Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 134. Dia Masih Istriku!

Share

Bab 134. Dia Masih Istriku!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-09-14 14:37:55

Setelah mengetahui semua kebenaran ini, Evan semakin yakin istrinya tidak meninggal. Evan pun kini tahu kalau Daniel ada di balik pelarian Elizabeth selama bertahun-tahun.

Evan tidak tinggal diam. Ia meminta Jericho untuk mencari nomor telfon Daniel dan menghubunginya. Hingga kini mereka bertemu dengan Daniel di suatu tempat.

"Ada perlu apa kau ingin bertemu denganku? Dan bagaimana kau bisa ada di sini?" tanya Daniel, dia menatap Evan dengan tatapan tenang.

"Tidak perlu basa-basi lagi, Niel!" jawab Evan dengan nada dingin dan emosi.

Kening Daniel mengerut. "Apa maksudmu?"

Evan mendekati Daniel dengan kedua tangan terkepal kuat seolah siap menerjangnya.

"Berhenti berpura-pura seolah kau bodoh! Wanita bernama Elize yang bersamamu kemarin, adalah Elizabeth, istriku! Dan Pauline adalah darah dagingku! Iya kan?!" tekan Evan dengan bibirnya menipis marah.

Alih-alih tersulut emosi, Daniel masih dengan wajah datar dan tenang seperti tak terjadi apapun.

Laki-laki itu mengembuskan napasny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
semangat van...klu kau mmang tulus...tunjukkan pada Eliza...bahwa kamu bisa berubah
goodnovel comment avatar
Ira siregar
Daniel seorang dokter tapi malah mendukung dan membiarkan Eliz dengan rasa trauma nya karena salah paham, ngk mungkin Daniel tidak tau klow Clarissa SDH dipenjara , harus nya sebagai orang berpendidikan dia bisa cari tau kenapa dia bisa dipenjara,
goodnovel comment avatar
puji amriani
Elisabeth juga Pekok. emng selama ini Evan pernah menyakiti kmu. cuma kesalahan pahaman aja kan . sama ketidak tegasan Evan dalam mengambil keputusan.huuh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 135. Elizabeth, Jangan Bersandiwara di Hadapanku!

    Keesokan harinya, Elize kembali pergi ke butik miliknya setelah Kimmy memberitahu kalau ada tamu yang ingin bertemu dengannya hari ini. Sesampainya di butik, Elize tidak menemukan Kimmy di sana. "Di mana Kimmy? Siapa tamu yang aku temui hari ini?" gumam Elize sembari melepaskan mantel tebal yang ia pakai. Wanita cantik dengan rambut terikat itu berjalan masuk ke dalam ruangan khusus di mana tamu menunggunya. Begitu Elize membuka pintu, hatinya seperti mencelos saat ia melihat siapa yang berada di sana, menatapnya dengan tatapan dingin. "Tuan Evan, selamat pagi," sapa Elize berjalan mendekatinya. Belum sempat Elize duduk, tiba-tiba Evan sudah lebih dulu berdiri di hadapannya. Elize merasa sangat-sangat takut begitu ditatap lekat oleh Evan sekarang. "Maaf, apa ada hal penting yang ingin Tuan bahas?" tanya Elize, mengalihkan tatapannya dan mengambil sebuah berkas miliknya di atas meja. "Berhentilah berpura-pura di hadapanku, Elizabeth!" Suara bariton dalam dan dingin milik Evan

    Last Updated : 2024-09-15
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 136. Hasil Test DNA dan Tangisan Emosi Elizabeth

    Hari demi hari telah berganti, pagi ini Evan datang ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes DNA milik Pauline. Evan pun berada di dalam sebuah ruangan di mana dokter kini membacakan hasil pemeriksaan tersebut. "Bagaimana, dok?" tanya Evan saat dokter itu selesai membacanya. "Hasil pemeriksaan antara Pauline dan Tuan tertera sangat cocok, dan memiliki golongan darah yang sama," jawab dokter tersebut menatap Evan. Evan terpaku di tempatnya mendengar penjelasan yang dokter ucapkan mengenai tes DNA-nya dengan Pauline. Dada Evan seperti dihimpit batu besar. Dia tidak menyangka selama ini dirinya memiliki seorang putri yang tumbuh dan besarnya sama sekali tidak ia ketahui. Evan seketika dilingkupi perasaan bahagia yang tak terduga. "Artinya anak bernama Pauline ini, benar-benar anak saya, dok?!" Dokter pun mengangguk. "Benar, Tuan." Evan mengangguk cepat, ia meraih surat hasil tes DNA yang dokter berikan. "Baik dok, terima kasih untuk hasil tes ini. Kalau begitu ... saya permisi,"

    Last Updated : 2024-09-15
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 137. Ma, Siapakah Papanya Pauline Sesungguhnya?

    Elizabeth menangis terduduk di lantai. Ia tidak bisa menahan rasa sakit dan amarah di dalam dadanya. Rasa sedih, takut, bingung, semuanya bercampur padu menjadi satu. Kebencian di hatinya pada Evan semakin menjadi-jadi. "Aku tidak butuh kehadiranmu lagi, Evan ... Demi Tuhan, aku dan putriku tidak membutuhkanmu lagi!" pekik Elizabeth menangis menundukkan kepalanya di lantai. Wanita itu menepuk-nepuk dadanya. Rasa sakit kejadian empat tahun lalu, mungkin akan dianggap sepele oleh orang yang tidak merasakannya. Tapi bagi Elizabeth, itu adalah luka terdalam yang sampai detik ini tidak ada obatnya. "Aku benci dia, Ya Tuhan ... aku benci dia!" Elizabeth yang menangis tersedu-sedu, hingga jatuh terduduk di lantai satu. Dia tidak tahu kalau keributannya dengan Evan sejak tadi dilihat oleh Pauline. Anak kecil itu berdiri di ujung atas tangga. Bocah dengan balutan sweater merah itu berjalan menuruni anak tangga sembari menyeret lengan boneka kecilnya. "Mama ... Mama kenapa?" tanya anak i

    Last Updated : 2024-09-16
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 138. Pauline Kabur Mengejar Evan

    Satu minggu penuh Elizabeth tidak mengajak Pauline keluar rumah sama sekali. Kali ini ia benar-benar sangat ingin menghindari Evan, dari sudut mana pun. Namun, ternyata Pauline tidak betah dan anak itu merasa bosan terus menerus di dalam rumah, sehingga kini ia mengamuk dan berteriak marah-marah pada Elizabeth, meminta pergi jalan-jalan ke luar. "Ayo Ma ... Iiihh Mama lama-lama sekali! Pauline bosan di rumah, tahu! Pauline tidak suka di rumah!" teriak anak itu menggelegar di dalam rumah. "Sayang, ini sudah malam, Nak. Ini sudah jam setengah sembilan lebih," ujar Elizabeth pada si kecil. "Pokoknya Pauline mau jalan-jalan! Hihhh ... Mama kenapa nakal sekali! Pauline tidak sayang Mama lagi! Pauline tidak mau makan lagi pokoknya sampai besok!" Teriakan keras dari Pauline bersama dia yang berguling-guling di lantai menghentak-hentak kakinya. Elizabeth yang menemani anaknya yang sedang tantrum. Ia hanya bisa menunggu dan mengusap pucuk kepala Pauline berusaha agar anaknya kembali tena

    Last Updated : 2024-09-16
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 139. Kau Masih Istriku, Elizabeth!

    Sementara Elizabeth, wanita itu kebingungan mencari Pauline ke mana-mana. Belum sampai lima menit dia meninggalkan anaknya hanya untuk memesan es krim, tapi Pauline sudah hilang entah ke mana!Elizabeth menangis dan berusaha menghubungi Daniel. Namun tidak bisa juga. Ia berjalan ke sana kemari mencari buah hatinya. "Di mana kau, Nak? Pauline...!" teriak Elizabeth. Wanita itu mengusap wajahnya frustrasi, menyadari kebodohannya. 'Tolong lindungi anakku, Ya Tuhan. Kumohon lindungi Pauline,' batin Elizabeth menangis. Elizabeth berjalan cukup jauh, dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Sampai akhirnya, wanita itu melihat beberapa orang di depan toko mainan, dan Elizabeth melihat sosok Pauline dalam gendongan seorang laki-laki yang mendekapnya erat. "Pauline," lirih Elizabeth dengan kedua matanya yang membola. "Ba-bagaimana bisa Pauline dengan Evan?!" Dengan langkah kakinya yang cepat, Elizabeth berjalan terburu-buru mendekati Evan dan Exel yang kini bersama Pauline duduk di sebuah bangku

    Last Updated : 2024-09-16
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 140. Masih Ada Kemarahanku Padamu, Evan!

    Nyatanya, Daniel dan Evan masih kukuh tidak melepaskan cekalannya pada pergelangan tangan Elizabeth. Kedua orang dewasa itu memasang wajah geram mereka. Elizabeth pun tidak bisa melepaskan tangannya. "Apa yang kalian lakukan?!" pekik Elizabeth kesal. Pauline yang berada dalam gendongan Elizabeth pun nampak ketakutan hingga anak itu menangis. Elizabeth menoleh pada Evan yang masih mencengkeram pergelangan tangannya. "Evan, lepaskan tanganku!" pekik Elizabeth. "Tidak. Aku tidak akan membiarkan istriku bersama pria lain! Ingat ... kita belum bercerai!" tegas Evan sekali lagi.Wajah marah Elizabeth terlihat jelas, rasanya ia sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Wanita itu menarik tangannya dengan kuat meskipun tidak terlepas. "Kalau kau masih mengatakan kita tidak bercerai, maka ceraikan aku sekarang juga!" pekik Elizabeth berkaca-kaca menatapnya. Ekspresi Elizabeth yang marah dan bersedih, begitupun Pauline yang menangis keras dalam gendongan Elizabeth, anak itu ketakutan.Evan

    Last Updated : 2024-09-17
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 141. Om Daniel, Jangan Ambil Mama dan Adikku

    Setelah semalam Elizabeth pulang terlalu malam saat cuaca sangat dingin, keesokan harinya Pauline demam tinggi. Anak perempuan itu kini tengah meringkuk di atas ranjang memeluk boneka beruang berwarna putih yang Exel belikan untuknya. "Sayang ... masih pusing, Nak?" tanya Elizabeth mendekati Pauline yang nampak lemas. "Iya Ma. Kepala Pauline mau pecah rasanya, Mama," jawab Pauline memegangi kepalanya. Elizabeth mengusap kening Pauline, wajahnya berubah cemas saat tahu suhu panas tubuh Pauline tidak turun-turun, padahal Elizabeth sudah merekatkan penurun panas di keningnya dan memberikan obat untuk Pauline. "Mama, sini..." Pauline menatap sayu Elizabeth dan menepuk-nepuk ranjang di sampingnya. Elizabeth pun duduk di sampingnya sebelum dia berbaring dan memeluk tubuh kecil sang buah hati.Saat demam, anak perempuannya itu sangat manja dan banyak maunya. Dia juga enggan ditinggal oleh Elizabeth, dan ingin terus menerus menempel pada sang Mama. "Pauline semalam dipeluk sama Papa,"

    Last Updated : 2024-09-17
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 142. Merebut Istriku Kembali!

    Pauline sangat senang karena ada Exel yang menemaninya dan mengajaknya bermain saat ia dirawat di rumah sakit.Bahkan malam ini, saat Evan kembali datang membawa beberapa makanan dan mainan untuk Pauline. Putri kecilnya itu sangat kesenangan. "Wahh, Om Baik bawa apa?" tanya anak itu, saat Evan meletakkan beberapa paper bag di atas nakas. "Papa membelikan makanan untuk Pauline, ada mainan juga," jawab Evan membuka salah satu paper bag dan menunjukkan mainan lucu pada putrinya. "Wahh, bagus! Pauline suka!" jawab anak perempuan itu menunjukkan mainannya pada sang Kakak. Exel pun juga tersenyum, dia duduk di atas ranjang bersama Pauline. Sesekali Exel mengecup pipi Pauline dan memeluknya tanpa mendapatkan protes dari sang Adik. Sedangkan Evan, laki-laki itu mendekati Elizabeth yang duduk di sofa. Evan juga duduk di sampingnya. "Kau sudah makan?" tanya Evan pada wanita itu."Aku tidak lapar," jawab singkat dari Elizabeth yang kini duduk lemas. "Jangan sampai kau ikut sakit, Elizabe

    Last Updated : 2024-09-18

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status