Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 142. Merebut Istriku Kembali!

Share

Bab 142. Merebut Istriku Kembali!

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-18 09:49:06

Pauline sangat senang karena ada Exel yang menemaninya dan mengajaknya bermain saat ia dirawat di rumah sakit.

Bahkan malam ini, saat Evan kembali datang membawa beberapa makanan dan mainan untuk Pauline. Putri kecilnya itu sangat kesenangan.

"Wahh, Om Baik bawa apa?" tanya anak itu, saat Evan meletakkan beberapa paper bag di atas nakas.

"Papa membelikan makanan untuk Pauline, ada mainan juga," jawab Evan membuka salah satu paper bag dan menunjukkan mainan lucu pada putrinya.

"Wahh, bagus! Pauline suka!" jawab anak perempuan itu menunjukkan mainannya pada sang Kakak.

Exel pun juga tersenyum, dia duduk di atas ranjang bersama Pauline. Sesekali Exel mengecup pipi Pauline dan memeluknya tanpa mendapatkan protes dari sang Adik.

Sedangkan Evan, laki-laki itu mendekati Elizabeth yang duduk di sofa. Evan juga duduk di sampingnya.

"Kau sudah makan?" tanya Evan pada wanita itu.

"Aku tidak lapar," jawab singkat dari Elizabeth yang kini duduk lemas.

"Jangan sampai kau ikut sakit, Elizabe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Keyko Saker
sedih, ikut menangis bersama Ecxel...
goodnovel comment avatar
Siti Khotipah
percuma dong pergi jauh" kalo Akirnya kembali pada manusia yg mudah mabuk dan berzina ,alasan dikasih obat perangsang padahal ahli zina
goodnovel comment avatar
Lya
Ayo daniel kamu orang baik mundur saja…biarkan Eliz kembali pd suaminya,biarkan mereka kembali utuh mnjdi keluarga bahagia apalgi ada pauline anak mereka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 143. Pauline, Papamu Adalah Papa Evan!

    Keesokan harinya, Pauline masih tetap dirawat di rumah sakit karena anak itu belum sembuh dan masih demam meskipun panasnya sudah sedikit menurun. Elizabeth duduk di sebuah kursi menemani Pauline yang tengah tertidur. Dan ia kini sendirian, Exel sudah dijemput oleh ajudan Evan petang tadi. Elizabeth mengembuskan napasnya panjang menekan perutnya. "Ya Tuhan, perutku sangat sakit. Aku lapar sekali," ucap Elizabeth membenamkan wajahnya di ranjang tempat Pauline tertidur. Wanita itu pikir Daniel akan ke sini hingga Elizabeth bisa menitip untuk membeli makanan, tapi ternyata Daniel ada urusan mendadak dan tidak bisa datang. Elizabeth merasa kebingungan. "Tidak mungkin aku meninggalkan Pauline sendirian di sini," gumamnya. Tiba-tiba pintu terbuka, Elizabeth mengangkat wajahnya cepat dan melihat laki-laki dengan balutan tuxedo hitam berjalan masuk ke dalam kamar inap Pauline. Elizabeth menatapnya sayu. "Evan?" Evan melangkah mendekat dan meletakkan beberapa paper bag besar di atas na

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 144. Aku Akan Setia Menunggu Hatimu Terbuka Untukku

    Sedangkan di rumah sakit, Daniel datang ke sana setelah Evan pergi sekitar setengah jam yang lalu. Laki-laki itu duduk berdua bersama Elizabeth menemani Pauline yang tengah tertidur. Di sana, Daniel memperhatikan Elizabeth yang diam melamun menatap ke arah putri kecilnya. "Elizabeth," panggil Daniel lirih. "Heem?" Wanita itu menoleh menatapnya. Daniel tersenyum tipis, laki-laki menghela napasnya panjang dan menatap Elizabeth lekat-lekat. "Bagaimana ke depannya nanti? Apa kau ingin bersamaku di sini, atau kau kembali pada Evan?" tanya Daniel, dia tidak tahan untuk tidak menanyakan ini pada Elizabeth. Elizabeth meresponnya dengan diam. Daniel tahu kalau wanita ini pasti sedang kebingungan untuk menempatkan posisinya. Daniel lantas meraih tangan Elizabeth dan menggenggamnya dengan hangat. "Elizabeth, kalau kau kembali dengan Evan ... aku tidak mau kau disakiti lagi. Itu semua bukan berarti aku melarangmu, tapi aku hanya takut kau disakiti." Elizabeth mengangguk. Wanita itu juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 145. Kau Adalah Mama yang Terbaik Untuk Exel

    Kondisi Pauline sudah jauh lebih baik hari ini, dokter pun mengizinkan Pauline untuk dibawa pulang. Di sana ada Evan dan Exel, mereka berdua memang datang lebih awal setelah kemarin dokter bilang pagi ini Pauline diizinkan pulang ke rumah. "Adik Pauline sekarang sudah sembuh," ujar Exel memakaikan topi rajut hangat pada Pauline. "Iya, sudah tidak disuntik-suntik lagi, Kakak," jawab Pauline sembari duduk di tepi ranjang dan mengayun-ayunkan kedua kakinya. Exel langsung menoleh pada sang Papa yang berdiri di sampingnya. "Adik lucu ya, Pa … pipinya besar seperti bakpao!" ujar Exel mengecup pipi Pauline. Evan mengangguk. "Iya Sayang." Exel terkekeh dengan ekspresi gemas adiknya. Dia kembali memeluk Pauline dan meletakkan dagunya di pundak Pauline. "Mama..." "Iya Sayang?" Elizabeth yang tengah merapikan barang-barang milik Pauline, wanita itu menoleh pada sang putri. "Pauline mau ikut dengan Papa dan Kakak," ujar anak perempuan itu menatap sang Mama. Lantas Elizabeth langsung me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 146. Anak yang Elizabeth Sayangi

    Exel dan Elizabeth tengah makan siang bersama, di sana Pauline juga dengan manjanya dia meminta disuapi oleh sang Kakak. Tanpa keberatan sedikit pun, Exel menyuapi Pauline dan mereka sesekali tertawa bersama. "Ma, lihat ... adik habis semuanya!" seru Exel menunjukkan mangkuk kecil yang ia bawa. "Wahh, pintar sekali makannya habis," ujar Elizabeth menatap Pauline yang kini masih sibuk memakan ayam goreng punya Exel. "Itu punya Kakak, Sayang..." "Tidak papa, Ma. Buat Adik Pauline saja. Exel sama kentang goreng ini juga suka sekali, kok!" Anak laki-laki itu tersenyum hingga kedua matanya menyipit. Elizabeth membalas senyumannya Exel dan mengusap pucuk kepala anak laki-lakinya tersebut. "Tapi Mama tidak suka kalau adik rakus, Sayang..." Wanita itu beranjak dari duduknya dan mendekati Pauline. "Sayang, ini kan ayam gorengnya ada tiga. Di tangan Pauline masih ada satu, Kakak dikasih satu dong ... nanti kalau tidak dikasih, Kakak pulang terus tidak mau main sama Pauline lagi," ujar E

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 147. Kebahagiaan Elizabeth, Jauh Lebih Berarti untuk Daniel

    Keesokan paginya, Elizabeth dan si kecil Pauline mengajak Exel dan untuk ikut bersamanya jalan-jalan untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Setelah pagi-pagi sekali Exel datang diantarkan ke rumah Elizabeth oleh Jericho, karena anak ini menangis mencari Mamanya. Dan kini Elizabeth mengajak dua anaknya tersebut berjalan ke toko bunga milik Bibinya yang berada tak jauh dari perumahan Elizabeth tinggal. "Ma, kita mau ke mana? Mama tidak mau istirahat duduk dulu?" tawar Exel mendongak menatap sang Mama. "Mama kan gendong Adik Pauline terus, capek kan?" Elizabeth tersenyum manis dengan perhatian yang Exel tunjukkan. "Tidak Sayang ... Mama tidak capek kok, dulu kan Mama juga sering gendong Kakak Exel dan jalan-jalan bersama. Kakak Exel, lupa ya?" Elizabeth sedikit membungkukkan badannya dan mengecup pipi anak laki-laki itu. "Aaa iya! Exel ingat!" seru anak itu sebelum dia tersenyum manis. "Ayo Mama, ayo cepat!" pekik Pauline, anak itu tangannya menunjuk-nunjuk ke depan sana. Eli

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 148. Aku Menyayangimu, Tapi Aku Tidak Berhak Memilikimu

    Matahari sudah hampir terbenam, Elizabeth menemani Pauline yang sedang bermain di teras depan rumah. Anak itu begitu kesenangan dengan banyak mainan baru yang Evan belikan untuknya. "Mama, Pauline mau bawa bonekanya masuk ke dalam rumah," ujar anak itu menyeret sebuah kereta mainannya. "Katanya tadi mau main di luar, Sayang?" Elizabeth menatap buah hatinya yang menggelengkan kepala. "Tidak jadi!" Anak itu menyeret kembali kereta mainannya masuk ke dalam rumah. Begitu Elizabeth hendak mengikutinya masuk ke dalam rumah, wanita itu menoleh ke arah luar saat mendengar suara klakson mobil. Elizabeth pun menoleh dan ia melihat mobil berwarna putih milik Daniel yang kini berhenti di depan rumah Elizabeth. "Daniel," ucap Elizabeth lirih. Nampak laki-laki dengan balutan tuxedo berwarna navy itu turun dari dalam mobilnya. Seperti biasa, dia selalu tersenyum pada Elizabeth dan berjalan mendekatinya. "Mana anak cantikku?" tanya Daniel pada Elizabeth sembari menaiki anak tangga teras.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 149. Tentang Siapa Daniel di Hati Elizabeth...

    Saat masuk ke dalam rumah, Evan duduk di sebuah sofa dengan kedua anaknya yang asik bermain, mereka berdua duduk di atas alas lantai di ruang keluarga. Baik Pauline maupun Exel memiliki hobi yang sama, yaitu bermain puzzle. Keduanya pun terlihat kompak, mereka saling bercanda tawa satu sama lain. Elizabeth mendekati mereka, membawakan segelas susu untuk kedua anaknya. "Sayang, susunya Mama taruh sini ya," ujar Elizabeth pada mereka. "Iya Mama," jawab mereka kompak. Saat Elizabeth hendak pergi, tiba-tiba Pauline menahan lengan sang Mama. Anak itu berdiri sembari memegang botol susunya. "Mama duduk di sini sama Papa," ujar anak itu menarik Elizabeth untuk duduk di samping Evan. Elizabeth pun patuh, dia duduk di samping Evan dan membiarkan laki-laki itu merangkulnya di depan Pauline."Nah, iya ... seperti itu!" serunya tersenyum sembari mengacungkan jempolnya. Anak itu kembali bermain dengan Kakaknya kembali, Pauline berbaring di atas alas lantai yang hangat dan halus sembari m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 150. Evan yang Tak Bisa Menahan Diri

    Keesokan harinya, Elizabeth sudah menjalani hari-harinya seperti biasa. Dia juga sudah mulai aktif untuk bekerja kembali. Di tengah badai yang menerpa, dia masih berdiri tegap seperti sosok Elize yang dikenal oleh semua orang. Dan pagi ini, Elizabeth membawa Pauline untuk ikut dengannya menghadiri pertemuan di sebuah perusahaan di bidang fashion milik rekan Elizabeth. "Pauline tidak boleh jalan ke luar sini, harus di dalam saja dengan Mama. Mengerti, Sayang?" seru Elizabeth pada si kecil yang digandengnya. "Iya Mama, tapi Pauline mau makan es krim stroberi, Mama..." "Iya nanti, Sayang. Nanti kalau meeting sudah selesai, kita beli es krim stroberi."Anak itu cemberut dan menghentikan langkahnya, dia menghentakkan kakinya di atas lantai dengan kesal. "Mama tidak asik!" protes Pauline mendongak menatap Elizabeth. Sang Mama pun menatapnya dengan tatapan lelah. "Kalau Pauline mengamuk, Mama tinggal di sini," ujar wanita itu pada si kecil. "Iya, iya Mama. Pauline tidak jadi marah!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 437. (EXEL STORY) Apa yang Membuatmu Diam Padaku, Sayang?

    Sesampainya di rumah, Hauri pun bergegas mengganti pakaiannya dan gadis itu berbaring di atas ranjang kamarnya. Ia tidur memunggungi Exel yang kini duduk memangku laptopnya. Tidak biasanya Hauri mengacuhkannya seperti ini, tidak biasanya dia tidak bermanja-manja sebelum tidur, bahkan tidak ada sepatah katapun yang terucap darinya. "Sayang, kenapa diam saja? Apa kau sakit?" tanya Exel mengusap pundaknya. Hauri menggeleng. "Tidak papa. Aku hanya lelah," jawab gadis itu. "Jangan menghadap ke sana," ujar Exel mengelus pipi Hauri. Perlahan Hauri menjauhkan tangan Exel dari pipinya. Ia menarik selimutnya tinggi-tinggi dan memejamkan kedua matanya perlahan. Exel tidak mau membujuknya, karena ia tahu semakin membujuk Hauri yang sedang kesal, mungkin akan semakin membuatnya bertambah marah padanya. Exel meletakkan laptopnya cepat, ia ikut berbaring dan memeluknya dari belakang. "Jangan marah, kalau ada apa-apa harusnya kau bilang, Sayang," bisik Exel. "Tidak ada," jawab Hauri dengan m

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 436. (EXEL STORY) Hauri, Terimalah Takdir Pahitmu

    Hauri cukup lama menunggu Exel di dalam mobil, ia penasaran ke mana Exel perginya setelah ia memintanya menunggu. Saat sibuk menunggu, tiba-tiba saja Hauri melihat sosok Heiner yang baru saja keluar dari dalam area restoran dan ia tampak berjalan sendiri. "Loh, Exel mana?" lirih Hauri. Gadis itu segera membuka pintu mobil, ia berjalan ke arah Heiner yang kini tengah menuruni sebuah tangga. "Heiner..." Hauri memanggilnya. Laki-laki tampan itu menoleh dan tersenyum. "Ya, Hau? Kenapa?" tanyanya. "Exel mana?" tanya Hauri. "Dia bilang tadi dia—""Oh, Exel sedang di dalam dengan Lafenia," sela Heiner. Wajah Hauri tiba-tiba menjadi sedikit kecewa. Karena tadi Exel mengatakan kalau dia ingin bertemu Heiner, kenapa sekarang malah di dalam dengan Lafenia? "Hei, kenapa malah melamun?" Heiner mengusap pucuk kepala Hauri. "Ayo kalau kau mau aku temani memanggil Exel di dalam," ajak laki-laki tampan berambut cokelat itu. Hauri mengangguk pelan. Mereka berjalan masuk ke dalam restoran lagi

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 435. (EXEL STORY) Kekesalan Exel pada Lafenia

    Setelah siang tadi Exel mengajak Hauri untuk pergi ke pantai berdua dengannya setelah fitting baju pengantin. Malam ini, Exel mengajaknya pergi bersamanya. Exel kali ini memenuhi undangan teman-temannya untuk datang ke acara makan malam, dan ia mengajak Hauri karena kondisi Hauri saat ini tampak baik-baik saja dan dia juga tidak mengeluh pusing atau yang lainnya. Mereka berdua kini masuk ke dalam sebuah restoran mewah di mana semua teman-teman Exel tampak menunggunya di sana. "Exel, akhirnya datang juga..." Keilan menjabat tangan Exel, kemudian juga pada Hauri. "Kemarin malam kenapa tidak datang, heh?!" tanya Eithan merangkulnya. "Sorry, aku menemani istriku," ujar Exel menoleh pada Hauri sebelum ia menatap teman-temannya. "Perkenalkan, ini calon istriku, mamanya Miko Hauri." Semua teman-temannya di sana, termasuk Heiner dan Lafenia menatap ke arah Hauri yang berdiri di belakang Exel. Senyuman mereka seolah menyambut kedatangan Hauri di sana dengan senang hati. "Hai, salam kena

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 434. (EXEL STORY) Gaun Pernikahan untuk Hauri

    Keesokan paginya, Hauri pergi bersama Exel ke butik milik Elizabeth. Di sana, mereka berdua diminta untuk memilih baju pengantin mana yang akan dipakai di acara pernikahan mereka beberapa hari lagi. Tampak Hauri kebingungan memilih gaun mana yang serasi untuknya. Gadis cantik berambut sepundak itu berdiri mendongak menatap macam-macam gaun pengantin yang terpajang di dalam lemari kaca. 'Mama Elizabeth sangat hebat, memiliki butik sebesar ini,' batin Hauri terkagum-kagum. Gadis itu masih berdiam diri menatap gaun pengantin di hadapannya saat ini. "Pasti ini sangat mahal dan berat, semuanya dipenuhi hiasan mutiara yang berkilau, dan motif kainnya juga sangat cantik," ujar Hauri tersenyum manis. "Hauri mau mencoba yang ini, Sayang?" Suara Elizabeth yang tiba-tiba muncul membuat Hauri tersentak kaget. Gadis itu menatapnya dan menggelengkan kepalanya cepat. "Ti-tidak, Ma. Gaunnya terlihat sangat berat," ujar gadis itu. Elizabeth menatap gaun di hadapannya itu dan mengangguk. "Iya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 433. (EXEL STORY) Impian Kita Berdua

    Udara dingin terasa menusuk, Hauri membuka kedua matanya pukul satu dini hari. Gadis itu menghembuskan napasnya panjang berusaha menyingkirkan lengan kekar Exel yang memeluknya dengan sangat erat. Exel selalu menolak tidur sendiri-sendiri, toh mereka akan menikah beberapa hari lagi, di sisi lain, Exel tidak tega bila dia terbayangkan Hauri sakit tiba-tiba saat sedang tidur sendirian. Hauri melepaskan satu tangan Exel dengan perlahan-lahan. Namun, justru pelukan itu semakin mengerat kuat. "Ya ampun, Exel ... lepaskan sebentar. Aku mau ke kemarin mandi," ujar Hauri memukuli lengan laki-laki itu. "Hehhh..." Exel menarik napasnya panjang dan melepaskan pelukannya. "Ayo, aku temani." "Nyalakan lampunya, aku takut gelap," ujar gadis itu. Exel segera menyalakan penerangan di dalam kamarnya. Hauri pun menyibak selimutnya cepat dan berjalan ke kamar mandi.Sedangkan Exel menunggu duduk di tepi ranjang dengan wajah mengantuknya. Sampai Hauri kembali keluar, gadis itu mendekati Exel dan H

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 432. (EXEL ROMAN) Kasih Sayang Terbesar untuk Hauri

    Hari sudah gelap, Hauri berada di ruang makan dan menghabiskan makan malamnya sendirian di sana. Sejak siang, ia tertidur hingga bangun malam. Terus terang, Hauri sangat malu ia bangun terlambat, tetapi tidak ada yang melarang atau mengomelinya. Justru semua orang rumah itu meminta Hauri istirahat total. "Makan yang banyak, Sayang. Setelah itu obatnya diminum dan istirahat lagi di ruang tengah dengan Adik Pauline, biar tidak suntuk," ujar Elizabeth dari arah dapur. "Iya Ma," jawab Hauri. Elizabeth berjalan mendekat membawakan segelas air hangat untuk Hauri. "Minum air hangat saja ya, kata Exel tadi kau kedinginan," ujar Elizabeth sembari menyentuh kening Hauri yang terasa hangat. Gadis itu merasa sedih dan senang sekaligus saat dimanjakan oleh Elizabeth, kasih sayang dari sosok Mama yang selama ini Hauri rindukan. Elizabeth terdiam sejenak menatap makanan Hauri hanya tersisa sedikit. Wanita itu menyadari pasti Hauri berat menjalani kondisinya ini, mengalami penurunan nafsu maka

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 431. (EXEL STORY) Izinkan Aku Menikahi Hauri Dalam Waktu Dekat

    Akhirnya Hauri bisa bernapas lega setelah sekian lama. Ia dan Exel bergegas pulang, namun selama sepanjang perjalanan menuju rumah, Hauri hanya diam saja. Hal ini membuat Exel bertanya-tanya. Apakah kekasihnya itu tidak papa?"Kenapa diam saja? Kau ingin membeli sesuatu?" tanya Exel menoleh. "Tidak. Aku hanya ingin cepat sampai di rumah dan segera meminum obat," jawabnya. "Jadwalnya sudah berlalu satu jam." "Oh astaga, Sayang! Aku benar-benar tidak ingat!" seru Exel menepuk keningnya. "Kenapa kau tidak bilang sejak di kantor?" Exel tampak merutuki kesalahannya sendiri karena melupakan hal itu. Hauri hanya tersenyum tipis. "Tidak papa. Kau kan juga sibuk, Lafenia juga terus menahanmu pulang, kan?" Meskipun tidak bernada tinggi, tapi terasa sakitnya dari kata-kata yang Hauri lontarkan barusan. Juga ekspresi gadis itu yang sulit untuk Exel tebak, apakah dia senang marah, atau tidak. "Maaf ya, Sayang ... aku yang salah," ujar Exel mengusap pucuk kepala Hauri. "Tidak papa, Exel."

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 430. (EXEL STORY) Heiner, Diam-diam Perhatian

    Berada di dalam sebuah ruangan bersama dengan teman Exel, Hauri sangat merasa canggung. Ia bahkan bingung harus apa di sana. Berbeda dengan Heiner, ia memperhatikan Hauri dengan tatapan yang tak biasa dan dipenuhi rasa penasaran. "Hauri," panggil Exel pelan."Ya?" Hauri menoleh cepat. Ia merasa senang bila laki-laki itu mungkin mengajaknya berbincang. Heiner beranjak dari duduknya seketika dan mengambil remote penyejuk ruangan sembari menatapnya. "Sepertinya kau kedinginan, ya? Wajahmu terlihat pucat, dan kau sejak tadi meremas tanganmu," ujar Heiner. "Maaf ya, aku baru menyadari kalau ruangan ini terlalu dingin untukmu." "Ah, ya. Tolong kurangi suhu dinginnya," ujar Hauri. Heiner pun tersenyum tipis, laki-laki itu kembali duduk di sofa dan kali ini lebih dekat dengan Hauri. "Ngomong-ngomong, kau bukan berasal dari Eropa? Wajahmu terlihat berbeda dengan warga Eropa," ujar Heiner. "Iya. Papaku orang Prancis, Mamaku dari Jepang. Tapi aku besar di Prancis dan mengenal Exel di san

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 429. (EXEL STORY) Kedatangan Hauri di Kantor Exel

    Sesampainya di kantor, semua orang terkejut melihat kedatangan Exel saat ini bersama seorang gadis yang tak lain adalah calon istrinya. Hauri langsung turun dari dalam mobil, gadis itu menatap sekitar di mana semua karyawan di kantor menatapnya dengan tatapan ramah. "Selamat siang, Pak ... selamat siang, Nona Hauri," sapa salah satu karyawan yang datang menyambut mereka. "Selamat siang," balas Hauri dengan ramah. Exel langsung dihampiri oleh Lafenia yang baru saja keluar dari dalam sebuah ruangan. "Pak Exel..." Lafenia mendekat membawa sebuah map berkas. Exel menoleh dan melihat gadis itu menghampirinya. "Di mana Tuan Gamaliel?" tanya Exel. "Ada di dalam ruangan tamu. Saya sudah meminta orang-orang menyiapkan beberapa minuman untuk tamu kita. Pak Gamaliel bersama dengan keponakannya yang seusia Bapak, dia pengusaha sukses juga," ujar Lafenia menjelaskan."Oke. Kita ke sana sekarang," ujar Exel.Saat laki-laki itu hendak berjalan, Exel menghentikan langkah kakinya. Ia menoleh m

DMCA.com Protection Status