Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 279. Janjinya Telah Batal

Share

Bab 279. Janjinya Telah Batal

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 13:21:20

Sudah lebih dari dua minggu Clarisa yang menyamar sebagai pembantu itu menghilang layaknya ditelan bumi. Namun, tidak ada hal aneh atau berbahaya yang terjadi pada Evan dan keluarganya, hingga Evan menghentikan pencarian secara pribadi, namun di belakangnya ada seseorang yang masih menyelinap mencari informasi.

Dan setelah beberapa hari ini, Evan juga kembali fokus pada pekerjaannya di kantor yang mulai menumpuk dan ada beberapa problem.

Seperti pagi ini, Evan menerima laporan tentang beberapa berkasnya yang dianggap tidak cocok dan keliru dari sebuah perusahaan besar, yang sudah lama menjadi rekannya.

Evan yang bingung, ia mencoba membicarakan dengan temannya yang telah menyusun tiga berkas penting tersebut.

"Bagaimana bisa dia mengatakan berkas kita disusun tidak rapi dan ada beberapa data yang keliru! Tuan Kian sebelumnya tak pernah banyak protes," ujar Evan melepaskan kacamata berbingkai emas yang ia pakai dan memijit pangkal hidungnya.

"Entahlah, Van. Aku juga bingung, pada
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
masalah apa lagi ini??kenapa hidup Evan penuh dengan masalah???... klu tuan Ken g biasa seperti ini...berarti ada yang g beres...mungkinkah Clarisa mulai beraksi lagi???melalui tuan Ken...sungguh meresahkan sekali...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 280. Si Kecil Merindukan Papanya

    Seperti yang Elizabeth duga, anak-anaknya marah dan merajuk. Pauline sempat menangis, dan Exel hanya diam kecewa. Elizabeth duduk bersama mereka di ruang keluarga. Ia memeluk kedua anaknya dan mencoba untuk menjelaskan pada mereka berdua. "Kenapa tidak jadi pergi, Ma? Papa ke mana memangnya? Sibuk lagi ya, sampai Papa membatalkan jalan-jalannya?" tanya Exel, anak itu masih tertunduk memeluk sang Mama. "Sayang, Papa kan sibuk, banyak sekali pekerjaan Papa yang harus diselesaikan dalam waktu yang sangat cepat. Kita harus mengerti dan memahami kesibukan Papa. Meskipun Papa sebenarnya juga ingin pulang dan berkumpul dengan kita," ujar Elizabeth pada kedua anaknya. "Tapi kan kita sudah semangat menunggu Papa. Heumm ... sedih sekali, Ma," ucap Exel memejamkan matanya dan memeluk Elizabeth erat-erat. "Iya, Pauline ingin jalan-jalan sama Papa," ujar Pauline cemberut. Elizabeth menghela napasnya panjang. Wanita itu terdiam memeluk mereka berdua. Pasti mereka kecewa, kemarin juga Evan ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 281. Sesuatu yang Tidak Biasa

    Saat pagi tiba, Exel dan Pauline yang baru saja bangun langsung bergegas turun ke lantai satu. Sekolah mereka sedang libur, baru saja mereka menyelesaikan ujian di sekolahnya, hingga anak-anak menghabiskan banyak waktu di rumah. Kedua anak itu berjalan ke lantai satu, mereka berdua menoleh ke kanan dan ke kiri mencari-cari. "Selamat pagi, Sayang ... ayo sini, sarapan dulu," sapa Elizabeth yang terlihat sibuk menata hidangan sarapan di ruang makan. Exel menarik pelan lengan sang adik dan membawanya mendekati sang Mama. "Ma, Papa di mana?" tanya Pauline mendongak Mamanya dengan wajah menanti-nanti. "Papa sudah berangkat ke kantor, Sayang. Ada urusan penting yang harus Papa selesaikan. Jadi—""Papa kok sibuk terus sih, Ma? Semalam tidak bertemu Papa karena kita tidur, sekarang kita bangun pagi, Papa juga sudah tidak ada." Exel memasang wajah protes dan kecewa."Pauline kan, masih kangen sama Papa..." Kedua bocah itu kembali memasang wajah sedih seperti semalam. Elizabeth tidak tega

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 282. Pulang Hingga Menjelang Pagi

    Sama seperti kemarin-kemarin, tiap malam Elizabeth selalu menunggu kepulangan Evan dengan perasaan jemu. Elizabeth tidak pernah mencoba berpikir yang tidak-tidak pada suaminya. Namun, wanita itu sedih saat Exel dan Pauline selalu menanyakan ke mana Papanya hingga malam hari tidak kunjung pulang. Saat ini, Elizabeth berdiri di dekat jendela rumahnya, menatap pemandangan luar yang malam ini sedang gerimis. "Kau di mana, Evan? Kenapa tidak menjawab panggilanku? Kau bilang kau akan lembur, tapi ini sudah terlalu malam..." Elizabeth menoleh menatap ke arah jam dinding kayu yang sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Wanita itu meremas selendang bermotif kotak-kotak dari kain flanel tebal, yang kini menutupi kedua pundaknya. Elizabeth tertunduk kecewa. 'Kalau seperti ini terus, harus dengan cara apa lagi aku membohongi anak-anak ... bagaimana kalau besok mereka marah lagi?' Elizabeth memejamkan kedua matanya dan mengembuskan napasnya panjang. Perlahan, ia menarik gorden putih di depa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 283. Sayang, Jelaskan Semuanya Padaku!

    Elizabeth menghindari pertanyaan anak-anaknya yang melulu menanyakan tentang Papanya yang tidak pernah ada waktu untuk mereka. Siang ini, Elizabeth mengajak Exel dan Pauline ke rumah lamanya, di sana, anak-anaknya bermain ditemani oleh Bibi Meria yang sangat menyayangi dua bocah manis tersebut. Dari jauh Elizabeth duduk diam dan perasaannya bercampur aduk saat ia memperhatikan buah hatinya. "Elize..." Suara sang Nenek membuyarkan lamunannya. Elizabeth menoleh cepat, wanita muda berparas cantik itu mendongak dan langsung mengelap air matanya dengan cepat. "Nenek?" Elizabeth tertunduk dan menyeka air matanya lagi. "Loh, kenapa kau menangis, Nak?" tanya Nenek Berta menyentuh pundak Elizabeth dan duduk di sampingnya. "Tidak papa, Nek," jawab Elizabeth mencoba tersenyum. "Tidak mungkin tidak ada apa-apa kau menangis. Kenapa? Elize ... kau bertengkar dengan Evan?" Berta mengusap rambut panjang Elizabeth. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tertunduk dan berusaha untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 284. Wanita Licik itu, Ternyata...

    Keesokan harinya, Evan kembali fokus pada pekerjaannya lagi. Setelah ia mengatakan yang sejujurnya pada sang istri tentang apa yang terjadi pada perusahaannya. Hari ini menjadi penentu bagi nasib perusahaan milik Evan. Meeting penting yang kembali diulang, setelah proyek sudah setengah jalan, hal ini sangat melelahkan untuk Evan. Di dalam ruangan yang luas, di perusahaan besar milik seorang Kian Arlando, laki-laki yang berusia empat puluh lima tahunan lebih, yang beberapa menit memimpin rapat penting di perusahaannya, bersama banyak orang-orang luar biasa di dalamnya. "Tuan..." Suara Jericho terdengar, ajudan itu menatap Tuannya yang duduk di sampingnya. Evan yang tadinya berbincang dengan salah satu rekannya, kini menoleh ke arah Jericho. "Ada apa, Jer?" tanya Evan. "Sepertinya, Tuan akan dipanggil oleh si Pak Tua itu," ujar Jericho berbisik. Dengan cepat Evan mempertahankan Tuan Kian di depan sana yang kini menyisihkan berkas milik Evan.Laki-laki tua itu membuka berkas bersa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 285. Dalang Di Balik Kegaduhan

    Evan mengejar Clarisa yang kini berjalan di depan sana hendak menuju ke sebuah lift. Langkah lebar Evan semakin membuatnya dekat dengan wanita itu. "Tunggu!" Suara tegas laki-laki itu menghentikan langkah kaki Tania. Wanita cantik dengan rambut sebahu dan dress mewah berwarna biru itu, kini menoleh menatapnya. Dia memperhatikan Evan lekat-lekat. "Ya, Tuan?" Dia tersenyum seolah tak terjadi apapun. Evan mendekatinya dan menatapnya dengan tatapan benci dan marahnya. "Apa maksudmu dengan semua ini?" desis Evan, wajahnya memerah saat ia berhadapan dengan Tania. "Apa maksudmu menyamar menjadi pembantu, lalu kau pergi begitu saja, dan muncul sebagai orang yang baru! Kau pikir kau siapa, hah?!" Ucapan Evan yang penuh penekanan, mendesak, dan menyudutkan ini membuat Tania terdiam sejenak sebelum dia terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Wanita itu bersedekap angkuh dan tersenyum. "Apa maksud Anda, Tuan?" Tania menaikkan kedua alisnya dan wanita itu terkekeh tiba-tiba sebelum d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 286. Tak Ingin Diganggu Lebih Dulu

    Makan malam sudah siap, anak-anak sengaja menolak makan lebih awal, mereka ingin makan bersama dengan Papanya. Exel dan Pauline menunggu Evan di ruang makan. Mereka nampak menanti-nanti, sementara Elizabeth masih membantu Bibi di dapur. "Ma, Exel panggil Papa dulu ya, setelah itu makan malam bersama-sama," ujar Exel menatap sang Mama. "Iya Sayang," jawab Elizabeth. Anak laki-laki itu bergegas turun dari atas kursi dan berjalan ke depan. Exel melangkah pelan, dia mengintip dari balik pintu kayu ke arah ruangan kerja Papanya. Anak itu melihat ruangan kerja Papanya yang berantakan, semua kertas seperti sampah yang berhamburan di lantai. Kedua pupil mata Exel melebar saat anak itu melihat Papanya marah-marah dan menyapu beberapa map berkas di atas meja, hanya dengan sekali sapuan tangannya. "Papa..." Suara Exel membuat Evan yang tengah marah-marah pun menoleh cepat. Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar melihat ada putranya di sana. "Papa kenapa?" Exel berjalan masuk ke dalam ruan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 287. Seorang Teman yang Selalu Ada Dalam Segala Keadaan

    Keesokan paginya, Elizabeth kembali menjalani hari seperti biasa. Suaminya pun kini bersiap untuk pergi, jauh lebih pagi dari sebelum-sebelumnya. Elizabeth yang kini berada di dapur, wanita itu memperhatikan Evan yang berjalan menuruni tangga lengkap dengan tuxedo hitam yang dia pakai. "Sayang, kau tidak sarapan dulu?" tanya Elizabeth mendekatinya. "Mau aku buatkan bekal? Tunggu sepuluh menit saja, atau aku siapkan sandwich, atau—" "Tidak Eli, aku harus berangkat cepat. Siang nanti aku akan ada pertemuan, jadi aku harus berangkat lebih pagi," ujar Evan menolaknya. "Tapi kau harus sarapan, Evan..." "Aku akan membelinya di luar," jawab Evan sembari berjalan ke arah teras. Elizabeth pun berjalan di belakangnya dan terus mengikuti suaminya. "Apa nanti kau juga akan pulang malam?" tanya Elizabeth lagi. "Entahlah, mungkin tidak. Yang jelas, jangan menungguku," jawab Evan sebelum dia masuk ke dalam mobil. "Kalau besok?"Elizabeth bertanya lagi, kali ini nada suaranya merendah tiba-t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status