Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 141. Om Daniel, Jangan Ambil Mama dan Adikku

Share

Bab 141. Om Daniel, Jangan Ambil Mama dan Adikku

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-09-17 15:38:18

Setelah semalam Elizabeth pulang terlalu malam saat cuaca sangat dingin, keesokan harinya Pauline demam tinggi.

Anak perempuan itu kini tengah meringkuk di atas ranjang memeluk boneka beruang berwarna putih yang Exel belikan untuknya.

"Sayang ... masih pusing, Nak?" tanya Elizabeth mendekati Pauline yang nampak lemas.

"Iya Ma. Kepala Pauline mau pecah rasanya, Mama," jawab Pauline memegangi kepalanya.

Elizabeth mengusap kening Pauline, wajahnya berubah cemas saat tahu suhu panas tubuh Pauline tidak turun-turun, padahal Elizabeth sudah merekatkan penurun panas di keningnya dan memberikan obat untuk Pauline.

"Mama, sini..." Pauline menatap sayu Elizabeth dan menepuk-nepuk ranjang di sampingnya.

Elizabeth pun duduk di sampingnya sebelum dia berbaring dan memeluk tubuh kecil sang buah hati.

Saat demam, anak perempuannya itu sangat manja dan banyak maunya. Dia juga enggan ditinggal oleh Elizabeth, dan ingin terus menerus menempel pada sang Mama.

"Pauline semalam dipeluk sama Papa,"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Ira siregar
mau jawab apa kamu Daniel???
goodnovel comment avatar
Sari
hayoooo daniel terketukkah hatimu ayo satukan mereka kembali niel biarkan evan menebus semua kebodohan,nya dimasa lalu
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Hayoloooh, Daniel & Elizabeth bakal kalang kabut dan pusing tujuh keliling karena ulah Pauline & Exel niih... Kalo kayak gini sih, Evan tinggal duduk diam jadi penonton aja, wkwkw
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 142. Merebut Istriku Kembali!

    Pauline sangat senang karena ada Exel yang menemaninya dan mengajaknya bermain saat ia dirawat di rumah sakit.Bahkan malam ini, saat Evan kembali datang membawa beberapa makanan dan mainan untuk Pauline. Putri kecilnya itu sangat kesenangan. "Wahh, Om Baik bawa apa?" tanya anak itu, saat Evan meletakkan beberapa paper bag di atas nakas. "Papa membelikan makanan untuk Pauline, ada mainan juga," jawab Evan membuka salah satu paper bag dan menunjukkan mainan lucu pada putrinya. "Wahh, bagus! Pauline suka!" jawab anak perempuan itu menunjukkan mainannya pada sang Kakak. Exel pun juga tersenyum, dia duduk di atas ranjang bersama Pauline. Sesekali Exel mengecup pipi Pauline dan memeluknya tanpa mendapatkan protes dari sang Adik. Sedangkan Evan, laki-laki itu mendekati Elizabeth yang duduk di sofa. Evan juga duduk di sampingnya. "Kau sudah makan?" tanya Evan pada wanita itu."Aku tidak lapar," jawab singkat dari Elizabeth yang kini duduk lemas. "Jangan sampai kau ikut sakit, Elizabe

    Last Updated : 2024-09-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 143. Pauline, Papamu Adalah Papa Evan!

    Keesokan harinya, Pauline masih tetap dirawat di rumah sakit karena anak itu belum sembuh dan masih demam meskipun panasnya sudah sedikit menurun. Elizabeth duduk di sebuah kursi menemani Pauline yang tengah tertidur. Dan ia kini sendirian, Exel sudah dijemput oleh ajudan Evan petang tadi. Elizabeth mengembuskan napasnya panjang menekan perutnya. "Ya Tuhan, perutku sangat sakit. Aku lapar sekali," ucap Elizabeth membenamkan wajahnya di ranjang tempat Pauline tertidur. Wanita itu pikir Daniel akan ke sini hingga Elizabeth bisa menitip untuk membeli makanan, tapi ternyata Daniel ada urusan mendadak dan tidak bisa datang. Elizabeth merasa kebingungan. "Tidak mungkin aku meninggalkan Pauline sendirian di sini," gumamnya. Tiba-tiba pintu terbuka, Elizabeth mengangkat wajahnya cepat dan melihat laki-laki dengan balutan tuxedo hitam berjalan masuk ke dalam kamar inap Pauline. Elizabeth menatapnya sayu. "Evan?" Evan melangkah mendekat dan meletakkan beberapa paper bag besar di atas na

    Last Updated : 2024-09-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 144. Aku Akan Setia Menunggu Hatimu Terbuka Untukku

    Sedangkan di rumah sakit, Daniel datang ke sana setelah Evan pergi sekitar setengah jam yang lalu. Laki-laki itu duduk berdua bersama Elizabeth menemani Pauline yang tengah tertidur. Di sana, Daniel memperhatikan Elizabeth yang diam melamun menatap ke arah putri kecilnya. "Elizabeth," panggil Daniel lirih. "Heem?" Wanita itu menoleh menatapnya. Daniel tersenyum tipis, laki-laki menghela napasnya panjang dan menatap Elizabeth lekat-lekat. "Bagaimana ke depannya nanti? Apa kau ingin bersamaku di sini, atau kau kembali pada Evan?" tanya Daniel, dia tidak tahan untuk tidak menanyakan ini pada Elizabeth. Elizabeth meresponnya dengan diam. Daniel tahu kalau wanita ini pasti sedang kebingungan untuk menempatkan posisinya. Daniel lantas meraih tangan Elizabeth dan menggenggamnya dengan hangat. "Elizabeth, kalau kau kembali dengan Evan ... aku tidak mau kau disakiti lagi. Itu semua bukan berarti aku melarangmu, tapi aku hanya takut kau disakiti." Elizabeth mengangguk. Wanita itu juga

    Last Updated : 2024-09-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 145. Kau Adalah Mama yang Terbaik Untuk Exel

    Kondisi Pauline sudah jauh lebih baik hari ini, dokter pun mengizinkan Pauline untuk dibawa pulang. Di sana ada Evan dan Exel, mereka berdua memang datang lebih awal setelah kemarin dokter bilang pagi ini Pauline diizinkan pulang ke rumah. "Adik Pauline sekarang sudah sembuh," ujar Exel memakaikan topi rajut hangat pada Pauline. "Iya, sudah tidak disuntik-suntik lagi, Kakak," jawab Pauline sembari duduk di tepi ranjang dan mengayun-ayunkan kedua kakinya. Exel langsung menoleh pada sang Papa yang berdiri di sampingnya. "Adik lucu ya, Pa … pipinya besar seperti bakpao!" ujar Exel mengecup pipi Pauline. Evan mengangguk. "Iya Sayang." Exel terkekeh dengan ekspresi gemas adiknya. Dia kembali memeluk Pauline dan meletakkan dagunya di pundak Pauline. "Mama..." "Iya Sayang?" Elizabeth yang tengah merapikan barang-barang milik Pauline, wanita itu menoleh pada sang putri. "Pauline mau ikut dengan Papa dan Kakak," ujar anak perempuan itu menatap sang Mama. Lantas Elizabeth langsung me

    Last Updated : 2024-09-19
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 146. Anak yang Elizabeth Sayangi

    Exel dan Elizabeth tengah makan siang bersama, di sana Pauline juga dengan manjanya dia meminta disuapi oleh sang Kakak. Tanpa keberatan sedikit pun, Exel menyuapi Pauline dan mereka sesekali tertawa bersama. "Ma, lihat ... adik habis semuanya!" seru Exel menunjukkan mangkuk kecil yang ia bawa. "Wahh, pintar sekali makannya habis," ujar Elizabeth menatap Pauline yang kini masih sibuk memakan ayam goreng punya Exel. "Itu punya Kakak, Sayang..." "Tidak papa, Ma. Buat Adik Pauline saja. Exel sama kentang goreng ini juga suka sekali, kok!" Anak laki-laki itu tersenyum hingga kedua matanya menyipit. Elizabeth membalas senyumannya Exel dan mengusap pucuk kepala anak laki-lakinya tersebut. "Tapi Mama tidak suka kalau adik rakus, Sayang..." Wanita itu beranjak dari duduknya dan mendekati Pauline. "Sayang, ini kan ayam gorengnya ada tiga. Di tangan Pauline masih ada satu, Kakak dikasih satu dong ... nanti kalau tidak dikasih, Kakak pulang terus tidak mau main sama Pauline lagi," ujar E

    Last Updated : 2024-09-19
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 147. Kebahagiaan Elizabeth, Jauh Lebih Berarti untuk Daniel

    Keesokan paginya, Elizabeth dan si kecil Pauline mengajak Exel dan untuk ikut bersamanya jalan-jalan untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Setelah pagi-pagi sekali Exel datang diantarkan ke rumah Elizabeth oleh Jericho, karena anak ini menangis mencari Mamanya. Dan kini Elizabeth mengajak dua anaknya tersebut berjalan ke toko bunga milik Bibinya yang berada tak jauh dari perumahan Elizabeth tinggal. "Ma, kita mau ke mana? Mama tidak mau istirahat duduk dulu?" tawar Exel mendongak menatap sang Mama. "Mama kan gendong Adik Pauline terus, capek kan?" Elizabeth tersenyum manis dengan perhatian yang Exel tunjukkan. "Tidak Sayang ... Mama tidak capek kok, dulu kan Mama juga sering gendong Kakak Exel dan jalan-jalan bersama. Kakak Exel, lupa ya?" Elizabeth sedikit membungkukkan badannya dan mengecup pipi anak laki-laki itu. "Aaa iya! Exel ingat!" seru anak itu sebelum dia tersenyum manis. "Ayo Mama, ayo cepat!" pekik Pauline, anak itu tangannya menunjuk-nunjuk ke depan sana. Eli

    Last Updated : 2024-09-19
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 148. Aku Menyayangimu, Tapi Aku Tidak Berhak Memilikimu

    Matahari sudah hampir terbenam, Elizabeth menemani Pauline yang sedang bermain di teras depan rumah. Anak itu begitu kesenangan dengan banyak mainan baru yang Evan belikan untuknya. "Mama, Pauline mau bawa bonekanya masuk ke dalam rumah," ujar anak itu menyeret sebuah kereta mainannya. "Katanya tadi mau main di luar, Sayang?" Elizabeth menatap buah hatinya yang menggelengkan kepala. "Tidak jadi!" Anak itu menyeret kembali kereta mainannya masuk ke dalam rumah. Begitu Elizabeth hendak mengikutinya masuk ke dalam rumah, wanita itu menoleh ke arah luar saat mendengar suara klakson mobil. Elizabeth pun menoleh dan ia melihat mobil berwarna putih milik Daniel yang kini berhenti di depan rumah Elizabeth. "Daniel," ucap Elizabeth lirih. Nampak laki-laki dengan balutan tuxedo berwarna navy itu turun dari dalam mobilnya. Seperti biasa, dia selalu tersenyum pada Elizabeth dan berjalan mendekatinya. "Mana anak cantikku?" tanya Daniel pada Elizabeth sembari menaiki anak tangga teras.

    Last Updated : 2024-09-20
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 149. Tentang Siapa Daniel di Hati Elizabeth...

    Saat masuk ke dalam rumah, Evan duduk di sebuah sofa dengan kedua anaknya yang asik bermain, mereka berdua duduk di atas alas lantai di ruang keluarga. Baik Pauline maupun Exel memiliki hobi yang sama, yaitu bermain puzzle. Keduanya pun terlihat kompak, mereka saling bercanda tawa satu sama lain. Elizabeth mendekati mereka, membawakan segelas susu untuk kedua anaknya. "Sayang, susunya Mama taruh sini ya," ujar Elizabeth pada mereka. "Iya Mama," jawab mereka kompak. Saat Elizabeth hendak pergi, tiba-tiba Pauline menahan lengan sang Mama. Anak itu berdiri sembari memegang botol susunya. "Mama duduk di sini sama Papa," ujar anak itu menarik Elizabeth untuk duduk di samping Evan. Elizabeth pun patuh, dia duduk di samping Evan dan membiarkan laki-laki itu merangkulnya di depan Pauline."Nah, iya ... seperti itu!" serunya tersenyum sembari mengacungkan jempolnya. Anak itu kembali bermain dengan Kakaknya kembali, Pauline berbaring di atas alas lantai yang hangat dan halus sembari m

    Last Updated : 2024-09-20

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status