Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 38. Evan, Apa yang Sebenarnya Kau Inginkan?

Share

Bab 38. Evan, Apa yang Sebenarnya Kau Inginkan?

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-08-02 17:21:21

"Kalau laki-laki itu selingkuhan Elizabeth, mengapa dia menolong Elizabeth secara diam-diam?"

Gumaman penuh tanda tanya itu keluar dari bibir Evan setelah dia diberi kabar oleh Jericho tentang bagaimana bisa Elizabeth mendapatkan pekerjaan di hotel bintang lima dan menjadi seorang pianis dengan gaji mahal di sana.

Ternyata itu semua berkat Daniel. Tapi, mengapa pria itu harus berbohong pada Elizabeth? Mengapa Daniel tidak mengatakan bahwa pemilik hotel tersebut sebenarnya bukan temannya, melainkan kerabat terdekat laki-laki itu?

Karenanya, Evan mulai penasaran dengan hubungan Elizabeth dan Daniel yang sebenarnya.

Sudah pasti bahwa Daniel memiliki perasaan khusus pada istrinya itu. Evan bisa melihatnya dengan jelas. Tapi bagaimana dengan Elizabeth?

"Elizabeth…" bisik Evan menatap gadis cantik di depan sana.

Rasa kesal tak mampu Evan tahan, laki-laki itu melepaskan sabuk pengaman dan membuka pintu mobilnya saat itu juga.

Sementara Elizabeth, gadis itu berdiri di gang menuju pagar rum
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Etty Badjoeri
Bagus novelnya ,saya suka....lanjuuutt.....
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
kau egois Evan...kau mencintainya sekaligus membencinya...apa yang sebenarnya kau inginkan??... kasian Eliza 🥹
goodnovel comment avatar
Shamsiah Ibrahim
bagus novelnya l. like
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 39. Jujurlah Padaku, Elizabeth

    Elizabeth tidak mengatakan apapun sehingga Daniel kembali bertanya, "Elizabeth, kau tidak papa kan?" Daniel lalu mengajaknya duduk sebuah kursi di dalam rumah. Elizabeth duduk dengan kepala tertunduk, barulah Daniel merogoh saku mantel hangat yang dia pakai dan mengambil sebuah sapu tangan miliknya. "Elizabeth—""Aku tidak papa, Niel," jawab gadis itu mengusap pipinya. Bahkan dia sendiri juga tidak tahu bila lipstik di bibirnya berantakan karena ulah Evan. Tapi instingnya membawa Elizabeth untuk mengelap bibirnya. "Sungguh? Tidak terjadi sesuatu denganmu?" Gelengan kepala diberikan oleh Elizabeth. Barulah Daniel menghela napasnya pelan dengan mata masih tertuju pada gadis di depannya ini. Ternyata Elizabeth tidak mau jujur padanya. Kenyataan itu membuatnya sedih."Kau sendiri, kenapa kembali? Bukannya kau sudah pulang, ya?" tanya Elizabeth menatap Daniel lekat-lekat. "Obatmu tertinggal di mobilku," jawab Daniel menyerahkan tas kecil berisi botol kecil di dalamnya. Elizabeth m

    Last Updated : 2024-08-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 40. Clarisa, Wanita Bermuka Dua

    "Bertemu dengan istriku,” sahut Evan dengan wajah tanpa ekspresi. “Bukankah seorang suami bebas untuk menemui istrinya kapan saja?” Jawaban Evan begitu santai. Setelah ia tidak mendapati Elizabeth di tempat kerjanya, laki-laki itu langsung pergi ke kediaman Elizabeth.Evan kepikiran, kenapa Elizabeth tidak pergi bekerja? Apakah terjadi sesuatu pada gadis itu setelah kejadian semalam? Dan kini, saat melihat Elizabeth yang tampak pucat dengan kedua matanya yang sembab, Evan sadar bahwa wanita itu sedang tidak baik-baik saja. "Tidak Evan, kau tidak bisa seenaknya sendiri," sahut Elizabeth, menyadarkan Evan dari lamunan singkat. Dengan berani gadis itu mendongak menatapnya, sorot matanya sayu tapi tampak kukuh, tidak takut berhadapannya dengannya seperti kemarin. Evan terdiam. Wajahnya yang biasanya kaku dan dingin, kini sedikit lebih melunak melihat gadis itu. "Kau dan aku belum resmi bercerai, Elizabeth. Aku bisa menemuimu kapan saja aku mau," balas laki-laki itu. Mendengar jaw

    Last Updated : 2024-08-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 41. Berita Rekayasa yang Beredar

    Hari telah berganti, Elizabeth kembali bekerja meskipun kondisi tubuhnya belum juga membaik. Terkadang ia merasa pusing dan terbatuk-batuk. Elizabeth mengambil kerja jam awal, hingga ia bisa pulang di sore hari dan pergi ke rumah sakit untuk kembali berobat. Daniel kini berada di dalam ruangan perawatan bersamanya. "Kepalamu pasti sakit lagi, kan?" Daniel menyentuh kening Elizabeth dengan wajah serius. "Hanya sakit sedikit," jawab Elizabeth menyentuh kepalanya. Daniel menoleh ke arah pintu kaca buram yang terbuka, di sana rekan dokternya kembali masuk membawa beberapa berkas hasil pemeriksaan perkembangan kondisi Elizabeth. "Bagaimana, Dokter Killian?" tanya Daniel pada rekannya. "Menurun lagi," jawab dokter itu menunjukkan wajah sedih. Daniel menghela napasnya panjang dan menatap Elizabeth yang diam berbaring masih dengan pakaian rumah sakit. Anggukan diberikan oleh Daniel, laki-laki itu ikut pusing dengan kondisi Elizabeth yang kini jauh memburuk dibandingkan hari kemarin-ke

    Last Updated : 2024-08-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 42. Titik Terendah Elizabeth

    Elizabeth merasa terkejut dan sedih dengan cepat tersebarnya berita rekayasa di sosial media tentang dirinya dan Daniel saat ini. Semua mata tertuju padanya dengan cibiran pahit yang orang lain lontarkan. Bahkan di tempat kerjanya sekarang, Elizabeth merasa teramat malu dengan tatapan benci dan mendengar cemooh dari semua orang. "Dasar wanita tidak tahu terima kasih! Sudah enak mendapatkan suami seperti Tuan Evander, malah akal-akalan selingkuh!" cibir seorang wanita yang tengah bersama temannya. "Iya, lihat saja sekarang, dia hanya menjadi seorang pianis di restoran. Padahal suaminya orang kaya! Benar-benar wanita tidak tahu malu!" imbuh wanita itu menatap sinis pada Elizabeth. Makian pedas yang ia dengar tentangnya, membuat hati kecil Elizabeth terasa nyeri dan sakit. Tidak mungkin bagi Elizabeth menjelaskan dengan jujur pada satu per satu orang. Setiap detik waktu yang berlalu membuat Elizabeth merasa tersiksa, tubuhnya sudah sakit, dan kenapa masalah baru datang lagi menimpan

    Last Updated : 2024-08-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 43. Aku Tak Lagi Mempercayaimu

    Hari sudah gelap, Elizabeth masih berdiam diri di dalam rumah. Setelah beberapa menit yang lalu Daniel pergi dan akan kembali untuk membelikan makan malam untuknya. Laki-laki itu melarang Elizabeth untuk keluar rumah agar terhindar dari ocehan semua orang tentangnya saat ini. Sampai akhirnya bel rumah berbunyi, Elizabeth yang tengah duduk di ruangan keluarga pun langsung menoleh cepat ke arah pintu. "Daniel," lirihnya langsung berdiri. Gegas itu membuka pintunya cepat. Namun lagi-lagi yang datang bukanlah Daniel, melainkan sosok laki-laki yang kini sangat Elizabeth benci. Evander, laki-laki itu menatap wajah memerah Elizabeth yang nampak baru saja menangis. "Untuk apa kau ke sini? Jangan tunjukkan dirimu lagi!" seru Elizabeth mengusir Evan. Gadis itu hendak menutup pintu rumahnya, namun tenaga Elizabeth kalah kuat. Dengan cepat Evan menahan pintu itu dan menyelinap masuk ke dalam rumah. Sorot mata Elizabeth penuh permusuhan dengannya, tidak seperti kemarin-kemarin lagi yang te

    Last Updated : 2024-08-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 44. Tenanglah Elizabeth, Aku Selalu Ada Untukmu

    Berita memanas hingga berhari-hari, akhirnya kini orang suruhan Evan berhasil menangkap dan menyeret seorang pelaku penyebar berita tersebut dan membawanya ke hadapan Evan. Di dalam ruangan pribadinya, Evan berdiri tegap menatap seorang laki-laki asing di depannya dengan tatapan tajam. Laki-laki itu tampak marah, seolah dia bukanlah pelakunya. "Lepaskan aku!" teriaknya memberontak. "Tutup mulutmu!" sentak Jericho menendang bawah lutut belakangnya hingga dia berjongkok. Dia berusaha melawan Jericho yang mencekal tangan laki-laki itu ke belakang, sebelum akhirnya beralih menatap Evan yang melangkah ke arahnya. "Jadi kau..," ucap Evan dengan nada datar. "Kau orang yang menyebarkan berita tentang rumah tanggaku?" Laki-laki asing itu mendongakkan kepalanya menatap Evan, wajah kesalnya langsung berubah gugup dan memucat."A-apa maksud Anda? Saya tidak tahu dan saya tidak melakukan itu!" pekik laki-laki itu mencoba membela diri."Jawab jujur, Gustav!" seru Jericho menekan tangan orang

    Last Updated : 2024-08-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 45. Kemarahan Elizabeth pada Evander

    Keesokan harinya Elizabeth kembali pergi bekerja seperti hari-hari yang lalu. Namun, tidak seperti yang ia duga sebelumnya, situasi hari ini semakin mencekam dan mengerikan. Awalnya Elizabeth menduga kalau di tempat kerja ia akan kembali tenang, tapi ternyata ia salah besar. Kecaman-kecaman kejam justru semakin menghujaninya. Dan Elizabeth sungguh tidak menyangka hal ini akan terjadi, bahkan setelah berita itu telah hilang. ‘Kenapa tatapan mereka seperti ini? Bukankah beritanya sudah ditarik semalam?’ batin Elizabeth terus bertanya, ia berusaha fokus bermain piano dengan tenang meski hatinya penuh dengan kemelut. Sampai tiba-tiba beberapa wanita berpakaian anggun duduk tepat tidak jauh dari tempat Elizabeth duduk bersama pianonya. "Tuan Evan benar-benar sangat baik hati, dia menarik berita tentang kebusukan istrinya yang nakal itu,” ujar wanita dengan dress merah menyala.“Benar. Tuan Evan masih mau memaafkan istrinya yang berselingkuh, sungguh laki-laki yang luar biasa," sahut w

    Last Updated : 2024-08-06
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 46. Ingin Mendapatkannya Kembali

    Detik waktu berjalan lebih buruk dari yang Evan duga. Setelah kemarahan Elizabeth padanya, laki-laki itu tidak bisa tidur semalaman penuh dan rasa kesal muncul dari berbagai sisi. Bahkan pagi ini, Evan duduk diam di ruang keluarga bersama dengan Jericho yang hanya diam di belakangnya. "Tuan, ruangannya sudah kembali dirapikan oleh pelayan," ujar Jericho tiba-tiba. Tidak ada sahutan apapun dari Evan hingga beberapa detik, sampai akhirnya dia membuka suara. "Aku sedang tidak ingin mengerjakan apapun hari ini," jawab Evan singkat. "Baik, Tuan."Suara langkah kaki masuk ke dalam rumah terdengar oleh Evan. Namun, dia tidak tertarik menengok dan melihat siapa yang kini masuk ke dalam rumahnya. Melihat sosok Clarisa yang muncul, lantas Jericho langsung meninggalkan Evan dan wanita itu. "Selamat pagi," sapa Clarisa tersenyum manis. Wanita itu mendekati Evan yang duduk diam menatap pemandangan taman di pagi yang mendung ini. "Evan, aku bawakan sarapan untukmu. Aku memasaknya sendiri,"

    Last Updated : 2024-08-06

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 481. (PAULINE STORY) Aku Siap Dipanggil Papa

    Sepulang dari rumah sakit, Xander mengajak Pauline makan siang bersama di sebuah rumah makan mewah, yang berada di hotel bintang lima. Xander membebaskan Pauline untuk memilih makanan apapun yang diinginkan gadis itu. "Makan yang banyak, kalau ada yang ingin tambah bilang saja," ujar Xander menatapnya. "Emmm ... aku tadi tidak salah pilih menu kan, Kak?" tanyanya tiba-tiba. Ia menatap menu makanannya dan menatap lagi menu makanan milik Xander. Laki-laki itu paham, ia langsung menggeser piringnya ke hadapan Pauline. Barulah gadis itu tersenyum padanya. "Tidak marah, kan?" "Tidak, Pauline..." Xander mengusap pucuk kepala Pauline dengan lembut dan penuh kasih sayang. Gadis itu memakannya dengan lahap, Xander merasa lega melihat Pauline yang sangat bersemangat seperti ini. "Pauline, aku boleh bertanya sesuatu padamu...." Gadis itu mengangguk. "Tanya apa?" Xander tersenyum tipis, ia mengulurkan tangannya menyilakan rambut Pauline lagi ke belakang telinganya. "Kalau misalkan kau

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 480. (PAULINE STORY) Ketulusan Xander Tanpa Batas

    "Tuan, sebentar lagi ada jadwal untuk bertemu dengan Tuan Wister pukul sepu—""Batalkan!" Xander menyela cepat. "Aku ada acara penting pagi ini." Julius yang berjalan di belakangnya pun langsung mencoret jadwal yang ditolak oleh Xander. Decakan kesal terdengar lagi dari bubur Xander. Laki-laki itu menatap jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. "Aku harus pergi sekarang juga," ujar Xander menatap ajudannya tersebut. "Tuan mau ke mana?" Alih-alih menjawab, Xander justru bergegas pergi saat itu juga meninggalkan Julius di lorong kantor. Xander keluar dari dalam kantornya, ia segera masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan penuh sambil mengumpat-umpat. "Bagaimana bisa meeting ini memakan waktu lebih lama dari dugaanku!" geramnya. "Gadis itu, pasti sendiri!" **Sementara di suatu tempat, Pauline duduk seorang diri di sebuah bangku tunggu di dalam rumah sakit. Gadis itu menunggu antrean namanya dipanggil di dalam poli kand

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 479. ( PAULINE STORY) Kecupan di Pipi Kiri Pauline

    Usai lelah berjalan-jalan ke sana dan kemari, Xander mengajak Pauline duduk di sebuah bangku kayu di sebuah taman yang masih menjadi satu kawasan dengan pasar malam. Pauline menatap beberapa barang yang ia beli. Wajahnya sangat antusias dan ceria, hingga membuat Xander juga merasa senang. "Kau tidak lelah?" tanya Xander sambil menyilakkan rambut panjang Pauline ke belakang telinga. "Tidak, Kak." Pauline menatap lampu hias di tangannya dan sebuah jepit mutiara yang Xander belikan untuknya. "Aku akan memakai jepit ini besok, saat pergi ke rumah sakit." Xander menatapnya dengan senyuman tipis. "Ke rumah sakit?" "Heem, besok ada jadwal cek kandunganku. Tapi aku akan meminta antar Paman Jericho saja ke sana, nanti aku masuk sendiri..." Pauline memasang wajah pias. "Rasanya aneh, kadang juga nelangsa ... saat semua orang datang bersama suami mereka. Tapi..." Gadis itu menyentuh perutnya di balik dress panjang berwarna kuning cerah itu. "Anakku tidak punya seorang Papa ... bahkan aku

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 478. (PAULINE STORY) Merebut Hatimu dengan Segala Cara

    Xander tidak pernah main-main dengan ucapannya. Malam ini, laki-laki itu mengunjungi kediaman Evan, tepat pukul setengah tujuh malam. Kedatangannya dibukakan pintu oleh Pauline, lagi-lagi. Gadis itu mendongak menatap Xander yang tersenyum padanya. "Ka-Kak Xander kenapa ke sini? Kak Exel sudah pulang dan—""Aku ingin bertemu dengan Adiknya Exel," jawab laki-laki itu membungkukkan badannya tepat di hadapan wajah Pauline. Kedua pipi Pauline bersemu. Gadis itu mundur satu langkah dan mengulurkan tangannya meminta Xander masuk. Tak lama kemudian, tampak Evan keluar dari dalam ruangan kerjanya. Dia tersenyum saat melihat sosok Xander masuk ke dalam rumah dan diikuti Pauline di belakangnya. "Ternyata ada tamu," ujar Evan tersenyum. "Iya, Om." "Kau sudah membuat janji dengan Exel? Apa kalian sengaja ketemuan di sini?" tanya Evan kini duduk di hadapan Xander. Dari belakang muncul Elizabeth. "Mungkin Exel sebentar lagi juga ke sini." Xander terkekeh. "Tidak Om, Tante. Saya tidak membua

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 477. (PAULINE STORY) Untuk Gadisku, Mawar Merah di Pagi Hari

    Evan dan Elizabeth pergi ke luar kota sejak petang. Mereka berdua meninggalkan Pauline di rumah dengan Exel dan Hauri. Pauline sudah bangun sejak pukul lima, tepatnya sejak Mama dan Papanya pergi. Hingga kini, gadis itu duduk di dalam rumah, diam melamun mengusap perutnya sembari menatap suasana pagi yang berkabut. "Aku ingin memakan sesuatu yang manis," ucap Aleena menatap perutnya dan mengelusnya pelan. "Kau ingin makan dengan apa, Nak? Kenapa Mama ingin makan yang manis-manis?" Pauline tersenyum. "Emm ... jam segini di mana ada orang menjual cupcake rasa stroberi? Ingin sekali rasanya..." Pauline yang tengah sibuk mengusap perutnya, tiba-tiba ia melihat cahaya lampu mobil yang menyala dan sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan rumahnya. Bila penjaga depan mengizinkan orang itu masuk ke pekarangan rumah, berarti orang itu adalah orang terdekat keluarganya. Gadis itu beranjak seketika. "Siapa?" gumamnya. Pauline berjalan membuka pintu rumahnya, udara dingin dan kabut pu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 476. (PAULINE STORY) Aku Akan Menjadi Obat Luka Hatimu, Pauline

    "Salah satu Cucu Keluarga Rowand menghamili adikku, dia merenggutnya tanpa belas kasih, adikku sempat hampir gila selama beberapa minggu gara-gara bajingan Arthur!" Mendengar cerita panjang lebar yang Exel ungkapkan, Xander hampir tak percaya sama sekali dengan kenyataan pahit tentang Pauline yang ia dengar. Rasa kesal dan marah membumbung di dalam hatinya. Tak heran bila Pauline yang dulunya gadis kecil ceria berubah murung seperti itu, bahkan tatapannya padanya seperti takut dan benci, padahal kali ini mereka bertemu setelah terpisah semenjak mereka masih kecil. Xander menyandarkan punggungnya di kursi kayu di teras samping rumah orang tua Exel. "Di mana sekarang laki-laki bernama Arthur itu?" tanya Xander dengan wajah dingin dan datar. "Entahlah. Aku dan Papa masih terus melakukan penelusuran dan pencarian pada keluarga Rowand," jawab Exel. "Mereka semua harus membayar apa yang telah mereka lakukan pada adikku." "Aku akan ikut mencari tahu tentang mereka," ujar Xander menatap

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 475. (PAULINE STORY) Sosok Pengagum Pauline, Xander Spencer

    Hari berlalu, musim pun berganti. Usia kandungan Pauline sudah beranjak ke lima bulan dan sudah tampak menyembul besar. Bersama dengan sang Mama, pagi ini Pauline datang ke dokter untuk memeriksakan kondisi bayinya. Dan hasil pemeriksaan mengatakan kalau kandungan Pauline benar-benar sehat. "Sayang, sebelum pulang, Pauline tidak menginginkan sesuatu?" tawar Elizabeth menatap putrinya. "Kue, roti, atau buah?" "Emm ... Pauline ingin beli es krim di dekat taman, Ma. Seperti yang kemarin Kakak belikan," jawab gadis itu. "Oke, kita ke sana sekarang. Jalan kaki saja, bagaimana?" tawar Elizabeth. Dengan antusias Pauline menganggukkan kepalanya. Gadis itu berjalan ke sebuah kedai es krim bersama Mamanya. Pauline menatap taman yang tampak sangat ramai pagi ini. Ia melihat anak-anak kecil berlarian bersama orang tua mereka. "Sayang, ini es krimnya ... rasa stroberi, kan?" Elizabeth menyerahkan pada sang putri. "Iya, Ma. Terima kasih." Pauline tersenyum manis meraih es krim

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 474. (PAULINE STORY) Pertahankan Anak ini, Pauline

    Mual-mual hebat dialami oleh Pauline setiap hari hingga membuatnya frustasi. Namun, perhatian Mama dan Papanya tidak pernah luput sehari pun. Seperti pagi ini, Pauline baru saja memuntahkan isi perutnya, padahal ia baru saja sarapan. Hingga wajahnya sangat pucat dan tubuhnya lemas. "Sayang, minum teh hangatnya dulu, Nak..." Elizabeth meraih segelas teh yang dibawakan oleh pembantunya. Ia merangkul Pauline yang duduk memeluknya. Gadis itu meminum teh hingga habis dan diam dengan napas yang mulai teratur. "Sampai kapan aku seperti ini, Ma?" tanya gadis itu memeluk Elizabeth. "Aku tidak suka, anak ini sangat menyiksa!" "Hussss ... Sayang, tidak boleh bilang seperti itu, Nak." Elizabeth mendekapnya dengan hangat. Pauline menyembunyikan wajahnya dalam pelukan sang Mama. "Pauline gugurkan saja anak ini, Ma. Pauline tidak tahan lagi ... lagipula dia tidak punya seorang Papa. Hidupnya pasti akan menderita, lebih baik Pauline gugurkan saja...""Apa yang kau katakan, Sayang? Melakukan h

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 473. (PAULINE STORY) Nyawa Baru di Dalam Perutku

    "Dia pasti puas melihat aku seperti ini! Dia pasti bahagia setelah membuatku seperti ini!" Suara teriakan itu berasal dari dalam kamar mandi. Malam ini Pauline tidak bisa tidur sama sekali, pikirannya sangat kacau. Ia bingung harus berbuat apa, hanya kebencian dan keputusan asaan yang terus menghantuinya hingga membuat gadis itu ingin menyerah hidup. "Kenapa aku harus hamil! Kenapa kau ada di dalam perutku! Aku benci dirimu, aku tidak mau menganggapmu sebagai anakku! Aarrgghhh ...!" Gadis itu memukuli lantai kamar mandi dan diam di bawah guyuran shower. Tak peduli bagaimana dinginnya air itu. Sementara di luar, Elizabeth tengah membuatkan sup kesukaan Pauline karena anak gadisnya sama sekali tidak mau makan. Elizabeth membuka pintu kamar Pauline, ia tidak menemukan anaknya di sana. "Pauline...." Elizabeth terlihat panik. Sebelum ia mendengar suara Isak tangis di dalam kamar mandi. Wanita itu bergegas membuka pintu kamar mandi. Kedua mata Elizabeth terbeliak melihat Pauline te

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status