Home / Rumah Tangga / Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya / Bab 02. Melihat Suaminya bersama seorang wanita seksi

Share

Bab 02. Melihat Suaminya bersama seorang wanita seksi

last update Last Updated: 2025-02-02 07:19:22

Bab 02.

*****

"Ma, bagus banget tempat ini?" Decak kagum Shinta kagum dengan tempat yang ku datangi saat ini.

"Iya ma, aku belum pernah datang kesini, ma" mata Rama tampak berbinar.

"Hmmm,,, " ada seseorang yang berdehem. Sontak aku menoleh kesumber suara.

Ku lihat cewek cantik, mempesona, tubuhnya langsing, penampilannya sangat glamour, dengan belahan dada yang menonjol, sedangkan belahan kakinya yang jenjang, sedikit terekspos, tampak begitu jenjang, mulus.

Terlihat begitu angkuh, menatapku seolah menghina dengan penampilanku.

"Gak salah ada orang udik datang kesini" sindirnya terasa pedas.

Namun, aku tidak ada urusan dengan wanita yang otaknya gak beres ini. Dia pikir, dirinya kayak. Aku kesini juga tidak traktiran dia.

"Saya datang kesini bukan minta ditraktir olehmu. Kenapa situ sekali sama saya. Anda pikir orang seperti anda yang bisa datang ke tempat ini?" Aku balik sinis padanya. Orang sepertinya kalau didiemin pasti ngelunjak.

"Oh, kau sudah merasa hebat ya. Kau dan anak-anakmu itu juga baru datang sekali disini tapi sudah sombong" cercanya.

"Anda pikir anda siapa, melarangku datang kesini?. Kau pikir pemilik resto ini?" Mataku ikut membulat. Geram sekali dengan sikapnya yang sombong itu.

"Cuihhh,,, kau pikir aku selevel sama kamu, heh. Aku memang kaya, banyak para lelaki yang mengejar ngejar ku ingin menjadikan istrinya" cerocosnya.

"Sudahlah. Memang ya, miskin tetap miskin, tidak sebanding dengan aku. Cuiihhhh,,, bye,,,!" Decihnya.

Aku hanya bisa geleng kepala menyaksikan ada seorang perempuan seperti itu. Janda tapi kayak germo penampilan.

Tadi dia bicara kalau dia seorang janda. Sudahlah, buat apa mikirin orang yang gak penting seperti itu.

Kedua anakku yang terabaikan sedari tadi cuma diam saja, baru kini ku sadari dan aku merasa menyesalkan apa yang telah ku lakukan. Kenapa emosi selalu saja tersulut bahkan aku tidak bisa mengontrolnya sama sekali ketika aku disingung.

"Mama, kita pulang saja" ucap Rama putraku.

"Mama aku takut, pulang saja yuk" raut putrinya sedih melihat kenyataan yang terjadi.

Seharusnya mereka berdua happy tapi aku malah membuat mood keduanya jelek seperti ini.

"Sudah, jangan hiraukan perkataan tadi tadi ya sayang. Dia tidak senang sama kita. Tapi tenang ada mama kok. Ayo masuk" ajakku, padahal tadi baru masuk tapi sudah disambut oleh wanita yang sombong.

Sebenarnya aku merasa sangat penasaran sekali dengan wanita yang sombong dan angkuh tadi, yang sok kaya itu. Tapi, sudahlah, bagiku bukan hal penting. Yang terpenting bagiku, kebahagiaan kedua buah hatiku.

Saat berjalan beriringan dengan dua buah hatiku, sepertinya aku melihat seluet bayangan seorang laki-laki yang sangat familiar. Ah, sudahlah, pikiriku. Ku abaikan pikiran itu, mungkin aku banyak kepikiran tentangnya sehingga pikiran saat ini dipenuhi oleh bayangannya.

Kamu pun sudah masuk dan duduk dengan tenang. Ternyata cukup banyak pengunjung dan penampilan mereka terlihat mewah, seperti orang orang kaya.

Kedua anaknya melihat keadaannya, seperti merasa minder dengan keadaannya, aku pun tersenyum pada keduanya.

"Selamat datang, ibu, adek-adek. Silahkan pesan Bu" seorang waiters cantik datang kearah kami memberikan buku menu.

Aku tersenyum menyambutnya, karena waiters itu ramah. Ternyata masih ada orang yang bisa menghargai penampilanku dan kedua anakku.

"Ayo sayang, pesan apa yang kalian suka. Tenang, mama bisa bayar, hmmm" ingin ku buat kedua buah hatiku ini senang.

Keduanya sedikit kebingungan dengan buku menu tersebut. Karena keduanya memang tidak pernah sekalipun datang ketempat ini.

"Ma, aku minta es cream aja ma" kata Shinta dengan polos.

"Rama mau apa?" Tanyaku karena juga terlihat bingung.

"Es cream juga ma. Tapi rasa coklat dan strawberry" jawab Rama putraku.

"Aku juga ma, sama kayak kakak" sahut Shinta.

"Baiklah. Tolong ya es cream dua, saya lemon tea aja. Untuk makanannya. Yang ini ya mbak. Sama ini. Udah itu aja" pesanku. Waiters itupun pergi setelah aku memesan di buku menu.

"Sayang, tunggu sebentar ya, mama mau ke toilet dulu" tiba-tiba aku merasa ingin ke toilet.

Aku pun pergi meninggalkan kedua putra ku dimeja makan resto.

Dari sekian banyak pengunjung aku tidak berjalan santai mengikuti arahan anak panah untuk membawaku ketempat yang ku tuju.

"Mas,,, ah, tahan. Sabar. Ini tempat umum. Malu mas. Jangan disini. Nanti dirumah saja, kita bebas melakukan apa saja" desah seorang wanita saat aku mendekat kearah toilet.

"Sayang, aku sudah gak tahan lagi. Sudah lama aku menahan ini karena aku tidak pernah berhubungan dengan istriku" balas si lelaki.

Deg,,,!?

Suara itu begitu familiar ditelinga ku, pun bayangan seluet seorang laki-laki tadi. Apakah yang ku dengar ini suaranya mas Romi dan suara wanita itu juga aku sangat mengenalnya sekalipun sekarang dalam mode manja. Tapi suara wanita itu tidaklah asing bagiku.

"Suara wanita itu adalah yang memakiku diluar tadi. Apa mereka berdua selingkuh? Apa benar mas Romi punya WIL dibelakangku".

"Ya Allah, aku tidak menyangka jika mas Romi tega selingkuh dibelakangku selama ini. Aku kira dia laki-laki setia, ternyata dia,,,".

"Tega sekali kamu berbuat begitu padaku, mas".

Akhirnya aku pun masuk kedalam, aku ingin memastikan apakah benar suara itu adalah suara mas Romi dengan wanita yang ku temui diluar tadi.

Ku kuatkan hatiku, degub jantungku kian berpacu.

Rasanya, aku tak sanggup jika aku harus menyaksikan suamiku bercinta dengan wanita lainnya, bahkan dalam seumur hidupku aku tidak pernah membayangkan hal tersebut.

Tapi ini ...

Tap, tap, tap,,,

Bahkan suara langkah kakiku yang ku buat pelan seolah begitu terdengar, seiring dugup jantungku yang kian berpacu. Bahkan aku sampai menahan nafasku serta mengumpulkan segenap keberanianku untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi bahkan hal buruk sekalipun.

Brakkkkk...

Pintu toilet ku buka pelan. Mataku terbelalak lebar tak percaya dengan apa yang ku saksikan saat ini.

Lututnya rasanya lemas tidak sendi sembari ku tutup mulutku supaya tidak menimbulkan suara.

Keduanya yang sedang memadu cinta didalam toilet dalam posisi doggy style. Mereka bahkan mereka berdua tidak menyadari kehadiranku. Setan telah merasuki jiwa mereka.

Dengan gerakan erotis, mas Romi sebagai nahkodanya sedang mendayuh begitu kuat, begitu perkasa.

Wanita itu sedang keenakan dibuatnya. Dibuat terlena oleh rudal perkasa milik mas Romi.

Ku rekam adegan itu sebagai bukti nantinya aku didalam persidangan. Dan ku foto beberapa kali.

Menjijikan sekali mereka berdua berbuat mesum dikamar mandi.

Dadaku bergemuruh sesak melihat adegan dewasa itu.

Perlahan aku mundur, namun tak sengaja kakiku malah mengenai pintu sehingga menimbulkan bunyi.

Sontak keduanya menoleh, tapi aku sudah pergi dari sana, tidak mungkin terlihat oleh mereka berdua.

"Siapa itu?" Seru mas Romi, masih ku dengar teriakannya mencari seseorang.

Gegas aku menjauh dari tempat itu menuju ke meja dimana dua buah hatiku sedang menungguku cukup lama.

"Mama dari saja, kok lama banget ditoiletnya, ma" tanya Shinta putrinya tidak curiga sedikit pun.

"Iya ma, makanan udah datang. Ayo ma makan, udah lapar nih?" Ajak Rama tak sabar.

'Ya Allah, mereka berdua tidak tahu apa yang terjadi pada sesungguhnya di toilet tadi. Jika saja mereka tahu, aku tidak tahu persepsi apa yang akan dikatakan oleh mereka tentang papanya yang bersama wanita lain dan sedang...' rasanya hatiku begitu perih mengenang hal itu tapi aku tidak bisa menghindarinya. Terjadi begitu cepat didepan mataku, bahkan seolah itu sebuah kebetulan yang ditunjukan oleh Tuhan padaku.

"Ma, mama kok melamun, ada apa ma?" Tanya Rama menatapku dengan heran.

"Gak ada apa-apa sayang. Ayo makan,,,"

Akhirnya kami pun makan dalam suasana yang berbeda kali ini karena ada satu orang yang tidak ada diantara kami yaitu mas Romi.

Tak terasa makan bersama ini pun berakhir...

Kedua buah hatiku tampak begitu bahagia walaupun tidak ada papanya diantara kami.

Entah dimana mas Romi dengan wanita jalang itu sekarang?. Aku tidak tahu siapa namanya. Keduanya tengah bercinta di ditoilet. Sungguh tidak tahu malu, sangat menjijikan sekali berbuat mesum ditempat tak semestinya. Apa tidak ada tempat lain selain disitu?.

********

Kini, aku sendirian dikamar ini, ditemani oleh sepi dan dinginnya angin malam. Sedingin hatiku saat dan perasaan perih yang kurasakan.

Ku coba buat pejamkan mata, walaupun tak lena. Terbayang akan perbuatan mas Romi dihotel bintang tujuh bersama dengan wanita muda selingkuhan.

Saat pikiranku mengembara kemana-mana ku dengar pintu kamarku dibuka secara perlahan dari luar, suara langkah kaki pelan masuk.

Setelah itu ku dengar gemericik air dikamar mandi, mas Romi sedang membersihkan dirinya dari bekas percintaan dengan wanita gundiknya jalang itu.

Hatinya terasa perih sekali mengingat betapa mas Romi yang sangat ku cintai tega menghianatiku. Apa salahku? Apa kekuranganku?.

Setelah itu ku rasakan ada yang rebahan didekat, seperti sedang menatapku untuk sejenak. Kemudian, kurasakan gerakan sedikit, lalu tenang.

Entah mengapa, air mataku tak sanggup ku bendung lagi. Aku menangis dalam diam, hingga aku pun tak sadar, terlelap dalam buaian mimpi.

Aku terkaget saat ada tangan besar dan kokoh memelukku. Aku terbangun, dan perlahan aku tepis tangan milik mas Romi. Entah mengapa, aku merasa jijik sekali saat ini saat tangan kotornya itu menyentuhku. Padahal dulu aku begitu senang dan bahagia saat tangannya menyentuh ku. Tapi saat ini sangat berbeda saat ku tahu kalau suamiku sudah selingkuh dibelakangku dengan seorang janda muda.

"Hupffff,,," nafasku terasa terhenti lalu terbangun. Ku lihat mas Romi menatapku dengan rasa tak suka.

"Kenapa?" Ucapnya bernada protes. Tidak aku jawab, memilih untuk mendiamkannya saja dari pada emosiku melonjak, aku tidak mau terjadi keributan dipagi hari buta begini. Dan tentunya akan menggangu kedua anakku yang tidak tahu apa-apa. Kini sedang tertidur lelap dikamar.

"Sudahlah mas. Jangan ganggu aku lagi" balasku singkat. Tidak ingin ada debat, pemicu keributan.

Kemudian aku turun. Aku pergi ke kamar mandi. Dan aku akan memohon pada Allah supaya masalahku ini selesai.

"Berani sekali kau menolakku. Aku ingin masih suami syahmu" omelnya. Geram karena aku tidak peduli dengannya yang lagi duduk memandangku dengan tatapan tajam.

"Mas sadar dengan ucapan mas tadi?" Balasku dingin.

"Mas telah mengalami satu kali tadi pagi. Mas sudah lupa. Mas berbuat selingkuh disaat anak-anak membutuhkan sesosok ayah untuk menemani mereka makan. Tapi apa yang mas lakukan diluar sana. Sungguh menjijikan sekali!" Tandasku. Kini ku tatap tajam balik laki-laki yang syah suamiku yang terlihat tercenung.

"Aku hanya bercanda"

Enak sekali dia mengucapkan tiga patah kata itu. Bercanda. Seorang yang statusnya suami serta punya dua orang anak, melakukan selingkuh itu dianggapnya hanya bercanda. Manusia macam apa dia? Hatinya terbuat dari apa?.

Aku hanya menghela nafas berat atas pembelaannya.

Related chapters

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 03. Perasaan hampa

    Bab 03.***** Tidak tahu jalan pikirannya saat ini. Walaupun masih dengan berat hati, aku masih menyiapkan sarapan pagi untukmu. Walaupun tidak ada senyum atau pun sapa seperti biasanya sehingga rumah ini terasa hambar dan hampa seolah tidak ada penghuninya. Bahkan aku tidak percaya jika orang yang hidup bersamaku hampir enam tahun punya pikiran untuk selingkuh. Kurang apa aku? Cantik? Tentu bukan alasan. Cantik itu relatif dari sudut pandang seseorang yang menilainya. Tidak perlu aku tanyakan hal itu padanya. Lebih baik aku pendam untuk selamanya. "Hari ini aku tidak pulang. Ada lembur dikantor" ucapnya datar. Tidak ku balas, hanya senyum getir yang bisa ku berikan. Karena itu hanyalah alasan untuk selingkuh. Lalu, tampak dia seperti sadar. "Mana minuman yang biasa aku minum itu?" Ia mencari sesuatu yang tak ku suguhkan. Tidak ku jawab... "Kamu budek!" Aku hanya berlalu dan mencuci perabotan kotor yang ku pakai buat tadi untuk masak. Dia tampak kesal ku abaikan sejak

    Last Updated : 2025-02-02
  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 04. Dia tidak selevel denganku.

    Bab 04. *** Ada luka yang membekas dihatiku ini. Nyeri. Nyeri sekali. Namun, kali ini aku tahan untuk kuat didepannya. Aku tidak ingin terlihat RAPUH dihadapan laki laki yang masih berstatus kan suami, walaupun telah menalak aku ke tahap tiga dan aku masih bersabar untuk itu. Ku berani menatapnya dengan tenang, ingin melihat reaksinya seperti apa? Ku hela nafas pelan. "Sudah" kataku singkat. Dengan tenang. Bahkan senyum pun tidak. Ia tampak tersenyum getir menatapku dengan rasa bersalah yang mendalam. Tapi semua sudah terlambat. Perlu diperbaiki. Apanya? Toh, semua sudah terlontar dan tidak bisa ditarik kembali. Rasa penyesalan mendalam ia rasakan, mungkin ia merasa sangat bersalah karena telah mengatakannya tanpa sadar. "Aku benar-benar minta maaf sama kamu. Maukah kamu memaafkan aku" nadanya serius bahkan sedikit ditekan. Ada getaran yang ia pendam. Aku tersenyum tersenyum. "Setelah kamu mengatakan itu, apa kamu baru menyesalinya?. Apa dulu tidak pernah terpikirkan

    Last Updated : 2025-02-06
  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 05

    Pertengkaran kembali. *****Seorang disebrang sana menunggu keputusan. Yang pasti tidak sekarang. Nadanya terdengar tidak sabaran. "Supaya kamu disakiti lebih dalam dan melihat laki-laki bajingan itu bermesraan dihadapanmu, baru kamu akan melepaskannya. Begitu?" Sambungnya lagi dengan nada penuh emosi. "Dengan alasan seperti itu kamu masih tetap bertahan. Jikapun kamu mau hari juga kamu bisa pisah dengan bajingan tak tahu diri itu" dia benar meluap emosinya. "Kau tahu, aku sudah muak dengan pencundang tak tahu diri itu. Setelah dia dapat segalanya darimu. Kini dengan terang-terangan menyakiti hatimu selingkuh dengan wanita lain. Lana! Bukakah kau mengenalnya Luna? Dia dulu yang pernah jadi sainganmu untuk memperebutkan laki-laki yang sekarang sudah mencampakkanmu. Apalagi yang kamu pertahankan Luna? Apa?"Tidak dapat berkata apa-apa lagi setelah dia bicara panjang lebar. "Ayah dan ibu sudah menunggu dirumah. Maaf, aku tidak bisa menemuimu hari juga dalam waktu lama karena aku s

    Last Updated : 2025-02-13
  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 01. Kata CERAI

    Bab 01.***** "Ma, kita cerai!" Dengan mudah laki-laki itu mengatakan CERAI didepan mataku tanpa rasa bersalah sedikitpun. Aku tidak dapat berkata apa-apa atas pernyataannya itu, seolah langit runtuh menimpa tubuhku hingga hancur berkeping-keping. Tidak pernah aku menyangka jika mas Romi, suami yang telah menikahiku hampir lima tahunan lebih menceraikan aku tanpa rasa pertimbangan sama sekali. Air mataku bagai air bah yang menerjang, bercucuran tiada henti. Lidahku kelu, hingga mulutku bungkam memandang nanar dengan rasa tak percaya. Ku usap air mata yang luruh dengan telapak tanganku kasar. Dengan sekuat tenaga ku besarkan hati ini. Menatapnya tajam, mencari kebenaran dari kata-katanya yang terlontar dengan sangat manis namun didalamnya terdapat racun yang amat mematikan. Secara tidak langsung, aku telah menelan racun itu dan hampir membuatku terbunuh seketika. "Yah,,," jawabku singkat, hanya ucapan itu yang meluncur dari bibirku ini. Dengan sedikit anggukan kepala. Kelu

    Last Updated : 2025-02-02

Latest chapter

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 05

    Pertengkaran kembali. *****Seorang disebrang sana menunggu keputusan. Yang pasti tidak sekarang. Nadanya terdengar tidak sabaran. "Supaya kamu disakiti lebih dalam dan melihat laki-laki bajingan itu bermesraan dihadapanmu, baru kamu akan melepaskannya. Begitu?" Sambungnya lagi dengan nada penuh emosi. "Dengan alasan seperti itu kamu masih tetap bertahan. Jikapun kamu mau hari juga kamu bisa pisah dengan bajingan tak tahu diri itu" dia benar meluap emosinya. "Kau tahu, aku sudah muak dengan pencundang tak tahu diri itu. Setelah dia dapat segalanya darimu. Kini dengan terang-terangan menyakiti hatimu selingkuh dengan wanita lain. Lana! Bukakah kau mengenalnya Luna? Dia dulu yang pernah jadi sainganmu untuk memperebutkan laki-laki yang sekarang sudah mencampakkanmu. Apalagi yang kamu pertahankan Luna? Apa?"Tidak dapat berkata apa-apa lagi setelah dia bicara panjang lebar. "Ayah dan ibu sudah menunggu dirumah. Maaf, aku tidak bisa menemuimu hari juga dalam waktu lama karena aku s

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 04. Dia tidak selevel denganku.

    Bab 04. *** Ada luka yang membekas dihatiku ini. Nyeri. Nyeri sekali. Namun, kali ini aku tahan untuk kuat didepannya. Aku tidak ingin terlihat RAPUH dihadapan laki laki yang masih berstatus kan suami, walaupun telah menalak aku ke tahap tiga dan aku masih bersabar untuk itu. Ku berani menatapnya dengan tenang, ingin melihat reaksinya seperti apa? Ku hela nafas pelan. "Sudah" kataku singkat. Dengan tenang. Bahkan senyum pun tidak. Ia tampak tersenyum getir menatapku dengan rasa bersalah yang mendalam. Tapi semua sudah terlambat. Perlu diperbaiki. Apanya? Toh, semua sudah terlontar dan tidak bisa ditarik kembali. Rasa penyesalan mendalam ia rasakan, mungkin ia merasa sangat bersalah karena telah mengatakannya tanpa sadar. "Aku benar-benar minta maaf sama kamu. Maukah kamu memaafkan aku" nadanya serius bahkan sedikit ditekan. Ada getaran yang ia pendam. Aku tersenyum tersenyum. "Setelah kamu mengatakan itu, apa kamu baru menyesalinya?. Apa dulu tidak pernah terpikirkan

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 03. Perasaan hampa

    Bab 03.***** Tidak tahu jalan pikirannya saat ini. Walaupun masih dengan berat hati, aku masih menyiapkan sarapan pagi untukmu. Walaupun tidak ada senyum atau pun sapa seperti biasanya sehingga rumah ini terasa hambar dan hampa seolah tidak ada penghuninya. Bahkan aku tidak percaya jika orang yang hidup bersamaku hampir enam tahun punya pikiran untuk selingkuh. Kurang apa aku? Cantik? Tentu bukan alasan. Cantik itu relatif dari sudut pandang seseorang yang menilainya. Tidak perlu aku tanyakan hal itu padanya. Lebih baik aku pendam untuk selamanya. "Hari ini aku tidak pulang. Ada lembur dikantor" ucapnya datar. Tidak ku balas, hanya senyum getir yang bisa ku berikan. Karena itu hanyalah alasan untuk selingkuh. Lalu, tampak dia seperti sadar. "Mana minuman yang biasa aku minum itu?" Ia mencari sesuatu yang tak ku suguhkan. Tidak ku jawab... "Kamu budek!" Aku hanya berlalu dan mencuci perabotan kotor yang ku pakai buat tadi untuk masak. Dia tampak kesal ku abaikan sejak

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 02. Melihat Suaminya bersama seorang wanita seksi

    Bab 02. ***** "Ma, bagus banget tempat ini?" Decak kagum Shinta kagum dengan tempat yang ku datangi saat ini. "Iya ma, aku belum pernah datang kesini, ma" mata Rama tampak berbinar. "Hmmm,,, " ada seseorang yang berdehem. Sontak aku menoleh kesumber suara. Ku lihat cewek cantik, mempesona, tubuhnya langsing, penampilannya sangat glamour, dengan belahan dada yang menonjol, sedangkan belahan kakinya yang jenjang, sedikit terekspos, tampak begitu jenjang, mulus. Terlihat begitu angkuh, menatapku seolah menghina dengan penampilanku. "Gak salah ada orang udik datang kesini" sindirnya terasa pedas. Namun, aku tidak ada urusan dengan wanita yang otaknya gak beres ini. Dia pikir, dirinya kayak. Aku kesini juga tidak traktiran dia. "Saya datang kesini bukan minta ditraktir olehmu. Kenapa situ sekali sama saya. Anda pikir orang seperti anda yang bisa datang ke tempat ini?" Aku balik sinis padanya. Orang sepertinya kalau didiemin pasti ngelunjak. "Oh, kau sudah merasa hebat ya.

  • Suamiku Mabuk JANDA Kaya Raya    Bab 01. Kata CERAI

    Bab 01.***** "Ma, kita cerai!" Dengan mudah laki-laki itu mengatakan CERAI didepan mataku tanpa rasa bersalah sedikitpun. Aku tidak dapat berkata apa-apa atas pernyataannya itu, seolah langit runtuh menimpa tubuhku hingga hancur berkeping-keping. Tidak pernah aku menyangka jika mas Romi, suami yang telah menikahiku hampir lima tahunan lebih menceraikan aku tanpa rasa pertimbangan sama sekali. Air mataku bagai air bah yang menerjang, bercucuran tiada henti. Lidahku kelu, hingga mulutku bungkam memandang nanar dengan rasa tak percaya. Ku usap air mata yang luruh dengan telapak tanganku kasar. Dengan sekuat tenaga ku besarkan hati ini. Menatapnya tajam, mencari kebenaran dari kata-katanya yang terlontar dengan sangat manis namun didalamnya terdapat racun yang amat mematikan. Secara tidak langsung, aku telah menelan racun itu dan hampir membuatku terbunuh seketika. "Yah,,," jawabku singkat, hanya ucapan itu yang meluncur dari bibirku ini. Dengan sedikit anggukan kepala. Kelu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status