerahkan tas kecil berisi botol kecil di dalamnya.

Elizabeth m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
haaadeeehhh mau apa lagi dia
goodnovel comment avatar
Sari
thor ini orang dua kudu dikurung biar terbuka ..diikrt sekalian hhahaha heran 1 nya egois 1 tertututp tepak jidat dah pusing mikirin 2 orang ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 40. Clarisa, Wanita Bermuka Dua

    "Bertemu dengan istriku,” sahut Evan dengan wajah tanpa ekspresi. “Bukankah seorang suami bebas untuk menemui istrinya kapan saja?” Jawaban Evan begitu santai. Setelah ia tidak mendapati Elizabeth di tempat kerjanya, laki-laki itu langsung pergi ke kediaman Elizabeth.Evan kepikiran, kenapa Elizabeth tidak pergi bekerja? Apakah terjadi sesuatu pada gadis itu setelah kejadian semalam? Dan kini, saat melihat Elizabeth yang tampak pucat dengan kedua matanya yang sembab, Evan sadar bahwa wanita itu sedang tidak baik-baik saja. "Tidak Evan, kau tidak bisa seenaknya sendiri," sahut Elizabeth, menyadarkan Evan dari lamunan singkat. Dengan berani gadis itu mendongak menatapnya, sorot matanya sayu tapi tampak kukuh, tidak takut berhadapannya dengannya seperti kemarin. Evan terdiam. Wajahnya yang biasanya kaku dan dingin, kini sedikit lebih melunak melihat gadis itu. "Kau dan aku belum resmi bercerai, Elizabeth. Aku bisa menemuimu kapan saja aku mau," balas laki-laki itu. Mendengar jaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 41. Berita Rekayasa yang Beredar

    Hari telah berganti, Elizabeth kembali bekerja meskipun kondisi tubuhnya belum juga membaik. Terkadang ia merasa pusing dan terbatuk-batuk. Elizabeth mengambil kerja jam awal, hingga ia bisa pulang di sore hari dan pergi ke rumah sakit untuk kembali berobat. Daniel kini berada di dalam ruangan perawatan bersamanya. "Kepalamu pasti sakit lagi, kan?" Daniel menyentuh kening Elizabeth dengan wajah serius. "Hanya sakit sedikit," jawab Elizabeth menyentuh kepalanya. Daniel menoleh ke arah pintu kaca buram yang terbuka, di sana rekan dokternya kembali masuk membawa beberapa berkas hasil pemeriksaan perkembangan kondisi Elizabeth. "Bagaimana, Dokter Killian?" tanya Daniel pada rekannya. "Menurun lagi," jawab dokter itu menunjukkan wajah sedih. Daniel menghela napasnya panjang dan menatap Elizabeth yang diam berbaring masih dengan pakaian rumah sakit. Anggukan diberikan oleh Daniel, laki-laki itu ikut pusing dengan kondisi Elizabeth yang kini jauh memburuk dibandingkan hari kemarin-ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 42. Titik Terendah Elizabeth

    Elizabeth merasa terkejut dan sedih dengan cepat tersebarnya berita rekayasa di sosial media tentang dirinya dan Daniel saat ini. Semua mata tertuju padanya dengan cibiran pahit yang orang lain lontarkan. Bahkan di tempat kerjanya sekarang, Elizabeth merasa teramat malu dengan tatapan benci dan mendengar cemooh dari semua orang. "Dasar wanita tidak tahu terima kasih! Sudah enak mendapatkan suami seperti Tuan Evander, malah akal-akalan selingkuh!" cibir seorang wanita yang tengah bersama temannya. "Iya, lihat saja sekarang, dia hanya menjadi seorang pianis di restoran. Padahal suaminya orang kaya! Benar-benar wanita tidak tahu malu!" imbuh wanita itu menatap sinis pada Elizabeth. Makian pedas yang ia dengar tentangnya, membuat hati kecil Elizabeth terasa nyeri dan sakit. Tidak mungkin bagi Elizabeth menjelaskan dengan jujur pada satu per satu orang. Setiap detik waktu yang berlalu membuat Elizabeth merasa tersiksa, tubuhnya sudah sakit, dan kenapa masalah baru datang lagi menimpan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 43. Aku Tak Lagi Mempercayaimu

    Hari sudah gelap, Elizabeth masih berdiam diri di dalam rumah. Setelah beberapa menit yang lalu Daniel pergi dan akan kembali untuk membelikan makan malam untuknya. Laki-laki itu melarang Elizabeth untuk keluar rumah agar terhindar dari ocehan semua orang tentangnya saat ini. Sampai akhirnya bel rumah berbunyi, Elizabeth yang tengah duduk di ruangan keluarga pun langsung menoleh cepat ke arah pintu. "Daniel," lirihnya langsung berdiri. Gegas itu membuka pintunya cepat. Namun lagi-lagi yang datang bukanlah Daniel, melainkan sosok laki-laki yang kini sangat Elizabeth benci. Evander, laki-laki itu menatap wajah memerah Elizabeth yang nampak baru saja menangis. "Untuk apa kau ke sini? Jangan tunjukkan dirimu lagi!" seru Elizabeth mengusir Evan. Gadis itu hendak menutup pintu rumahnya, namun tenaga Elizabeth kalah kuat. Dengan cepat Evan menahan pintu itu dan menyelinap masuk ke dalam rumah. Sorot mata Elizabeth penuh permusuhan dengannya, tidak seperti kemarin-kemarin lagi yang te

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 44. Tenanglah Elizabeth, Aku Selalu Ada Untukmu

    Berita memanas hingga berhari-hari, akhirnya kini orang suruhan Evan berhasil menangkap dan menyeret seorang pelaku penyebar berita tersebut dan membawanya ke hadapan Evan. Di dalam ruangan pribadinya, Evan berdiri tegap menatap seorang laki-laki asing di depannya dengan tatapan tajam. Laki-laki itu tampak marah, seolah dia bukanlah pelakunya. "Lepaskan aku!" teriaknya memberontak. "Tutup mulutmu!" sentak Jericho menendang bawah lutut belakangnya hingga dia berjongkok. Dia berusaha melawan Jericho yang mencekal tangan laki-laki itu ke belakang, sebelum akhirnya beralih menatap Evan yang melangkah ke arahnya. "Jadi kau..," ucap Evan dengan nada datar. "Kau orang yang menyebarkan berita tentang rumah tanggaku?" Laki-laki asing itu mendongakkan kepalanya menatap Evan, wajah kesalnya langsung berubah gugup dan memucat."A-apa maksud Anda? Saya tidak tahu dan saya tidak melakukan itu!" pekik laki-laki itu mencoba membela diri."Jawab jujur, Gustav!" seru Jericho menekan tangan orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 45. Kemarahan Elizabeth pada Evander

    Keesokan harinya Elizabeth kembali pergi bekerja seperti hari-hari yang lalu. Namun, tidak seperti yang ia duga sebelumnya, situasi hari ini semakin mencekam dan mengerikan. Awalnya Elizabeth menduga kalau di tempat kerja ia akan kembali tenang, tapi ternyata ia salah besar. Kecaman-kecaman kejam justru semakin menghujaninya. Dan Elizabeth sungguh tidak menyangka hal ini akan terjadi, bahkan setelah berita itu telah hilang. ‘Kenapa tatapan mereka seperti ini? Bukankah beritanya sudah ditarik semalam?’ batin Elizabeth terus bertanya, ia berusaha fokus bermain piano dengan tenang meski hatinya penuh dengan kemelut. Sampai tiba-tiba beberapa wanita berpakaian anggun duduk tepat tidak jauh dari tempat Elizabeth duduk bersama pianonya. "Tuan Evan benar-benar sangat baik hati, dia menarik berita tentang kebusukan istrinya yang nakal itu,” ujar wanita dengan dress merah menyala.“Benar. Tuan Evan masih mau memaafkan istrinya yang berselingkuh, sungguh laki-laki yang luar biasa," sahut w

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 46. Ingin Mendapatkannya Kembali

    Detik waktu berjalan lebih buruk dari yang Evan duga. Setelah kemarahan Elizabeth padanya, laki-laki itu tidak bisa tidur semalaman penuh dan rasa kesal muncul dari berbagai sisi. Bahkan pagi ini, Evan duduk diam di ruang keluarga bersama dengan Jericho yang hanya diam di belakangnya. "Tuan, ruangannya sudah kembali dirapikan oleh pelayan," ujar Jericho tiba-tiba. Tidak ada sahutan apapun dari Evan hingga beberapa detik, sampai akhirnya dia membuka suara. "Aku sedang tidak ingin mengerjakan apapun hari ini," jawab Evan singkat. "Baik, Tuan."Suara langkah kaki masuk ke dalam rumah terdengar oleh Evan. Namun, dia tidak tertarik menengok dan melihat siapa yang kini masuk ke dalam rumahnya. Melihat sosok Clarisa yang muncul, lantas Jericho langsung meninggalkan Evan dan wanita itu. "Selamat pagi," sapa Clarisa tersenyum manis. Wanita itu mendekati Evan yang duduk diam menatap pemandangan taman di pagi yang mendung ini. "Evan, aku bawakan sarapan untukmu. Aku memasaknya sendiri,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 47. Lebih dari Sebuah Rasa Perhatian

    Suara ketukan pintu berkali-kali di luar, seperti sebuah trauma mendalam bagi Elizabeth. Ia takut bila yang datang adalah Evan. Gadis itu baru saja berbaring setelah meminum obatnya. Namun, mendengar suara pintu rumahnya yang terketuk membuat Elizabeth urung beristirahat. "Elizabeth... Kau ada di rumah, kan? Elizabeth...!" Suara itu, suara milik Daniel. Seketika Elizabeth langsung turun dari atas ranjang kamar di lantai satu. Gadis itu berjalan ke depan dengan cepat. Pintu kayu berwarna putih terbuka, dan benar kalau Daniel lah yang muncul."Daniel," lirih Elizabeth menatapnya. Laki-laki itu selalu tersenyum seperti biasa, dia mengangkat kedua tangannya menunjukkan paper bag yang dia bawa saat ini. "Aku membawakanmu makan siang," ujarnya. "Ya ampun Niel, jangan begini setiap hari. Aku juga memasak, kok," ujar gadis itu membuka pintu rumahnya lebar-lebar. Daniel tak menghiraukannya dan tetap berjalan ke dalam rumah, meletakkan paper bag yang dia bawa. Di atas meja kayu di ruan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 251. (EXEL ROMAN) Kenapa dengan Arthur dan Pauline?

    Sampai malam tiba, Pauline tetap berada di kediaman Exel. Gadis cantik itu tampak bersama Hauri di kamar lantai dua. Mereka asik menonton drama romantis kesukaan mereka, dan Exel yang paling senang jahil, tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang di samping Hauri. "Sayang, kau sudah makan?" tanya Exel berbisik sembari mengecup pipi Hauri dengan gemas. "Sudah," jawab gadis cantik itu. "Kau sendiri, sudah makan malam?" "Hm," gumaman menjadi jawaban dari Exel. Dari arah samping Hauri, tiba-tiba Pauline menengok Kakak dan Kakak iparnya tersenyum. "Kakak, tadi Papa tidak bilang ingin menjemputku, kan?" tanya Pauline dengan kedua mata indahnya yang mengerjap. "Tidak, Pauline. Tapi jangan lama-lama di sini," ujar Exel menyindir sang adik, hal ini membuatnya terkekeh. Pauline lantas terdiam. Ia menoleh pada sang Kakak kembali dengan tatapan sedih. "Aku harus pulang sekarang, ya, Kak?" cicitnya. "Tidak, Pauline..." Saat itu juga Hauri langsung merangkul Pauline. Gadis

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 450. (EXEL STORY) Adik dan Kakak Tidak Ada Akurnya

    Exel mendatangi kediaman kedua orang tuanya. Setelah sang adik datang sambil menangis, membuat Exel tidak tega. Kedatangannya disambut seperti biasa oleh Mama dan Papanya, mungkin mereka tahu kalau Exel datang akan memprotes mereka."Adikmu di sana?" tanya Evan saat Exel baru saja duduk. Exel menatap Papanya dan berdecak pelan. "Papa apa-apaan, menjodohkan Pauline dengan seenaknya seperti ini? Pauline masih kuliah, Pa." "Exel—""Pa, Ma, Pauline itu masih seperti anak kecil. Papa tahu sendiri kan, segala sesuatunya selalu membutuhkan orang lain! Dan satu-satunya orang yang sabar dan selalu membantunya adalah Arthur!" tegas Exel pada sang Papa. "Papamu memang tidak pernah bisa mengerti anak-anaknya," sahut Elizabeth dengan wajah kesal pada sang suami. Mendengar hal itu, Evan langsung menoleh menatap sang istri. Laki-laki itu menutup laptop yang ia pangku dan mengembuskan napasnya panjang menatap Elizabeth dan Exel bergantian. "Dengarkan aku, Sayang ... dengarkan Papa, Exel ... Pap

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 449. (EXEL STORY) Sosoknya yang Sangat Hauri Kagumi

    "Enghh ...."Suara lenguhan pelan itu terdengar dari bibir Hauri. Gadis itu membuka kedua matanya perlahan-lahan. Hauri mengembuskan napasnya panjang saat merasakan sekujur tubuhnya terasa lelah dan remuk. Bahkan untuk bergerak sesenti pun, Hauri merasa nyeri pada inti tubuhnya. Hauri menatap ruang samping ranjangnya yang kosong, sepertinya Exel sudah bangun. "Jam berapa ini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri membalikkan badannya dan menatap ke arah dinding, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun ia sangat malas untuk beranjak. Hauri bahkan tidak ingat, kapan ia memakai dirinya memakai piyamanya lagi. Gadis cantik itu pun masih terdiam menatap langit-langit kamarnya. Kedua pipi Hauri merona tiba-tiba saat ia mengingat kejadian semalam. Hauri menyerahkan apa yang telah ia jaga kehormatan yang selama ini ia jaga pada laki-laki yang sangat ia cintai. Dan ia mengingat jelas bagaimana semalam mereka melakukannya dengan sangat bergairah dan...."Ya ampun, apa yang aku pikirkan!"

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 448. (EXEL STORY) Malam Pertama dan Aku yang Pertama

    Cuaca sangat dingin malam ini, Hauri tampak sibuk merangkai kalung mutiara miliknya yang putus sore tadi. Kini, gadis itu tampak sangat fokus merangkainya satu persatu. Hingga Exel yang baru saja masuk ke dalam kamar, tampak memperhatikannya dengan kedua mata mengerjap. "Sayang, kau sedang apa? Ini sudah jam sebelas, Hau," tanya Exel, ia berjalan ke arah ranjang dan mendekati istrinya. Hauri menunjukkan beberapa butir mutiara yang ia simpan di dalam sebuah mangkuk kecil. "Kalungnya tadi putus karena bajuku, lalu semua mutiaranya berceceran di lantai, tapi aku sudah memungut semuanya. Semoga tidak ada yang tertinggal atau jatuh di bawah ranjang," ujarnya dengan wajah sedih. "Sayang ... sudah, sudah, taruh saja. Besok aku belikan lagi," ujar Exel mengambil mangkuk mutiara di hadapan Hauri. Namun, gadis itu menatapnya dengan tatapan lekat. "Jangan Sayang, aku belum selesai. Tidak papa, aku akan menyelesaikannya. Sayang kalau tidak dirangkai lagi," seru gadis itu. Exel mengalah. L

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 447. (EXEL STORY) Kabar Membahagiakan

    Keesokan harinya, Exel menemani Hauri untuk kembali berobat. Bahkan setelah kemarin Hauri merasa lemas dan kelelahan hingga membuat Exel merasa sangat cemas. Sudah lima jam lamanya Hauri menjalani pengobatan dan Exel menunggu dengan sabar, ia juga terus menerus tanpa henti berdoa yang terbaik untuk istrinya. Hingga tiba-tiba sebuah pintu kaca terbuka di depan sana, Dokter William menatapnya sambil tersenyum, seolah ada sesuatu yang melegakan akan dia sampaikan. "Tuan Exel, mari," ajaknya tiba-tibaExel segera ikut bersama dengan Dokter William masuk ke dalam sebuah ruangan. Laki-laki berjubah putih itu segera duduk di hadapan Exel dengan wajah lega. "Dokter, bagaimana perkembangan kondisi istri saya?" tanya Exel. Dokter William tersenyum. "Kondisi Hauri jauh sangat-sangat membalik, meningkatkan beberapa persen lebih baik. Saya juga tidak terbayangkan, bisa secepat ini. Mungkin karena Hauri rajin mengonsumsi obat dan mengatur pola pikirnya. Tetapi ... saya merasa sangat-sangat ba

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 446. (EXEL STORY) Aku yang Sangat Meyakinkanmu

    Diberi libur satu minggu, Exel ingin hari-hari itu diisi oleh menyenangkan hati Hauri. Mulai dari mengajaknya makan bersama, hingga pergi ke jalan-jalan. Seperti saat ini, Exel mengajak Hauri pergi ke sebuah rumah makan Jepang yang mewah yang ada di tengah kota. Hauri tampak sangat antusias begitu Exel mengajaknya memilih tempat duduk yang pas. "Aku baru tahu di sini ada restoran Jepang," ujar gadis itu tersenyum manis. "Hmm ... kau mau memesan makanan apa, Sayang?" tanya Exel menoleh dan menatapnya. "Apa saja, semua makanan Jepang aku suka," jawab gadis itu. "Tapi kalau ada, aku mau ramen. Emmm kuenya—""Dango!" jawab mereka bersamaan. Saat itu juga Exel terkekeh, laki-laki itu langsung mengusap pucuk kepala Hauri dengan gemasnya. Kedua pipi Hauri langsung bersemu. Gadis itu menepuk-nepuk lembut kedua telapak tangannya sambil tak sabaran menunggu pesanan makanannya datang. Hingga tak lama kemudian, makanan yang Hauri tunggu-tunggu pun telah tiba. Semangkuk ramen dan juga kue

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 445. (EXEL STORY) Kehangatan ini, Ingin Kurasakan Seumur Hidupku

    Karena pembantu belum datang ke kediaman baru Exel, tampak laki-laki sibuk di dapur sejak tadi. Bahkan Exel juga tidak membangunkan istrinya yang tidur sejak siang, karena Exel tahu kalau istrinya pasti sangat kelelahan. Aroma masakan yang sedikit gosong, dan suara kekacauan di dapur pun membuat Hauri terbangun. Gadis itu segera keluar dari dalam kamar. "Ya ampun, aroma apa ini? Kenapa gosong begini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri menuruni anak tangga, ia menengok dari selasar lantai dua ke bawah sana. Hauri melihat Exel yang berada di dapur sendirian dengan semua barang-barang yang terlihat sangat berantakan. "Ya ampun, Exel..." Hauri menutup mulutnya kaget. Buru-buru gadis itu berjalan turun ke lantai satu dan melangkahkan kakinya mendekati Exel. Dari piring, mangkuk, hingga wadah lainnya menumpuk di dapur. Bahkan ada beberapa makanan yang tampak dibuang karena gosong dan tidak layak makan. "Y-ya ampun, Sayang..." Hauri menutup mulutnya menyaksikan kekacauan ini. Tetapi, g

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 444. (EXEL STORY) Rumah Kita Berdua

    Setelah menikah, Exel sudah jauh-jauh hari menyiapkan rumah untuknya dan juga Hauri. Rumah yang akan mereka tempati berdua, atau mungkin bersama anaknya suatu saat nanti. Rumah mewah berlantai dua, bernuansa putih bersih. Serta taman tang yang sangat indah, juga luas. Hauri tak berhenti terkagum-kagum menatap bangunan megah di hadapannya saat ini. "Wahh ... Sayang, kau membuat rumah kaca?" tanya Hauri menunjuk ke arah sebuah rumah kaca yang berada di tengah taman. "Heem, bagaimana? Apa kau suka?" tanya laki-laki itu. "Iya. Ayo kita ke sana," ajaknya dengan penuh semangat. Hauri menarik lengan Exel, tapi laki-laki itu tidak bergerak sedikitpun. Justru Hauri yang langsung menoleh ke belakang menatapnya. Sorot mata Exel tampak sayu. Ia malah menarik balik lengan Hauri hingga gadis itu mendekatinya. "Istirahat dulu, Sayang. Jangan sampai kau kelelahan setelah acara kemarin," ujar Exel mengusap punggung tangan Hauri. Gadis itu terdiam sesaat, Hauri menatap lagi pada rumah kaca yan

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 443. (EXEL STORY) Kita yang Telah Terikat

    Exel kembali masuk ke dalam kamar di mana Hauri menunggunya. Namun, dapat ia lihat wajah suaminya yang kini tampak sangat sebal dan kesal hingga membuat Hauri bertanya-tanya. "Exel ... ada apa?" tanya gadis itu. Exel menggeleng. "Tidak papa, Sayang," jawabannya pelan dan mendekati Hauri lagi. "Air hangatnya sebentar lagi akan dibawa ke sini. Biar aku bantu obati." "Iya, terima kasih," jawab Hauri. "Aku tidak pernah memakai sepatu high heels. Jadinya merepotkan seperti ini...." Exel tersenyum tipis menatap istrinya tersebut. "Tidak papa, Sayang. Tidak ada yang merepotkan." Barulah beberapa menit kemudian pintu kamar hotel mereka terketuk. Exel membuka pintu dan melihat seorang pelayan wanita membawakan sebuah bak kecil berisi air hangat dan handuk berukuran kecil. Exel kembali masuk ke dalam kamar dan mendekati Hauri. "Mana kakinya," ujar laki-laki itu. "Aku bisa sendiri, tidak usah dibantu juga tidak papa," jawab Hauri merasa tak enak hati. "Hau..." Exel mengangkat wajahnya d

DMCA.com Protection Status